Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat RahmatNya, saya
dapat menyelesaikan penyusunan kritikan buku ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. CBR ini
saya selesaikan dalam pemenuhan tugas mata kuliah “FILSAFAT PENDIDIKAN”. Saya juga
mengucapkan Terimakasih banyak kepada Ibu Lidia Simanihuruk S,Si,M.pd selaku Dosen mata kuliah
untuk bimbingan dan arahan kepada kami selama proses pengerjaan tugas kritikan ini dan semoga
dapat memberikan kita semua banyak manfaat dan menambah wawasan atas CBR yang saya
perbuat ini.
Demikianlah CBR ini saya buat, saya tahu bahwa CBR ini sangat jauh dari kata
sempurna dan kami bersedia menerima kritikan dan saran. Harapan saya semoga CBR
ini bermanfaat bagi kita semua. Atas segala kerendahan hati saya ucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang bersangkutan.
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian adalah peserta
didiknya, baik itu di Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, maupun
perguruan tinggi. Pemahaman pada diri peserta didik mempunyai makna bahwa guru
mengenal betul kelebihan dan kelemahan peserta didik sehingga dapat memberikan
layanan pendidikan yang tepat dan bermanfaat bagi masing masing anak.Filsafat sudah
sebagai ilmu pengetahuan yang membingungkan, dan banyak kalangan yang mempelajari
filsafat berakhir dengan rasa pusing dan ketidakmengrtian. Filsafat, dalam arti analisa
filsafat adalah merupakan salah satu cara pendekatan yang digunakan oleh para ahli
pendidikan dalam memecahakan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikannya, di samping menggunakan metode-metode ilmiah lainnya.
Dengan kata lain, teori-teori dan pandangan-pandangan filsafat pendidikan yang
dikembangkan oleh seorang filosof tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh
pandangan dan aliran filsafat yag dianutnya. Dengan dibuatnya cbr ini diharapkan agar
kiranya dapat mempermudah pembaca dalam mengambil intisari dari buku yang
direview.
B. TUJUAN
Ada pun tujuan dari pembuatan critical book report ini adalah:
● Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar Filsafat pendidikan
● Untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata filsafat pendidikan
● Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari buku yang di kritik
C. MANFAAT
● Untuk melatih diri sebagai mahasiswa untuk dapat berfikir secara kritis dalam
mencari informasi dari buku yang di kritik
● Untuk menambah wawasan tentang Filsafat Pendidikan
● Dapat lebih memahami mengetahui mengenai filsafat
ISI BUKU
A. IDENTITAS BUKU
BUKU UTAMA
BUKU PEMBANDING
B. PEMBAHASAN
Pendidikan adalah hal yang mendasar yang dibutuhkan setiap manusia untuk
mewujudkan tujuan kehidupannya. Pendidikan tidak hanya berbicara tentang
kemampuan akademik seseorang, namun pendidikan akan mengarahkan pada
keterampilan serta sikap manusia dalam hidup. Sekolah adalah sarana yang paling
umum diketahui oleh manusia sebagai tempat mendapatkan pendidikan. Beberapa
fasilitas pendukung seperti media, ruangan kelas, buku, guru, serta program-
program sekolah disediakan sebagai penunjang terlaksananya pendidikan. Namun
apa jadinya jika pendidikan itu justru memberatkan masyarakat?
Naiknya harga biaya pendidikan yang tak murah justru merubah pola pikir
terhadap pentingnya pendidikan. Darmaningtyas membahas permasalahan-
permasalahan tersebut dalam kumpulan opini yang sampai sekarang masih logis
disandingkan dengan masalah pendidikan terkhusus di Indonesia.
Pendidikan adalah hal yang mendasar dan dibutuhkan setiap manusia.
Kehadiran sekolah dan lembaga pendidikan nonformal lainnya adalah wujud
perhatian terhadap pendidikan. Dimulai dari tingkat dasar, menengah, hingga atas,
bahkan perguruan tinggi menunjukkan bahwa pendidikan memiliki tingkatan
yang perlu diikuti setiap manusia. Namun, ada beberapa hal mengapa masyarakat
masih menganggap pendidikan sebagai barang mewah.
Berdirinya sekolah dari yang dibangun oleh pemerintah hingga swasta
nyatanya bukanlah solusi tuntasnya pendidikan di Indonesia. Beratnya biaya yang
dirasakan masyarakat menjadi alasan mendasar mengapa pendidikan hanyalah
milik orang berada. Sekolah mulai menjamur bukan lagi mengutamakan tujuan
pendidikan tapi memperkaya pemilik atau bahkan sebagai tender pemerintah.
Biaya-biaya mahal seperti pengadaan seragam, buku, serta biaya darmawisata
membuat masyarakat resah terhadap biaya sekolah.
Selain dari sekolah, berdirinya perguruan tinggi untuk sarana para
cendekiawan muda belajar lagi-lagi mengalami beberapa halangan. Masa Orde
Baru yang otoriter membuat para mahasiswa harus merasakan diasingkan dari
keramaian karena dianggap berbahaya dan menentang keputusan pemerintah.
