Anda di halaman 1dari 3

Probable Maximum Precipitation (PMP)

Probable Maximum Precipitation (PMP) adalah ketebalan hujan maskimum untuk lama waktu
tertentu yang secara fisik mungkin terjadi dalam suatu wilayah aliran dalam kurun waktu
tertentu.

Kata kemungkinan ini digunakan  untuk menekankan bahwa kerena proses fisik yang
berlangsung di atmomsfer kurang begitu dimengerti dan adanya keterbatasan datan iklim maka
menjadi tidak mungkin untuk menentukan besaarnya hujan maksimum dengan ketelitian tinggi.

PMP berguna untuk mengestimasi besarnya PMF (Probable Maximum Flood) yang terjadi di
suatu wilayah. Estimasi besarnya PMF dilakukan dengan metode hubungan hujan limpasan
dengan hujan, yaitu dengan PMP.
Di samping itu, penentuan sebaran nilai PMP dapat digunakan sebagai data masukan untuk
rancangan bangunan-bangunan air.

Presipitasi merupakan nama umum dari uap yang mengkondensasi dan jatuh ke tanah dalam
rangkaian proses  siklus hidrologi.  Presipitasi dalam bentuk cair disebut sebagai hujan.

Derajat curah hujan yang jatuh ke permukaan bumi bervariasi, mulai dari hujan sangat lemah,
hujan lemah, hujan normal, hujan deras, dan hujan sangat deras. Curah hujan tidak bertambah
sebanding dengan waktu.

Jika waktu tersebut lebih lama, maka penambahan curah hujan akan lebih kecil dibandingkan
dengan penambahan waktu, karena curah hujan dapat berkurang atau berhenti.

Variasi curah hujan yang jatuh ke permukaan bumi dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu variasi
harian (faktor lokal),seperti :

 letak lintang,

 ketinggian tempat,

 jarak dari sumber uap,


 posisi daerah terhadap benua,

 arah angin,

 posisi daerah terhadap pegunungan,

 suhu relatif daratan dan lautan),

 variasi musiman (angin musim),

 variasi tahunan (El Nino), dan v

 ariasi jangka panjang (perubahan iklim karena meningkatnya greenhouse gasses).


Adanya faktor-faktor tersebut menyebabkan perbedaan  curah hujan antar wilayah satu dengan
wilayah yang lain, sehingga dimungkinkan terjadi hujan dengan derajat curah hujan yang sangat
deras.

Studi PMP (Probable Maksimum Precipitation) bertujuan untuk memahami fenomena hujan
besar yang dapat berakibat negatif terhadap kehidupan manusia dan lingkungannya.

Terapan PMP antara lain untuk mengestimasi besarnya PMF (Probable Maximum Flood) yang
terjadi di suatu wilayah, digunakan sebagai data masukan untuk rancangan bangunan-bangunan
air. Menurut Weisner, 1970 ada tiga metode yang dapat digunakan untuk menghitung nilai PMP.
Ketiga metode tersebut adalah :

 menggunakan model hujan,

 metode transposisi hujan aktual,

 metode statistic

Metode dengan menggunakan model hujan tersebut mendasarkan pada tiga komponen,
yaitu:

 kelembaban udara,

 nilai efisiensi hujan, dan

 faktor angin.
Metode Model Hujan

Seperti yang kita ketahui, terdapat model hujan orografi dan konfeksi, dimana kedua model ini
membutuhkan penelitian yang lebih detail mengenai sifat-sifat atmosfer secara vertical, seperti:

 suhu,

 kelembaban udara,

 hubungan ketinggian dengan tekanan udara.

Metode Transposisi Hujan Aktual

Metode kedua untuk menghitung ketebalan hujan maksimum yaitu metode transposisi hujan
aktual dimana metode ini lebih memasukkan unsur efisiensi hujan actual yang terjadi ketika
hujan lebat. Metode ini akan lebih baik diterapkan apabila hujan tersebut merupakan hujan yang
merupakan karakteristik hujan dalam suatu DAS.

Metode Statistik

Metode yang terakhir yaitu metide statistik hanya mendasarkan pada data hujan yang tercatat di
suatu DAS.

Anda mungkin juga menyukai