Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Penelitian mengenai Survey PSP (Pengaetahuan Sikap Perilaku) Penggunaan


Obat Antibiotik menggunakan metode pendeketan Kuantitatif dengan Cross sectional
design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan masyarakat di
lingkungan Universitas Muhammadiyah Palembang yang bersedia menjadi responden
penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 April 2019. Survei PSP yang dilakukan
di lingkungan Universitas Muhammadiyah Palembang. Untuk memperoleh jumlah
responden sebanyak 30 orang, kami mengambil secara acak orang yang datang dan
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari 30 responden, distribusi jenis kelamin laki-
laki sebanyak 54% dan perempuan sebanyak 46%, distribusi kelompok umur antara 21 –
25 tahun dengan tingkat pendidikan tamat SMA dan sedang menyelesaikan S1 sebagai
seorang mahasiswa.

4.1.1 Tingkat pengetahuan


Table 4.1 Pengetahuan mahasiswa mengenai tujuan penggunaan antibiotik
No Penggunaan antibiotic untuk
1. Penyakit karena infeksi bakteri 27
2. Penyakit bawaan sejak lahir -
3. Tidak tahu 3

Table 4.2 Pengetahuan mahasiswa mengenai jenis dan nama antibiotic.


No Banyak jenis dan nama antibiotik
1. Tahu 13
2. tidak tahu 17

Tabel 4.3 Pengetahuan mahasiswa mengenai penyakit/gejala yang dapat menggunnakan


antibiotic.
No Penggunaan antibiotic untuk gejala
1. Demam 24
2. Asma 1
3. Tidak tahu 5

Table 4.4 Pengetahuan mahasiswa mengenai penggunaan antibiotic yang harus sesuai petunjuk
doker
No Penggunaan antibiotic harus sesuai
petunjuk dokter
1. Ya 8
2. tidak 20
3. Tidak tahu 2

Tabel 4.5 Pengetahuan mahasiswa mengenai adanya keterbatasan atau larangan penggunaan
suatu antibioitk tertentu pada anak dan ibu hamil
No Keterbatasan atau larangan penggunaan
antibiotic tertentu pada anak dan ibu
hamil
1. Tahu 12
2. Tidak tahu 24

Table 4.6 Pengetahuan mahasiswa mengenai dampak yang akan terjadi jika penggunaan
antibiotic tidak tepat dosis
No Dampak penggunaan antibiotic tidak
tepat dosis
1. Kuman kebal terhadap antibiotik 20
2. Kuman menjadi lebih mudah terbunuh 4
oleh antibiotik
3. Tidak tahu 6

Table 4.7 Pengetahuan mahasiswa mengenai waktu berhenti pengggunaan obat antibiotic
No Waktu berhenti penggunaan antibiotik
1. Jika gejala sudah hilanh 20
2. Jika obat sudah habis 9
3. Tidak tahu 1

Table 4.8 Pengetahuan mahasiswa mengenai penyimpanan obat antibiotic


No Penyimpanan antibotik
1. Terhindar dari sinar matahari 25
2. Boleh terkena sinar matahari 4
3. Tidak tahu 1

Table 4.9 Pengetahuan mahasiswa mengenai dampak antibiotik yang dapat menyebabkan alergi
No Penggunaan antibiotic untuk
1. Ya 20
2. tidak 5
3. Tidak tahu 5

