PEMOTONG BESI
HOLLOW MENGGUNAKAN MESIN
GERINDA TANGAN
Oleh:
AKIA FRANSISKUS [3201702018]
Demikian pernyataan ini saya buat, apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya
melakukan Plagiat terhadap karya orang lain maka saya bersedia menerima sanksi
akademik yang berlaku.
Akia Fransiskus
NIM. 3201702018
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan dibawah ini Dosen Pembimbing tugas akhir jurusan teknik mesin
Politeknik Negeri Pontianak, menyatakan bahwa tugas akhir dari:
Telah diperiksa dan dinyatakan selesai serta siap untuk diajukan dalam ujian tugas akhir.
Laporan tugas akhir ini telah disidangkan dan dipertahankan pada tanggal 11 September
2020 didepan tim penguji Jurusan Teknik Mesin:
Ketua : Eko Widagdo,S.T.,M.T.
Penguji I : Dr. Sunarso, S.T.,M.Eng.
Penguji II : Aripin Manurung, S.Kom., M.Kom
Dinyatakan dan disahkan memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan programpendidikan
Diploma III teknik mesin pada Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontianak.
Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Pontianak
Rusdaniyar, S.T.,M.Eng.
NIP. 196607111990111001
ABSTRAK
Proses pemotongan besi Hollow jika dilakukan menggunakan mesin gerinda tangan,
Cutting wheel, gergaji besi, dan mesin gergaji, permukaan hasil potong kurang rata dan
sering miring serta tidak siku. Oleh karena itu, bagaimana caranya memotong besi hollow
40x40 hasilnya sesuai yang diinginkan rata dan siku. Sehingga saat potongan besi ini
dirakit bisa tegak lurus dan tidak miring terutama untuk bahan stainless steel. Maka
dirancang sebuah alat bantu pemotongan besi hollow dengan menggunakan mesin gerinda
tangan sebagai alat pemotongnya, sedang mekanisme supaya lurus dan rata yaitu dengan
membuat dudukan bahan besi hollow yang bisa diputar 360 o. Prinsip kerjanya sangat
sederhana yaitu besi hollow dimasukkan kedalam dudukan siku kemudian dikunci dengan 2
baut disebelah kiri dan 2 baut disebelah kanan supaya tidak bergerak, kemudian dilakukan
pemotongan sambil bahan diputar sampai putus. Uji coba alat bantu pemotong besi hollow
ini berhasil dengan baik dan permukaan bekas potongan bisa rata, tidak miring serta siku.
Berdasarkan hasil perencanaan dan pembuatan Rancang Bangun Alat Bantu
Pemotongan Besi Hollow Menggunakan Mesin Gerinda Tangan ini memiliki dimensi alat
yang didapatkan adalah 500 mm x 390 mm x 155 mm.
Kata kunci: Besi Hollow, alat pemotong, permukaan rata, siku, mesin gerinda tangan.
i
PRAKATA
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Tugas akhir ini berjudul Rancang Bangun Alat Bantu Pemotong Besi Hollow
Menggunakan Mesin Gerinda Tangan yang berfungsi untuk memotong besi hollow dengan
hasil potongan yang presisi. Prinsip kerjanya adalah besi hollow dapat diputar 360o dan
mesin gerinda memotong tiap sisi dari besi hollow sehingga permukaan hasil potong yang
rata. Laporan Tugas Akhir ini ini dibuat sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah Tugas
Akhir pada Prodi D3 Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontianak.
Selesainya penulisan tugas akhir ini atas bimbingan, arahan, dan petunjuk dari pihak
yang terlibat didalamnya. Baik mengenai materi, isi maupun teknik penyusunan tulisannya.
Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ir. H.M.Toasin Asha, M.Si.,Selaku Direktur Politeknik Negeri Pontianak.
2. Rusdaniyar, S.T.,M.Eng,, Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Pontianak.
3. Azmal, S.T.,M.T, selaku Koordinator Tugas Akhir.
4. Eko Widagdo,S.T.,M.T, Selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
5. Dr. Sunarso, S.T.,M.Eng, selaku Dosen Penguji I Tugas Akhir.
6. U. Endang Kusumajaya, S.Pd., M.Edu, selaku Dosen Penguji II Tugas Akhir.
7. Kedua Orang Tua yang telah banyak membantu secara moril maupun material selama
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. Kepada teman seangkatan 2017 yang telah banyak membantu dan memotivasi agar bisa
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis meyadari adanya kekurangan baik dari
segi materi maupun penggunaan tata bahasa. Semoga tugas akhir ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua demi bertambahnya ilmu pengetahuan.
Pontianak, 11 September 2020
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK............................................................................................................................i
PRAKATA...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...............................................................................................................vi
DAFTAR NOTASI............................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah Dan Batasan Masalah......................................................1
1.3 Tujuan Dan Manfaat......................................................................................2
BAB II DASAR TEORI......................................................................................................4
2.1 Bentuk Dan Kontruksi Alat Yang Dirancang...............................................4
2.2 Rumus Yang Digunakan...............................................................................5
2.3 Mesin Dan Peralatan Yang Digunakan.....................................................11
2.4 Metode Penyelesaian Masalah..................................................................15
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................16
3.1 Proses Perancangan.....................................................................................16
3.2 Proses Pembuatan........................................................................................25
3.3 Waktu Permesinan.......................................................................................45
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................58
4.1 Kesimpulan..................................................................................................58
4.2 Saran............................................................................................................58
Daftar Pustaka
Lampiran
iii
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR NOTASI
vii
Tm = Waktu mesin (menit)
P = Panjang pembubutan (mm)
S = pemakanan/menit
PL = Panjang langkah (mm)
PB = Panjang benda (mm)
PA = Panjang akhir (mm)
s = feed
viii
BAB I
PENDAHULUAN
3. Agar hasil potongan pada permukaan besi hollow dapat rata dan siku, terutama
untuk bahan besi hollow stainles.
