KEPERAWATAN KRITIS
“ARDS”
Dosen Pembimbing :
Ns. Nupratiwi, M. Kep
Penyusun
Daftar isi
Kata pengantar
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................................................2
A. Latar Belakang.................................................................................................................................2
B. Tujuan..............................................................................................................................................2
C. Metode Penulisan............................................................................................................................2
E. Sistematika Penulisan......................................................................................................................2
A. Konsep Dasar...................................................................................................................................2
1. Pengertian........................................................................................................................................2
2. etiologi ............................................................................................................................................2
3. Anatomi fisiologi.............................................................................................................................2
4. fatofisiologi......................................................................................................................................2
5. Fatwhay...........................................................................................................................................2
6. etiologi.............................................................................................................................................2
7. manifestasi klinis.............................................................................................................................2
8. pemeriksaan penunjang....................................................................................................................2
9. penatalaksanaan medis.....................................................................................................................2
10. komplikasi…………………..………………………………….....………..2
BAB III: ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................................................2
Kesimpulan..............................................................................................................................................2
Saran........................................................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................2
BAB I :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ARDS adalah kondisi yang biasanya muncul setelah cedera akut paru
lang- sung atau tidak langsung. Cedera paru langsung terjadi ketika jaringan
paru sendiri terkena dampak akibat aspirasi, pneumonia, embolisme lemak,
hampir tenggelam (near drowning), keracunan oksigen, kontusio paru, dan
penghi rupan racun. Cedera paru tidak langsung adalah akibat dampak dari
luka lain pada tubuh. Jenis-jenis luka paru ini meliputi anafilaksis, koagulopati
intra- vaskuler diseminata, embolisme, transfusi darah berlebihan, hipotensi
karena jantung berhenti atau syok/sepsis, overdosis obat, fraktur tulang
panjang atau pelvis, dan pankreatitis.
ARDS adalah sindrom gawat pernafasan akut yang dikenal juga dengan
edema paru nonkardiogenik adalah kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba
dan bentuk kegagalan nafas berat, biasanya terjadi pada orang yang
sebelumnya sehat yang telah terpajan pada berbagai penyebab pulmonal atau
non pulmonal.
ARDS adalah penyakit paru berat yang dapat ditimbulkan oleh penyebab
langsung atau tidak langsung pada paru. ARDS ditandai dengan kondisi
radang (inflamasi) yang hebat pada jaringan paru, yang menyebabkan
gangguan pertukaran gas dan hipoksemia dan sering disertai gagal organ
multiple [CITATION Zur17 \p 51 \l 14345 ]
B. Tujuan
Tujuan umum
Untuk mengetahui dan memahami ARDS,
Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pengertian ARDS,
2. Untuk mengetahui jenis ARDS,
3. Untuk mengetahui Mikanisme ARDS,
4. Untuk mengetahui tanda dan gejalah ARDS,
5. Untuk mengetahui patofisiologi ARDS,
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan ARDS,
7. Untuk mengetahui aplikasi ARDS,
C. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kelompok menggunakan metode
deskriptif yaitu dengan penjabaran masalah-masalah yang ada dengan
menggunakan menggunakan sumber dari berbagai jurnal serta dari
berbagai buku-buku.
D. Ruang Lingkup Penulisan
Dalam penulisan makalah ini kelompok menjelaskan tentang apa itu ARDS,
E. Sistematika Penulisan
Dalam makalah ini dipergunakan sestematika penulisan sebagai
berikut:
BAB I Pendahuluan:
Bab ini berisi tentang Latar belakang, Tujuan umum dan tujuan khusus,
Ruang lingkup, Metode penulisan, serta Sistematika penulisan yang
digunakan.
BAB II Tinjauan teori:
Bab ini menjelaskan mulai dari pengertian, jenis ARDS,, dan,
patofisiologi ARDS, dan tanda gejalah ARDS,
BAB III Asuhan keperawatan:
Dan di bab ini kami menjelaskan tentang asuhan keperawatan, mulai
dari pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan,
implementasi, dan evaluasi
BAB IV Penutup:
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari aplikasi sistem
pakar yang telah dibuat serta untuk pengembangan yang lebih lanjut.
BAB II
Pembahasan
A. Konsep Dasar
1. Defenisi
ARDS adalah sindrom gawat pernafasan akut yang dikenal juga dengan
edema paru nonkardiogenik adalah kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba dan
bentuk kegagalan nafas berat, biasanya terjadi pada orang yang sebelumnya
sehat yang telah terpajan pada berbagai penyebab pulmonal atau non pulmonal.
