Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) “IMUNISASI”

Materi Penyuluhan      : IMUNISASI

Pokok Bahasan           :

1)      Pengertian imunisasi

2)      Tujuan dari imunisasi

3)      Jenis jenis imunisasi pada bayi

4)      Jadwal imunisasi

Waktu Penyuluhan      : 30 Menit

Sasaran                        : Tn S dan Ny T

Tanggal                       : 14 November 2021

Waktu                         : 13.00 wib

Tempat                        : Rumah Tn S

Pelaksana penyuluhan : Mahasiswa Universitas Aisyah Pringsewu Lampung

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan data pengkajian, Tn S merupakan kepala keluarga dengan 2 orang anak.

Anak ke 2 dari Tn S berusia 1 bulan 21 hari, sedangkan Tn S dan Ny. T belum

sepenuhnya memahami imunisasi dasar lengkap pada anak. Oleh sebab itu perlu

adanya penyuluhan kepada Tn S dan Ny.T mengenai imunisasi dasar lengkap pada

anak

B. TUJUAN

1. Umum

Keluarga Tn S  mampu memahami dan mengerti tentang imunisasi

1
2

2. Khusus

Keluarga mampu :

a. Mengetahui pengertian imunisasi

b. Mengetahui manfaat dari imunisasi

c. Mengetahui jenis jenis imunisasi

d. Mengetahui jadwal imunisasi

e. Mengetahui bahaya jika tidak diberikan imunisasi

C. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab

D. MEDIA

1. Leaflet

E. SETTING TEMPAT

Ruang tamu rumah Tn S

F.

KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan

Penyaji Peserta

1 5 menit Pembukaan : o Menjawab salam


1. Salam pembukaan o Memperhatikan
2. Perkenalan o Berpartisipasi aktif
3. Apersepsi  Memperhatikan
4. Mengkomunikasikan tujuan

2 15 menit Penyajian isi :


1. Menjelaskan dan menguraikan materi o Memperhatikan dan
tentang : mencatat penjelasan
a. Pengertian penyuluh dengan
b. Tujuan dari imunisasi cermat
3

c. Jenis jenis imunisasi


d. Manfaat imunisasi
e. Jadwal imunisasi
f. Penyakit penyakit yang
yang dapat dihindari dari
imnisasi o Menanyakan hal-hal
  yang belum jelas.
2. Memberikan kesempatan kepad  - Memperhatikan
apeserta penyuluhan untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan peserta
penyuluhan yang berkaitan dengan
materi yang belum jelas.

3 10 menit Penutup : o Memperhatikan.


1. Menyimpulkan materi yang telah o Menjawab
disampaikan.  Menjawab salam
2. Evaluasi penyuluhan dengan
pertanyaan secara lisan.
3. Salam

G. MATERI

Terlampir

H. SUMBER

Yupi Supartini. 2004.  Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC. 

Dinkes. Prov. Jatim. 2005. Buku Pegangan Kader Posyandu.


4

MATERI

IMUNISASI

A.    PENGERTIAN

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan

memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang

mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang

berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan

untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.

B.     TUJUAN IMUNISASI

Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi

angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa

menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari

dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan,

gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya.

C.    JENIS JENIS IMUNISASI  PADA BAYI

1. Imunisasi BCG

Imunisasi BCG termasuk salah satu dari 5 imunisasi yang

diwajibkan. Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan

keberadaan virus tubercel bacili yang hidup di dalam darah. Itulah mengapa, agar

memiliki kekebalan aktif, dimasukkanlah jenis basil tak berbahaya ke dalam

tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Calmette Guerin).