4. Bagaimana membangun alat bantu pemotong besi hollow ini agar presisi, terutama
pada bagian pemutar benda kerja agar tidak mudah bergeser kekiri dan kekanan
saat diputar.
1.2.2 Batasan Masalah
Agar rancang bangun alat bantu pemotong besi hollow ini dapat selesai dengan baik
dan tepat waktu, untuk itu perlu adanya batasan masalah yaitu:
1. Menggunakan mesin gerinda tangan dengan daya 450 watt/220 volt dan putaran
mesin sekitar 11000-15000 rpm.
2. Ukuran besi hollow yang dapat dipotong adalah 40 x 40 mm.
3. Panjang minimal besi hollow yang dapat dipotong adalah 450 mm.
1.3 Tujuan Dan Manfaat
1.4
1.3.1 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan alat bantu ini antara lain:
1. Dapat merancang dan membuat alat bantu pemotong besi hollow menggunakan
mesin gerinda tangan.
2. Dapat melakukan perhitungan sesuai dengan beban yang dibutuhkan.
3. Dapat melakukan proses pembuatan komponen-komponen dengan alat yang
tersedia di bengkel Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontianak.
4. Dapat mempermudah dan mempercepat proses pemotongan besi hollow.
1.3.2 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan alat bantu pemotong besi hollow
menggunakan mesin gerinda tangan ini antara lain adalah:
1. Bagi mahasiswa, rancang bangun ini bermanfaat sebagai penerapan ilmu teori dan
ilmu praktek yang didapatkan selama perkuliahan.
2. Bagi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontianak, bermafaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dalam proses pemotongan besi hollow.
3. Dapat memotong besi hollow dengan hasil pemotongan yang presisi.
BAB II
DASAR TEORI
Gambar 2.2 Bentuk Dan Kontruksi Alat Bantu Pemotong Besi Hollow
3
10. Besi hollow 40x40
mm
4
4
m
adalah sebesar m (kg) dengan gaya gravitasi bumi sebesar g = 9,81( 2 ). Maka hasil gaya
s
tekan pemotongan dapat diketahui dengan rumus:
W = m . g (N)
Keterangan :
W = berat mesin, (N)
m = massa mesin, (kg)
m
g = percepatan gravitasi, ( ¿
s2
1. Menghitung Gaya Pegas
RA F
W
Fg
L1
L2
L3
F x L3 + W x L2 – Fg x L1 = 0
F x L 3+W x L 2
Fg =
L1
Σ FY = 0
R A + W + F – Fg = 0
R A = Fg – W – F
2. Perhitungan Poros Engsel
Pada gambar 2.3 Diagram benda bebas poros engsel, beban lengan ayun
cenderung akan menyebabkan poros mengalami tegangan geser, maka gaya geser
akan terjadi pada dua sisi poros.
Beban ayun
Daerah Putus
Daerah Putus
Poros
DudukanEngsel
F
τ g=
A
Sehingga beban yang mengakibatkan tegangan geser adalah :
F
τ g= ≤ Tegangan Geser Ijin
2A
Keterangan :
τ g = Tegangan Geser, (N/mm2)
F = Gaya Geser, (N)
A = Penampang geser terhadap 2x sisi kiri dan kanan (mm2 )
Beban poros diambil dari kekuatan bahan, dengan beban tarik (N/mm2), dan
diambil faktor keamanan (v) adalah sebagai berikut :
σ bahan
σt =
V
τ g= 0,5 σ t
Jadi tegangan geser yang terjadi pada poros adalah,
F
τ g=
A
F
= 2. ❑ . d 2
4
F
√( )
d = ❑
2. . d 2
4
3. Perhitungan Kekuatan Baut Pengencang dudukan Engsel
Baut pada alat ini berfungsi sebagai pengencang dudukan engsel dengan
landasan meja. Perhitungan tegangan tarik yang terjadi adalah,
F
τ t= <= σ t
A
Dimana tegangan tarik ijin adalah batasan tegangan yang dimiliki oleh bahan
yang dipengaruhi oleh faktor keamanan, agar bahan aman digunakan. Rumus tegangan
tarik ijin adalah sebagai berikut:
σt
σt = (N/mm2)
v
7
Keterangan :
❑t = tegangan tarik bahan, (N/mm2 )
σ t = Tegangan tarik ijin, (N/mm2 )
v = faktor keamanan
Sumber: Sularso. Ir. 2004. “Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin”.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Hal 290
4. Perhitungan Gaya Tarik Pada Plat Penampang Baut.
8
Penahan poros engsel akan menerima beban dari poros yang akan mengalami
gaya tarik plat akan memiliki gaya tarik disaat kita menekan tuas penekan, jika plat
tipis atau tidak aman maka plat akan putus. Jadi agar tebal plat aman digunakan, maka
rumus yang digunakan adalah:
diperhatikan agar bahannya tetap berada dalam jangkauan elastis untuk menghindari
adanya deformasi permanen apabila bebannya diambil. Oleh karena itu, metode
perancangan yang lazim adalah mengunakan faktor keamanan terhadap tegangan luluh
maupun tegangan batas dari bahan, sehingga diperoleh tegangan ijin (allowable stress)
atau tegangan kerja (working stress) atau tegangan kerja (working stress), yang tak
boleh dilampaui disetiap bagian dalam struktur.
