Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KELOMPOK KEPADATAN

LALAT

NAMA KELOMPOK :
1. M.ARDIANSYAH 1913451042
2. PUTRI NABILA 1913451043
3. FEBI ALNA Z.K 1913451044
4. META KASUMA 1913451046
5. THANIA AYU L. 1913451047
6. NIRA SILVIA 1913451048
7. SHELLI FRANSISKA 1913451049
8. TIA KUMALA SARI 1913451050

DOSEN PEMBIMBING :

D III SANITASI
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUG KARANG
TAHUN AJARAN 2020/2021

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Institusi pendidikan perguruan tinggi pastinya memiliki sarana tempat penjualan


makanan dan minuman yang khusus disediakan untuk mahasiswa, dosen, dan staf
administrasi, yang biasa disebut kantin. Keberadaan kantin selain untuk memudahkan
terpenuhinya kebutuhan makanan dan minuman, juga menjamin kesehatan pengguna
kantin.Oleh karena itu dibutuhkan sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan untuk
mencegah datangnya vektor penyakit, salah satu diantaranya adalah lalat. Lalat juga
merupakan spesies yang berperan dalam masalah kesehatan masyarakat yaitu sebagai vektor
penularan penyakit saluran pencernaan. Keberadaan lalat sebagai pembawa dan penyebar
penyakit pada manusia, melalui penularan secara mekanis menyebabkan myasis sangat
dipengaruhi oleh lingkungan yang mendukung penyediaan tempat perkembangbiakannya.

Lalat merupakan salah satu insekta (serangga) yang termasuk ordo Dipthera, yaitu
insekta yang mempunyai sepasang sayap berbentuk membran. Lalat mempunyai sifat
kosmopolitan, artinya kehidupan lalat dijumpai merata hampir diseluruh permukaan bumi.
Diperkirakan diseluruh dunia terdapat lebih kurang 85.000 jenis lalat, tetapi semua jenis lalat
terdapat di Indonesia. Jenis lalat yang paling banyak merugikan manusia adalah jenis lalat
rumah (Musca domestica), lalat hijau (Lucilia sertica), lalat biru (Calliphora vomituria) dan
lalat latrine (Fannia canicularis).

Penularan penyakit terjadi secara mekanis, dimana bulu–bulu badannya, kaki-kaki


serta bagian tubuh yang lain dari lalat merupakan tempat menempelnya mikroorganisme
penyakit yang dapat berasal dari sampah, kotoran manusia, dan binatang. Bila lalat tersebut
hinggap ke makanan manusia, maka kotoran tersebut akan mencemari makanan yang akan
oleh manusia sehingga akhirnya akan timbul gejala sakit pada manusia yaitu sakit pada
bagian perut serta lemas. Penyakit-penyakit yang ditularkan oleh lalat antara lain disentri,
kolera, thypus perut, diare dan lainnya yang berkaitan dengan kondisi sanitasi lingkungan
yang buruk (Depkes, 2001).

Upaya untuk menurunkan populasi lalat adalah sangat penting, mengingat dampak
yang ditimbulkan. Untuk itu sebagai salah satu cara penilaian baik buruknya suatu lokasi
adalah dilihat dari angka kepadatan lalatnya. Dalam menetukan kepadatan lalat, pengukuran
terhadap populasi lalat dewasa tepat dan biasa diandalkan daripada pengukuran populasi
larva lalat.

Lalat merupakan species yang berperan dalam masalah kesehatan masyarakat.


Ancaman lalat mulai diperhitungkan terutama setelah timbulnya masalah sampah
yangmerupakan dampak negatif dari pertambahan penduduk. Sampah yang tidak dikelola
dengan baik akan mengundang lalat untuk datang dan berkontak dengan manusia. Dengan
didorong oleh rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat akan higiene dan sanitasi, pada
akhirnya lalat akan menimbulkan masalah kesehatan masyarakat secara luas baik dari segi
estetika sampai penularan penyakit.

Penularan penyakit oleh lalat dapat terjadi melalui semua bagian dari tubuh lalat
seperti : bulu badan, bulu pada anggota gerak, muntahan serta faecesnya. Upaya
pengendalian penyakit menular tidak terlepas dari usaha peningkatan kesehatan lingkungan
dengan salah satu kegiatannya adalah pengendalian vektor penyakit termasuk lalat. Saat ini
terdapat sekitar ± 60.000 – 100.000 spesies lalat, tetapi tidak semua species perlu diawasi
karena beberapa diantaranya tidak berbahaya terhadap kesehatan masyarakat.

Tujuan

1. Untuk Memahami cara Pengukuran Tingkat Kepadatan Lalat.


2. Untuk Mengetahui Berapa jumlah rata – rata Tingkat Kepadatan Lalat yang
ada disekitar Kantin, Musolah, Parkiran.
3. Untuk Mengetahui cara Pengendalian Lalat.
BAB II

TIJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Lalat

1. Pengertian Lalat

Lalat merupakan salah satu insekta (serangga) yang termasuk ordo Dipthera, yaitu
insekta yang mempunyai sepasang sayap berbentuk membran. Lalat mempunyai sifat
kosmopolitan, artinya kehidupan lalat dijumpai merata hampir diseluruh permukaan bumi.
Diperkirakan diseluruh dunia terdapat lebih kurang 85.000 jenis lalat, tetapi semua jenis lalat
terdapat di Indonesia. Jenis lalat yang paling banyak merugikan manusia adalah jenis lalat
rumah (Musca domestica), lalat hijau (Lucilia sertica), lalat biru (Calliphora vomituria) dan
lalat latrine (Fannia canicularis). Lalat juga merupakan spesies yang berperan dalam masalah
kesehatan masyarakat yaitu sebagai vektor penularan penyakit saluran pencernaan.

Fly Grill adalah alat yang digunakan untuk mengukur kepadatan lalat, membutuhkan
waktu permenit atau perdetik. Buat warna putih pembuangan sampah atau pembuangan air 3-
5 pengamanan pengembangan( < 50 Padat) (>20 sangat Padat.) pengendalian = (Lem,
Lilin,kipas Air). Pengendalian alat kimia : brinting atau penyemprotan.

2. Pola Hidup Lalat

Adapun pola hidup lalat adalah sebagai berikut :

a. Tempat Perindukan

Tempat yang disenangi lalat adalah tempat basah, benda-benda organik, tinja,sampah
basah, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk. Kotoran yang menumpuk secara
kumulatif sangat disenangi oleh lalat dan larva lalat, sedangkan yang tercecer dipakai tempat
berkembang biak lalat.

b. Jarak Terbang

Jarak terbang sangat tergantung pada adanya makan yang tersedia.Jarak terbang
efektif adalah 450 - 900 meter. Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin, tetapi
sebaliknya lalat akan terbang mencapai 1 km.

c. Kebiasaan Makan

Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari, dari makanan yang satu ke makanan yang
lain. Lalat sangat tertarik pada makan yang dimakan oleh manusia sehari-hari, seperti gula,
susu, dan makanan lainnya, kotoran manusia serta darah. Sehubungan dengan bentuk
mulutnya, lalat hanya makan dalam bentuk cair atau makan yang basah, sedangkan makan
yang kering dibasahi oleh ludahnya terlebih dahulu lalu dihisap.

d. Tempat Istirahat

Pada siang hari, bila lalat tidak mencari makan, mereka akan beristirahat pada lantai,
dinding, langit-langit, jemuran pakaian, rumput-rumput, kawat listrik, serta tempat-tempat
dengan yang tepi tajam dan permukaannya vertikal. Biasanya tempat istirahat ini terletak
berdekatan dengan tempat makannya atau tempat berkembang biaknya, biasanya terlindung
dari angin. Tempat istirahat tersebut biasanya tidak lebih dari 4,5 meter di atas permukaan
tanah.

e. Lama Hidup

Pada musim panas, berkisar antara 2-4 pekan.Sedangakan pada musim dingin bisa
mencapai 20 hari.

f. Temperatur

Lalat mulai terbang pada temperatur 15oC dan aktifitas optimumnya pada temperatur
21oC.Pada temperatur di bawah 7,5oC tidak aktif dan diatas 45oC terjadi kematian.

g. Kelembaban

Kelembaban erat kaitannya dengan temperatur setempat.

h. Cahaya

Lalat merupakan serangga yang bersifat fototrofik, yaitu menyukai cahaya. Pada
malam hari tidak aktif, namun dapat aktif dengan adanya sinar buatan.
3. Pengertian dan Penjelasan tentang Fly Grill

Fly grill merupakan seperangkat alat yang digunakan untuk mengukur kepadatan lalat
di suatu tempat. Fly grill dapat dibuat dari bilah – bilah kayu yang lebarnya 1,9 cm dan
tebalnya 1,5 cm dengan panjang masing – masing 82 cm sebanyak 21 dan dicat warna putih.
Bilah – bilah yang telah disiapkan dibentuk berjajar dengan jarak 2,2 cm pada kerangka kayu
yang telah disiapkan dan pemasangan bilah kayu pada kerangkanya sebaiknya memakai
sekrup sehingga dapat dibongkar pasang. Fly grill dipakai untuk mengukur tingkat kepadatan
lalat dengan cara meletakkan Fly grill pada tempat yang akan diukur kepadatan lalatnya.
Kemudian dihitung jumlah lalat yang hinggap di atas Fly grill dengan menggunakan alat
penghitung (hand counter) selama 30 detik. Sedikitnya pada setiap lokasi dilakukan 10 kali
perhitungan kemudian dari 5 kali hasil perhitungan lalat yang tertinggi dibuat rata – ratanya
dan dicatat dalam kartu hasil perhitungan .

Angka rata-rata hasil perhitungan digunakan sebagai petunjuk (indeks) populasi lalat
pada lokasi tertentun. Hasil pengukuran indeks populasi lalat pada setiap lokasi sebagai
berikut :

a) 0 – 2 : Rendah atau tidak menjadi masalah


b) 3 – 5 : Sedang dan perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat –
tempat berkembangbiakan lalat ( tumpukan sampah , kotoran
hewan dan lain – lain )
c) 6 – 20 : Tinggi / padat dan perlu pengamanan terhadap tempat –
tempat berkembangbiakan lalat dan bila mungkin
direncanakan upaya pengandaliannya.
d) >21 : Sangat tinggi / sangat padat dan perlu dilakukan pengamanan
terhadap tempat – tempat perkembangbiakan lalat dan
tindakan pengendalian lalat.
Lalat menyukai tempat-tempat yang berbau menyengat dan tempat yang cukup
lembab. Sedangkan,warna yang disukai lalat umumnya adalah warna natural seperti warna
cokelat pada batang dan hijau seperti buah atau sayur segar. Keberadaan lalat memang cukup
mengganggu, tidak hanya dalam estetika saja, tetapi juga menyebabkan berbagai penyakit.
BAB III

METODE PRAKTEKUM

1. Alat dan Bahan


 Alat :
a. Alat tulis
b. Alat penghitung (hand counter)
c. Fly grill
d. Stopwatch
e. Kamera, handphone (hp)
 Bahan :
a. Lalat

2. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Tentukan lokasi yang akan di lakukan penghitungan lalat.
3. Letakan Fly Grill secara mendatar pada tempat yang sudah di tentukan beri jarak dari
lokasi ± 10 meter
4. Hitung selama 30 detik dengan menggunakan hand counter
5. Setelah selesai pindah ke tempat lain dengan jarak 1,5 meter dan lakukan selama 10 kali
pengukuran
6. Setelah 30 detik pertama catat hasil jumlah lalat yang hinggap pada fly grill tersebut pada
buku tulis lakukan sebanyak 10 kali perhitungan
7. Kemudian dari 10 perhitungan di ambil 5 perhitungan terebesar lalu di rata-ratakan
8. Hasil rata-rata adalah angka kepadatan lalat dengan satuan ekor per block grill

3. Hasil dan pembahasan


1. Hasil
Dari praktikum pengukuran tingkat kepadatan lalat maka hasil yg kami dapat kan sebagai
berikut :

No Titik/ Hasil pengukuran Ket


Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 kantin
2 musolah

3 Parkiran
belakan
g

Anda mungkin juga menyukai