Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

INSTRUMENT PASAR MODAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PMPU


Dosen Pengampu: Subadriyah, S.E., M.Si.

Disusun Oleh :
1. M. Arif Muzaqi (191120002281)
2. Ka’ih Maulana Farhan (191120002288)
3. Royhan Faradis (191120002298)

PROGAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
hikmat dan kemampuan sehingga makalah ini bisa terselesaikan. Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi syarat untuk memperoleh nilai tugas pada
mata kuliah PMPU dengan judul “Instrumen Pasar Modal’’.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini, dan secara khusus kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah PMPU yang telah banyak
memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi kami.
Dikarenakan pengetahuan yang terbatas, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya, baik ditinjau dari segi materi maupun dari
segi tata bahasanya. Namun, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Jepara, 25 April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................1
C. TUJUAN......................................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................2
A. INSTRUMEN PASAR MODAL......................................................................................................2
B. JENIS JENIS INSTRUMEN PASAR MODAL....................................................................................2
1. SAHAM...................................................................................................................................2
2. OBLIGASI................................................................................................................................5
3. REKSADANA...........................................................................................................................8
4. DERIVATIF............................................................................................................................10
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
A. SIMPULAN................................................................................................................................13
B. SARAN......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Adanya produk atau instrument yang beragam pada pasar modal merupakan pilihan
kepada investor untuk bertransaksi di pasar modal. Dengan adanya beberapa pilihan
ini akan semakin memudahkan investor dalam berinvestasi. Investasi saham yang
memiliki return dan risiko yang besar begitu menarik minat para investor yang
mamiliki agresifitas bertransaksi di pasar modal. Untuk transaksi yang cukup aman
dengan pengembalian yang prospektus sangat diminati para investor obligasi.
Sedangkan untuk transaksi yang memiliki nominal kecil, cukup aman, dan tidak
memerlukan pengetahuan yang terlalu detail tentang pasar modal juga sangat
digemari oleh investor reksadana.
Selain hal yang disebutkan di atas masih ada beberapa instrument yang ditawarkan
oleh pasar modal. Diantaranya adalah derivatif, right, dan warrant yang dapat
dijadikan alternative investasi oleh para pemilik modal.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa saja instrument pasar modal
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang instrument pasar modal.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. INSTRUMEN PASAR MODAL


Instrument pasar modal adalah semua surat berharga (effect) yang secara umum
diperjualbelikan melalui pasar modal. Menurut unadang-undang nomor 8 tahun 1995
tentang pasar modal. Instrument keuangan yang diperdagangkan di pasar modal
merupakan instrument jangka panjang.
B. JENIS JENIS INSTRUMEN PASAR MODAL
1. SAHAM
Saham adalah bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan atau bukti penyertaan
modal. Pemilik saham juga memiliki hak untuk mendapatkan deviden sesuai dengan
jumlah saham yang dimiliki. Adapun jenis jenis saham antara lain:
a. Jenis Saham dari Segi Kemampuan dalam Hak Tagih atau Klaim
 Saham Biasa (Common Stocks)
Saham jenis ini mempunyai karakteristik yaitu bisa melakukan klaim
kepemilikan pada semua penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan.
Namun demikian, pemilik atau pemegang saham jenis ini hanya memiliki
kewajiban yang terbatas. Keuntungannya adalah jika terjadi resiko terburuk
misalnya perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh
pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.
 Saham Preferen (Preferred Stocks)
Jenis saham ini didesain sebagai gabungan antara obligasi dan saham biasa.
Beberapa investor menyukai jenis saham yang bisa menghasilkan pendapatan
tetap (seperti bunga obligasi). Secara umum, karakteristik saham preferen
sama halnya dengan saham biasa yang bisa mewakili kepemilikan ekuitas dan
diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham
tersebut, dan membayar dividen. Pemegang saham ini juga bisa melakukan
klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividennya tetap selama masa berlaku
dari saham, dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible)
dengan saham biasa. Hal ini yang membuat saham ini mirip dengan obligasi,
dan banyak diminati investor.

