Anda di halaman 1dari 3

Nama : Layina Alyatushifa

NIM : A210190012
Kelas : A

 Contoh akad musyarakah

Seorang peternak lele, mampu menghasilkan 50 Kg lele per harinya. Dia


berencana menaikan kapasitas produksinya hingga mencapai 100 Kg / hari. Namun,
Keuntungan yang diperolehnya tidak mencukupi untuk membiayai keseluruhan
kebutuhan penambahan luas kolam lele, pembelian bibit dan pakan lele. Peternak lele
kemudian menawarkan kerjasama usaha kepada investor, dengan persyaratan modal
dari investor 60% dan peternak sisanya. Porsi keuntungan dapat disepakati, apakah dari
keseluruhan kapasitas produksi 100 kg/hari, atau mengunakan hasil penambahan
kapasitas produksi sebesar 50 kg/hari. Skema seperti ini juga merupakan contoh akad
musyarakah permanen, yaitu perjanjian musyarakah dengan menetapkan porsi bagi
hasil (nisbah), yang tetap selama selama masa kontraknya.

1. Apa yang dimaksud dengan musyarakah?


Menurut PSAK 106 mengenai musyarakah, musyarakah merupakan akad
kerjasama anattar dua belah pihak atau lebih untuk usaha tertentu dimana masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan
dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan resiko berdasarkan porsi kontribusi dana.
2. Sebut dan jelaskan tiga jenis musyarakah!
a. Musyarakah ’inan adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dengan modal
yang mereka miliki bersama untuk membuka usaha yang mereka lakukan sendiri,
lalu berbagi keuntungan bersama. Kewenangan mitra dalam musyarakah ‘inan
bersifat terbatas pada persetujuan mitra yang lain. Praktik musyarakah dalam dunia
perbankan
umumnya didasarkan atas konsep musyarakah ’inan.
b. Musyarakah abdan (syirkah usaha) yaitu kerjasama antara dua pihak atau lebih
dalam
usaha yang dilakukan oleh tubuh (praktik) mereka, seperti kerjasama sesama dokter
di
klinik atau sesama tukang jahit, sesama akuntan/konsultan
c. Musyarakah wujuh adalah kerjasama dua pihak atau lebih, dengan cara
mereka membeli
barang dengan menggunakan nama baik mereka dan kepercayaan pedagang kepada
mereka tanpa keduanya memiliki modal uang sama sekali, menjualnya dengan
pembagian keuntungan mereka dan pedagang, lalu setelah dijual bagian keuntungan
mereka dibagi bersama.

3. Jelaskan alur transaksi musyarakah!


a. Transaksi Musyarakah dimulai dari pengajuan perhomonan pembiayaan musyarakah
oleh nasabah dengan mengisi formulir permohonan pembiayaan. Formulir tersebut
diserahkan kepada bank syariah beserta dokumen pendukung. Selanjutnya, pihak
bank melakukan evaluasi kelayakan pembiayaan musyarakah yang diajukan nasabah
dengan menggunakan analisis 5 C ( Character, Capacity, Capital, Commitment dan
Collateral ). Kemudian anlisis diikuti dengan verifikasi. Bila nasabah dan usaha
dianggap layak, selanjutnya diadakan perikatan dalam bentuk penandatanganan
kontrak musyarakah dengan nasabah sebagai mitra di hadapan notaris, kontrak yang
dibuat setidaknya memuat berbagai hal untuk memastikan terpenuhina rukun
musyarakah
b. Bank dan nasabah mengkontribusikan modalnya masing-masing dan nasabah
sebagai mitra aktif mulai mengelola usaha yang disepakati berdasarkan kesepakatan
dan kemampuan terbaiknya.
c. Hasil usaha dievaluasi pada waktu yang ditentukan berdasarkan kesepakatan.
Keuntungan yang diperoleh akan dibagi antara bank dengan nasabah sesuai dengan
porsi yang telah disepakati. Seandainya terjadi kerugian yang tidak disebabkan oleh
kelalaian nasabah sebagai mitra aktif ¸mak kerugian ditanggung proporsional
terhadap modal masing-masing mitra. Adapun kerugian yang disebabkan oeh
kelalaian nasabah sebagai mitra aktif sepenuhnya menjadi tanggung jawab nasabah.
d. Bank dan nasabah menerima porsi bagi hasil masing-masing berdasarkan metode
perhitungan yang telah disepakati. 5) Bank menerima pengembalian modalna dari
nasabah, jika nasabah telah mengembalikan semua modal milik bank usaha
selanjutnya menjadi milik nasabah

4. Buatlah jurnal atas transaksi investasi musyarakah pada Bank Syariah Ahmed berikut ini:
Pada tanggal 1 Januari 2008 Suroto mengajukan kerjasama kepada Bank Syariah
Ahmed untuk melakukan investasi produksi tekstil. Ia menuturkan bahwa dana
yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnisnya adalah Rp 200.000.000. Saat ini ia
telah memiliki dana Rp 100.000.000 sehingga ia bermaksud meminta Bank Syariah
Ahmed untuk menjadi mitra kerjanya dengan menyertakan modal sebesar
kekurangannya. Pembagian bagi hasil akan dilakukan sesuai dengan porsi
penyertaan terhadap total dana yang digunakan untuk investasi. Bank mensyaratkan
akan berpartisipasi namun bank menjadi mitra pasif dan Suroto wajib membeli bagian
kepemilikan bank setelah 2 tahun. Pembagian porsi keuntungan dilakukan setiap
bulan berdasarkan laba bruto Berikut ini rincian transaksi yang terjadi.
Tanggal Keterangan D K
1 Jan Tidak dijurnal
2008
3 Jan Pos lawan komitmen administrative Rp 100.000.000
2008 pembiayaan Rp 100.000.000
Kewajiban komitmen
administrasi pembiayaan
Rekening Nasabah-Suroto Rp 2.000.000
Pendapatan administrasi Rp 2.000.000
13 Jan Investasi musyarakah Rp 100.000.000
2008 Rekening Nasabah-Suroto Rp 100.000.000
Kewajiban komitmen Rp 80.000.000
administrative pembiayaan
Pos lawan komitmen Rp 80.000.000
administrative pembiayaan
13 Feb Rekening Nasabah Rp 3.750.000
2008 Pendapatan bagi hasil musyarakah Rp 3.750.000
13 Maret Rekening Nasabah Rp 5.600.000
2008 Pendapatan bagi hasil musyarakah Rp 5.600.000
13 Mei Kerugian Musyarakah Rp 3.150.000
2008 Penyisihan kerugian Rp 3.150.000
investasi musyarakah
13 Jan Rekening Nasabah Rp 100.000.000
2011 Piutang investasi musyarakah Rp 100.000.000
jatuh tempo

Anda mungkin juga menyukai