Tegangan yang diiijinkan pada suatu benda
Tegangan ijin oleh pembebanan tetap :
Pembebanan tetap sebenarnya dibagi 2 macam, yaitu :
Pembebanan tetap dalam keadaan diam (statis), v = 1 - 4
Pembebanan tetap dalam keadaan bergerak (dinamis), v = 4 - 8
Kedua hal di atas mempunyai factor keamanan yang berlainan, dan untuk beban
dinamis factor keamanannya harus lebih besar daripada yang statis karena pada
pembebanan dinamis selain menerima beban gaya luar benda juga mengalami
kelelahan akibat beban yang berubah–ubah.
Tegangan ijin oleh pembebanan tidak tetap (beban periodik), v = 8 - 10
Pembebanan periodik yang dimaksud adalah bebannya bergerak atau tetap dalam
tempo tertentu dan kontinyu. Dan bendanya sewaktu–waktu bisa mengalami
penambahan beban maupun pengurangan beban. Oleh sebab itu, factor
keamanannya lebih besar daripada beban dinamis.
Tegangan ijin oleh pembebanan impak (kejut), v = 10 -15.
Karena bendanya mengalami impak, maka factor keamanannya lebih besar daripada
benda yang menerima pembebanan tetap dan tidak tetap. Hal ini disebabkan
bendanya tidak sempat mengalami gaya tegang akibat adanya beban yang tiba–tiba.
σu
tegangan luluh
❑= v
Tegangan ijin, faktor kea m anan =
−
Dimana: σ = tegangan ijin, N/mm2
σu = tegangan bahan, luluh, N/mm2
v = faktor keamanan
10
Faktor keamanan terhadap tegangan batas (Ultimate Stress) harus lebih besar daripada
terhadap tegangan luluh (yield stres). Hal ini disebabkan karena tegangan batas lebih
besar daripada tegangan luluh untuk semua bahan.
2.3 Mesin Dan Peralatan Yang Digunakan Dalam Pembuatan Komponen
Konsep dasar dalam pembuatan alat bantu pemotongan besi hollow
menggunakan mesin gerinda tangan adalah menggunakan mesin, adapun proses permesinan
dan peralatan yang digunakan adalah:
1. Mesin Bubut
Proses pembubutan merupakan proses merubah bentuk benda kerja menjadi
bulat. Prinsip kerja mesin bubut yaitu benda kerja yang bergerak, dan mata pahat bubut
bisa gerak kedepan dan ke samping saat pemakanan benda kerja. Adapun penggunaan
mesin bubut untuk membuat pin/pasak, mesin bubut dapat dilihat pada gambar 2.3
Mesin bubut.
Vc .1000
n=
.d
=……(rpm)
Mesin cnc 3 axis ini memungkinkan penggunaan alat potong lebih dari satu
buah dan penggantian alat potongnya secara otomatis, sehingga alat potong yang
akan digunakan ditempatkan pada magizine.
Setelah mendapatkan data perhitungan melalui buku referensi dan dari hasil
pengamatan serta gambar kerja telah dibuat, maka selanjutnya proses pembuatan
alat bantu pemotong besi hollow menggunakan mesin gerinda tangan dikerjakan
menggunakan mesin-mesin yang tersedia di Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Pontianak.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mulai
Input:
1. Data Komponen
2. Jenis Bahan
Perhitungan Teoritis
1. Perhitungan gaya pegas
2. Perhitungan poros engsel
3. Perhitungan kekuatan pada sambungan baut
4. Perhitungan gaya tarik pada plat penampang
poros
σ t ≤ σ́ t
τ≤ τ́ Tidak
Ya
15
16
Gambar Kerja
Selesai
m
bumi sebesar 9,81 2 . maka gaya tekan pemotongan adalah :
s
m
W = 1,495 kg x 9,81
s2
= 14,66 N
Pegas yang telah diuji menggunakan timbangan memiliki beban sebesar
14,66 N diasumsikan sebagai gaya tangan F, yang digunakan untuk menekan
mesin sekaligus untuk melawan pegas.
18
Demikian juga berat mesin gerinda saat ditimbang hasilnya adalah 2,8 kg,
m
dengan gaya gravitasi bumi sebesar 9,81 . Maka hasil gaya tekan pemotongan
s2
adalah :
m
F = 2,8 kg x 9,81
s2
= 27,47 N
RA F
W
Fg
L1
L2
L3
Gambar 3.4 Diagram Benda Bebas
Diketahui :
W = 27,47 N
F = 14,66 N
L1 = 14 mm
19
L2 = 160 mm
L3 = 400 mm
Jadi berdasarkan kesetimbangan momen maka gaya pegas dapat dihitung
sebagai berikut:
Σ m A =¿ 0
F x 400 + W x 160 – Fg x 14 = 0
F x 400+W x 160 F x L 3+W x L 1
Fg =
14 14
(27,47 x 400)+(14,66 x 160)
=
14
= 952,41 N
Σ FY = 0
R A + W + F – Fg = 0
R A = Fg – W – F
= 952,41 -14,66 - 027,47
= 910,28 N
2. Perhitungan Poros Engsel
Pada sisi beban lengan ayun cenderung akan menyebabkan poros mengalami
tegangan geser, maka gaya akan terjadi pada dua sisi.Perhitungan adalah sebagai
berikut:
Lengan ayun
Daerah Putus
Daerah Putus
Poros
DudukanEngsel
20
F
❑g =
π .d2. p.Z
952,41
=
π . 10,679 .1,75 . 7
= 1,8 N/mm2
= 2,319 N/mm2
Dari perhitungan diatas tegangan geser ijin ulir M12 yaitu 2,319 N/mm2 sedangkan
tegangan yang diijinkan yaitu 46,25 N/mm2 sehingga baut yang digunakan aman dan
mampu menahan tegangan tarik.