2
b. Jenis Saham dari Segi Cara Peralihannya
 Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
Secara fisik, pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya. Hal ini
bertujuan agar mudah dipindahtangankan dari satu investor satu ke investor
lainnya. Banyak investor yang memiliki saham ini dengan tujuan memang
untuk diperjualbelikan. Investor tidak perlu khawatir karena secara hukum,
siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya
dan berhak untuk ikut hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
 Saham Atas Nama (Registered Stocks)
Kebalikan dari saham atas unjuk, pada saham atas nama pemegang saham
tertulis jelas namanya di dalam kertas saham dan cara peralihannya pun juga
harus melalui prosedur tertentu.
c. Jenis Saham dari Segi Kinerja Perdagangan
 Blue Chip Stocks
Jenis saham ini banyak diburu investor karena berasal dari perusahaan yang
memiliki reputasi tinggi, sebagai petinggi di industrinya, dan memiliki
pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.
 Income Stocks
Jenis saham ini juga mempunyai keunggulan dalam hal kemampuan
membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada
tahun sebelumnya. Kemampuan menciptakan pendapatan yang lebih tinggi
dan secara teratur membagikan dividen tunai menjadi daya tarik tersediri bagi
investor.
 Growth Stocks
(Well-Known)
Mirip dengan blue chip, saham jenis ini memiliki pertumbuhan pendapatan
yang tinggi, sebagai petinggi di industri sejenis dan dikenal sebagai
perusahaan yang mempunyai reputasi tinggi.
(Lesser-Known)
Walaupun bukan sebagai petinggi dalam industri, namun jenis saham ini tetap
memiliki ciri growth stock. Biasanya merupakan saham dari perusahaan
daerah dan kurang populer di kalangan emiten.

3
 Speculative Stocks
Investor dengan profil resiko high risk, bisa mencoba jenis saham ini. Saham
ini berpotensi menghasilkan laba tinggi di masa depan, namun tidak bisa
secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun.
 Counter Cyclical Stocks
Jenis saham ini paling stabil saat kondisi ekonomi bergejolak karena tidak
terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
Ilustrasinya jika terjadi resesi ekonomi, maka harga saham ini tetap tinggi, di
mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi. Hal ini bisa terjadi
sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang
tinggi pada masa resesi.
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau
memiliki saham
a. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan
berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah
mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal
ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham
tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham
tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang
berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa
dividen tunai – artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa
uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula
berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan
dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal
akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
b. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000
kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal

4
tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang
dijualnya.

5
Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:
a. Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor
menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di
beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus
mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga
saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut
sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
b. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau
perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham
mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi
(dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil
penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara
proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa
kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari
likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang
saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus
mengikuti perkembangan perusahaan. Di pasar sekunder atau dalam aktivitas
perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik
berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena
adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga
saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand
tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas
saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut
bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi,
nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan
faktor lainnya.
2. OBLIGASI
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pihak yang berutang kepada pihak
yang berpiutang. Singkat kata obligasi adalah surat utang yang bisa dibeli dan
pembeli akan mendapat keuntungan berupa bunga nantinya. Dalam obligasi berisi
tanggal jatuh tempo pembayaran utang dan bunganya. Bunga dalam obligasi disebut
kupon. Kupon wajib diberikan oleh penerbit obligasi terhadap pemegang obligasi. Di

6
Indonesia, tempo atau jangka waktu obligasi lamanya 1 hingga 10 tahun. Jadi,
obligasi termasuk dalam surat utang jangka menengah panjang. Obligasi terdaftar
dalam Bursa Efek, seperti Saham, Sukuk, Efek Beragun Aset, dan Investasi Real
Estat. Selain negara, obligasi juga bisa diterbitkan oleh perusahaan. Adapun jenis
jenis obligasi antara lain:
a. Berdasarkan sisi penerbit
 Obligasi Korporasi
Obligasi korporasi merupakan surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan
milik negara (BUMN) atau perusahaan swasta.
 Obligasi Pemerintah
Obligasi pemerintah merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah.
Di Indonesia obligasi jenis ini diterbitkan setiap 1 tahun sekali dengan nama
Obligasi Negara Ritel (ORI). Pertama diterbitkan Agustus 2006.
 Obligasi Daerah
Obligasi daerah merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah
daerah. Tujuannya untuk membantu pemerintah daerah dalam melakukan
pembangunan.

