Anda di halaman 1dari 4

KETERKAITAN SISTEM DAN PERKOTAAN DENGAN JURNAL

“DINAMIKA SISTEM KOTA-KOTA DAN PEMILIHAN ALTERNATIF PUSAT


PERTUMBUHAN BARU DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA”

MATA KULIAH : ANALISIS EKONOMI WILAYAH & KOTA

OLEH :

RIAN REZKI WIDODO

60800120029

T.PWK B

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2021
TUGAS PERTEMUAN KE- 12

1. Silahkan baca jurnal dan simpulkan materi yang terkait dengan system dan perkotaan
serta bagaimana keterkaitan dengan sektor ekonomi.
2. Kaitkan isi jurnal dengan teori wilayah dan kota serta sistem.

Jawaban:

1. Kesimpulan Materi yang dikaitkan dengan Sistem dan Perkotaan serta


Keterkaitan dengan Sektor Ekonomi Dinamika Sistem Kota-Kota dan Pemilihan
Alternatif Pusat pertumbuhan Baru di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
(Bambang Sriyanto Eko Prakoso dan Luthfi Muta’ali )
Dinamika sistem kota-kota di Provinsi DIY sepanjang tahun 1960-2002
memperlihatkan gejala primacy atau pemusatan perkembangan di Kota Yogyakarta dan
sekitarnya (pinggiran). Hal tersebut mengindikasikan adanya kesenjangan
perkembangan wilayah dan beban kota semakin meningkat. Semakin tinggi peringkat
wilayah, semakin dinamis perubahan yang terjadi, serta semakin tinggi karakter
kekotaan yang dimilikinya. Fenomena pemusatan perkembangan yang terjadi di Kota
Yogyakarta dan sekitarnya merupakan bukti empiris pemusatan sistem perkotaan.
Berdasarkan analisis yang komprohensif, ditetapkan kluster pusat pertumbuhan baru di
lima Kanbupaten Kota, yaitu Kluster Sentolo (Kabupaten Kulonprogo), Kluster
Srandakan-Galur (Kabupaten Bantul), Kluster Playen-Patuk (Kabupaten Gunung
Kidul), Kluster Tempel-Sleman (Kabupaten Sleman), dan Kluster Giwangan (Kota
Yogyakarta). Pusat pertumbuhan baru harus “Mandiri” dan diintegrasikan dengan
wilayah belakangnya (hinterland), sehingga tercipta keterkaitan fisik maupun ekonomi,
khususnya dengan daerah perkotaan atau kawasan sentra produksi (agropolitan).
2. Keterkaitan isi jurnal “Dinamika Sistem Kota-Kota dan Pemilihan Alternatif Pusat
pertumbuhan Baru di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta” dengan teori
wilayah dan kota serta sistem.
Pusat pertumbuhan adalah suatu wilayah atau kawasan yang berkembang pesat
dan mampu memengaruhi wilayah sekitarnya. Pusat pertumbuhan berkaitan dengan
konsep keruangan dapat dijabarkan dengan beberapa teori, salah satunya adalah teori
kutub pertumbuhan. Francois Perroux mendefinisikan kutub pertumbuhan sebagai
pusat-pusat dalam wilayah ekonomi yang abstrak (belum terpetakan), yang
memancarkan kekuatan sentrifugal (membesar atau menyebar) dan kekuatan sentripetal
(bergerak menuju sumbu) yang menarik. Contoh dari kutub pertumbuhan yang ada di
Indonesia salah satunya adalah Malioboro. Malioboro dikenal sebagai pusat
pertumbuhan sekaligus ikon dari Yogyakarta, yang perekonomiannya berpusat pada
pasar, souvenir, kuliner, dan lain sebagainya. Kota Yogyakarta sudah berkembang
sedemikian pesatnya, sehingga perkembangannya meluas ke daerah di sekitarnya.
Daerah yang menjadi pusat perkembangan selalu memiliki ciri-ciri perkotaan,
Secara fungsional, karakteristik umum desa atau kluster desa yang terpilih sebagai
alternatif pusat pertumbuhan, baik pusat pertumbuhan utama maupun kedua adalah
merupakan ibukota kecamatan, yang memiliki jarak relatif dekat serta aksesibilitas yang
baik dengan aglomerasi Kota Yogyakarta. Desa yang relatif jauh dengan kota
Yogyakarta umumnya merupakan daerah pedesaan.
Tahap selanjutnya, desa/kluster desa yang terpilih menjadi pusat pertumbuhan
potensial tersebut akan dianalisis kesesuaiannya dengan Kebijakan Pemerintah,
Khususnya Tata Ruang Wilayah dengan metode deskriptif. Kebijakan tersebut antara
lain:
1. Memiliki nilai hirarki sistem kota-kota yang tinggi dan bukan pusat yang ada
(pusat ibukota Kabupaten). Selain itu juga mengalami proses perubahan nilai
hirarki sistem kota-kota yang cepat.
2. Memiliki karakter kekotaan yang potensial dan berubah cepat.
3. Tidak termasuk Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (Kota Yogyakarta dan
wilayah pinggirannya)
4. Memiliki jarak yang cukup jauh dengan pusat kota (Yogyakarta) atau terdapat
space green area, untuk menghindari proses penyatuan dengan kota utama.
5. Memiliki aksebilitas atau daya jangkau yang relatif baik terhadap pusat kota
(Yogyakarta), baik dari aspek sarana transportasi maupun prasarananya.
6. Memiliki kesesuaian dengan kebijakan politik (tata ruang wilayah), khususnya
kebijakan hirarki permukiman atau sistem kota-kota.
7. Memilki suatu kegiatan daan fungsi wilayah yang menonjol, baik yang bersifa
produksi (basis ekonomi) maupun fungsi wilayah (fasilitas yang menonjol).
Memiliki leading industries yang dapat mempengaruhi perkembangan wilayah
disekitarnya.
8. Wilayah pusat pengembangan baru harus mampu mendorong perkembangan
wilayah perdesaan atau terkait dengan kebijakan pengembangan wilayah
pedesaan umumnya (seperti agropolitan).
Berdasarkan kriteria dan analisis komprohensif tersebut dihasilkan empat
kuster pusat pertumbuhan terpilih di empat kabupaten dan satu tambahan
(pelengkap) kluster di Kota Yogyakarta. Penggunaan kluster dalam pemilihan pusat
pertumbuhan dikarenakan kesulitan membatasi perkembangan dengan batas
administrasi dan adanya keterkaitan fungsional yang erat dengan wilayah sekitarnya.
Kluster terpilih sebagai pusat pertumbuhan baru adalah Kluster Sentolo (Kabupaten
Kulonprogo), Kluster Srandakan-Galur (Kabupaten Bantul), Kluster Playen-Patuk
(Kabupaten Gunung Kidul), Kluster Tempel-Sleman (Kabupaten Sleman), dan
Kluster Giwangan (Kota Yogyakarta).

Jadi, Keterkaitan antara jurnal “Dinamika Sistem Kota-Kota dan Pemilihan


Alternatif Pusat pertumbuhan Baru di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”
dengan teori wilayah dan kota, Dimana salah satu teori wilayah dan kota adalah pusat
pertumbuhan, dalam jurnal disebutkan bahwa perkembangan Kota Yogyakarta
mempengaruhi wilayah sekitarannya aatau wilayah pinggiran. Hirarki sistem
kotakota dapat digunakan untuk memilih atau menentukan pusat pertumbuhan baru.
Asumsi Dasar adalah bahwa wilayah yang memiliki urutan rangking kota tinggi
(jumlah penduduk) dan mengalami perubahan (kenaikan) peringkat, maka semakin
berpotensi sebagai pusat pertumbuhan baru.

Anda mungkin juga menyukai