4. Perhitungan Gaya Tarik Pada Plat Penampang Poros
Plat penampang poros engsel akan menerima beban dari poros yang
akan mengalami gaya tarik pada plat, gaya tarik terjadi disaat kita menekan tuas
penekan, jika plat tipis atau tidak aman maka plat akan putus. Maka untuk
22
memastikan tebal plat aman digunakan, hasil perhitungan adalah tegangan tarik
yang terjadi lebih kecil dari tegangan tarik ijin.
L = 60mm
952,41
¿
( 60−12 ) x 3
N
= 6,61
mm2
N
6,61
mm2
¿
2
N
¿ 3,30
mm2
N
Karena penampang penahan baut poros ada dua maka ❑t=3,30 bahan plat
mm2
N
yang diambil dari bahan plat baja St 37 dengan kekuatan tarik sebesar370 ,
mm2
dengan faktor keamanan V = 4
Jadi tegangan Tarik ijin adalah :
23
❑t
❑t=
v
370
❑t=
4
N
=92,5
mm2
N
46,25 sehingga plat pada penahan baut poros aman.
mm2
24
Mulai
Gambar Kerja
Proses Komponen :
1. Pembuatan rangka, plat bhusing, dan lingkaran
bhusing.
2. Pembuatan plat lengan, poros engsel, dan dudukan
gerinda.
Proses Assembling
Ya
25
Finishing
Selesai
Lebar 80 mm
Alat yang digunakan:
a. Mesin gerinda tangan
b. Mesin las
c. Mesin CNC dan peralatannya
d. Mata bor Ø10 (end mill Ø10 )
e. Mistar baja
f. Penggores
Langkah pembuatan:
Berikut langkah pembuatan rangka alat bantu pemotong besi hollow
menggunakan mesin gerinda tangan:
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Lakukan pengukuran menggunakan mistar baja.
c. Gores pada bahan pada panjang 450 mm.
d. Potong bahan menggunakan mesin gerinda tangan.
Cekam benda kerja pada chuck bubut, pasang pahat bubut (HSS) rata
kana dan setting pahat agar center.
Setelah proses pencekam dan penyetingan pahat bubut selesai, atur
kecepatan putaran mesin bubut.
Vc .1000
n =
.D
85.1000
=
3,14.100
= 270 rpm
Setelah putaran mesin diatur, bubut penampang benda kerja dari
panjang 55 mm menjadi 50 mm (untuk meratakan permukaan
penampang benda kerja dari hasil pemotongan bahan).
b. Langkah kerja pada mesin bubut
Siapkan alat dan bahan
Cekam benda kerja pada chuck bubut, pasang pahat bubut (HSS) rata
kana dan setting pahat agar center.
Setelah proses pencekam dan penyetingan pahat bubut selesai, atur
kecepatan putaran mesin bubut.
Vc .1000
n=
.D
85.1000
=
3,14.100
= 270 rpm
Setelah putaran mesin diatur, bubut penampang benda kerja dari
panjang 55 mm menjadi 50 mm (untuk meratakan permukaan
penampang benda kerja dari hasil pemotongan bahan).
32
Siapkan peralatan
Pasang plat tebal 3 mm berdiri di tepi plat tebal 5 mm.
Las pada sudut kedua plat.
Langkah Pembuatan
a. Langkah kerja pembubutan panjang 187 menjadi 185 mm
Siapkan alat dan bahan
Cekam benda kerja pada chuck bubut, pasang pahat bubut (HSS) rata
kana dan setting pahat agar center.
Setelah proses pencekam dan penyetingan pahat bubut selesai, atur
kecepatan putaran mesin bubut.
Vc .1000
n =
.D
60.1000
=
3,14.14
= 137 rpm
Setelah putaran mesin diatur, bubut penampang benda kerja dari
panjang 187 mm menjadi 185 mm (untuk meratakan permukaan
penampang benda kerja dari hasil pemotongan bahan).
b. Langkah kerja pembubutan Ø15 mm panjang 5 mm, Ø12 mm panjang 185
mm, dan Ø15 mm panjang 5 mm
Siapkan alat dan bahan
Cekam benda kerja pada chuck bubut, pasang pahat bubut (HSS) rata
kana dan setting pahat agar center.
Setelah proses pencekam dan penyetingan pahat bubut selesai, atur
kecepatan putaran mesin bubut.
39
Vc .1000
n=
.D
60.1000
=
3,14.14
= 137 rpm
Setelah putaran mesin diatur, bubut diameter 15 mm menjadi 14 mm
sepanjang 5 mm.
Setelah pembubutan diatas langkah selanjutnya adalah putar balik
benda kerja dan lakukan pembubutan untuk mengurangi diameter
poros dari Ø15 mm menjadi Ø12 Pada Panjang 180 mm.
Setelah pembubutan diatas, lakukan pembubutan diameter 12 menjadi
diameter 10 sepanjang 10 mm.
Setelah itu kemas kembali peralatan dan bersihkan kembali mesin.
6. Pembuatan Lengan
Bahan : UNP 65x40
Ukuran bahan : Panjang 200
Lebar 65
Tinggi 35
Ukuran jadi : Panjang 150
Lebar 65
Tinggi 40
Alat Yang Digunakan
a. Mistar baja
b. Penggores
c. Penggaris siku
d. Mesin gerinda tangan
e. Mesin cnc dan perlengkapannya
f. End mill Ø12 mm
g. Kikir persegi
Langkah Pembuatan
a. Langkah pemotongan
40
Langkah Kerja
a. Langkah pemotongan
Siapkan alat dan bahan
Ukur dan beri garis menggunakan penggores, sebagai acuan untuk
memotong bahan
Potong bahan UNP 75x65 dari panjang 210 mm menjadi 105 mm
Setelah di potong bersihkan permukaan yang telah dipotong
menggunakan kikir persegi dan lakukan pengukuran serta beri titik
pada seperti pada gambar 3.21 letak pengeboran.
b. Langkah pengeboran
Siapkan alat dan bahan
Hidupkan mesin cnc dan pasang permukaan samping pada ragum
pada.
