Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN
Magang adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian yang
memadukan secara sistematik dan sinkron program penguasaan keahlian yang
diperoleh melalui profesional tertentu. Dimana mahasiswa yang bersangkutan
ditempatkan di suatu instansi dalam jangka waktu tertentu, sehingga mahasiswa lebih
jelas dan mengetahui fungsi dan kedudukannya dalam dunia kerja sebagai tenaga siap
pakai yang terjun langsung ke masyarakat tanpa menghadapi hambatan.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan seperti upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di suatu wilayah kerja (Permenkes, 2016)
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam
peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan kefarmasian di
Puskesmas harus mendukung tiga tiga fungsi puskesmas, yaitu sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat
dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama ysng meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat (Permenkes, 2016)
Puskesmas Telaga Jaya di Kabupaten Gorontalo memiliki 2 (dua) orang
tenaga tehnik kefarmasian atau asisten apoteker. Menurut Permenkes No.74 Tahun
2016, sarana dan prasarana di Puskesmas yang baik harus meliputi tempat
penerimaan resep, satu set meja dan kursi, serta satu komputer jika memungkinkan.
Ruang penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat
oleh pasien. Dari hasil kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Telaga Jaya
dapat dilihat fasilitas yang dimiliki oleh ruang farmasi puskesmas dikatakan cukup
memadai, ruang farmasi memiliki fasilitas yang cukup, terdapat meja serta kursi guna
untuk menyiapkan serta meracik obat-obatan, memiliki pendingin ruangan (ac) yang

28
suhunya terjaga, terdapat thermometer untuk mengatur suhu ruangan, namun ruang
farmasi tidak memiliki komputer, dan wifi menggunakan wifi umum puskesmas kota
selatan. Ruang farmasi di Puskesmas Telaga Jaya juga memiliki lemari penyimpanan
khusus obat-obatan golongan narkotika dan psikotropika yang sesuai dengan
peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang
peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika, psikotropika, dan
prekusor farmasi pasal 24 ayat 1 yaitu tempat penyimpanan Narkotik, Psikotropika,
dan Prekusor Farmasi dapat berupa gudang, ruangan atau lemari khusus.
Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan di Puskesmas Telaga Jaya meliputi
proses penataan obat-obatan, pelayanan resep, penyediaan obat, peracikan obat serta
pemberian informasi terkait obat. Pada penataan obat di Puskesmas Telaga Jaya
cukup baik, obat-obatan disusun berdasarkan jenis sediaan, seperti obat dengan
bentuk sediaan tablet diletakkan pada rak obat yang diatur dan disusun berdasarkan
alfabetis, sediaan salep dan krim di letakkan dalam dos (kemasan obatnya) disimpan
secara terpisah, sedangkan sirup, suspensi, dan emulsi diletakkan secara terpisah.
Sediaan suppositoria atau obat lain yang memerlukan penyimpanan dalam suhu
dingin disimpan di dalam kulkas. Obat-obatan tersebut disusun berdasarkan sistem
FIFO dan FEFO. Sistem FEFO (First Expired First Out) yaitu obat yang memiliki
tanggal kadaluarsa lebih awal harus dikeluarkan atau digunakan lebih awal juga. Dan
sistem FIFO (First In First Out) yaitu obat yang datang lebih awal maka harus
dikeluarkan atau digunakan lebih awal, kedua sistem ini bertujuan untuk
meminimalisir atau menghindari adanya obat yang kadaluarsa. Dimana menurut
Purwaningtias (2016), obat yang masa kadaluarsanya lebih awal atau yang diterima
lebih awal harus digunakan lebih awal sebab umumnya obat yang datang lebih awal
biasanya juga diproduksi lebih awal dan umumnya relative lebih tua dan masa
kadaluarsanya mungkin lebih awal.
Unit farmasi di Puskesmas Telaga Jaya memiliki gudang penyimpanan obat
yang berada satu ruangan dengan apotek puskesmas dikarenakan keterbatasan
ruangan dan anggaran. Gudang obat puskesmas merupakan tempat yang digunakan

