Bab 1 Konsep Penyakit
Bab 1 Konsep Penyakit
KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian
tiroid yang disebabkan oleh penambahan jaringan kelenjar tiroid. Struma adalah
Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan oleh kurangnya diet iodium yang
B. Etiologi
tersebut
1
C. Klasifikasi
struma difusa non- toksik, struma difusa toksik, struma nodusa toksik dan
struma nodusa non-toksik. Dimana istlah toksik dan nontoksik ini merujuk pada
adanya perubahan dari segi fungsi fisiologis kelenjar tiroid seperti hipertiroid
istilah nodusa dan diffusa lebih berfokus kepada bentuk pembesaran kelenjar
tiroid.
kelenjar tiroid (seakan terjadi pembesaran leher). Ada struma diffusa toksik
(disertai gejala hipertiroidisme) dan struma diffusa non toksik (tanpa tanda
2
D. Manifestasi Klinis
3. Jika struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat
hipertirodisme.
denyut nadi.
E. Komplikasi
Menurut Tampatty, dkk (2019) komplikasi yang dapat terjadi pada pasien
4. Komplikasi pembedahan :
a. Perdarahan
3
e. Sepsis yang meluas ke mediastinum.
F. Patofisiologi
diferensiasi sel, dan produksi hormon tiroid serta sekresinya oleh kelenjar
tiroid. Tirotropin bekerja pada reseptor TSH pada kelenjar tiroid. Hormon tiroid
pituitari, yang mengatur produksi TSH. Rangsangan pada reseptor TSH oleh
peningkatan jumlah sel dan hiperplasia dari kelenjar tiroid untuk menormalkan
kadar hormon tiroid. Bila proses ini terus terjadi, bisa terbentuk struma.
Struma bisa terbentuk dari sejumlah TSH receptor agonist. TSH receptor
tiroid, adenoma dari kelenjar tiroid atau pituitari, dan tumor yang menghasilkan
4
G. Pathway
Kondisi autoimun
Menghasilkan TSI Peradangan Banyak nodul
Kerusakan kelenjar
tiroid Hiperplasi sel Inflamasi
Merangsang
kelenjar tiroid
Produksi hormone
Metastasis
menurun
Hormon meningkat
Nodul berkembang
Hipotiroid
Hipertiroid
Pembesaran
Sinyal ke TSH kelenjar tiroid
Perubahan
irama jantung
TSH meningkat Peningkatan
Risiko keringat
Kurang
penurunan
energi
Nyeri akut curah jantung Ansietas
Fatigue
Kesulitan memulai tidur
Hiperplasi kel. tiroid
Gangguan pola
tidur Goiter
5
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Laboratorium
kadar normal pada orang dewasa 60-150 nmol/L atau 50-120 ng/dL;
1) antibodi tiroglobulin
2) antibodi microsomal
atau padat. Selain itu digunakan untuk membedakan antara nodul solid
dan kistik. Bila hasil USG memberikan gambaran solid (padat) maka
6
3. Radiologi
4. Pemeriksaan Sitologi
anatomi merupakan standar baku untuk sel tiroid dan memiliki nilai akurasi
membedakan jinak atau ganas pada nodul soliter atau nodul dominan dalam
menghasilkan angka negatif palsu kurang dari 5% dan angka positif palsu
Salah satu cara meminimalisasi hasil negatif palsu pada BAJAH ialah
I. Penatalaksanaan
lain:
1. Konservatif/medikamentosa
Indikasi : pasien usia tua, pasien berada pada fase pengobatan sangat awal,
7
a. Struma non toksik : iodium, ekstrak tiroid 20-30 mg/dl
b. Struma toksik :
1) Bed rest
2. Radioterapi
radioterapi adalah pasien pada awal penyakit atau pasien dengan resiko
3. Pembedahan
8
c. Tiroidectomi total, semua kelenjar tiroid diangkat
ludah submandibularis
J. Pencegahan
Ada beberapa pencegahan struma menurut Assegaf, dkk (2015) antara lain:
1. Pemberian edukasi
beriodium.
3. Penyuntikan lipidol
orang dewasa dan anak diatas enam tahun 1 cc, sedangkan yang usianya
sedang atau kurang dari enam tahun hanya diberikan 0,2 – 0,8 cc.
9
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SNNT
A. Pengkajian
pasien.
2. Status Kesehatan
a. Keluhan Utama
dilakukan operasi.
Adakah anggota keluarga yang menderita sama dengan klien saat ini.
3. Pola Kebutuhan
10
b. Aktivitas/istirahat : insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi,
kehausan,mual, muntah.
4. Pemeriksaan Fisik
c. Tanda-tanda vital
1) Kepala
2) Mata
isokor
3) Telinga
4) Mulut
11
5) Leher
6) Dada
Inspeksi : Simetris
Perkusi : Sonor
7) Abdomen
Perkusi : Timpani
Inspeksi : Bersih
9) Ekstremitas Atas
Inspeksi : Simetris
Inspeksi : Simetris
B. Diagnosa Keperawatan
jantung
12
4. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (TSH meningkat)
C. Intervensi Keperawatan
13
keperawatan selama 3 x dan menyakinkan.
24 jam diharapkan 2. Dorong pasien
kecemasan klien hilang mengungkapkan
atau berkurang. kecemasan yang
Kriteria hasil : dialaminya.
