Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PBAK

“UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI (2)”

Dosen Pembimbing:

1. Hasneli, DCN, M.Biomed


2. Zul Amri, DCN, MKes
3. Kasmiyetti, DCN, M.Biome

O
L
E
H
Nama:Hanifah Fikriyah
NIM:202210616
Kelas: II B
Prodi:Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika
POLTEKES KEMENKES PADANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN AJARAN 2021/2022
1.Apa itu ICW, Bagaimana ICW, dan prestasi apa yang ditunjukkannya dalam memberantas
korupsi?
Indonesia Corruption Watch atau disingkat ICW adalah sebuah organisasi non
pemerintah (NGO) yang mempunyai misi untuk mengawasi dan melaporkan kepada publik
mengenai aksi korupsi yang terjadi di Indonesia. Pada awal kelahirannya, ICW dipimpin
oleh Teten Masduki, bersama pengacara Todung Mulya Lubis, ekonom Faisal Basri dan lainnya.
ICW aktif mengumpulkan data-data korupsi para pejabat tinggi negara, mengumumkannya pada
publik dan jika perlu, melakukan gugatan class-action terhadap para pejabat yang korup.
ICW adalah lembaga nirlaba yang terdiri dari sekumpulan orang yang memiliki komitmen
untuk memberantas korupsi melalui usaha-usaha pemberdayaan rakyat untuk
terlibat/berpartisipasi aktif melakukan perlawanan terhadap praktik korupsi. ICW lahir
di Jakarta pada tanggal 21 Juni 1998 di tengah-tengah gerakan reformasi yang menghendaki
pemerintahan pasca Soeharto yang demokratis, bersih dan bebas korupsi.
Kelahiran ICW didasari oleh berbagai latar belakang yang tertera dalam manifesto yang
berjudul Manifesto Gerakan Antikorupsi Indonesia Corruption Watch Diarsipkan 2017-04-28
di Wayback Machine..
ICW memiliki 6 divisi pendukung, diantaranya:

 Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan (Tama S. Langkun, Lalola Easter, Aradila
Caesar)
 Divisi Riset (Firdaus Ilyas, Mouna Wasef, Egi Primayogha)
 Divisi Korupsi Politik (Donal Fariz, Almas Sjafrina)
 Divisi Jaringan (Abdullah Dahlan)
 Divisi Investigasi (Febri Hendri, Wana Alamsyah, Lais Abid)
 Divisi Kampanye (Siti Juliantari, Christian Evert, Sigit Wijaya, Dewi Anggraeni,
Asri Tri Undari)
 Divisi Penggalangan Dana Publik (Emerson Yuntho, Tibiko Zabar Pradano, Liska
Fauziah, Kurnia Ramadhana, Nisa Rizkiah Z, Apta)
Koordinatornya saat ini adalah Adnan Topan Husodo.
Wakil Koordinator adalah Ade Irawan dan Agus Sunaryanto
ICW memiliki Dewan Perkumpulan yang beranggotakan:

 Ani Sutjipto
 Yanuar Rizki
 Dadang Trisasongko
 Lucky Djani
 Teten Masduki
Indonesia Corruption Watch (ICW) lahir di tengah gejolak reformasi 98. Digawangi
beberapa aktivis YLBHI, ICW berdiri dengan keyakinan bahwa korupsi harus diberantas karena
korupsi telah memiskinkan dan menggerogoti keadilan.
Walaupun negeri ini kaya raya, distribusi kesejahteraan belum adil dan belum dirasakan
seluruh rakyat. Masih banyak rakyat yang hidup sengsara. Kesenjangan begitu mencolok antara
si miskin dan si kaya, korupsi masih merajalela dalam aspek legislatif, eksekutif, maupun
yudikatif. Negara ini dikuasai mafia. Mafia energi, mafia hutan, mafia hukum. Seluruh sektor
kehidupan berbangsa didominasi persekongkolan segelintir elit penguasa dan pengusaha korup.
ICW mendorong tata kelola pemerintahan yang demokratis, bebas korupsi, berkeadilan
ekonomi, sosial, dan gender. Kami juga meyakini bahwa rakyat harus makin kuat dan
terorganisir untuk mengawasi dan mengendalikan jalannya pemerintahan. Rakyat harus turut
mengambil keputusan dan mendukung upaya pemberantasan korupsi.
Sejak berdiri ICW telah mengungkap serta mengawal kasus-kasus besar yang melibatkan
pejabat publik, seperti kasus dugaan korupsi mantan Jaksa Agung Andi Ghalib, kasus BLBI,
kasus YLPPI senilai 100 miliar rupiah, kasus rekening gendut perwira tinggi Polri, kasus
Texmaco, kasus korupsi dana haji di Kementerian Agama, pembelian pesawat Sukhoi, dan
kasus-kasus lain.
ICW juga mengawal peraturan yang mendukung pemberantasan korupsi seperti UU KPK,
UU Perlindungan Saksi dan Korban, UU Keterbukaan Informasi Publik, UU Pemilu, UU Tindak
Pidana Pencucian Uang, dan UU Sistem Pendidikan Nasional.
ICW berkoalisi dengan para seniman, pendidik, pemuka agama, aktivis Hak Asasi Manusia,
lingkungan dan perempuan untuk terus mengkampanyekan bahwa jujur adalah langkah awal
memberantas korupsi. Untuk memperkuat partisipasi masyarakat dalam gerakan antikorupsi,
ICW juga didukung donasi publik. Dengan komitmen donasi yang diberikan bukan berasal dari
hasil korupsi atau kejahatan lain.
Kami bekerjasama dengan empat puluh dua mitra di berbagai daerah di Indonesia. Kami
memberdayakan aktor-aktor potensial untuk mewujudkan sistem politik, hukum, ekonomi, dan
birokrasi yang adil dan bersih dari korupsi. Memberantas korupsi adalah tugas bersama dan
perjalanannya masih panjang. Namun dengan jalinan masyarakat sipil yang kuat dan kerja keras
kita semua, Indonesia akan bebas dari belenggu korupsi. Harapan ini tetap kami jaga, bahwa
pada akhirnya kita bisa membawa perubahan bagi Indonesia.

VISI ICW

Menguatnya posisi tawar rakyat untuk mengontrol negara dan turut serta dalam keputusan untuk
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang demokratis, bebas dari korupsi, berkeadilan
ekonomi, sosial, serta jender.

MISI ICW

Adalah memberdayakan rakyat dalam:

1. Memperjuangkan terwujudnya sistem politik, hukum, ekonomi, dan birokrasi yang bersih
dari korupsi dan berlandaskan keadilan sosial dan jender.
2. Memperkuat partisipasi rakyat dalam proses pengambilan dan pengawasan kebijakan
publik.
Dalam menjalankan misi tersebut, ICW mengambil peran sebagai berikut:

1. Memfasilitasi penyadaran dan pengorganisasian rakyat di bidang hak-hak warga negara


dan pelayanan publik.
2. Memfasilitasi penguatan kapasitas rakyat dalam proses pengambilan dan pengawasan
kebijakan publik.
3. Mendorong inisiatif rakyat untuk membongkar kasus-kasus korupsi yang terjadi dan
melaporkan pelakunya kepada penegak hukum serta ke masyarakat luas untuk diadili dan
mendapatkan sanksi sosial.
4. Memfasilitasi peningkatan kapasitas rakyat dalam penyelidikan dan pengawasan korupsi.
5. Menggalang kampanye publik guna mendesakkan reformasi hukum, politik, dan
birokrasi yang kondusif bagi pemberantasan korupsi.
6. Memfasilitasi penguatan good governance di masyarakat sipil dan penegakan standar
etika di kalangan profesi.

DIVISI ICW

KORUPSI POLITIK

Fokus utama kerja Divisi Korupsi Politik lebih kepada upaya mendorong transparansi dan
akuntabilitas dalam sektor politik melalui berbagai metode. Divisi ini melakukan riset dan studi
mengenai patronase politik bisnis di level lokal hingga nasional.
Divisi Korupsi Politik juga melakukan advokasi terkait isu-isu aktual mengenai anggaran,
korupsi di parlemen dan lingkungan pemerintahan daerah.