b. Berdasarkan nominalnya
 Obligasi Konvensional
Merupakan obligasi atau surat utang dengan nominal yang sangat besar yakni
kurang lebih 1 milyar rupiah per slotnya. 
 Obligasi Ritel
Obligasi ritel adalah surat utang yang mempunyai nominal yang kecil,
contohnya 1 juta rupiah.
c. Berdasarkan pembayaran bunganya
 Obligasi Kupon
Merupakan surat utang yang secara berkala memberikan bunga kepada pihak
investornya. Kupon ini berisikan suatu nominal tertentu sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak sebelumnya.
 Zero Coupon Bond
Adalah surat utang tanpa bunga dan tidak harus dibayarkan secara berkala.
Pihak investor akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual diskonto

7
dan harga awal surat utang saat diperjualbelikan. Obligasi jenis ini memiliki
jangka waktu tempo mulai dari 1 - 10 tahun.
 Obligasi Fixed Coupon atau Kupon Tetap
Jenis obligasi ini memiliki penawaran obligasi dengan tingkat suku bunga
yang bernilai tetap hingga waktu jatuh tempo surat utang tersebut tiba.
 Obligasi Floating Coupon atau Kupon Mengambang
Kupon yang ditawarkan oleh jenis obligasi ini bisa berubah nilainya
tergantung dengan indeks pasar uang. Pada obligasi ini, terdapat kupon batas
minimal di dalamnya yang berarti kupon yang pertama ditetapkan akan
menjadi besaran kupon minimal yang berlaku sampai waktu jatuh tempo.
d. Dan berdasarkan imbal hasilnya
 Obligasi Konvensional
Merupakan surat utang yang diterbitkan oleh suatu pihak untuk mendapatkan
pinjaman yang nantinya digunakan sebagai tambahan modal, yakni dengan
memberikan imbal hasil/bunga kepada pihak investor dalam jangka waktu
tertentu.
 Obligasi Syariah
Surat utang jenis ini diterbitkan dengan tujuan memberikan imbal hasil berupa
uang sewa yang perhitungannya diukur sesuai dengan prinsip syariah Islam
dan tanpa mengandung unsur riba. Pada obligasi syariah, imbal hasil akan
dibayarkan secara berkala dalam kurun waktu atau periode yang telah
ditentukan.
Sebagai salah satu instrumen investasi, obligasi memberikan sejumlah keuntungan
untuk para pemegangnya, di antaranya:
a. Keuntungan yang diperoleh dari kupon (bunga) yang terbagi atas tiga jenis, yaitu
kupon tetap (fixed coupon) dan kupon mengambang (floating/variable coupon).
Walaupun demikian, ada obligasi yang tak memberlakukan kupon (zero coupon
bond). Imbal balik (yield) obligasi yang didapat bisa besar tergantung dari jangka
waktu obligasi. Makin lama, makin besar keuntungannya.
b. Keuntungan yang diperoleh dari selisih harga obligasi (dalam persentase) setelah
diperdagangkan. Misalnya, harga awal obligasi 100%. Ketika hendak dijual,
harganya ternyata naik menjadi 115%. Jadi, kalau Anda menjualnya, keuntungan
yang didapat 15% (istilahnya capital gain 15%).

8
c. Aman karena pembayaran kupon dan pokok dijamin UU No. 24 Tahun 2002/UU
No. 19 Tahun 2008.
d. Kupon/bunga obligasi lebih tinggi dibandingkan bunga deposito.
e. Mudah untuk diperdagangkan di Pasar Sekunder yang diatur mekanisme Bursa
Efek Indonesia (BEI) atau transaksi di luar bursa.
f. Bisa dijaminkan sebagai agunan, seperti obligasi negara.
Selain kelebihan, obligasi juga memiliki kekurangan yang perlu diperhatikan, di
antaranya:
a. Penerbit obligasi berisiko gagal bayar dan konsekuensinya investor tak cuma tidak
memperoleh untung, tetapi tak mendapatkan kembali seluruh pokok utang.
Untungnya, kekurangan ini tak berlaku pada obligasi negara yang terlindungi
undang-undang.
b. Rentan terhadap perubahan suku bunga, ekonomi, dan kondisi politik yang tidak
stabil. Perubahan-perubahan tersebut berdampak pada pasar keuangan.
c. Menjual obligasi sebelum jatuh tempo di Pasar Sekunder menimbulkan kerugian
bagi investor. Sebab harga jualnya lebih rendah dari harga belinya.

