Intensitas curah hujan adalah jumlah curah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan
atau volume hujan tiap satuan waktu, yang terjadi pada satu kurun waktu air hujan terkonsentrasi
(Wesli, 2008). Besarnya intensitas curah hujan berbeda-beda tergantung dari lamanya curah
hujan dan frekuensi kejadiannya. Intensitas curah hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung
dengan durasi pendek dan meliputi daerah yang tidak luas. Hujan yang meliputi daerah luas,
jarang sekali dengan intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasi cukup panjang.
Kombinasi dari intensitas hujan yang tinggi dengan durasi panjang jarang terjadi, tetapi apabila
terjadi berarti sejumlah besar volume air bagaikan ditumpahkan dari langit. (Suroso, 2006)
Perhitungan Curah Hujan Wilayah Analisis data hujan dimaksudkan untuk mendapatkan
besaran curah hujan. Perlunya menghitung curah hujan wilayah adalah untuk penyusunan suatu
rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir (Sosrodarsono & Takeda,
1977).Metode yang digunakan dalam perhitungan curah hujan rata-rata wilayah daerah aliran
sungai (DAS) ada tiga metode, yaitu metode rata-rata aritmatik (aljabar), metode poligon
Thiessen dan metode Isohyet (Loebis, 1987).
Rumus
1
P= (P1 + P2 + ……… Pn)
n
Daengan :
P = Curah hujan daerah (mm)
n = Jumlah titik-titik (stasiun-stasiun) pengamat hujan
P1, P2,…, Pn = Curah hujan di tiap titik pengamatan
Rumus
A 1 P 1+ A 2 P 2+… AnPn
P=
A 1+ A 2+ … An
Dengan :
P = Rata rata curah hujan wilayah (mm)
P1,P2,...Pn = curah hujan masing masing stasiun (mm)
A1,A2,...An = luas pengaruh masing masing stasiun(km2 )
3. Metode Isohyet
Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan kedalaman hujan yang sama.
Pada metode Isohyet, dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di antara dua garis
Isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rata-rata dari kedua garis Isohyet tersebut.
Metode Isohyet merupakan cara paling teliti untuk menghitung kedalaman hujan rata-rata
di suatu daerah, pada metode ini stasiun hujan harus banyak dan tersebar merata, metode
Isohyet membutuhkan pekerjaan dan perhatian yang lebih banyak dibanding dua metode
lainnya. (Triatmodjo, 2008).
Rumus
P=
A1 ( P 1+2 P2 )+ A 2( P 1+2 P 2 )+… A n( P n+nP n+1 )
A 1+ A 2+… An
Dengan :
P = Rata rata curah hujan wilayah (mm)
P1,2,3,…n = Curah hujan masing masing isohiet(mm)
A1,2,3…n = Luas wilayah antara 2 isohiet (km2 )