Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MAKANAN MENTAH BAGI IBU HAMIL

Dosen Pengampu Ranti Lestari, M.Keb Mata Kuliah Asuhan Kebidanan


Kehamilan

Disusun oleh :

Dhea Indriani Nayouri

Prodi D3 kebidanan

Tingkat 1 A

NIM : A.15.20.0006

AKADEMIK KEBIDANAN CIANJUR


Jl. Pangeran Hidayatullah No. 103, Sawah Gede, Kec.

Cianjur, Kab. Cianjur, Jawa Barat 43212

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat allah yang telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makanan Mentah bagi Ibu
Hamil” tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen Ibu Ranti
Lestari, M.Keb pada bidang mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan di
akademi kebidanan cianjur . Selain itu penulis berharap agar makalah ini bisa
memberi wawasan bagi pembaca tentang makanan mentah untuk ibu hamil.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Ranti Lestari, M.Keb selaku dosen
matakuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni oleh penulis.

Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini .

Cianjur, 15 Maret 2021

Dhea Indriani Nayouri


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan masalah...................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................ 1

BAB II :EVIDENCE BASED............................................................. 2

A. Definisi ....................................................................................... 2
B. langkah-langkah Evidace Based ................................................. 3

BAB III :TINJAU PUSTAKA........................................................... 5

A. Kebutuhan Gizi pada Ibu Hamil.................................................. 5


B. Porsi makanan Ibu Hamil............................................................ 5
C. Pengetahuan tentang cara mengolah dan memilih makanan....... 5
D. makanan mentah dan setengah matang....................................... 6

BAB IV : PENUTUP .......................................................................... 9

A. KESIMPULAN........................................................................... 9
B. SARAN....................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makanan mentah atau setengah matang bagi ibu hamil, penting sekali
untuk menghindari konsumsi makanan mentah atau kurang matang. Makanan
ini memungkinkan adanya kandunngan bakteri dan virus yang dapat
memengaruhi kesehatan ibu dan bayi.
Bahan mentah atau setengah matang mungkin saja tercemar kuman penyakit,
sehingga menimbulkan infeksi. Misalnya bakteri salmonela (memicu
keguguran), parasit taksoplasma (janin berkondisi abnormal), serta bakteri E.
Coli (merusak usus dan ginjal).

B. Rumusan masalah
1. Apa itu evidence based ?
2. Apa tujuan dari evidence based ?
3. Kenapa ibu hamil tidak boleh mengkonsumsi makanan mentah ?
4. Apa saja makanan mentah yang tidak boleh dimakan ?
5. Apa saja bakeri yang terdapat di makanan mentah?

C. Tujuan
1. Agar mengetahui tentang evidence based
2. Agar mengetahui tentang tujuan evidence based
3. Agar mengetahui tentang bahaya mengkonsumsi makanan mentah
4. Agar mengetahui tentang jenis makanan yang tidak boleh dikonsumsi ibu
hamil
5. Agar mengetahui tentang bakteri yang terdapat didalam makanan mentah
BAB II

EVIDENCE BASED

A. Definsi
Evidence based medicine (EBM) adalah proses yang digunakan secara
sistematik unuk melakukan evaluasi, menemukan, menelaah/ me-review, dan
memanfaatkan hasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan klinik.
Menurut sackett et al. (2000), evidence based medicine (EBM) adalah suatu
pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk
kepentinan pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam praktek,
EBM memadukan antara kemampuan dan penngalaman klinik dengan bukti-bukti
ilmiah terkini yang paling dapat dipercaya.
Dengan demikian, maka salah satu syarat utama untuk memfasilitasi
pengalmbilan keputusan klinik yang Evidence-Based adalah dengan menyediakan
bukti-bukti ilmiah yang relevan dengan masalah klinik yang dihadapi, sera
diutamakan yang berupa hasil meta-analisis, review sistematik, dan randomized
double blind controlled clinical trial (RCT).
EBM merupakan keterpaduan antara :