ARDS adalah penyakit paru berat yang dapat ditimbulkan oleh
penyebab langsung atau tidak langsung pada paru. ARDS ditandai dengan
kondisi radang (inflamasi) yang hebat pada jaringan paru, yang menyebabkan
gangguan pertukaran gas dan hipoksemia dan sering disertai gagal organ
multiple [CITATION Zur17 \p 51 \l 14345 ]
ARDS adalah kondisi yang biasanya muncul setelah cedera akut paru
lang- sung atau tidak langsung. Cedera paru langsung terjadi ketika jaringan
paru sendiri terkena dampak akibat aspirasi, pneumonia, embolisme lemak,
hampir tenggelam (near drowning), keracunan oksigen, kontusio paru, dan
penghi rupan racun. Cedera paru tidak langsung adalah akibat dampak dari
luka lain pada tubuh. Jenis-jenis luka paru ini meliputi anafilaksis, koagulopati
intra- vaskuler diseminata, embolisme, transfusi darah berlebihan, hipotensi
karena jantung berhenti atau syok/sepsis, overdosis obat, fraktur tulang panjang
atau pelvis, dan pankreatitis. ARDS ditandai oleh gagal napas yang memburuk
meskipun dilakukan terapi oksigen secara agresif. Pelepasan mediator
inflamasi memudahkan cairan bertranslokasi ke dalam paru yang menyebabkan
edema paru nonkar- diogenik. Peningkatan cairan membuat paru-paru menjadi
kaku dan meng- alami kegagalan, yang mengakibatkan usaha pernapasan lebih
sulit bagi pasien. Edema paru mengganggu ekskresi karbon dioksida
(hiperkarbia) dan absorpsi oksigen (hipoksemia). Peningkatan tekanan kapiler
dapat menyebab- kan hipertensi paru yang mengarah kepada atelektasis dan
penurunan volume paru. Pada akhirnya, hal ini menyebabkan darah
meninggalkan paru dengan jumlah oksigen yang sedikit dan dipompa oleh sisi
kiri jantung ke jaringan (shunting) [CITATION Wea13 \p 82-83 \l 14345 ]
Sidrom distress nafas akut (acute respiratory distress sydrome, ARDS)
merupakan bentuk berat gagal nafs akut yang terjadi sebagai respons terhadap
kejadian pulmonal atau sistemik. ARDS ditandai dengan dengan edema paru
nonkardiogenik yang disebabkan oleh kerusakan inflamasi pada alvolar
dinding kapiler. Banyak gangguan yang dapar mempresipitasi ARDS,
meskipun sepsis merupakan ganguan yang paling umum [CITATION Pri14 \p
1584 \l 14345 ]
2. Anatomi Fisiologi
c. Kolaps Alveolar
Cairan kaya protein berakumulasi dalam alveoli, menginaktivasi
surfaktan dan merusak sel alveolar tipe II yang menghasilkan surfaktan.
(Surfaktan penting dalam mempertahankan komplians alveolar-
kemampuan jaringan untuk meregang atau distensi.) Karena surfaktan
aktif hilang, alveoli kaku dan kolaps, menyebabkan atelektasis, yang
meningkatkan usaha napas. Penurunan komplians alveolar, atelektasis,
dan alveoli terisi cairan mengganggu pertukaran melintasi membran
kapiler alveolar. Akan tetapi, karena karbon dioksida berdifusi lebih siap
daripada oksigen, karbon dioksida darah (PaCO), juga turun pada awalnya
karena takipnea menyebabkan lebih banyak CO, yang diekspirasikan
[CITATION Pri14 \p 1585 \l 14345 ]
2) Contusion paru
5) Inhalasi toksin
3) Pascakardioversi
4) Pankreatitis
5) Uremia
c. Sistemik
3) Hipotermia
6) Eklamsia
7) Lukabakar
4. Patofisiologi
a. RDS pada neonatus
Selama fase kedua dari ARDS faal paru tidak akan pernah
kembali normal, oleh karena unit paru tidak dapat melaksanakan
fungsinya.
6) Takikardi, takipnoe
9) Sianosis
10) Hipoksemia
Pada stadium awal tidak terlihat dengan jelas atau dapat juga
terlihat adanya bayangan infiltrate yang terletak ditengah region
perihilar paru. Pada stadium lanjut, terlihat penyebaran di interstisial
secara bilateral dan infiltrate alveolar, menjadi rata dan dapat mencakup
keseluruhan lobus paru-paru.
c. Tes Fungsi Paru
b. Ventilasi mekanik
e. Cairan
d. Toksisitas okssigen
e. Sepsis
g. Death
i. Oxygentoxicity
j. Barotrauma
k. Superinfeksi
l. Fibrosis pulmonaris
m. Kolaps paru
n. Infeksi bakteri
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
2. Riwayat Penyakit
c. Eklamsia
d. Luka bakar
h. Pnemositis
i. Cedera kepala
k. Pascakardioversi
l. Uremia
3. Pemeriksaan Fisik
a. B1
d. B4 (Blader –perkemihan)
Objektif : oliguria
e. B5 (Bowel – pencernaan)
f. BG (Bone-Muskuloskletal)
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Sinar X
b. AGD
B. Diagnosis Keperawatan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN