Anda di halaman 1dari 5

Pengukuran hidrometri

Alat penakar hujan

1. MANUAL

A. Ombrometer Observatorium

Tipe observatorium adalah alat penakar hujan manual yang menggunakan gelas ukur
untuk mengukur curah hujan. Alat ini banyak digunakan di Indonesia dan menjadi alat
standar.
Ombrometer observatorium ini memiliki beberapa kelebihan.

 Mudah dipasang
 Gampang dioperasikan
 Pemeliharaan relatif mudah
Tapi, tentu ada juga kekurangan ketika kita menggunakan alat ini.

 Data yang didapat merupakan jumlah curah hujan selama periode 24


jam saja
 Resiko kerusakan gelas ukur
 Kemungkinan kesalahan pembacaan saat membaca permukaan dari
tinggi air di gelas ukur yang akan menyebabkan hasilnya berbeda
Lalu, bagaiman cara kerja penakar hujan observatorium ini?

Prinsip kerja dari alat ini adalah sebagai berikut.

1. Ketika hujan turun, air akan masuk ke dalam corong penakar.


2. Air lalu dialirkan ke tabung penampung.
3. Saat jam pengamatan, air hujan yang tertampung diukur menggunakan gelas ukur.
4. Jika air hujan yang ditampung melebihi kapasitas gelas ukur, maka pengukuran
dilakukan beberapa kali sampai air di tampungan terukur semua.

Jika air hujan yang tertampung dan diukur kurang dari 0,25 mm, maka itu tidak
dianggap sebagai air hujan. Bisa jadi itu embun yang tertampung di dalam
ombremeter.

B. Penakar Hujan Biasa Dengan Wind-Shield.

Pemasangan Wind-Shield pada penakar hujan dimaksudkan untuk


meniadakanangin putar, sehingga angin yang bertiup melewati corong sedapat mungkin
menjadihorizontal.

2. Alat Penakar Hujan Otomatis

A. Penakar Hujan Jenis HILLMAN

Penakar hujan jenis Hillman merupakan suatuinstrument/alat untuk


mengukur curah hujan.Penakar hujan jenis hellman ini merupakansuatu
alat penakar hujan berjenis recordingatau dapat mencatat sendiri. Alat ini
dipakai distasiun-stasiun pengamatan udara permukaan.Pengamatan dengan
menggunakan alat inidilakukan setiap hari pada jam-jam tertentumekipun
cuaca dalam keadaan baik/harisedang cerah. Alat ini mencatat jumlah
curahhujan yang terkumpul dalam bentuk garisvertikal yang tercatat pada
kertas pias. Alat inimemerlukan perawatan yang cukup intensif untuk
menghindari kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada alat ini.Curah hujan
merupakan salah satu parameter cuaca yang mana datanya sangatpenting
diperoleh untuk kepentingan BMG dan masyarakat yang memerlukan datacurah
hujan tersebut. Hujan memiliki pengaruh yang sangat besar bagi
kehidupanmanusia, karena dapat memperlancar atau malah menghambat kegiatan
manusia.Oleh karena itu kualitas data curah hujan yang didapat
haruslah bermutu danmemiliki keakuratan yang tinggi. Maka seorang
observer / pengamat haruslahmengetahui tentang alat penakar hujan yang
dipakai di stasiun pengamat secarabaik. Salah satu alat penakar hujan yang
sering dipakai ialah Penakar hujan jenishillman.