1. Best research evidence


Mengandung arti bahwa bukti-bukti ilmiah tersebut berasal dari studi-studi
yang dilakukan dengan metodologi yang sanngat terpercaya (khususnya
randomized double blind controlled clinical trial), yang dilakukan secara
benar. Studi yang dimaksud juga harus menggunakan variabel-variabel
yang dapat diukur dan dinilai secara objektif (misalnya tekanan darah,
kadar HB, dan kadar kolesterol), disamping memanfaatkan metode-
metode pengukuran yang dapat menghindari resiko “bias” dari penulis
atau peneliti.
2. Clinical expertise
Untuk menjabarkan EBM diperlukan suatu keterampilan klinik (clinical
skills) yang memadai. Disini termasuk keterampilan untuk secara cepat
mengidentifikasi pasien dan menentukan diagnosis secara cepat dan tepat,
termasuk mengidentifikasi faktot-faktor resiko yang menyertai serta
memperkirakan kemungkinan manfaat dan resiko (Risk and Benefit) dari
bentuk intervensi yang akan diberikan. Keterampilan klinik ini hendak
juga disertai dengan pengenalan secara baik terhadap nilai-nilai yang
dianut oleh pasien serta harapan-harapan yang tersirat dari pasien.
3. Patient values
Setiap pasien, dari manapun berasal, dari suku atau bangsa apapun, tentu
mempunyai nilai-nilai yang unik tentang status kesehatan dan
penyakitnya. Pasien juga tentu mempunyai harapan-harapan atas upaya
penanganan dan pengobatan yang diterimanya. Hal ini harus dipahami
benar oleh seorang klinisi atau praktisi medik, agar setiap upaya pelayanan
kesehatan yang dilakukan, selain dapat bukti-bukti ilmiah, juga
mempertimbangkan nilai-nilai subyektif yang dimiliki pasien.
Mengingat bahwa EBM merupakan suatu cara pendekatan ilmiah yang
digunakan untuk pengambilan keputusan terapi, maka dasar-dasar ilmiah
dari suatu penelitian juga perlu diuji kebenarannya untuk mendapatkan
hasil penelitian yang selain update, juga dapat digunakan sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan.

B. LANGKAH LANGKAH EVIDENCE BASED MEDICINE

Evidence based medicine dapat dipraktekkan pada berbagai situasi,


khususnya jika timbul keraguan dalam hal diagnosis, terapi, dan
penatalaksanaan pasien. Adapun langkah-langkah dalam EBM adalah:

1. Memformulasikan pertanyaan ilmiah yang berkaitan dengan masalah


penyakit yang diderita oleh pasien.
2. Penelusuran informasi ilmiah (evidence) yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi.
3. Penelaahan terhadap bukti-bukti ilmiah yang ada.
4.Menerapkan hasil penelaahan bukti-bukti ilmiah ke dalam praktek
pengambilan keputusan.
5.Melakukan evaluasi terhadap efikasi dan efektivitas intervensi.
BAB III

TINJAU PUSTAKA

A. Kebutuhan Gizi pada Wanita Hamil


Seorang ibu hamil akan melahirkan bayinya yang sehat apabila status gizinya
baik, diawali sejak si ibu belum hamil. Status gizi yang baik diperoleh bila mana
selama ini mendapat asupan gizi seimbang yang cukup sesuai dengan kebutuhan
dan tidak menderita penyakit ifeksi atau penyakit kronis lainnya yang
berpengaruh terhadap kondisi tubuh lainnya. Saat hamil seoramg ibu memerlukan
gizi seimbang lebih banyak dari pada sebelum hamil.
Baik sumber kalori (karbohidrat dan lemak), protein, asam folat, VIT B12, zat
besi, kalsuim, vitamin C, vitamin A, vitamin D, vitamin B6, vitamin E, termasuk
pemenuhan kandungan nutrisi yang dibutuhkan bagi janin diantaranya DHA,
gangliosida (GA), asam folat, zat besi, EFA ,FE , dan kolin, karena kebutuhan
harian ibu hamil adalah kalsium sebanyak 1000-1200 miligram, folat sebanyak
600-800 mikrogram, dan zat besi sebanyak 27 miligrram.