HUKUM DAN MONITORING PERADILAN


Penegakan hukum di Indonesia belum sepenuhnya bekerja dengan baik bagi keadilan
masyarakat, praktek peradilan yang korup juga sering terjadi di ruang-ruang pengadilan. Divisi
Hukum dan Monitoring Peradilan ICW menjalankan tugas pengawasan terhadap berbagai
lembaga penegak hukum, hingga mengawal berbagai produk hukum yang relevan dengan
pemberantasan korupsi.
Divisi ini juga mengelola kasus korupsi yang dilaporkan masyarakat dan memberikan panduan
bagi pelapor agar laporan kasus tersebut bisa dilanjutkan kepada penegak hukum. Selain itu
memberikan kajian berupa penilaian kinerja aparat penegak hukum yang dilakukan setiap
semester berupa hasil tren korupsi.

PELAYANAN PUBLIK DAN REFORMASI BIROKRASI

Pelayanan publik masih dihantui korupsi. Masalah ini diperparah dengan agenda reformasi
birokrasi yang belum juga berjalan mulus.
Divisi PPRB mengadvokasi perbaikan di sektor pelayanan publik agar lebih bersih dan
berkualitas, disertai tata kelola birokrasi yang profesional dan berintegritas. Perbaikan yang
didorong diantaranya pada sektor pendidikan, kesehatan, dan pangan.

PUSAT INFORMASI DAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN

Divisi ini mengupayakan pengembangan pusat Informasi, produk-produk pengetahuan


(knowledge products), dan pengelolaan pengetahuan (knowledge management) tentang gerakan
sosial anti korupsi. Selain itu, divisi ini juga bertanggung jawab dalam pengembangan Akademi
Antikorupsi, pelaksanaan monitoring dan evaluasi dan  pembelajaran atas kerja – kerja
organisasi.

KAMPANYE PUBLIK
Media terus berkembang setiap tahunnya. Oleh karena itu ICW perlu meningkatkan strategi
komunikasi yang tepat sehingga pandangan-pandangan ICW secara lembaga terhadap perubahan
politik, sosial, dan hukum di Indonesia dapat dipublikasikan dan juga mampu dipahami oleh
masyarakat. Divisi Kampanye Publik dibentuk untuk mengelola strategi komunikasi baik itu
secara offline maupun online.

PENGGALANGAN DUKUNGAN PUBLIK

Indonesia Corruption Watch (ICW) adalah sebuah organisasi independen. Untuk menjaga
independensi sekaligus meningkatkan rasa kepemilikan publik dan menjaga keberlangsungan
program, sejak Maret 2010 lalu ICW membuka peluang donasi publik. Dengan memberi bantuan
finansial kepada lembaga ini, masyarakat dapat turut serta dalam kerja-kerja pemberantasan
korupsi.

Berikut adalah 11 prestasi KPK versi ICW:


1. Keberhasilan pada tingkat penuntutan mencapai 100%.
2. Berhasil menjerat tiga menteri aktif.
3. Berhasil menjerat penegak hukum aktif (Jenderal Polisi, Ketua MK, dan Hakim Adhoc
Tipikor).
4. Menjerat pimpinan partai politik aktif.
5. Penyelamatan keuangan atas kerugian negara yang fantastis.
6. Pelopor dan aktif dalam OTT terhadap pelaku korupsi.
 7. Pelopor tuntutan pencabutan hak politik untuk pelaku korupsi.
 8. Melakukan terobosan hukum dengan menuntut pelaku korupsi dengan undang-undang
korupsi dan undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
 9. Audit keuangan KPK selalu mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
10. Penerimaan Penghargaan Ramon Magsasay 2013.
11. Penangkapan M. Nazaruddin dan Anggoro Widjojo yang buron di luar negeri .

Anda mungkin juga menyukai