1. Mampu 3. Dengarkan pasien
mengindentifikasi dengan penuh
dan mengungkapan perhatian.
(tanda dan gejala) 4. Kaji tanda kecemasan
kecemasan. yang
2. Mengatakan diungkapkan secara
kecemasan sudah verbal maupun
berkurang yang nonverbal.
dinyatakan verbal 5. Beri pujian atau
maupun nonverbal. kuatkan perilaku yang
3. Tampak adanya baik secara tepat.
dukungan keluarga 6. Ajak melakukan
teknik relaksasi nafas
dalam
b. Peningkatan Koping
1. Berikan informasi
mengenai penyakit,
yang dideritanya
2. Dukung keterlibatan
keluarga untuk
mendampingi pasien
4. Nyeri akut
f. 1. Pain level 1. Pain management
berhubungan g. 2. Pain control 2. Analgesic
dengan proses
h. 3. Comfort level administration
penyakit (TSH Setelah dilakukan a. Observasi TTV
meningkat) tindakan asuhan b. Kaji karakteristik nyeri
keperawatan selama 3 x secara komprehensif
24 jam diharapkan nyeri (penyebab, kualitas,
berkurang klien hilang intensitas, skala nyeri)
atau berkurang. yang diungkapkan secara
verbal dan nonverbal
Kriteria hasil : c. Berikan posisi yang
1. Pasien nyaman
mengatakan nyeri d. Ajarkan teknik relaksasi
berkurang yang baik nafas dalam ataupun
diekspresikan melalui distraksi
verbal dan non verbal e. Kolaborasi pemberian
2. Mampu obat analgesik
mengontrol nyeri
dengan manajemen
nyeri
5. Gangguan polai. 1. Anxiety reduction 1. Sleep enhancement
tidur j. 2. Comfort level a. Kaji kebutuhan tidur
berhubungan k. 3. Pain level pasien
dengan l. 4. Rest : Extent and b. Kaji kualitas dan
kesulitan Pattern kuantitas tidur pasien
memulai tidurm. 5. Sleep : Extent and c. Identifikasi penyebab
Pattern gangguan pola tidur yang
dialami pasien
Setelah dilakukan d. Berikan lingkungan yang
14
tindakan asuhan nyaman dan kurangi
keperawatan selama 3 x factor penyebabkan
24 jam diharapkan gangguan pola tidur
gangguan pola tidur e. Beri KIE pentingnya
berkurang. pemenuhan waktu tidur
terhadap kesehatan
Kriteria Hasil : f. Ajarkan teknik relaksasi
1. Pasien dapat tidur g. Dorong keluarga pasien
dengan tenang untuk membantu
2. Jumlah tidur pasien peningkatan kuantitas
sesuai dengan dan kualitas tidur pasien
kebutuhan pasien (6- h. Kolaborasi pemberian
8 jam/hari) obat untuk mengurangi
dampak dari factor
penyebab yang
menimbulkan gangguan
tidur
i. Kolaborasi pemberian
makanan seperti susu
10 Risiko infeksi 1. Immune status 1. Infection control
berhubungan 2. Knowledge : (Kontrol Infeksi )
dengan efek Infection control a. Monitor keadaan luka
prosedur 3. Risk control b. Monitor tanda dan gejala
invasif infeksi
Setelah dilakukan c. Monitor kadar WBC,
tindakan asuhan granulosit
keperawatan selama 3 x d. Berikan perawatan luka
24 jam diharapkan risiko secara berkala dengan
infeksi klien hilang atau teknik yang tepat
berkurang. e. Berikan lingkungan yang
bersih
Kriteria hasil : f. Berikan KIE pasien dan
1. Tidak tampak keluarga mengenai
adanya tanda dan personal hygiene (seperti
gejala infeksi cara mencuci tangan
2. Jumlah leukosit yang benar) untuk
dalam batas normal menghindari adanya
3. Menunjukkan factor pemicu infeksi
perilaku hidup sehat g. Kolaborasi pemberian
antibiotic
15
9 Risiko jatuh 1. Trauma risk for 1. Fall prevention
berhubungan 2. Injury risk for a. Identifikasi defisit kognisi
dengan efek Setelah diberikan atau fisik pasien
agen asuhan keperawatan b. Identifikasi karakteristik
farmakologis selama 3 x 24jam lingkungan yang
diharapkan tidak ada berpotensi menyebabkan
kejadian jatuh dengan kejadian jatuh
kriteria hasil : c. Pasang belt pengaman
1. Mampu pada tepi tempat tidur dan
mempertahakan kunci roda tempat tidur
keseimbangan tubuh setelah melakukan
2. Tidak terjadi kejadian mobilisasi
jatuh d. Bantu memenuhi ADLs
3. Mempunyai pasien
pemahaman dan e. Ajarkan pasien dan
perilaku pencegahan keluarga pasien menjaga
kejadian jatuh lingkungan yang aman
4. Lingkungan aman dan terhindar dari kejadian
jatuh
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
16
DAFTAR PUSTAKA
Assegaf K, Syaugi, dkk, 2015. Gambaran Eutiroid Pada Pasien Struma Multinodusa
Hidayat, Syamat, dkk, 2006. Edisi Revisi Buku Ilmu Penyakit Dalam,EGC : Jakarta.
Jogja.
: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
17