ARSITEKTUR TROPIS
LAPORAN PRAKTIKUM
EVALUASI DESAIN HUNIAN TETAP (HUNTAP) ARCOM MAMBORO
BERDASARKAN KONSEP DESAIN ARSITEKTUR TROPIS
NURHAYATI
F 221 17 102
PRODI S1 ARSITEKTUR
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS TADULAKO
GENAP 2020/2021
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum..........................................................................................2
1.3 Lingkup dan Batasan Pembahasan................................................................2
1.4 Manfaat Kegiatan dan Laporan.....................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................3
2.1 Pengertian Arsitektur Tropis.........................................................................3
2.2 Arsitektur Tropis dan Desain Klimatik.........................................................4
2.3 Prinsip Desain Arsitektur Tropis...................................................................5
2.3.1 Strategi Desain Arsitektur Tropis.......................................................5
2.3.2 Kriteria Perancangan Untuk Arsitektur Tropis...................................12
2.4 Kenyamanan Termal di Daerah Tropis.........................................................14
BAB III METODE PRAKTIKUM.........................................................................16
3.1 Alat dan Bahan..............................................................................................16
3.2 Objek Penelitian............................................................................................17
3.3 Metode Praktikum.........................................................................................21
3.4 Metode Analisis Data....................................................................................21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................22
4.1 Lokasi Tapak.................................................................................................22
4.2 Analisis Karakteristik Iklim di Luar Bangunan............................................23
4.2.1 Temperatur dan Kelembaban..............................................................23
4.2.2 Intensitas Cahaya................................................................................24
4.2.3 Curah Hujan........................................................................................25
4.2.4 Kecepatan dan Arah Angin.................................................................26
4.2.5 Distribusi Frekuensi Kecepatan..........................................................26
4.3 Analisis Kondisi Termal Bangunan..............................................................27
4.3.1 Temperatur dan Kelembaban..............................................................27
4.3.2 Kecepatan dan Arah Angin.................................................................28
4.4 Analisis Kondisi Visual Bangunan...............................................................29
4.4.1 Intensitas Cahaya................................................................................29
4.4.2 Intensitas Cahaya Kolong Lantai........................................................30
4.5 Rekomendasi Desain.....................................................................................31
ii
4.5.1 Sketsa Site Plan dan Potongan Site.....................................................31
4.5.2 Sketsa Denah dan Potongan................................................................31
BAB V PENUTUP....................................................................................................32
5.1 Kesimpulan dan Saran..................................................................................32
5.1.1 Kesimpulan.........................................................................................32
5.1.2 Saran....................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................33
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Praktikum
Dadi latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana kinerja kenyamanan termal suatu bangunan, dan bagaimana desain yang
baik dalam merespon ikilm setempat.
Tanggung jawab kita sebagai perancang terhadap aspek fisik bangunan dan
juga efek negatif yang ditimbulkan oleh bangunan dapat direduksi dengan
mempelajari bangunan yang memperhatikan iklim tropis lembap di Indonesia.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
konsep bangunan tropis selalu dihubungkan dengan sebab akibat dan adaptasi bentuk
(tipologi) bangunan terhadap iklim, banyak juga interpretasi konsep ini dalam tren
yang berkembang dalam masyarakat; sebagai penggunaan material tertentu sebagai
representasi dari kekayaan alam tropis, seperti kayu, batuan ekspos, dan material asli
yang diekspos lainnya.
4
2. Insulasi panas untuk radiasi matahari yang menembus permukaan luar dinding
3. Permukaan sebagai diffuser untuk radiasi matahari tidak langsung
4. Vegetasi, atap dengan ventilasi untuk konveksi / aliran udara atau aliran fluida
5. Untuk permukaan tanah yang tidak menyerap panas dipakai sistem lantai
panggung (mengatasi radiasi dari tanah)
6. Aspek kenyamanan thermal untuk perencanaan lingkungan binaan mencakup :
a. Eksterior bangunan
b. Interior bangunan
c. Selubung bangunan
5
menyebabkan perbedaan temperatur udara di dalam ruangan (Jamala,
et.al, 2003).
3) Pengaruh orientasi bangunan terhadap arah angin dapat dilihat di bawah
ini
Pengaruh orientasi bangunan terhadap arah angin (Krisan, et. al, 2001)
b) Topografi
Topografi akan mempengaruhi pergerakan udaya yang berdampak pada
temperatur kawasan dan menggambarkan pengaruh topografi terhadap pergerakan
angin, yaitu :
a. Kemiringan bukit membelokan
angin pada tapak yang berefek
terhadap kekencangan angin. Angin
yang kencang akan lebih dirasakan
pada arah kemiringan bukit
b. Profil bukit mengalihkan angin
yang akan terasa pada jarak yang
jauh sehingga mempengaruhi
kecepatan angin pada jarak tertentu.
c. Lembah di perbukitan akan
menyalurkan angin dan
6
memberikan pengaruh terhadap
kondisi termal sebagai aliran udara
yang memberikan penyejukan pada
daerah lereng
d. Aliran udara yang disalurkan di
antara bukit akan menghasilkan
variasi kecepatan, dimana
dibelokkan sesuai dengan profil
bukit akibat aliran kecepatan angin
yang melewati celah antara bukit.
e. Pengaruh Posisi Bangunan
terhadap Pola Pergerakan Angin
Berdasarkan Kondisi Topografi
(Boutet, 1987)
c) Penataan Bangunan
Penataan bangunan dan ruang di daerah tropis harus memperhatikan hal - hal
penting untuk diperhatikan:
a. Bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak yang cukup antara masing - masing
bangunan, untuk menjamin sirkulasi udara yang baik.
b. Orientasi Utara-Selatan (condong untuk mencegah pemanasan fasad yang
lebih lebar ke ruang internal). Orientasi bangunan juga sebaiknya tegak lurus
terhadap arah angin, namun juga harus memiliki perlindungan yang tepat
terhadap masuknya hujan.
c. Ruangan ditata side-by-side untuk mengijinkan ventilasi silang. Keterbukaan
atau tidak adanya sekat ruang didalam hunian membantu pelepasan panas
menjadi lebih mudah (Santosa, 2001).
7
d. Rangkaian ruang-ruang terbuka harus tidak memiliki koridor/ partisi internal
yang menghalangi sirkulasi udara dan tangga sebaiknya ditempatkan secara
eksternal pada ujung (nok) atap rumah (yang menonjol).
8
a. Menghalangi dan menyaring aliran (obstruction dan filtering).
b. Mengarahkan aliran angin (redirecting) atau channeling guidance.
c. Defleksi dan intesepsi
9
(2011) menjelaskan bahwa tingkat pencahayaan dan faktor peneduh, serta temperatur
permukaan dinding bangunan menunjukan kemampuan besar dari penghijauan untuk
mencegah radiasi.
Kanopi vegetasi sebagai filter radiasi matahari dan angin (Perez et.al (2011) dan
Wong et.al (2009)
2. Elemen Bangunan
a. Dinding Bangunan
Pada dasarnya terdapat dua kategori dinding yaitu (Koenigsbergar, 1973):
1) Dinding eKsternal (line of enclosure), yaitu kulit bangunan yang memisahkan
bagian interior dengan eksteriornya dalam batasan udara dan kelembaban
2) Dinding internal (partisi dalam ruang) Tipe-tipe desain dinding bangunan
seperti berikut:
a) Thin skins
Thins skins adalah elemen dinding sebagai kulit yangberfungsi sebagai
filter iklim dengan mengacu padamaterial dalam memodifikasi iklim. Ada
2 jenis material yang digunakan, yakni, Elemen Opaque (massif) dan
Elemen Transparan
b) Inclined skin
Inclined skin merupakan dinding yang diangkat dan diorientasikan
secara bebas dengan sudut tertentu baik secaravertikal maupun horizontal,
10
bisa berbahan opaque maupun transparan.Tujuannya untuk meningkatkan
performa termal dengan mekanisme :
Meningkatan performa dinding
Menyediakan ventilasi
Memberikan pembayangan yang mencegah radiasi matahari dari
sudut yang rendah untuk masuk ke bangunan
Memberikan view dari bangunan dan ruang terbuka sekitar
bangunan.
View dengan arah ke bawah dapat mengurangi resiko kesilauan
Potongan Inclined Skins dengan Material Kaca (Hyde, 2000) (kanan dan tengah)
dan ilustrasi desain inclined skins (kiri)
c) Thick skins
Thick skins adalah dinding bangunan dengan kedalaman fasade dan
proyeksi untuk mendapatkan efek pembayangan dari matahari. Beberapa
metode pembayangan berdasarkan orientasi matahari, yakni :
Pada sudut matahari tinggi menggunakan alat pembayangan horizontal
Pada sudut matahari rendah menggunakan alat pembayangan vertical
11
2.3.2 Kriteria Perancangan Untuk Arsitektur Tropis
Kondisi iklim tropis lembab memerlukan syarat-syarat khusus dalam
perancangan bangunan dan lingkungan binaan, mengingat ada beberapa factor- faktor
spesifik yang hanya dijumpai secara khusus pada iklim tersebut, sehingga teori-teori
arsitektur, komposisi, bentuk, fungsi bangunan, citra bangunan dan nilai-nilai estetika
bangunan yang terbentuk akan sangat berbeda dengan kondisi yang ada di wilayah
lain yang berbeda kondisi iklimnya.
Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang berpengaruh dalam
perancangan bangunan pada iklim tropis lembab adalah, yaitu :
1. Kenyamanan Termal
Usaha untuk mendapatkan kenyamanan thermal terutama adalah mengurangi
perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup dan membawa panas keluar
bangunan serta mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung matahari maupun dari
permukaan dalam yang panas. Perolehan panas dapat dikurangi dengan menggunakan
bahan atau material yang mempunyai tahan panas yang besar, sehingga laju aliran
panas yang menembus bahan tersebut akan terhambat.Permukaan yang paling besar
menerima panas adalah atap. Sedangkan bahan atap umumnya mempunyai tahanan
panas dan kapasitas panas yang lebih kecil dari dinding. Untuk mempercepat
kapasitas panas dari bagian atas agak sulit karena akan memperberat atap. Tahan
panas dari bagian atas bangunan dapat diperbesar dengan beberapa cara, misalnya
rongga langit-langit, penggunaan pemantul panas reflektif juga akan memperbesar
tahan panas. Cara lain untuk memperkecil panas yang masuk antara lain yaitu :
a. Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat.
b. Melindungi dinding dengan alat peneduh.
Perolehan panas dapat juga dikurangi dengan memperkecil penyerapan panas
dari permukaan, terutama untuk permukaan atap. Warna terang mempunyai
penyerapan radiasi matahari yang kecil sedang warna gelap adalah sebaliknya.
Penyerapan panas yang besar akan menyebabkan temperatur permukaan naik.
12
Sehingga akan jauh lebih besar dari temperatur udara luar. Hal ini menyebabkan
perbedaan temperatur yang besar antara kedua permukaan bahan, yang akan
menyebabkan aliran panas yang besar.
2. Aliran Udara Melalui Bangunan
Kegunaan dari aliran udara atau ventilasi adalah :
a. Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk
pernapasan, membawa asap dan uap air keluar ruangan, mengurangi
konsentrasi gas-gas dan bakteri serta menghilangkan bau.
b. Untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan termal, mengeluarkan panas,
membantu mendinginkan bagian dalam bangunan.
Aliran udara terjadi karena adanya gaya thermal yaitu terdapat perbedaan
temperature antara udara di dalam dan diluar ruangan dan perbedaan tinggi antara
lubang ventilasi. Kedua gaya ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
mendapatkan jumlah aliran udara yang dikehendaki. Jumlah aliran udara dapat
memenuhi kebutuhan kesehatan pada umumnya lebih kecil daripada yang diperlukan
untuk memenuhi kenyamanan termal.
3. Radiasi Panas
Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk ke dalam
bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya, untuk mencegah hal
itu dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading Device). Pancaran panas dari
suatu permukaan akan memberikan ketidaknyamanan thermal bagi penghuni, jika
beda temperatur udara melebihi 40C. hal ini sering kali terjadi pada permukaan
bawah dari langit-langit atau permukaan bawah dari atap.
2.4 Kenyamanan Termal di Daerah Tropis
Kenyamanan termal adalah suatu kondisi termal yang disarankan oleh
manusia bukan oleh benda, binatang, dan arsitektur, tetapi dikondisikan oleh
lingkungan dan benda-benda disekitar arsitekturnya. Kenyamanan termal merupakan
pokok untuk membangun sebuah bangunan. Kenyamanan yang membuat penghuni
atau pengguna bangunan dapat melakukan aktivitas.
13
Kenyamanan ermal dapat diperoleh engan beberapa cara dan beberapa
penanggulangan dari beberapa sisi, yaitu dari sumber panas, kelembapan, angina,
radiasi panas sumber.
1. Sumber panas (Pembakaran karbohidrat dalam makanan, suhu udara, radiasi
matahari). Untuk itu harus ada heat transfer (menurunkan untuk pertukaran
panas) dari tubuh ke lingkungan, dengan cara :
- Konduksi, misalnya dengan memegang benda yang dingin atau berpindah ke
tempat yang lebih dingin. Penurunan panas yang terjadi sangat kecil.
- Konveksi, pertukaran udara melalui fluida bergerak. Penurunan panas yang
terjadi 40%. Misalnya, saat kepanasan kita keluar untuk mencari udara segar
atau fluida bergerak.
- Radiasi, penurunan panas yang terjadi 40%. Radiasi matahari diatasi dengan
menjauhi radiasi tersebut, atau dengan mengurangi makan, sebab makanan
menaikan suhu tubuh.
- Evaporasi, memperbanyak penguapan. Penurunan panas 20% (kipas-kipas
untuk mempercepat evaporasi
2. Kelembaban, harus mengkondisikan atau mengendalikan kelembaban yang
berasal dari :
- Keringat benda-benda
- Sumber kelembaban sumber air
- Tanaman
Teknologi dengan memakai dehumidfler (AC), mengatur kelembaban supaya
sesuai dengan yang diinginkan.
3. Angin, terjadi angina karena adanya beda tekanan :
- Gaya angin
- Gaya suhu
Biasanya gaya angina lebih besar dari suhu.
4. Radiasi panas sumber, sinar matahari langsung dan tidak langsung (pemantulan
dan konduksi), pembakaran. Dapat diartikan akan adanya cahaya langsung dan
14
radiasi yang tidak langsung. Sinar memanaskan udara di sekitar atap sehingga
panasnya akan menembus bangunan.
Pengaruh-pengaruh tersebut sangatlah penting untuk merancang sebuah
bangunan. Tujuan banguna dirancang untuk memenuhi kebutuhan manusia yang
menciptakan lingkungan yang nyaman, sehat, menyenangkan, dan mencangkup
kondisi iklin sekitar. Factor tersebut sangatlah mempengaruhi bangunan yang akan di
rancang.
View dan orientasi bangunan tropis :
1. Menghadap pada arah dimana sinar matahari diusahakan dapat memasuki
ruangan pada pagi hingga sore hari
2. Ruangan dengan fungsi public atau pusat aktifitas berada pada kawasan yang
mendapat cahaya matahari langsung, dengan suatu system pelindung yang
menambah kenyamanan manusia.