B. Porsi makanan ibu hamil


Porsi makanan saat hamil memang harus dissesuaikan. Cara
menghitungnya yaitu kebutuhan makanan sebelum hamil ditambah 15%.
Sebab saat hamil terjadi pertumbuhan rahim, payudara, air ketuban, dan janin.
Sebanyak 40% makanan digunakan untuk pertumbuhan janin dan 60%
kebutuhan ibu. Tambahan energi dan protein diperlukan untuk menurunkan
angka Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), kesakitan dan kematian bayi.

C. Pengetahuan tentang cara memilih dan mengolah makanan


Memilih makanan untuk ibu hamil memang tidak mudah untuk dilakukan.
Dibutuhkan pengetahuan yang kuat oleh ibu hamil untuk dapat melakukannya.
Cara memilih bahan-bahan makanan yang baik juga harus diimbangi dengan
pengolahan makanan yang baik pula, sehingga antara pemilihan bahan dan
pengolahan bisa seimbangan. Masakan yang sudah benar-benar matang, kemudian
ibu hamil langsung mengkonsumsi sesuai dengan porsi yang dibutuhkan oleh ibu
hamil sendiri. Ada beragam jenis makanan sehat untuk ibu hamil yang dapat
dikonsumsi selama masa kehamilan. Jenis makanan ini tidak hanya baik untuk
menjaga kesehatan ibu hamil tetapi juga mendukung perkembangan janin. Berikut
pilihan makanan sehat untuk ibu hamil :
1. Sayuran
2. Buah
3. Daging tanpa lemak
4. Ikan
5. Telur
6. Kacang-kacangan
7. Makanan sumber karbohidrat
8. Susu dan produk olahannya
9. Umbi-umbian seperti ubi

D. Makanan mentah dan setengah matang


Makanan mentah atau setengah matang bagi ibu hamil, penting sekali
untuk menghindari konsumsi makanan mentah atau kurang matang.
Makanan ini memungkinkan adanya kandungan bakteri dan virus yang
dapat memengaruhi kesehatan ibu dan bayi.
1. Daging olahan
Menurut Dr. Mehri alasan utama daging olahan tak boleh dikonsumsi oleh
ibu hamil karena mengandung bakteri seperti listeria, salmonella, dan
toxoplasma. Kandungan itu berbahaya bagi bayi dan juga ibunya.  Pada
ibu hamil, infeksinya dapat mengakibatkan mual, muntah, serta diare,
sehingga ibu hamil menjadi lemah akibat dehidrasi. dr. Reza menyebut
bahwa konsumsi daging mentah berkaitan dengan parasit toksoplasma.
Jika sampai masuk ke tubuh ibu hamil lewat konsumsi daging mentah atau
daging yang kurang matang, nantinya akan menyebar ke janin melalui
plasenta.
Daging dalam keadaan mentah atau setenngah matang berisiko
mengandung Salmonella yang bisa menyebabkan ibu hamil mengalami
gangguang pencernaan, bahkan gangguan kehamilan dan janin. Jika ingin
mengkonsumsi daging, bumil bisa memasaknya sampai benar-benar
matang, sampai tidak ada bagian daging berwarna merah muda dan
darahnya benar-benar hilang.
2. Ikan
Pada makanan berbahan dasar ikan mentah, seperti sushi, sashimi
meruakan hal yang harus dihindari ibu hamil, karena ikan mentah beresiko
mengandunng bakteri Listeria.Infeksi Listeria bisa meningkatkan resiko
keguguran, kelahiran prematur, dan janin meninggal dalam kandungan
(stillbirth). Selain itu, memakan ikan air tawar yang tidak matang juga bisa
meningkatkan resiko terjadinya infeksi cacing hati. Dan ibu hamil juga
harus selektif dalam memilih beberapa jenis ikan. Sebab, beberapa jenis
ikan berpotensi terpapar bahan kimia di lautan dan berbahaya jika
dkonsumsi ibu hamil, salah satunya adalah merkuri.
3. Kerang, lobster, dan udang
Makanan yang terbuat dari kerang, lobster, maupun udang, juga perlu
dimasak dengan sempurna. Kerang, lobster, dan udang dapat
terkontaminasi bakteri, virus, hingga racun. Sehingga, jika dikonsumsi
dalam keadaan mentah atau tidak benar-benar matang, berisiko
menyebabkan keracuanan makanan, yang dapat mengganggu kehamilan.
4. Telur
Dijelaskan oleh dr. Sara Elise Wijono, MRes, dari KlikDokter, meski telur
mentah sudah diolah menjadi saus, misalnya mayones, dressing salad, saus
pasta, krim custard, atau saus hollandaise, tetap tidak disarankan untuk
dikonsumsi ibu hamil.Kandungan protein yang terdapat di dalam telur
sangat bermanfaat untuk ibu hamil. Jika dikonsumsi dalam keadaan
mentah atau setengah matang, telur justru dapat memberikan efek negatif
bagi ibu hamil, khususnya bagi janin. 
Namun, telur harus dikonsumsi dalam kondisi benar-benarmatang.
Telur kemungkinan mengandung bakteri Salmonella yang menjadi
pemicu, mual, muntah, diare, demam, dan kram perut pada ibu hamil.
Dalam beberapa kasus, mengonsumsi telur mentah atau setengah matang
juga dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur, karena itulah harus
dimasak sampai matang.
5. Sayur Kecambah
Makanan kecambah, seperti kacang, toge, kacang hijau, atau lobak,
memang baik untuk dikonsumsi. Namun, jika dikonsumsi dalam keadaan
mentah, justru bisa membawa efek buruk untuk ibu hamil. Sayuran
berkecambah berisiko terpapar bakteri yang dapat meningkatkan risiko
keguguran dan bayi lahir prematur, apalagi jika sayuran dalam kondisi
rusak.Bakteri Salmonella bisa hinggap di sayuran kapan saja, baik saat
proses produksi, panen, penyimpanan, pengiriman, maupun saat sayuran
itu dijual. Jika tetap ingin mengonsumsi sayur kecambah, pastikan Bumil
telah mencucinya sampai bersih dan memasaknya sampai benar-benar
matang.

BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat apabila asupan makanan
yang ibu hamil konsumsi memenuhi kebutuhan bagi dirinya dan bayinya.
Konsumsi makanan ibu hamil harus memenuhi kebutuhan untuk dirinya dan
untuk pertumbuhan serta perkembangan janin/bayinya. Oleh karena itu, ibu hamil
membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan keadaan tidak
hamil, dengan konsumsi pangannya tetap beranekaragam dan seimbang dalam
jumlah dan proporsinya. Dalam pemenuhan tersebut memerlukan cara pemilihan
makanan baik yang bersih, matang, dan juga sempurna dalam pemenuhan
nutrisinya. Dalam mengolah makanan Ibu Hamil harus memastikan makanan
tersebut benar-benar matang agar terhindar dari bakteri yang tidak mati saat di
cuci bersih, maka dari itu perlu bagi ibu hamil untuk mengolah dengan matang.
B. SARAN
Selama hamil, ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang dimakan
untuk mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil dan janinnya. Seorang ibu hamil harus
memilih makanan selain untuk memenuhi kebutuhannya, ia juga harus
memperhatikan kematangan, kebersihan, yang akan dikonsumsi olehnya, agar ibu
dan bayi yang dalam kandunganpun sehat dan lahir nya pun sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin.2009.Fisiologi tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.
Internet : http://rsudalihsan.jabarprov.go.id/page/900-Evidence-Based-
Bedicine-EBM

Internet : https://rsihasanah.com/ini-lho-penjelasan-dokter-tentang-
makanan-mentah-yang-harus-dihindari-ibu-hamil/

Internet : https://www.alodokter.com/5-makanan-mentah-yang-harus-
dihindari-ibu-hamil

Anda mungkin juga menyukai