29
untuk menyimpan semua perbekalan farmasi untuk kegiatan yang dilakukan di
Puskesmas. Ruangan gudang obat di Puskesmas Telaga Jaya belum sepenuhnya
memenuhi persyaratan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2003 yaitu
ruangan cukup luas minimal 3x4 meter, ruangan kering, ada ventilasi agar ada aliran
udara dan tidak lembab atau panas, perlu cahaya yang cukup, namun jendela harus
mempunyai perlindungan untuk menghindarkan adanya cahaya langsung, lantai
dibuat dari semen, dinding dibuat licin, hindari pembuatan sudut lantai dan dinding
yang tajam, dan digunakan khusus untuk penyimpanan obat (Depkes RI, 2003).
Pada kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan ini, dapat dilihat
terdapat beberapa obat yang diberi label yang bertuliskan LASA (Look alike sound
alike) karena sesuai dengan Permenkes No. 58 tahun 2014 obat-obat LASA termasuk
ke dalam obat-obat yang perlu diwaspadai (Hight Alert Medication) karena sering
menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan serius dan obat yang berisiko tinggi
menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD) (Pitoyo, 2015) .
Pada pelayanan farmasi dimulai dengan penerimaan resep dari pasien. Resep
yang telah diterima oleh tenaga farmasi dilakukan skrining terkait kelengkapan resep
yang meliputi tanggal penulisan resep, nama dokter, nama dan umur pasien, nama
obat, dosis dan aturan pakai, karena menurut WHO (2010), beberapa unsur dalam
penulisan resep dokter yaitu inscripto (identitas dokter) berupa nama, alamat, dan
nomor izin praktek, superscription yaitu tanda R/, Prescripto yaitu inti resep berupa
nama setiap jenis bahan obat dan jumlah obat, Subscripto yaitu perintah pembuatan
sediaan obat yang dikehendaki, signature yaitu aturan pakai, tanda tangan atau paraf
dokter dan identitas pasien. Resep yang telah diperiksa kemudian disiapkan obat-
obatannya untuk diberikan kepada pasien. Untuk resep non racikan obat langsung
diambil dan dikemas kedalam plastik obat dan diberi etiket. Menurut Permenkes
Republik Indonesia No 58 tahun 2014, waktu tunggu obat sesuai dengan standar yang
ditetapkan yaitu 15 menit untuk obat non racikan dan 30 menit untuk obat racikan
(Aprilani, 2010).

30
Obat-obatan yang telah disiapkan kemudian diberikan kepada pasien oleh
apoteker atau tenaga teknis kefarmasian melalui loket penyerahan dengan mengecek
kembali ketepatan obat yang diberikan kepada pasien sesuai dengan yang ada di
resep. Apoteker atau tenaga teknis kefarmasian juga memastikan bahwa obat yang
diterima oleh pasien sesuai dengan nama dan umur penerima obat, serta memberikan
keterangan mengenai waktu penggunaan dan cara menggunakan obat. Selain itu,
Puskesmas Telaga Jaya juga aktif dalam menyelenggarakan upaya-upaya kesehatan,
seperti yang telah dilakukan di tengah wabah virus covid-19 yakni dengan
memberikan arahan untuk selalu menjaga kebersihan, mencuci tangan, memakai
masker dan menjauhi keramaian. Puskesmas Telaga Jaya juga menyelenggarakan
vaksinasi covid-19 secara gratis, yang dilaksanakan di Puskesmas Telaga Jaya
maupun diluar puskesmas (turun lapangan).
Berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Telaga Jaya,
keterampilan mahasiswa dapat dikembangkan dalam pelayanan resep, diberikan
kesempatan untuk melayani resep mulai dari penerimaan resep, peracikan obat,
hingga penyerahan obat sesuai dengan prosedur alur pelayanan resep, namun tetap
dalam pengawasan tenaga teknis kefarmasian. Praktek Kerja Lapangan perlu
dilakukan, karena selain untuk mengembangkan pengetahuan mahasiswa, dilakukan
juga untuk meningkatkan mutu mahasiswa, karena terdapat beberapa perbedaan
antara teori dan praktek langsung dilapangan, teori yang didapat tidak secara
langsung dapat diaplikasikan secara sempurna bukan karena keterbatasan tenaga
kefarmasian dan waktu pelayanan, melainkan disesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang ada. Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Telaga Jaya
sedikitnya tidak terdapat kendala dikarenakan kenyamanan tempat serta karakteristik
dari tenaga farmasi yang sangat ramah dan banyak sekali memberikan ilmu yang
membuat mahasiswa sangat nyaman dalam melaksanakan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan.

31

Anda mungkin juga menyukai