Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL BOOK REVIEW

"Masalah Pendidikan di Indonesia"

ELIZABETH TENNY L.GAOL 6213121057


LIDIA
SIMANIHURUK,S,Si,M.pd
FILSAFAT PENDIDIKAN

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat RahmatNya, saya
dapat menyelesaikan penyusunan kritikan buku ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. CBR ini
saya selesaikan dalam pemenuhan tugas mata kuliah “FILSAFAT PENDIDIKAN”. Saya juga
mengucapkan Terimakasih banyak kepada Ibu Lidia Simanihuruk S,Si,M.pd selaku Dosen mata kuliah
untuk bimbingan dan arahan kepada kami selama proses pengerjaan tugas kritikan ini dan semoga
dapat memberikan kita semua banyak manfaat dan menambah wawasan atas CBR yang saya
perbuat ini.
Demikianlah CBR ini saya buat, saya tahu bahwa CBR ini sangat jauh dari kata
sempurna dan kami bersedia menerima kritikan dan saran. Harapan saya semoga CBR
ini bermanfaat bagi kita semua. Atas segala kerendahan hati saya ucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang bersangkutan.

Medan, 29 Oktober 2021

Elizabeth Tenny Lumban Gaol


PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian adalah peserta
didiknya, baik itu di Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, maupun
perguruan tinggi. Pemahaman pada diri peserta didik mempunyai makna bahwa guru
mengenal betul kelebihan dan kelemahan peserta didik sehingga dapat memberikan
layanan pendidikan yang tepat dan bermanfaat bagi masing masing anak.Filsafat sudah
sebagai ilmu pengetahuan yang membingungkan, dan banyak kalangan yang mempelajari
filsafat berakhir dengan rasa pusing dan ketidakmengrtian. Filsafat, dalam arti analisa
filsafat adalah merupakan salah satu cara pendekatan yang digunakan oleh para ahli
pendidikan dalam memecahakan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikannya, di samping menggunakan metode-metode ilmiah lainnya.
Dengan kata lain, teori-teori dan pandangan-pandangan filsafat pendidikan yang
dikembangkan oleh seorang filosof tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh
pandangan dan aliran filsafat yag dianutnya. Dengan dibuatnya cbr ini diharapkan agar
kiranya dapat mempermudah pembaca dalam mengambil intisari dari buku yang
direview.

B. TUJUAN
Ada pun tujuan dari pembuatan critical book report ini adalah:
● Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar Filsafat pendidikan
● Untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata filsafat pendidikan
● Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari buku yang di kritik

C. MANFAAT
● Untuk melatih diri sebagai mahasiswa untuk dapat berfikir secara kritis dalam
mencari informasi dari buku yang di kritik
● Untuk menambah wawasan tentang Filsafat Pendidikan
● Dapat lebih memahami mengetahui mengenai filsafat
ISI BUKU
A. IDENTITAS BUKU
BUKU UTAMA

Judul Buku : Kondisi Pendidikan di Indonesia


Pengarang : Ririn Farin

Tahun Terbit : 2011


Penerbit : Blogger

Kota Terbit : Yogyakarta

BUKU PEMBANDING

Judul : Pendidikan Yang Memiskinkan


Pengarang : Darmaningtyas

Tahun Terbit : 2015


Penerbit : Intrans Media
Kota Terbit : Yogyakarta
Tebal Buku : 312 halaman
Berat : 400 gram

B. PEMBAHASAN
Pendidikan adalah hal yang mendasar yang dibutuhkan setiap manusia untuk
mewujudkan tujuan kehidupannya. Pendidikan tidak hanya berbicara tentang
kemampuan akademik seseorang, namun pendidikan akan mengarahkan pada
keterampilan serta sikap manusia dalam hidup. Sekolah adalah sarana yang paling
umum diketahui oleh manusia sebagai tempat mendapatkan pendidikan. Beberapa
fasilitas pendukung seperti media, ruangan kelas, buku, guru, serta program-
program sekolah disediakan sebagai penunjang terlaksananya pendidikan. Namun
apa jadinya jika pendidikan itu justru memberatkan masyarakat?
Naiknya harga biaya pendidikan yang tak murah justru merubah pola pikir
terhadap pentingnya pendidikan. Darmaningtyas membahas permasalahan-
permasalahan tersebut dalam kumpulan opini yang sampai sekarang masih logis
disandingkan dengan masalah pendidikan terkhusus di Indonesia.
Pendidikan adalah hal yang mendasar dan dibutuhkan setiap manusia.
Kehadiran sekolah dan lembaga pendidikan nonformal lainnya adalah wujud
perhatian terhadap pendidikan. Dimulai dari tingkat dasar, menengah, hingga atas,
bahkan perguruan tinggi menunjukkan bahwa pendidikan memiliki tingkatan
yang perlu diikuti setiap manusia. Namun, ada beberapa hal mengapa masyarakat
masih menganggap pendidikan sebagai barang mewah.
Berdirinya sekolah dari yang dibangun oleh pemerintah hingga swasta
nyatanya bukanlah solusi tuntasnya pendidikan di Indonesia. Beratnya biaya yang
dirasakan masyarakat menjadi alasan mendasar mengapa pendidikan hanyalah
milik orang berada. Sekolah mulai menjamur bukan lagi mengutamakan tujuan
pendidikan tapi memperkaya pemilik atau bahkan sebagai tender pemerintah.
Biaya-biaya mahal seperti pengadaan seragam, buku, serta biaya darmawisata
membuat masyarakat resah terhadap biaya sekolah.
Selain dari sekolah, berdirinya perguruan tinggi untuk sarana para
cendekiawan muda belajar lagi-lagi mengalami beberapa halangan. Masa Orde
Baru yang otoriter membuat para mahasiswa harus merasakan diasingkan dari
keramaian karena dianggap berbahaya dan menentang keputusan pemerintah.
Belum lagi, pihak penerbit buku malah menjadikan sekolah sebagai relasi bisnis
bukan semata untuk membantu para siswa mendalami makna penting pendidikan.
Program darmawisata sejatinya sangat baik sebagai metode tinjauan langsung
dalam pembelajaran. Kunjungan ke museum, lokasi sejarah, lokasi penelitian,
alam terbuka, dan lain-lain dapat dijadikan metode teaching and healing bagi
siswa dan guru. Namun, lagi-lagi darmawisata bukan lagi berjalan sesuai cita-cita
awal. Beratnya biaya darmawisata membuat masyarakat resah. Darmawisata
bukan menjadi metode justru ajang sekolah ‘nakal’ untuk meraup untung
sebanyak-banyaknya dari peserta didik. Darmawisata harusnya dapat dialihkan ke
penyediaan sarana sekolah agar para guru dan siswa tidak perlu pergi jauh untuk
melaksanakan pembelajaran langsung.
Membicarakan tentang pendidikan di Indonesia tidak akan ada habisnya.
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas
pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi
Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic
Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya
menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih
menurut survei dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai
pengikut bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh.
Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional
tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan
pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah gelombang globalisasi dirasakan
kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan
kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di
tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas
membandingkan kehidupan dengan negara lain.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu
pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh
setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah
menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk
pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan
sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya
manusia di negara-negara lain.
Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di
berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal
itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat
penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan
untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah
efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Adapun permasalahan khusus
dalam dunia pendidikan yaitu:
a. Rendahnya sarana fisik
b. Rendahnya kualitas guru
c. Rendahnya kesejahteraan guru
d. Rendahnya prestasi siswa
e. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
f. Mahalnya biaya pendidikan.
Permasalahan-permasalahan yang tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan
dalam makalah yang berjudul “ Kondisi Pendidikan di Indonesia” ini.

Ciri-ciri Pendidikan di Indonesia


Cara melaksanakan pendidikan di Indonesia sudah tentu tidak terlepas dari
tujuan pendidikan di Indonesia, sebab pendidikan Indonesia yang dimaksud di
sini ialah pendidikan yang dilakukan di bumi Indonesia untuk kepentingan bangsa
Indonesia.
Aspek ketuhanan sudah dikembangkan dengan banyak cara seperti melalui
pendidikan-pendidikan agama di sekolah maupun di perguruan tinggi, melalui
ceramah-ceramah agama di masyarakat, melalui kehidupan beragama di asrama-
asrama, lewat mimbar-mimbar agama dan ketuhanan di televisi, melalui radio,
surat kabar dan sebagainya. Bahan-bahan yang diserap melalui media itu akan
berintegrasi dalam rohani para siswa/mahasiswa.
Pengembangan pikiran sebagian besar dilakukan di sekolah-sekolah atau
perguruan-perguruan tinggi melalui bidang studi-bidang studi yang mereka
pelajari. Pikiran para siswa/mahasiswa diasah melalui pemecahan soal-soal,
pemecahan berbagai masalah, menganalisis sesuatu serta menyimpulkannya.
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia
Di bawah ini akan diuraikan beberapa penyebab rendahnya kualitas
pendidikan di Indonesia secara umum, yaitu:
1. Efektifitas Pendidikan Di Indonesia
Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan
peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat
tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian,
pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer) dituntut untuk dapat
meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat
berguna.
Selama ini, banyak pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal
dinilai hanya menjadi formalitas saja untuk membentuk sumber daya
manusia Indonesia. Tidak perduli bagaimana hasil pembelajaran formal
tersebut, yang terpenting adalah telah melaksanakan pendidikan di jenjang
yang tinggi dan dapat dianggap hebat oleh masyarakat. Anggapan seperti
itu jugalah yang menyebabkan efektifitas pengajaran di Indonesia sangat
rendah. Setiap orang mempunyai kelebihan dibidangnya masing-masing
dan diharapkan dapat mengambil pendidikaan sesuai bakat dan minatnya
bukan hanya untuk dianggap hebat oleh orang lain
2. Efisiensi Pengajaran Di Indonesia
Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan
dengan proses yang lebih ‘murah. Beberapa masalah efisiensi pengajaran
di dindonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan
dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang
menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia. Yang
juga berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia
yang lebih baik.
Selain masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia, masalah lainnya
adalah waktu pengajaran. Dengan survey lapangan, dapat kita lihat bahwa
pendidikan tatap muka di Indonesia relative lebih lama jika dibandingkan
negara lain. Selain itu, masalah lain efisiensi pengajaran yang akan kami
bahas adalah mutu pengajar. Kurangnya mutu pengajar jugalah yang
menyebabkan peserta didik kurang mencapai hasil yang diharapkan dan
akhirnya mengambil pendidikan tambahan yang juga membutuhkan uang
lebih.
Selain beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di atas, berikut
ini akan dipaparkan pula secara khusus beberapa masalah yang
menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.
3. Rendahnya sarana fisik
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi
kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar
rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak
standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya.
Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak
memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
4. Rendahnya kualitas guru
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru
belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan
tugasny. Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan
tidak layak mengajar. Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan
tingkat pendidikan guru itu sendiri.
5. Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru)
pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal
pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia
internasional sangat rendah.
Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi
bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk
uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka
sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.

Solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-permasalahan pendidikan di


Indonesia
Untuk memberikan solusi dalam masalah pendidikan di Indonesia
pemerintahaan belum sepenuhnya membereskan masalah ini, Maka, solusi untuk
masalah-masalah yang ada, khususnya yang menyangkut perihal pembiayaan –
seperti rendahnya sarana fisik, kesejahteraan guru, dan mahalnya biaya
pendidikan– berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada. Akan
sangat kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan Islam dalam atmosfer
sistem ekonomi kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib
dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa
pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara.
Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan
kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk
meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi
dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-
alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.
C. KELEBIHAN & KEKURANGAN BUKU
PERBANDINGAN ANTARA KEDUA BUKU
- Buku Utama Membahas Tentang Masalah Pendidikan di Indonesia dan
memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada.
- Pada Buku Pembanding yaitu Buku ini sangat kontradiktif dengan
judulnya. Penulis sengaja memilih judul yang kontra untuk mengkritik
kondisi pendidikan di Indonesia khususnya di zaman Orde Baru yang
justru jauh dari tujuan. Buku ini memuat opini penulis yang dimuat dalam
berita harian, lalu dibukukan. Permasalahan seperti seragam, darmawisata,
manajemen sekolah, disorot dengan bahasa sederhana.

KEUNGGULAN BUKU
- Kelebihan buku ini adalah opini ditulis dalam bahasa yang ringan, aktual,
dan mendeskripsikan permasalahan secara mendetail. Darmaningtyas
mampu menanamkan konsep yang mengundang respon dari pembacanya.
Penulis juga cukup kritis membahas detail masalah yang ditemukan di
sistem pendidikan Indonesia. Dengan lugas, setiap opininya menggiring
pola pikir agar berpikir kritis terhadap kondisi pendidikan Indonesia yang
semakin lama tidak berjalan sesuai cita-cita justru memiskinkan
masyarakat.
- Darmaningtyas cukup dikenal sebagai penulis dan pengamat pendidikan
yang handal. Beberapa opininya juga cukup diakui menjadi landasan
pemerhati pendidikan untuk memperbaiki sistem. Secara penulisan dan
bahasa buku ini sangat baik dibaca setiap kalangan.

KELEMAHAN BUKU
Darmaningtyas adalah penulis, pengamat, dan praktisi pendidikan di Yogyakarta.
Oleh karena itu, ditemukan permasalahan pendidikan yang dibahas dalam buku
ini tentang kondisi pendidikan seputaran Yogyakarta saja.
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pendidikan di Indonesia saat ini memang sangat memprihatinkan, begitupun dengan


sarana dan prasarananya yang masih tergolong rendah. Hal-hal yang menjadi
penyebab utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang
masih kurang dioptimalkan. Masalah-masalah lainya yang menjadi penyebabnya yaitu:

(1). Rendahnya sarana fisik


(2). Rendahnya kualitas guru
(3). Rendahnya prestasi siswa

(4). Mahalnya biaya pendidikan


(5). Efektifitas pendidikan di Indonesia.
Adapun solusi yang dapat diberikan dari permasalahan di atas antara lain dengan
mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan, dan
meningkatkan kualitas guru serta prestasi siswa.

B. SARAN
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan
kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam
segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak
semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas
pendidikannya terlebih dahulu.

Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir
akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara
sehat dalam segala bidang di dunia internasional
DAFTAR PUSTAKA

Akesbi, Azeddine. 2001. sensitisation against Coruuption: The Morroccan Experience in the Educational
sector. 10th Internasional Anti-Corruption Conference, Prague.

Barret, Derm. 1995. The TQM paradigm key ideas that make it work. Productivity press, portland,
Oregon.

Abdulgani Ruslan, 1998, pancasila dan reformasi. Makalah seminar nasional KAGAMA, 8 juli 1998 di
Yogyakarta

Darmodihardjo darji, dkk.,179, santiaji pancasila, Usaha nasional, Surabaya


Austin, J.L.philosophical paper, Oxford: Clarendon, 1961

Azra, A., “ teknologi : fasisme dengan senyuman ?”, merdeka, 10 February 1982
Suryo, Joko, 2002, pembentukan Identitas Nasional, makalah seminar terbatas pengembangan
Wawasan tentang Civic Education, LP3 UMY, Yogyakarta.

Thaib Dahlan, 1994, pancasila yuridis kenegaraan, penerbit AMP YKPN, Yogyakarta.
Almond Gabriel, A(1991)” Capitalism and Democracy”, Journal of political science And politics.
Schumpeter, J.(1946), Capitalism, socialism dan democracy. New york: Harper

Zou, Garry spring-summer,1991,”Transition towards democracy”in asian perspective, 15 (1), pp.99-121.


http://forum.detik.com.

http://tyaeducationjournals.blogspot.com/2008/04/efektivitas-dan-efisiensi-anggaran.
http://www.detiknews.com.

http://www.sib-bangkok.org.
Pidarta, Prof. Dr. Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
sayapbarat.wordpress.com/2007/08/29/masalah-pendidikan-di-indonesia.
http://www.10iacc.org/contentns.phtml? Docoments=400 19.08.04
https://www.google.com/amp/s/personaljoornalblog.wordpress.com/2019/10/06/resensi-
buku-

pendidikan-yang-memiskinkan/amp/

Anda mungkin juga menyukai