Sebelum pengeboran terlebih dahulu melakukan perhitungan
kecepatan putaran spindel mesin.
Kecepatan putaran spindel mesin
Vc .1000
n=
.D
185.1000
=
3,14.12
= 6970 rpm
Setelah perhitungan, maka mulai pengoperasian mesin menggunakan
remot mesin dan lakukan pengeboran.
= 13 mm
F = f.t.n
= 0,05 x 4 x 2388
= 477,6 mm/menit
13
=
477,9
= 0,027menit
Pengeboran dilakukan sebanyak 6 lubang pada rangka, jadi waktu
permesinan adalah : 0,027 menit x 6 = 0,162 menit.
Jadi waktu yang dibutuhkan dalam pengeboran rangka adalah :
Tm + waktu penyetiangan
0,162 menit + 5 menit = 5,162 menit.
b. Pengeboran Plat Dudukan Engsel
Plat Persegi Tebal 3 mm
Vc .1000
n =
.D
75.1000
=
3,14.10
= 2388 rpm
L
Tm =
F
L = l + la + lu
3 + 3,5 + 3,5
10 mm
F = f.t.n
= 0,05 x 4 x 2388
= 477,6 mm/menit
10
=
477,9
= 0,020menit
Pengeboran dilakukan sebanyak 2 lubang pada plat persegi tebal 3
mm , jadi waktu permesinan adalah : 0,020 menit x 2 = 0,040 menit.
Jadi waktu yang dibutuhkan dalam pengeboran plat persegi tebal 3 mm
adalah : Tm + waktu penyetiangan
0,40 menit + 5 menit = 5,040 menit.
Plat Persegi Tebal 5 mm
48
= 0,033menit
Pengeboran dilakukan sebanyak 2 lubang pada plat persegi tebal 5 mm
dengan bahan plat persegi tebal 5 mm. Jadi waktu permesinan adalah :
0,033 menit x 2 = 0,066 menit.
Jadi waktu yang dibutuhkan dalam pengeboran plat persegi tebal 5 mm adalah :
Tm + waktu penyetiangan
0,066 menit + 2 menit = 2,066 menit.
c. Pengeboran Lengan
Diametere cutter = 12 mm
Jumlah gigi =4
Cutting speed (Vc) = 75 m/menit (lihat tabel lampiran 1 B)
Feed (s) = 0,05 mm/gigi
13 mm
F = f.t.n
= 0,05 x 4 x 2388
= 477,6 mm/menit
13
=
477,9
= 0,027menit
Pengeboran dilakukan sebanyak 2 lubang pada rangka, jadi waktu
permesinan adalah :
0,027 menit x 2 = 0,54 menit.
Jadi waktu yang dibutuhkan dalam pengeboran lengan adalah :
Tm + waktu penyetiangan = menit
0,54 menit + 3 menit = 3,54 menit.
L
Tm =
F
L = l + la + lu
= 4 + 4,5 + 4,5
= 13 mm
F = 0,05 x 4 x 2388
= 477,6 mm/menit
13
=
477,9
= 0,027 menit
Pengeboran dilakukan sebanyak 5 lubang pada rangka, jadi waktu
permesinan adalah : 0,027 menit x 5 = 0,135 menit.
Jadi waktu yang dibutuhkan dalam pengeboran lengan adalah :
Tm + waktu penyetiangan
0,135 menit + 7 menit = 7,135 menit.
Jadi total waktu yang digunakan pada mesin CNC dapat dilihat pada tabel
3.2 Waktu Permesinan Pada Mesin CNC.
Tabel 3.2 Waktu Permesinan Pada Mesin CNC
No Pekerjaan Yang Dilakukan Waktu Pengerjaan
2. Mesin Bubut
a. Waktu Pembubutan Pada Poros Pemutar
52
52
Tm =
13,5
= 3,8 menit
Pembubutan dilakukan sebanyak 2 kali (untuk 2 sisi) dengan
ketebalan pemakanan 1 mm, jadi waktu kerja mesin adalah :
3,8 menit x 2 = 7,6 menit
Pembubutan Ø95 mm dengan panjang 30 mm
panjang pembubutan
Tm =
pemakanan/menit
p
=
S
P = PL + PB + PA
= 5 + 30 + 0
= 35 mm
S =sxn
= 0,05 mm/putaran x 270 rpm
= 13,5 mm/putaran
35 mm
Tm =
13,5 mm/menit
= 2,59 menit
Pembubutan dilakukan sebanyak 5 kali dengan ketebalan
pemakanan 1 mm, jadi waktu kerja mesin adalah :
2,59 menit x 5 = 12,95 menit
Pembubutan Ø85 mm dengan panjang 28 mm
p
Tm =
S
P = PL + PB + PA
= 5 + 28 + 0
= 33 mm
S =sxn
= 0,05 mm/putaran x 270 rpm
= 13,5 mm/putaran
54
33 mm
Tm =
13,5 mm/menit
= 2,4 menit
Pembubutan dilakukan sebanyak 10 kali dengan ketebalan
pemakanan 1 mm, jadi waktu kerja mesin adalah :
2,4 menit x 5 = 24 menit
Pembubutan Diameter Dalam 75 mm dengan panjang 28 mm
panjang pembubutan
Tm =
pemakanan/menit
p
=
S
P = PL + PB + PA
= 5 + 28 + 0
= 33 mm
S =sxn
= 0,05 mm/putaran x 270 rpm
= 13,5 mm/putaran
33 mm
Tm =
13,5 mm/menit
= 2,4 menit
Pembubutan dilakukan sebanyak 18 kali dengan ketebalan
pemakanan 1,5 mm dan 1 kali 1 dengan ketebalan pemakanan 1 mm,jadi
waktu kerja mesin adalah :
2,4 menit x 19 = 45,6 menit
b. Waktu Pembubutan Pada Poros Pemutar
55
15 mm
Tm =
68,5 mm/menit
= 0,21 menit
Pembubutan dilakukan sebanyak 1 kali dengan ketebalan
pemakanan 2 mm, jadi waktu kerja mesin adalah : 0,21 menit.
