FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2021
² Mereview 2 jurnal mengenai penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Penyediaan Hutan Kota dan Taman Kota sebagai
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik Menurut Judul Preferensi Masyarakat di Kawasan Pusat Kota Tangerang Penyediaan Hutan Kota dan Taman Kota sebagai Jurnal Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik Menurut Preferensi Masyarakat Volume dan Volume 1 Nomor 3, 2015, hlm 101-110 Halaman Tahun 2015 Penulis Nadia Imansari, Parfi Khadiyanta Reviewer Milda Apriliana Tanggal 22 Oktober 2021 Mengkaji fungsi dan kriteria penyediaan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) publik pada hutan kota Tujuan dan taman kota serta memberikan rekomendasi Penelitian dalam peningkatan kualitas hutan kota dan taman kota sebagai ruang terbuka hijau (RTH) publik berdasarkan preferensi masyarakat. Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik, hutan kota, Subjek Penelitian Taman kota dan Preferensi masyarakat Metode Metode pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yakni pengumpulan data penelitian primer dan pengumpulan data sekunder. Teknik sampling yang dilakukan dalam penelitian ini adalah random sampling, dimana teknik ini merupakan cara pengambilan sampel secara acak atau tanpa pandang bulu dan memiliki kemungkinan tertnggi dalam menetapkan sampel yang representati. Adapun teknik random sampling yang digunakan adalah non probability sampling dengan jenis accidental sampling Masyarakat menginginkan RTH publik yang berfungsi sebagai peneduh dan paru-paru kota, juga ingin adanya. RTH publik yang dapat menjadi pusat Hasil Penelitian interaksi dan komunikasi masyarakat serta sarana rekreasi. Selain itu, masyarakat memilih RTH publik yang dapat memberikan kenyamanan misalnya dengan menyediakan fasilitas yang memadai. Penulis memberikan wadah kepada masyarakat untuk menampung keinginan masyarakat dengan melakukan proses analisis masyarakat terkait Kekuatan penyediaan hutan kota daan taman kota, Penelitian peningkatan kualitas RTH berdasarkan karakteristik pengguna. Sehingga pemerintah nantinya tidak salah dalam mengambil keputusan. Kelemahan Penulis tidak menggunakan metode pemetaan yang Penelitian dapat memudahkan pembaca. Ruang terbuka hijau (RTH) khususnya di wilayah perkotaan memiliki fungsi yang penting diantaranya terkait aspek ekologi, sosial budaya, dan estetika. Adapun dalam penyediaannya, haruslah memenuhi kriteria ruang publik yang ideal seperti lokasi yang mudah dijangkau, nyaman, dan memberikan rasa Kesimpulan aman bagi penggunanya. Masih kurangnya ketersediaan jumlah RTH publik khususnya hutan kota dan taman kota pada kawasan pusat kota tangerang sedikit banyak mempengaruhi fungsi hutan kota dan taman kota tersebut sebagai ruang terbuka hijau (RTH) publik. Upaya dan Implikasi Ruang Terbuka Hijau Judul (RTH). Jurnal Kebijakan Publik Volume dan Halaman Volume 9, Nomor 1, Maret 2018, hlm. 1-68 Tahun 2018 Penulis Dadang Mashur dan Zaili Rusli Reviewer Milda Apriliana Tanggal 22 Oktober 2021 Mengkaji Bentuk dan Fungsi Ruang Terbuka Hijau, serta Upaya Peningkatan Kualitas dan Tujuan Penelitian Kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan implikasi Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ruang Terbuka Hijau (RTH), Penataan, Subjek Penelitian Upaya, Implikasi Metode yang dilakukan dalam penitian ini yaknidengan metode kualitatif berdasarkan studi lite-ratur yang dilakukan secara mendalam gunamempertajam analisis yang Metode penelitian dipaparkan. Metode studi literatur digunakan dalam memberikan analisis atas masalah yang menjadi sorotan. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan observasi lapangan. Hasil Penelitian 1. Bentuk dan Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH), Secara fisik RTH dapat dibedakan men- jadi RTH alami yang berupa habitat liar alami, kawasan lindung dan taman- taman nasional, maupun RTH non-alami atau binaan yang seperti taman, lapangan olah raga, dan kebun bunga.Dari segi fungsi RTH dapat berfungsi secara ekologis, sosial/budaya, arsitektural, dan eko- nomi. Secara ekologis RTH dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udara, dan menurunkan temperatur kota.Bentuk-bentuk RTH perkotaan yang berfungsi ekologis antara lain seperti sabuk hijau kota. 2. Upaya Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Upaya yang bisa dilakukan warga Kota Pekanbaru di halaman rumah masing- masing ialah dengan penanaman pohon atau tanaman, selain udara menjadi lebih sejuk, polusi udara juga bisa dikurangi. Untuk menutupi kekurangan tempat menyimpan cadangan air tanah, setiap keluarga bisa melengkapi rumahnya, yang masih memiliki sedikit halaman, dengan sumur resapan. Dengan sumur resapan itu, air hujan yang turun tidak terbuang percuma, tetapi ditampung di tanah. Adapun cara peningkatan kualitas dan kuantitas RTH untuk tetap meningkatkan daya resap air, dan pengendalian kuantitas air tetap harus di bantu oleh pemerintah sekitar. Sebab, pemerintah memiliki peran penting pula dalam pengendalian dan meningkatkan daya resap air. 3. Implikasi Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan existing condition ruang terbuka hijau. Kawasan terbuka hijau di Kota Pekanbarusesuai dengan luas kawasan hijau yang ditetapkan 40 persen dari luas wilayah masih mencukupi. Kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) kawasan hijau. Kawasan terbuka hijau di Kota Pekanbaru berjumlah 12.790,73 hektar. Kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan luas wilayah berjumlah 25.290,4 hektar. Terdapat kekurangan ruang terbuka hijau sekitar 12.499,67 hektar Kelebihannya terletak pada meteri yang cukup lengkap terlihat pada sub-sub judul dalam jurnal tersebut yang lengkap dan mendetail, kemudian kelebihan dari jurnal tersebut adalah penulis dapat mengembangkan beberapa poin-point kecil Kekuatan Penelitian namun cukup penting untuk di kaji, seperti memberikan beberapa pendapat pendapat mengenai ruang kota agar memudahkan pembaca memahami isi jurnal, koefisien dasar bangunan, gerakan kota hijau dan penulis dapat melakukannya dengan cukup baik. Kelemahan Penelitian Penulis tidak hanya mengambil data dengan kuisioner tapi dengan studi dokumentasi. Namun penulis ti dak menjelaskan bagaimana studi dokumentasi yang ia lakukan, hasil studi dokumentasi juga tidak dibahas oleh penulis dalam jurnal tersebut. Padahal, studi dokumentasi sangat di perlukan dalam penelitian. Kesimpulan (Hasil Review)