5

2. Imunisasi hepatitis B

Imunisasi hepatitis B ini juga merupakan imunisasi yang diwajibkan, lebih

dari 100 negara memasukkan vaksinasi ini dalam program nasionalnya. Jika

menyerang anak, penyakit yang disebabkan virus ini sulit disembuhkan. Bila sejak

lahir telah terinfeksi virud hepatitis B (VHB) dapat menyebabkan kelainan-

kelainan yang dibawanya terus hingga dewasa. Sangat mungkin terjadi sirosis

atau pengerutan hati

3. Vaksin Polio

Vaksin Polio merupakan cara pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi

suatu penyakit. Vaksin bukanlah obat apalagi untuk penyakit polio yang belum

ada obatnya. Vaksin polio bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi

terhadap virus polio tanpa terjangkit penyakit tersebut. Sebelum tahun 2000

pemberian vaksin polio dilakukan secara oral, dimana didalam vaksin tersebut

terkandung virus polio hidup yang telah dijinakkan. Namun dalam penerapannya

ternyata dalam beberapa kasus penyakit polio justru disebabkan oleh vaksin oral

tersebut. Setelah tahun 2000 pemberian vaksin dilakukan dengan memasukkan

virus polio yang sudah mati atau tidak aktif lagi, dan pemebrian vaksin ini

dilakukan dengan cara menyuntikkan vaksin pada lengan atau kaki.

Pemberian vaksin polio pada balita umumnya diberikan pada saat usia anak-

anak. Secara umum pemberian vaksin dilakukan secara bertahap dalam 4 dosis,

dan pemberian dilakukan pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 – 18 bulan, 4 – 6 tahun.

Berdasarkan penjelasan diatas memang penyakit polio bukan penyakit yang

mematikan, namun memandang akibat kelumpuhan yang ditimbulkannya maka

perlu adanya tindakan pencegahan. Terutama untuk balita apabila terjangkit


6

penyakit ini tentunya akan mengganggu perkembangan fisik dari balita tersebut,

oleh karena itu orang tua harus memahami pentingnya imunisasi polio pada balita

4. Imunisasi DPT

Imunisasi DPT merupakan salah satu imunisasi yang wajib diberikan pada

bayi. Imunisasi ini biasanya diberikan dalam beberapa tahapan. Untuk totalnya,

pemberian imunisasi ini mencapai enam kali. Biasanya dilakukan mulai dari bayi

usia 2 bulan hingga usianya mencapai 12 tahun.

Imunisasi DPT diberikan untuk mencegah penyakit seperti difteri, tetanus,

dan pertusis. Bayi disarankan untuk diberikan imunisasi ini saat usianya 2 bulan.

Tapi jika bayi Anda usianya sudah melebihi 2 bulan dan belum di imunisasi DPT

lakukan saja sesuai urutan tahapan berdasarkan usianya

5. Imunisasi campak

Tanda klinis awal campak biasanya demam tinggi, yang muncul 10-12 hari

setelah terpapar virus ini dan berlangsung selama 4-7 hari. Pilek, batuk, mata

merah dan berair, dan munculnya bercak putih pada sebelah dalam pipi atau yang

disebutKoplik’s Spot merupakan tanda awal penyakit ini. Setelah beberapa hari,

ruam mulai muncul yaitu bintik-bintik kecil kemerahan pada kulit, biasanya pada

muka dan leher atas. Setelah 3 hari, ruam ini menyebar, biasanya ke daerah tangan

dan kaki. Ruam ini muncul selama 5-6 hari lalu menghilang dengan sendiri.

Biasanya, ruam ini muncul 14 hari setelah terpapar virus ini (dengan batasan 7-18

hari).

Imunisasi Campak dan DPT dapat menimbulkan efek samping berupa demam tinggi

disertai kejang-kejang. Bila terjadi segera hubungi petugas kesehatan untuk minta

diganti (DPTèDT

 
7

 D.     JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI BAYI

Umur Vaksin Keterangan


Saat Hepatitis  HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah
lahir B-1
lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status
HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir
diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1.
Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan
ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa
ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5
ml sebelum bayi berumur 7 hari.
Polio-0  Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama.
Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio oral diberikan saat
bayi dipulangkan (untuk menghindari
transmisi virus vaksin kepada bayi lain)
1 bulan Hepatitis  Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan
B-2
HB-2 adalah 1 bulan.
0-2 BCG  BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCGakan
bulan
diberikan pada umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji
tuberkulin terlebih dahulu dan BCG diberikan apabila
uji tuberkulin negatif.
2 bulan DTP-1  DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat
dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara
kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T)
Hib-1  Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2
bulan. Hib-1 dapat diberikan secara terpisah atau
dikombinasikan dengan DTP-1.
Polio-1  Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1
4 bulan DTP-2  DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara
terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).
Hib-2  Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan
dengan DTP-2
Polio-2  Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2
6 bulan DTP-3  DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan
dengan Hib-3 (PRP-T).
Hib-3  Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur
6 bulan tidak perlu diberikan.
8

Polio-3  Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3


Hepatitis  HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan
B-3
respons imun optimal, interval HB-2 dan HB-3 minimal 2
bulan, terbaik 5 bulan.
9 bulan Campak-1  Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2
merupakan program BIAS pada SDkelas 1, umur 6 tahun.
Apabila telah mendapatkan MMR pada umur 15 bulan,
campak-2 tidak perlu diberikan.
15-18 MMR  Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan
bulan
imunisasi campak, MMR dapat diberikan pada umur 12
bulan.
Hib-4  Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-
OMP).
18 bulan DTP-4  DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah
DTP-3.
Polio-4  Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4.
2 tahun Hepatitis  Vaksin HepA direkomendasikan pada umur > 2 tahun,
A
diberikan dua kali dengan interval 6-12 bulan.
2-3 Tifoid  Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan
tahun
untuk umur > 2 tahun. Imunisasi tifoid polisakarida
injeksi perlu diulang setiap 3 tahun.
5 tahun DTP-5  DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DTap)
Polio-5  Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5.
6 tahun. MMR  Diberikan untuk catch-up immunization pada anak
yang belum mendapatkan MMR-1.
10 tahun dT/TT  Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT)
diberikan untuk mendapatkan imunitas selama 25 tahun.
Varisela  Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.
 

F. CARA PENANGANAN EFEK SAMPING/KEJADIAN IKUTAN SETALAH

PEMBERIAN IMUNISASI

 1.  Bila timbul demam, lakukan:

a. Berikan kompres hangat (dahi, ketiak dan leher)

b. Beri banyak minum


9

c. Beri pakian yang tipis dan menyerap keringat

d. Ganti pakaina yang basah

e. Berikan obat  penurun panas sesuai anjuran dokter

2. Bila timbul nyeri/bengkak dearah suntilkan, lakukan:

a. Beri kompres air  biasa ditempat sekitar suntikan

b. Diusap-usap sekitar daerah suntikan

c. Beri anak (ASI/mainan) agar dapat tidur

3.  JIka terdapat reaksi yang berlebihan (kejang lama, demam lebih dari 38,5 derajat

Celcius, penurunan kesadaran) konsulatsikan pada dokter, perawat atau bidan.

4. Bila terjadi diare, lakukan:

a. Beri bayi banyak minum air putih, oralit, kuah sayur, sari buah, atau ASI

b. Jika diare berlanjut atau disertai muntah-muntah segera bawa ke puskesmas,

dokter, atau rumah sakit.

c. Jangan berikan obat anti diare.

5. Hal yang perlu mendapat perhatian setelah imunisasi :

a.  Reaksi yang timbul pada imunisasi BCG dapat berupa koreng pada area

penyuntikan. Walau demikian tidak boleh dilakukan pengobatan terhadap

luka, seperti memberinya obat oles, salep, bethadin, obat merah, dll. Karena

hal tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan imunisasi.

b.  Reaksi diare setelah imunisasi setelah imunisasi POLIO boleh diberikan ASI

jika lama imunisasi sudah diberikan lebih dari 6 jam (tidak boleh

mewmberikan ASI setelah imunisasi POLIO sebelum 6 jam berlalu)

c. Daerah yang disuntik tidak boleh dipijat, diberikan obat oles ataupun talk dan

yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai