Farkin 1 - Edit
Farkin 1 - Edit
FARMAKOKINETIK 1
Dosen Farmasi Klinik
Prodi Sarjana Farmasi FKUB
Kompetensi
Obat yang diberikan dalam jangka waktu lama dengan dosis berulang
perubahan kecepatan absorbsi tidak terlalu berpengaruh pada efek
Malabsorbsi
Perubahan pH Saluran Cerna
Asam kuat dan basa kuat, seperti Dari berbagai pH dapat dihitung
elektrolit kuat akan terionisasi dalam perbandingan konsentrasi asam lemah A
larutan air dalam bentuk terionisasi ataupun tidak
Asam lemah dan basa lemah akan terionisasi pada berbagai pH
terionisasi parsial dalam larutan air dan [𝐴− ]
= 10(𝑝𝐻−𝑝𝐾𝑎) untuk asam lemah
menghasilkan campuran senyawa tidak [𝐻𝐴]
terion dan terion Sedangkan untuk basa lemah
Persamaan ionisasi asam lemah: 𝑝𝐾𝑏 = 1 − 𝑝𝐾𝑎
[𝐵]
HA ⇌H+ + A- = 10(𝑝𝐻−𝑝𝐾𝑏)
[𝐵𝐻 + ]
𝐻 + [𝐴− ]
Sehingga Ka = Perubahan pH saluran cerna akan
[𝐻𝐴]
semakin kuat asam maka semakin besar menyebabkan perubahan konsentrasi
Ka obat dalam bentuk terionisasi dan tidak
terionisasi sehingga akan
- log [H+] = pH mempengaruhi absorbsinya pada
[𝐴− ] membran mukosa
𝑝𝐻 = 𝑝𝐾𝑎 + log [𝐻𝐴]
Perubahan pH Saluran Cerna
Sebagian besar molekul obat terlalu besar untuk dapat melewati kanal
membran dan harus berdifusi melalui bagian lipid membran sel
Molekul obat yang tidak terionisasi dapat melewati membran lipid ini
dengan mudah, sedangkan molekul yang terionisasi tidak dapat melewati
karena bersifat lipofobik
Distribusi obat melalui membran sel ini dipengaruhi oleh pKa dan pH
Contoh:
Suatu asam lemah (pKa = 4.4) melewati membran sel dengan pH
lambung 1,4 dan pH plasma 7,4.
Pada keadaan setimbang, [HA] di kedua sisi adalah sama, sehingga:
[𝐴− ]
Di dalam plasma: = 10(7,4−4,4) = 103 = 1000
[𝐻𝐴]
[𝐴− ]
Di dalam cairan lambung: = 10(1,4−4,4) = 10−3 = 0,001
[𝐻𝐴]
Kesetimbangan Asam Lemah
Proses Absorbsi Obat dalam Saluran
Cerna
Adsorbsi, Pembentukan Khelat atau
Kompleks
BA beberapa obat
dibatasi oleh kerja dari
protein transporter Rifampisin memiliki
yang mengeluarkan P-glikoprotein Digoxin merupakan efek menginduksi P-
kembali obat yang merupakan salah satu salah satu substrat P- glikoprotein sehingga
terdifusi di membran protein transporter glikoprotein dapat menurunkan BA
mukosa saluran cerna digoxin
kembali ke saluran
cerna
Malabsorpsi
Neomisin dapat
menyebabkan
sindroma malabsorpsi
dan dapat mengganggu
absorbsi obat lain
seperti digoxin dan
metotreksat
DRUG DISPLACEMENT INTERACTION
Relevansi Biologis Ikatan Obat
Ikatan obat dengan protein plasma & jaringan merupakan determinan paling utama untuk
disposisi (distribusi) obat
Ikatan obat-protein akan mempengaruhi efek obat karena obat dalam bentuk bebas
(tidak terikat) adalah obat yang akan berikatan dengan reseptornya
Fenilbutazon & warfarin memiliki ikatan dengan protein plasma yang tinggi, terutama
albumin, namun fenilbutazon lebih tinggi afinitasnya, jika keduanya dikonsumsi
bersamaan maka jumlah warfarin yang berikatan dengan protein makin kecil sehingga
semakin banyak warfarin bebas sehingga meningkatkan toksisitas warfarin
Interaksi pada Ikatan Obat-Protein
Transfer antar ikatan obat-protein lebih utama Interaksi yang terjadi melalui mekanisme ini
terjadi di plasma dibandingkan pada jaringan secara klinis tidak terlalu berpengaruh pada
sehingga hanya obat yang memiliki Vd yang efek obat karena begitu kadar obat bebas
kecil yang lebih terpengaruh, seperti meningkat akan ada mekanisme tubuh untuk
Sulfonilurea, tolbutamid (PBP 96%, Vd 10 L); mengeliminasi baik melalui metabolisme atau
antikoagulan oral warfarin (PBP 99%, Vd 9 ekskresi, namun tetap perlu diperhatikan jika
L), dan phenytoin (PBP 90%, Vd 35 L) obat memiliki indeks terapi yang sempit
Inhibisi & Induksi Protein Transporter
Obat yang
Distribusi pada Protein ini menginhibisi P-
organ seperti otak mentransport obat glikoprotein dapat
dan testes dibatasi keluar sel ketika meningkatkan
oleh adanya P- obat terdifusi uptake senyawa
glikoprotein masuk ke dalam sel substrat (obat) ke
dalam organ
Inhibitor & Inducer P-glikoprotein
INTERAKSI METABOLISME
Metabolisme Obat
• Fase I reaksi oksidasi, reduksi, atau hidrolisis yang mengubah obat menjadi senyawa yang
lebih polar
• Fase II reaksi coupling (konjugasi) antara obat denan substansi endogen sehingga menjadi
senyawa inaktif (ex: glukoronidase)
Reaksi oksidasi fase I diperantarai oleh enzim sitokrom P450 yang memiliki
sekitar 30 isoenzim(ex: CYP1A2, CYP2C9, CYP2D6, CYP2E1, CYP3A4)
Enzim lain yang terlibat dalam fase I metabolisme antara lain monoamine
oxidase & epoxide hydrolase