Penda Hulu An
Penda Hulu An
LATAR BELAKANG
Beberapa tahun terakhir, upaya pembenahan dan penyempurnaan kinerja organisasi khususnya
organisasi sekolah menjadi sesuatu hal yang sangat penting untuk segera dilakukan. Hal ini disebabkan
karena adanya tuntutan terhadap mutu pendidikan sebagai konsekuensi langsung dari perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat. Dalam sistem persekolahan, lulusan merupakan
fokus tujuan, lulusan berkualitas tidak mungkin terwujud tanpa proses pendidikan yang bermutu. Proses
pendidikan yang bermutu tidak mungkin tercapai tanpa adanya organisasi persekolahan yang tepat.
Untuk mewujudkan kinerja organisasi yang tepat dan bermutu maka diperlukan adanya kepemimpinan
yang memadai. Kepemimpinan tersebut harus mampu memotivasi atau memberi semangat kepada para
stafnya dengan jalan memberikan inspirasi atau mengilhami kreativitas mereka dalam bekerja.
Kepemimpinan transaksional dan transformasional inilah yang secara akademis cukup diyakini akan
mampu menjawab tantangan dalam rangka meningkatkan mutu sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL
Dalam teori kepemimpinan ini hubungan antara pemimpin dan para pengikutnya merupakan hubungan
transaksi yang sering didahului dengan negosiasi tawar menawar. Jika para pengikut memberikan
sesuatu atau melakukan sesuatu untuk pemimpinnya, pemimpin juga akan memberikan sesuatu kepada
para pengikutnya. Jadi seperti ikan lumba-lumba di Ancol yang akan meloncat jika pelatihnya
memberikan ikan. Jika pelatihnya tidak memberikan ikan, lumba-lumba tidak akan meloncat.
Selanjutnya, Bass (1990) dan Yukl (1998) mengemukakan bahwa hubungan pemimpin
transaksional dengan karyawan tercermin dari tiga hal yakni:.
imbalan; dan
Bass (dalam Howell dan Avolio, 1993) mengemukakan bahwa karakteristik kepemimpinan transaksional
terdiri atas dua aspek, yaitu imbalan kontingen, dan manajemen eksepsi.
Menurut Bycio dkk. (1995) serta Koh dkk. (1995), kepemimpinan transaksional adalah gaya
kepemimpinan di mana seorang pemimpin menfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal
antara pemimpin dengan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut
didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan
penghargaan.
a. Mempertukarkan sesuatu yang berharga bagi yang lain antara pemimpin dan bawahannya.
b. Intervensi yang dilakukan sebagai proses organisasional untuk mengendalikan dan memperbaiki
kesalahan.
Kepemimpinan transaksional menurut Metcalfe (2000) pemimpin transaksional harus memiliki informasi
yang jelas tentang apa yang dibutuhkan dan diinginkan bawahannya dan harus memberikan balikan
yang konstruktif untuk mempertahankan bawahan pada tugasnya. Pada hubungan transaksional,
pemimpin menjanjikan dan memberikan penghargaan kepada bawahannya yang berkinerja baik, serta
mengancam dan mendisiplinkan bawahannya yang berkinerja buruk.
2) Pertukaran tersebut meliputi pemimpin dan pengikut serta situasi ketika terjadi pertukaran
3) Kepercayaan dan persepsi keadilan sangat esensial bagi hubungan pemimpin dan para pengikutnya.
4) Pengurangan ketidak pastian merupakan benefit penting yang disediakan oleh pemimpin.
5) Keuntungan dari pertukaran sosial sangat penting untuk mempertahankan suatu hubungan sosial.
Ciri-ciriKepemimpinan transaksional
Kepemimpinan transaksional sangat memperhatikan nilai moral seperti kejujuran, keadilan, kesetiaan
dan dan tanggung. Kepemimpinan ini membantu orang ke dalam kesepakatan yang jelas, tulus hati, dan
memperhitungkan hak-hak serta kebutuhan orang lain. Inilah kepemimpinan kepala sekolah dengan
mendengarkan keluhan dan perhatian berbagai partisipan, memutuskan perdebatan dengan adil,
membuat orang bertanggungjawab atas target kerja mereka, menyediakan sumberdaya yang diperlukan
demi pencapaian tujuan.
Kepemimpinan transaksional kepala sekolah mengandaikan adanya tawar menawar antara berbagai
kepentingan individual dari guru dan staf sebagai imbalan atas kerjasama mereka dalam agenda kepala
sekolah. Kepala sekolah sebagai pimpinan akan terus mengupayakan perbaikan-perbaikan evaluasi
program, jalinan komunikasi, koordinasi, strategi mengatur target khusus dan kegiatan tugas-tugas
untuk pemecahan masalah.
Kepala sekolah transaksional belajar tentang cara belajar (learning how to learn). Kepala sekolah belajar
dari aneka pengalaman dan mempertahankan keyakinan atas nilai-nilai mereka. Kepala sekolah
transaksional juga memiliki kemampuan motivasi dan memberdayakan guru dan stafnya. Dampaknya
adalah terwujudnya perilaku organisasi sekolah (school organization behavior).[1][2]
Kepemimpinan transaksional menurut Bass memiliki karakteristik sebagai berikut :[2][3]
a. Contingent reward
Kontrak pertukaran penghargaan untuk usaa, penghargaan yang dijanjikan untuk kinerja yang baik,
mengakui pencapaian.
Melihat dan mencari penyimpangan dari aturan atau standar, mengambil tindakan perbaikan.
d. Laissez-faire
Internal
c) Sumber kekuasan & pola hubungan anggota organisasi (sumber kekuasaaan di dalam struktur,
hubungan formal)
Eksternal
KESIMPULAN
Danim, Sudarwan. 2010. Kepemimpinan Pendidikan (Kepemimpinan Jenius (IQ+EQ), Etika, Perilaku
Motivational dan Mitos). Bandung: Alfabeta.
Advertisements
Share this:
TwitterFacebookGoogle
Loading...
This entry was posted on April 22, 2014. Bookmark the permalink.
Leave a comment
Post navigation← “RENCANA ALLAH TETAP YANG TERBAIK”KETIKA DIA TIDAK SADAR KITA MENUNGGU
→
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Name *
Email *
Website
Post Comment
April 2014
M T W T F S S
« Mar Jun »
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30
RECENT POSTS
BUKAN UNTUK DISESALI TAPI UNTUK DISYUKURI MAKA BAHAGIA AKAN MENGHAMPIRI
KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL
RECENT COMMENTS
ARCHIVES
June 2014
April 2014
March 2014
February 2014
January 2014
December 2013
Advertisements