3. REKSADANA
Reksadana adalah salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya
pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk
menghitung risiko atas investasi mereka. Reksadana dirancang sebagai sarana untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan
untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang
terbatas. Selain itu reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal
lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Umumnya, reksadana diartikan
sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal
untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Ada
tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, pertama,  adanya dana dari
masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek,
dan ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana
yang ada dalam reksadana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan
manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.
Adapun jenis jenis reksadana antara lain:
a. Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund)

9
Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang melakukan investasi pada jenis
instrumen investasi pasar uang dangan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun.
Bentuk instrumen investasinya dapat berupa time deposit (deposito
berjangka), certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan berbagai jenis instrumen investasi
pasar uang lainnya. Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
Risikonya relatif paling rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya.
b. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menginvestasikan
sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek utang atau
obligasi. Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
Risikonya relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang.
c. Reksadana Campuran (Balance Mutual Fund)
Reksadana campuran adalah jenis reksadana mengalokasikan dana investasinya
dalam portofolio yang bervariasi. Instrumen investasinya dapat berbentuk saham
dan dikombinasikan dengan obligasi. Tujuannya untuk pertumbuhan harga dan
pendapatan. Risiko reksadana campuran bersifat moderat dengan potensi tingkat
pengembalian yang relatif lebih tinggi dibandingkan reksadana pendapatan tetap.
d. Reksadana Saham (Equity Fund)
Reksadana saham adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-
kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Tujuannya
untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Risikonya relatif
lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, namun
memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi.
Keuntungan dari reksadana antara lain:
a. Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan
diversifikasi investasi dalam Efek, sehingga dapat memperkecil risiko.
b. Reksa Dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal.
c. Efisiensi waktu
Reksadana juga memiliki risiko, antara lain:
a. Risiko Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan.
b. Risiko Likuiditas Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer
Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali

10
(redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer Investasi kesulitan dalam
menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.
c. Risiko Wanprestasi Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat
timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana
tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai
pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari
pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen
pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai
Aktiva Bersih) Reksa Dana.

4. DERIVATIF
Derivatif adalah suatu kontrak keuangan yang terjadi antara dua pihak atau lebih dari
dua, untuk memenuhi suatu perjanjian atas penjualan atau pembelian aset maupun
komoditas tertentu. Selanjutnya, kontrak tersebut dijadikan suatu objek yang bisa
diperjualbelikan dengan harga yang sebelumnya sudah disetujui oleh pihak penjual
dan pembeli. Nilai harga kontak tersebut di masa depan akan dipengaruhi oleh harga
aset ataupun komoditas dari induk tersebut. Pada mulanya, instrumen derivatif
diperkenalkan pada tahun 1949 di Chicago, Amerika serikat yang pada saat itu para
petaninya sedang panen gandum. Ketika itu, setiap para petani memanen gandumnya,
harga gandum tersebut terus menerus menurun karena kelebihan stok. Sedangkan jika
petani sedang tidak panen, maka harga gandum menjadi tinggi karena langka. Hal
tersebut tentunya membuat para petani merugi. Untuk menjaga kestabilan harga,
maka Chicago Mercantile Exchange mengeluarkan produk derivatif berupa kontrak
pembelian gandum. Dengan begitu, para petani mampu menjual gandumnya dimasa
depan dengan menggunakan harga yang sudah ditentukan pada saat itu. Jadi, ketika
para petani panen gandum, maka mereka tidak perlu menjual gandumnya ke Chicago
agar pasokan gandum di sana berlebih. Para petani hanya perlu menyimpan gandum
mereka di wilayahnya sendiri agar bisa dijual dimasa depan dengan harga yang
sebelumnya sudah ditentukan. Nah saat ini, derivatif yang tersedia di BEI adalah
produk keuangan. Berbagai varian yang mendasarinya berupa saham, obligasi, mata
uang, tingkat suku bunga, indeks obligasi, indeks saham, dan berbagai instrumen
lainnya. Tapi, jika dasar variannya bukanlah produk komunitas, maka yang
mengawasinya adalah Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(BAPPEBTI), bukan BEI. Adapun jenis dari derivative antara lain:

11
a. Futures atau Kontrak Berjangka
Jenis kontrak ini adalah kontrak yang paling sering diperdagangkan dalam pasar
sekunder atau bursa. Maksud dari kontrak ini adalah melakukan pembelian atau
penjualan suatu instrumen dengan harga yang sudah ditetapkan untuk masa
mendatang. Salah satu contoh adalah pembelian minyak berjangka. Banyak
perusahaan yang melakukan pembelian minyak dengan kontrak futures. Untung
rugi yang diterima tergantung dari harga minyak yang beredar di pasaran pada
saat mendatang. Jika harga minyak lebih tinggi, pemilik kontrak akan untuk
karena sudah membeli minyak dengan harga yang ditentukan. Lain halnya jika
harga minyak turun, pemilik kontrak tidak bisa mengubah harga minyak yang
harus dibayarkan.
b. Option atau Opsi.
Option adalah jenis derivatif yang memberikan kesempatan kepada pemilik
kontrak untuk melakukan jual beli dengan nilai tertentu sebelum jatuh tempo.
Perbedaan antara Option dan Futures adalah di Futures, anda harus menjual atau
membeli barang sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. Sedangkan Option,
anda diberikan pilihan untuk membeli atau menjual ketika mendekati jatuh tempo.
Anda tidak memiliki kewajiban untuk melakukan jual beli terhadap kontrak yang
anda miliki. Ada dua jenis option yang beredar, yaitu Call Option dan Put Option.
Pengertian dari call option adalah kontrak yang diberikan dengan hak pemilik
untuk melakukan pembelian saham dengan jumlah yang sudah ditentukan dari
perusahaan yang menerbitkan option. Put Option adalah kontrak dengan hak
pemilik untuk menjual sahamnya dengan jumlah dan nilai yang sudah ditentukan
penerbit option tersebut.
c. Swap
Swap adalah jenis derivatif yang berhubungan dengan mata uang asing. Swap
adalah transaksi dua arah yang dijalankan bersamaan antara dua belah pihak
dalam melakukan perdagangan mata uang. Mata uang bisa diperdagangkan mata
uang lain maupun dengan suku bunga yang bergerak fluktuatif. Setelah itu, mata
uang juga harus diperdagangkan kembali di masa depan. Target transaksi ini
adalah menjaga kepastian nilai mata uang atau suku bunga agar tidak merugi di
masa depan.

12
Ada 2 manfaat derivatif yang paling utama, yaitu untuk meminimalisir tingkat risiko
keuangan dan untuk melindungi nilai komoditas. Derivatif berfungsi sebagai
instrumen investasi berbentuk kontrak perdagangan, sehingga risiko yang terkandung
di dalamnya pasti tinggi. Namun, dengan instrumen ini, risiko kerugian akan diiringi
dengan keuntungan yang juga besar. Pada dasarnya, produk investasi dibuat untuk
melindungi harga atau nilai suatu komoditas di masa yang akan datang karena proses
penilaian pada produk derivatif sangatlah kompleks. Maka dari itu, adanya derivatif
juga berguna agar nilai komoditas tetap dan tidak mengalami penurunan nilai.

13
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Instrument pasar modal adalah semua surat berharga (effect) yang secara umum
diperjualbelikan melalui pasar modal. Menurut unadang-undang nomor 8 tahun 1995
tentang pasar modal. Instrument keuangan yang diperdagangkan di pasar modal
merupakan instrument jangka panjang. Instrument pasar modal terdiri dari saham,
oblihasi, reksadana dan derivative.
Saham adalah bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan atau bukti penyertaan
modal. Pemilik saham juga memiliki hak untuk mendapatkan deviden sesuai dengan
jumlah saham yang dimiliki. Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pihak
yang berutang kepada pihak yang berpiutang. Singkat kata obligasi adalah surat utang
yang bisa dibeli dan pembeli akan mendapat keuntungan berupa bunga nantinya.
Reksadana adalah salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya
pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk
menghitung risiko atas investasi mereka. Derivatif adalah suatu kontrak keuangan
yang terjadi antara dua pihak atau lebih dari dua, untuk memenuhi suatu perjanjian
atas penjualan atau pembelian aset maupun komoditas tertentu.

B. SARAN
Ketika kita masuk ke dunia pasar modal, kita harus lebih berhati hati dalam
mengambil keputusan. Misalnya kita ingin berinvestasi maka kita harus mengetahui
kerugian dan keuntungan dari investasi tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://adib1.blogspot.com/2009/07/instrumen-pasar-modal.html

15

Anda mungkin juga menyukai