Penggunaan penakar hujan jenis Jardi dimaksudkan untuk memperoleh


intensitas curah hujan pada suatu saat, terutama sekali untuk curah hujan yang
besar dan terjadi pada waktu yang singkat. Data yang tercatat pada pias lebih
jelas dibanding dengan penakar hujan jenis lain. Penakar jenis ini sudah tidak
lagi dipakai di Indonesia
Penggunaan penakar hujan jenis Jardi dimaksudkan untuk memperoleh
intensitas curah hujan pada suatu saat, terutama sekali untuk curah hujan yang
besar dan terjadi pada waktu yang singkat. Data yang tercatat pada pias lebih
jelas dibanding dengan penakar hujan jenis lain. Penakar jenis ini sudah tidak
lagi dipakai di Indonesia
Penggunaan penakar hujan jenis Jardi dimaksudkan untuk memperoleh
intensitas curah hujan pada suatu saat, terutama sekali untuk curah hujan yang
besar dan terjadi pada waktu yang singkat. Data yang tercatat pada pias lebih
jelas dibanding dengan penakar hujan jenis lain. Penakar jenis ini sudah tidak
lagi dipakai di Indonesia
enakar hujan jenis Hillman merupakan suatu
instrument/alat untuk mengukur curah hujan.
Penakar hujan jenis hellman ini merupakan
suatu alat penakar hujan berjenis recording
atau dapat mencatat sendiri. Alat ini dipakai di
stasiun-stasiun pengamatan udara permukaan.
Pengamatan dengan menggunakan alat ini
dilakukan setiap hari pada jam-jam tertentu
mekipun cuaca dalam keadaan baik/hari
sedang cerah. Alat ini mencatat jumlah curah
hujan yang terkumpul dalam bentuk garis
vertikal yang tercatat pada kertas pias. Alat ini
memerlukan perawatan yang cukup intensif untuk menghindari kerusakan-
kerusakan yang sering terjadi pada alat ini.
Curah hujan merupakan salah satu parameter cuaca yang mana datanya sangat
penting diperoleh untuk kepentingan BMG dan masyarakat yang memerlukan data
curah hujan tersebut. Hujan memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan
manusia, karena dapat memperlancar atau malah menghambat kegiatan manusia.
Oleh karena itu kualitas data curah hujan yang didapat haruslah bermutu dan
memiliki keakuratan yang tinggi. Maka seorang observer / pengamat haruslah
mengetahui tentang alat penakar hujan yang dipakai di stasiun pengamat secara
baik. Salah satu alat penakar hujan yang sering dipakai ialah Penakar hujan jenis
hillman.
Cara kerja alat:

Air yang tertangkap di corong terkumpul masuk dan diterima salah satu
dari s epasang wadah (bucket).Bila capasitas wadah (umumnya 0,5 mm hujan)
telah tercapai maka wadah menjungkit ke arah dirinya untuk membuang isinya.
Sementara wadah pasangannya menggantikan sebagai penerima air dari
corong.Begitu seterusnya sampai hujan berhenti.Ketika menjungkit, magnit
memicu sensor yang ditransformasi menjadi data digital yang kemudian disimpan
dalam data logger dan atau dikirimkan lewat telemetri.ARR tipping bucket yang
ada umumnya sistem digital, sistem analog pernah ada tetapi sulit
dijumpai.Kapasitas wadah (bucket) umumnya 0,5 mm hujan, bila berjungkit
sekali berarti hujan 0,5 mm, bila 2 kali berarti 1 mm, dst.

C. Penakar Hujan Otomatis Tipping Bucket


Tipping Bucket Raingauge merupakan alat penakar hujan yang
menggunakanprinsip menimbang berat air hujan yang tertampung menggunakan bucket
atauember kemudian disalurkan dengan sebuah skala ukur (pias) yang
telahditetapkan berdasarkan pengujian dan kalibrasi. Berdasarkan catatan sejarah,pada
tahun 1662 untuk pertama kalinya Christoper Wren menciptakan sebuahperekam
curah hujan type tipping bucket rain gauge di Inggris dengan alatperekam
menggunakan kertas yang dibolongkan berdasarkan jumlah curahhujan yang
terekam. Pada perkembangannya, alat ini kemudian dihubungkandengan pena dan
kertas pias yang berada pada silinder yang berputar untuk

merekam data curah hujan yang terjadi. Dalam perekaman ini di


usahakansedapat mungkin untuk mengukur curah hujan hingga 0,2 mm atau bahkan
0,1mm, dengan anggapan bahwa “1 mm hujan berarti ketinggan air hujan dalamradius 1
m2 adalah setinggi 1 mm, dengan syarat bahwa air hujan itu tidakmengalir,
meresap,atau menguap“ Dengan teori seperti itu maka setiap penakarhujan sedapat
mungkin menggunakan prinsip itu termasuk tipping bucket.

Anda mungkin juga menyukai