Dalam proses pengoperasian mesin bubut dibutuhkan waktu
penyetingan selama 3 menit. Sehingga lama waktu yang dibutuhkan
selama proses pembuatan adalah:
waktu persiapan + waktu pemakanan = total waktu
3 menit + 0,21 menit = 3,21 menit.
Total waktu yang digunakan dalam pengoperasian mesin bubut dapat dilihat
pada tabel 3.3 waktu pada mesin bubut.
Tabel 3.3 Waktu Pada Mesin Bubut
No Pekerjaan yang dilakukan Waktu pengerjaan
1 Pembubutan permukaan 7,6 Menit
2 Pembubutan Ø95 x 30 mm 12,95 Menit
3 Pembubutan Ø85 x 28 mm 24 Menit
4 Pembubutan Diameter Dalam 75 mm x 28 mm 45 Menit
5 Pembubutan Ø14 mm dengan panjang Ø4 mm 2,13 Menit
6 Pembubutan Ø12 mm dengan panjang Ø181 mm 5,7 Menit
7 Pembubutan Ø10 mm dengan panjang Ø10 mm 3,21 Menit
Total Waktu Yang Butuhkan 100,5 Menit
2. Biaya Permesinan
Perhitungan biaya permesinan dapat dilihat pada tabel 3.5
Tabel 3.5 Biaya Permesinan
No Jenis Mesin Lama Pengerjaan Sewa/Jam Total Biaya
1 Mesin Bubut 1,67 jam Rp 20.000 Rp 34.000
2 Mesin CNC 1,28 jam Rp 70.000 Rp 90.000
Jumlah Rp 124.000
Jadi upah pekerja yang dibutuhkan untuk membuat alat bantu pemotong
besi hollow menggunakan mesin gerinda tangan adalah : Rp 1.190.00 untuk 2
pekerja, dalam waktu 7 hari.
Total biaya dalam pembuatan yang dikeluarkan pada alat bantu
pemotong besi hollow menggunakan mesin gerind tangan adalah mencakup biaya
bahan baku, biaya permesinan, dan biaya upah pekerj yang dapat dilihat pada tabel
3.6 total biaya pembuatan.
Tabel 3.6 Total Biaya Pembuatan
No Kebutuhan Biaya
1 Biaya bahan baku Rp 830.000
2 Biaya permesinan Rp 124.000
3 Biaya upah pekerja Rp 1.190.000
Jumlah Rp 2.144.000
Jadi total biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan alat bantu pemotong besi hollow adalah
Rp 2.144.000.
3.4 Petunjuk Penggunaan Alat
Dalam proses penggunaan alat bantu pemotong besi hollow menggunakan
mesin gerinda tangan, adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Siapkan alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pemotongan besi hollow adalah:
Alat bantu pemotong besi hollow menggunakan mesin gerinda tangan
Penggaris siku
Mistar
Penggores
Besi hollow (Bahan yang dipotong)
60
Gambar 3.33 Alat Dan Bahan Pada Proses Pemotongan Besi Hollow
2. Pasang besi hollow pada dudukan besi hollow.
3. Lakukan pengukuran pada besi hollow yang akan dipotong, beri tanda
menggunakan penggores pada ukuran yang akan dipotong.
saat pemotongan tekan tuas pada dudukan mesin gerinda hingga mata
gerinda memotong sepertiga dari puncak sudut pada besi hollow,
lakukan langkah diatas untuk memotong puncak sudut ketiga dan keempat
pada besi hollow.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan
beberapa hal yaitu sebagai berikut:
1. Alat bantu pemotong besi hollow dengan menggunakan mesin gerinda tangan
dapat bekerja dengan baik dan hasil pemotongannya bisa rata dan siku.
2. Proses pembuatan alat bantu ini terutama pada bagian pemutar sangat
membutuhkan ketelitian yang tinggi karena harus centre dan satu sumbu
antara busing sebelah kiri dan bagian kanan. Serta posisi dudukan landasan
bushing harus rata.
3. Waktu yang digunakan untuk memotong benda kerja dapat lebih cepat dengan
hasil yang baik, dibandingkan dengan pemotongan manual.
4. Alat pemotong ini pada dasarnya hanya digunakan untuk memotong besi
hollow dari bahan stanles ukuran 40x40, walaupun untuk hollow dari bahan
besi juga lebih bisa digunakan.
5. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat alat bantu pemotong besi hollowini
berkisar sebesar Rp 2.144.000.
4.2 Saran
1. Sebelum menggunakan alat ini, lumasi komponen poros pemutar agar putaran
bhusing lancar selama proses pemutaran. Termasuk apabila alat ini lama tidak
dioperasikan, maka lumasi komponen poros pemutar, dudukan bhusing, dan
baut-baut yang ada, serta lap tiap komponen menggunakan majun.
2. Alat pemotong ini bisa dikembangkan lebih jauh dan praktis jika dilengkapi
dengan motor penggerak pada bagian pemutar hollow.