4.2 Pembahasan

Pengetahuan tentang Penggunaan Obat Antibiotik


Pengetahuan mahasiswa di lingkungan Universitas Muhammadiyah Palembang mengenai
penggunaan obat antibiotic dari data yang ada ternyata sebagian besar masyarakat tidak
mengetahui mengenai jenis dan nama antibiotic, mereka beranggapan bahwa antibiotik hanya
satu dan tidak mempunyai jenis-jenis. Hal ini menunjukkan kurangnya pengetahuan masyarakat
mengeni jenis dan nama antibiotic. Menurut teori yang dikemukakan oleh Pranata GA.,
Isbandrio., Bambang., et al., (2014) Berdasarkan penggunaannya, antibiotik dibagi menjadi dua
yaitu antibiotik terapi dan antibiotik profilaksis.
Meskipun demikian, masyarakat tersebut tahu bahwa antibiotic adalah obat yang
digunakan untuk penyakit akibat infeksi bakteri. Gejala klinis yang dapat menggunakan obat
antibiotic untuk diketahui masyarakat yaitu hanya gejala demam. Keputusan untuk memakai
antibiotik sering tidak didasari data klinik dan laboratorik yang memadai dan sering kurang
memperhatikan aspek farmakologik obat yang dipilih. Pemakaian antibiotik yang hanya
didasarkan adanya demam sebagai tanda infeksi sangat tidak rasional dan potensial dapat
membahayakan pasien. Pemilihan antibiotik harus didasarkan atas spektrum antibiotik,
efektivitas klinik, keamanan, kenyamanan dan cocok tidaknya obat yang dipilih untuk pasien
bersangkutan, biaya atau harga obat, serta potensi untuk timbulnya resistensi (Tambunan, 2004).
Masyarakat tidak mengetahui cara pemilihan antibiotic yang tepat dan harus
menggunakan petunjuk dokter. Hal ini dapat menjadi salah satu permasalahan terkait
penggunaan antibiotic, dimana menurut teori yang dikemukakan oleh Djawaria., Setiadi.,
Setiawan (2018) Salah satu permasalahan terkait penggunaan antibiotik di komunitas adalah
penggunaan antibiotik tanpa resep dokter dan fenomena tersebut merupakan masalah kesehatan
global.
Sebagian besar mahasiswa juga memiliki pengetahuan bahwa kuman akan kebal jika
antibiotic digunakan tidak tepat dosis tetapi mereka beranggapan bawah penggunaan antibiotic
dihentikan jika gejala sudah hilang saja. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya resistensi
antibiotic dimasyarakat terus tinggi. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Putri
(2017) bahwa saat ini, pengetahuan masyarakat tentang resistensi antibiotik sangat rendah. Hasil
penelitian yang dilakukan WHO dari 12 negara termasuk Indonesia, sebanyak 53-62% berhenti
minum antibiotik ketika merasa sudah sembuh. Resistensi antibiotik saat ini menjadi ancaman
terbesar bagi kesehatan masyarakat global. Selanjutnya mahasiswa sudah mengetahui mengenai
penyimpanan antibiotic yang harusnya terhindar dari sinar matahari, namun sebagian besar
masyarakat tidak mengetahui apakah antibiotic dapat menimbulkan alergi atau tidak. Hal ini
menunjukaan bahwa masih rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan antibiotik.
Menurut Rocci (2017) pengetahuan dapat menjadi salah satu faktor yang dapat memengaruhi
penggunaan antibiotik secara tidak rasional. Teori Health Belief Model (HBM) menjelaskan
bahwa perilaku kesehatan individu dipengaruhi pengetahuan dan keyakinan yang dimiliki.

Sikap Masyarakat mengenai Penggunaan Obat Antibiotik

Pada umumnya masyarakat di lingkungan Universitas Muhammadiyah Palembang menyatakan percaya


bahwa antibitoik dapat menimbulkan efek samping dan luka pada kulit akan segera sembuh jika
meuangkan antibiotic bubuk ke luka tersebut dna dapat mencegah penyakit menjadi lebih buruk. Tetapi
masyarakat tidak percaya bahwa antibiotic dapat menyembuhkan segala macam penyakit. Sikap
masyarakat juga belum mendukung penggunaan antibiotic yang tepat dan benar, hal ini dilihat dari sikap
masyarakat yang tidak mengetahui bagaimana seharusnya menyikapi larangan dan keterbatasan
penggunaan suatu antibitoik tertentu khususnya pada anak-anak dan ibu hamil.

Perilaku Masyarakat mengenai Penggunaan Obat Antibiotik

Perilaku masyarakat dalam penggunaan antibiotic pada umumnya menggunakan antibiotic tanpa resep
dari dokter, masyarakat sering membeli sendiri obat antibitoik di apotik, perilaku masyarakat ini
didukung dengan anggapan mereka bahwa mereka sudah tahu antibiotic yang sering mereka gunakan
tanpa menyesuaikan gejala yang dialami. Kebiasaan masyarakat yang sering membeli sendiri antiotik
juga karna segi ekonomimereka yang rendah, dan mengatakan bahwa membeli sendiri antibiotic lebih
murah jika harus pergi kedokter.

Anda mungkin juga menyukai