Belum lagi, pihak penerbit buku malah menjadikan sekolah sebagai relasi bisnis
bukan semata untuk membantu para siswa mendalami makna penting pendidikan.
Program darmawisata sejatinya sangat baik sebagai metode tinjauan langsung
dalam pembelajaran. Kunjungan ke museum, lokasi sejarah, lokasi penelitian,
alam terbuka, dan lain-lain dapat dijadikan metode teaching and healing bagi
siswa dan guru. Namun, lagi-lagi darmawisata bukan lagi berjalan sesuai cita-cita
awal. Beratnya biaya darmawisata membuat masyarakat resah. Darmawisata
bukan menjadi metode justru ajang sekolah ‘nakal’ untuk meraup untung
sebanyak-banyaknya dari peserta didik. Darmawisata harusnya dapat dialihkan ke
penyediaan sarana sekolah agar para guru dan siswa tidak perlu pergi jauh untuk
melaksanakan pembelajaran langsung.
Membicarakan tentang pendidikan di Indonesia tidak akan ada habisnya.
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas
pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi
Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic
Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya
menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih
menurut survei dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai
pengikut bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh.
Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional
tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan
pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah gelombang globalisasi dirasakan
kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan
kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di
tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas
membandingkan kehidupan dengan negara lain.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu
pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh
setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah
menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk
pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan
sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya
manusia di negara-negara lain.
Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di
berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal
itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat
penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan
untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah
efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Adapun permasalahan khusus
dalam dunia pendidikan yaitu:
a. Rendahnya sarana fisik
b. Rendahnya kualitas guru
c. Rendahnya kesejahteraan guru
d. Rendahnya prestasi siswa
e. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
f. Mahalnya biaya pendidikan.
Permasalahan-permasalahan yang tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan
dalam makalah yang berjudul “ Kondisi Pendidikan di Indonesia” ini.
KEUNGGULAN BUKU
- Kelebihan buku ini adalah opini ditulis dalam bahasa yang ringan, aktual,
dan mendeskripsikan permasalahan secara mendetail. Darmaningtyas
mampu menanamkan konsep yang mengundang respon dari pembacanya.
Penulis juga cukup kritis membahas detail masalah yang ditemukan di
sistem pendidikan Indonesia. Dengan lugas, setiap opininya menggiring
pola pikir agar berpikir kritis terhadap kondisi pendidikan Indonesia yang
semakin lama tidak berjalan sesuai cita-cita justru memiskinkan
masyarakat.
- Darmaningtyas cukup dikenal sebagai penulis dan pengamat pendidikan
yang handal. Beberapa opininya juga cukup diakui menjadi landasan
pemerhati pendidikan untuk memperbaiki sistem. Secara penulisan dan
bahasa buku ini sangat baik dibaca setiap kalangan.
KELEMAHAN BUKU
Darmaningtyas adalah penulis, pengamat, dan praktisi pendidikan di Yogyakarta.
Oleh karena itu, ditemukan permasalahan pendidikan yang dibahas dalam buku
ini tentang kondisi pendidikan seputaran Yogyakarta saja.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan
kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam
segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak
semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas
pendidikannya terlebih dahulu.
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir
akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara
sehat dalam segala bidang di dunia internasional
DAFTAR PUSTAKA
Akesbi, Azeddine. 2001. sensitisation against Coruuption: The Morroccan Experience in the Educational
sector. 10th Internasional Anti-Corruption Conference, Prague.
Barret, Derm. 1995. The TQM paradigm key ideas that make it work. Productivity press, portland,
Oregon.
Abdulgani Ruslan, 1998, pancasila dan reformasi. Makalah seminar nasional KAGAMA, 8 juli 1998 di
Yogyakarta
Azra, A., “ teknologi : fasisme dengan senyuman ?”, merdeka, 10 February 1982
Suryo, Joko, 2002, pembentukan Identitas Nasional, makalah seminar terbatas pengembangan
Wawasan tentang Civic Education, LP3 UMY, Yogyakarta.
Thaib Dahlan, 1994, pancasila yuridis kenegaraan, penerbit AMP YKPN, Yogyakarta.
Almond Gabriel, A(1991)” Capitalism and Democracy”, Journal of political science And politics.
Schumpeter, J.(1946), Capitalism, socialism dan democracy. New york: Harper
http://tyaeducationjournals.blogspot.com/2008/04/efektivitas-dan-efisiensi-anggaran.
http://www.detiknews.com.
http://www.sib-bangkok.org.
Pidarta, Prof. Dr. Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
sayapbarat.wordpress.com/2007/08/29/masalah-pendidikan-di-indonesia.
http://www.10iacc.org/contentns.phtml? Docoments=400 19.08.04
https://www.google.com/amp/s/personaljoornalblog.wordpress.com/2019/10/06/resensi-
buku-
pendidikan-yang-memiskinkan/amp/