62
Daftar Pustaka
Khurmi, RS dan Gupta, JK. 1982. A Text Book of Machine Design. New Delhi :
Eurasia Publishing House (Pvt) Ltd.
Sularso, Kiyokatsu Suga 1997. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
Cetakan Kesembilan. Jakarta : PT. Pranadya Paramita.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
A. Kecepatan Potong (Vc) Mesin Bubut
Bahan Pahat HSS Pahat Karbida
LAMPIRAN 2
Tabel dibawah ini menunjukkan besaran langkah asutan dalam satuan mm/gigi, pada cutter
frais HSS (High speed Steel).
Material End Mill Face Cutting Shell End From Sloting &
Depth Max 6 mm Mill Face Cutter Side Mill
Mill
Diameter (mm) <12 12 - 25 >25 >40 - -
LAMPIRAN 3
Tabel kecepatan potng (Vc) dan kecepatan Feeding (gerak asutan) pada mesin bubut
Ballpark CS Cutting Cutting Feed/Rev Feed/Rev
Material
High Speed Speed Speed HSS Tool Carbide
Tool High-Speed Carbide Tool Lathe Tool Lathe
Tool
SAE 1020-Low 100 80-120 300-400 0.002- 0.006-
Carbon Stell 0.020 0.035
SAE 1050-Low 60 60-100 200 0.002-0.15 0.006-
Carbon Stell 0.030
Stainless Steel 250 100-120 240-120 0.002- 0.003-
0.005 0.006
Aluminium 250 400-700 800-1000 0.003- 0.008-
0.030 0.045
Brass & Bronze 200 110-300 110-300 0.003- 0.008-
0.025 0.040
Plastics 500 500 1000 0.005- 0.005-
0.050 0.050
LAMPIRAN 4
O2020(SEGI 4-AKIA)
(DATE=DD-MM-YY - 18-07-20 TIME=HH:MM - 17:03)
(MCX FILE - F:\AKADEMIK\TA MESIN\2020 AKIA FRANSISKUS\DUDUKAN SIKU.MCX-5)
(NC FILE - F:\AKADEMIK\TA MESIN\2020 AKIA FRANSISKUS\PROGRAM\SEGI 4.NC)
(MATERIAL - ALUMINUM MM - 2024)
( T4 | BOR 8MM | H4 )
( T5 | ENDMILL 16 | H5 )
( T6 | ENDMILL 12 | H6 )
N100 G21
N102 G0 G17 G40 G49 G80 G90
N104 T4 M6
N106 G0 G90 G57 X-21.172 Y21.172 A0. S800 M3
N108 G43 H4 Z25. M8
N110 G98 G83 Z-35. R5. Q3. F20.
N112 X21.172
N114 Y-21.172
N116 X-21.172
N118 G80
N120 M5
N122 G91 G28 Z0. M9
N124 A0.
N126 M01
N128 T5 M6
N130 G0 G90 G57 X-8. Y0. A0. S1500 M3
N132 G43 H5 Z25. M8
N134 Z5.
N136 G1 Z-1. F800.
N138 X-16. F300.
N140 Y-16.
N142 X16.
N144 Y16.
N146 X-16.
N148 Y0.
N150 X-8.
N152 Z-2. F800.
N154 X-16. F300.
N156 Y-16.
N158 X16.
N160 Y16.
N162 X-16.
N164 Y0.
N166 X-8.
N168 Z-3. F800.
N170 X-16. F300.
N172 Y-16.
N174 X16.
N176 Y16.
N178 X-16.
N180 Y0.
N182 X-8.
N184 Z-4. F800.
N186 X-16. F300.
N188 Y-16.
N190 X16.
N192 Y16.
N194 X-16.
N196 Y0.
N198 X-8.
N200 Z-5. F800.
N202 X-16. F300.
N204 Y-16.
N206 X16.
N208 Y16.
N210 X-16.
N212 Y0.
N214 X-8.
N216 Z-6. F800.
N218 X-16. F300.
N220 Y-16.
N222 X16.
N224 Y16.
N226 X-16.
N228 Y0.
N230 X-8.
N232 Z-7. F800.
N234 X-16. F300.
N236 Y-16.
N238 X16.
N240 Y16.
N242 X-16.
N244 Y0.
N246 X-8.
N248 Z-8. F800.
N250 X-16. F300.
N252 Y-16.
N254 X16.
N256 Y16.
N258 X-16.
N260 Y0.
N262 X-8.
N264 Z-9. F800.
N266 X-16. F300.
N268 Y-16.
N270 X16.
N272 Y16.
N274 X-16.
N276 Y0.
N278 X-8.
N280 Z-10. F800.
N282 X-16. F300.
N284 Y-16.
N286 X16.
N288 Y16.
N290 X-16.
N292 Y0.
N294 X-8.
N296 Z-11. F800.
N298 X-16. F300.
N300 Y-16.
N302 X16.
N304 Y16.
N306 X-16.
N308 Y0.
N310 X-8.
N312 Z-12. F800.
N314 X-16. F300.
N316 Y-16.
N318 X16.
N320 Y16.
N322 X-16.
N324 Y0.
N326 X-8.
N328 Z-13. F800.
N330 X-16. F300.
N332 Y-16.
N334 X16.
N336 Y16.
N338 X-16.
N340 Y0.
N342 X-8.
N344 Z-14. F800.
N346 X-16. F300.
N348 Y-16.
N350 X16.
N352 Y16.
N354 X-16.
N356 Y0.
N358 X-8.
N360 Z-15. F800.
N362 X-16. F300.
N364 Y-16.
N366 X16.
N368 Y16.
N370 X-16.
N372 Y0.
N374 X-8.
N376 Z-16. F800.
N378 X-16. F300.
N380 Y-16.
N382 X16.
N384 Y16.
N386 X-16.
N388 Y0.
N390 X-8.
N392 Z-17. F800.
N394 X-16. F300.
N396 Y-16.
N398 X16.
N400 Y16.
N402 X-16.
N404 Y0.
N406 X-8.
N408 Z-18. F800.
N410 X-16. F300.
N412 Y-16.
N414 X16.
N416 Y16.
N418 X-16.
N420 Y0.
N422 X-8.
N424 Z-19. F800.
N426 X-16. F300.
N428 Y-16.
N430 X16.
N432 Y16.
N434 X-16.
N436 Y0.
N438 X-8.
N440 Z-20. F800.
N442 X-16. F300.
N444 Y-16.
N446 X16.
N448 Y16.
N450 X-16.
N452 Y0.
N454 X-8.
N456 Z-21. F800.
N458 X-16. F300.
N460 Y-16.
N462 X16.
N464 Y16.
N466 X-16.
N468 Y0.
N470 X-8.
N472 Z-22. F800.
N474 X-16. F300.
N476 Y-16.
N478 X16.
N480 Y16.
N482 X-16.
N484 Y0.
N486 X-8.
N488 Z-23. F800.
N490 X-16. F300.
N492 Y-16.
N494 X16.
N496 Y16.
N498 X-16.
N500 Y0.
N502 X-8.
N504 Z-24. F800.
N506 X-16. F300.
N508 Y-16.
N510 X16.
N512 Y16.
N514 X-16.
N516 Y0.
N518 X-8.
N520 Z-25. F800.
N522 X-16. F300.
N524 Y-16.
N526 X16.
N528 Y16.
N530 X-16.
N532 Y0.
N534 X-8.
N536 Z-26. F800.
N538 X-16. F300.
N540 Y-16.
N542 X16.
N544 Y16.
N546 X-16.
N548 Y0.
N550 X-8.
N552 Z-27. F800.
N554 X-16. F300.
N556 Y-16.
N558 X16.
N560 Y16.
N562 X-16.
N564 Y0.
N566 X-8.
N568 Z-28. F800.
N570 X-16. F300.
N572 Y-16.
N574 X16.
N576 Y16.
N578 X-16.
N580 Y0.
N582 X-8.
N584 Z-29. F800.
N586 X-16. F300.
N588 Y-16.
N590 X16.
N592 Y16.
N594 X-16.
N596 Y0.
N598 X-8.
N600 Z-30. F800.
N602 X-16. F300.
N604 Y-16.
N606 X16.
N608 Y16.
N610 X-16.
N612 Y0.
N614 Z-25. F400.
N616 G0 Z25.
N618 M5
N620 G91 G28 Z0. M9
N622 A0.
N624 M01
N626 T6 M6
N628 G0 G90 G57 X-6. Y0. A0. S1500 M3
N630 G43 H6 Z25. M8
N632 Z5.
N634 G1 Z-2. F800.
N636 X-18. F300.
N638 Y-18.
N640 X18.
N642 Y18.
N644 X-18.
N646 Y0.
N648 X-6.
N650 Z-4. F800.
N652 X-18. F300.
N654 Y-18.
N656 X18.
N658 Y18.
N660 X-18.
N662 Y0.
N664 X-6.
N666 Z-6. F800.
N668 X-18. F300.
N670 Y-18.
N672 X18.
N674 Y18.
N676 X-18.
N678 Y0.
N680 X-6.
N682 Z-8. F800.
N684 X-18. F300.
N686 Y-18.
N688 X18.
N690 Y18.
N692 X-18.
N694 Y0.
N696 X-6.
N698 Z-10. F800.
N700 X-18. F300.
N702 Y-18.
N704 X18.
N706 Y18.
N708 X-18.
N710 Y0.
N712 X-6.
N714 Z-12. F800.
N716 X-18. F300.
N718 Y-18.
N720 X18.
N722 Y18.
N724 X-18.
N726 Y0.
N728 X-6.
N730 Z-14. F800.
N732 X-18. F300.
N734 Y-18.
N736 X18.
N738 Y18.
N740 X-18.
N742 Y0.
N744 X-6.
N746 Z-16. F800.
N748 X-18. F300.
N750 Y-18.
N752 X18.
N754 Y18.
N756 X-18.
N758 Y0.
N760 X-6.
N762 Z-18. F800.
N764 X-18. F300.
N766 Y-18.
N768 X18.
N770 Y18.
N772 X-18.
N774 Y0.
N776 X-6.
N778 Z-20. F800.
N780 X-18. F300.
N782 Y-18.
N784 X18.
N786 Y18.
N788 X-18.
N790 Y0.
N792 X-6.
N794 Z-22. F800.
N796 X-18. F300.
N798 Y-18.
N800 X18.
N802 Y18.
N804 X-18.
N806 Y0.
N808 X-6.
N810 Z-24. F800.
N812 X-18. F300.
N814 Y-18.
N816 X18.
N818 Y18.
N820 X-18.
N822 Y0.
N824 X-6.
N826 Z-26. F800.
N828 X-18. F300.
N830 Y-18.
N832 X18.
N834 Y18.
N836 X-18.
N838 Y0.
N840 X-6.
N842 Z-28. F800.
N844 X-18. F300.
N846 Y-18.
N848 X18.
N850 Y18.
N852 X-18.
N854 Y0.
N856 X-6.
N858 Z-30. F800.
N860 X-18. F300.
N862 Y-18.
N864 X18.
N866 Y18.
N868 X-18.
N870 Y0.
N872 Z-25. F400.
N874 G0 Z25.
N876 M5
N878 G91 G28 Z0. M9
N880 G28 Y0.
N882 M30
Proses Bhusing