Bahan-bahan atau bagian pendukung kenyamanan pada kondisi tropis :
1. Sun protection, adalah suatu bagian yang memprotec atau menjaga bagian dalam
bangunan atau interior dengan suatu system atau bahan yang menambah
kenyamanan
2. Sun shading, adalah suatu bagian penyaring sinar matahari pada bukaan atau
ventilasi ruangan, yang biasanya terdapat pada material kaca atau penyangga
ventilasi bangunan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
15
Termometer
Hidrometer
Anemometer
Hobolodger
b. Alat Pendukung :
Rollmeter
Kamera
Pulpen
Buku atau Kertas
Stopwatch atau Alarm
16
17
18
19
20
3.3 Metode Praktikum
Praktikum dilakukan dengan cara melakukan observasi, wawancara, survei
dan penelitian secara langsung pada lokasi survei, yaitu hunian tetap (huntap) arcom
mamboro.
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
22
4.2 Analisis Karakteristik Iklim Luar Bangunan
4.2.1 Temperatur dan Kelembaban
Gambar 1. Hasil Pengukuran Temperatur (°C) dan Kelembaban Luar (%) di Huntap
Mamboro ARKOM
23
GMT +08:00 Terendah : 25 Co Terendah : 58 RH
10 18/06/2021 25 Co 58 RH
GMT +08:00
Gambar 2. Hasil Pengukuran Intensitas Cahaya Outdoor (lux) di Huntap Mamboro ARKOM
24
4.2.3 Curah Hujan
25
4.2.4 Kecepatan dan Arah Angin
Gambar 4. Hasil Pengukuran Kecepatan (m/s)dan Arah Angin (ø) di Huntap Mamboro
ARKOM
26
4.3 Analisis Kondisi Termal Bangunan
4.3.1 Temperatur dan Kelembaban
27
4.3.2 Kecepatan dan Arah Angin
28
4.4 Analisis Kondisi Visual Bangunan
4.4.1 Intensitas Cahaya
29
4.4.2 Intensitas Cahaya Kolong Lantai
10
Intensitas Cahaya (Lux)
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Gambar 8. Intensitas Cahaya Indoor dan Outdoor Sampel 2 Kolong Lantai (Siang Hari),
Pengukuran Manual Berdasarkan Grid
10
Intensitas Cahaya (Lux)
0
0 2 4 6 8 10 12
Gambar 9. Intensitas Cahaya Indoor dan Outdoor Sampel 2 Lantai 2 (Siang Hari),
Pengukuran Manual Berdasarkan Grid
30
4.5 Rekomendasi Desain
4.5.1 Sketsa Site Plan dan Potongan Site
Ruang Tidur
Untuk beristirahat
WC/KM
Penambahan WC/KM pada rumah untuk menjaga kesan privasi dari rumah tersebut
2. Geometri Bangunan
Ukuran ruang berdasarkan pada data arsitek. Bentuk bangunan disesuaikan
dengan kondisi iklim tropis daerah pesisir tanpa adanya transformasi bentuk
31
BAB V
PENUTUP
5..1.2 Saran
Sebaiknya perlu penataan dan peninjauan kembali kawasan area huntap dan
bentuk bangunan untuk memaksimalkan potensi iklim daerah setempat.
32
DAFTAR PUSTAKA
Alfata, Fajri, Nur, Muhammad., Nugroho, Agung, Murti., & Ekasiwi, Sri, Nastiti.
(2014). Kenyamanan termal pada ruang iklim di dua daerah dengan karakteristik
iklim yang berbeda. Jurnal permukiman, 9 (1), 28-40.
Imran, Mohammad. Pengaruh iklim terhadap bentuk dan bahan arsitektur bangunan.
Jurnal peradaban sains, rekayasa dan teknologi, 1 (1), 1-10.
Prasetyo, Hermawan, Yuri,. Astuti, Sri. (2017). Ekspresi bentuk klimatik tropis
arsitektur tradisional nusantara dalam regionalism. Jurnal Permukiman, 12 (2),
80-93
33