Anda di halaman 1dari 24

PENGGOLONGAN

PENDUDUK
By: Ahdiana Y Lestari
Latar Belakang Penggolongan
Penduduk
➢menjalankan politik
devide et impera
atau politik pemecah
belah
Penggolongan Rakyat Zaman
Penjajahan Belanda

➢ Pasal109 lama RR di Hindia Belanda:


1. Golongan Eropa
2. Golongan Bumi Putra
3. Golongan yang dipersamakan dengan
golongan Eropa
4. Golongan yang dipersamakan dengan
golongan Bumi Putra.
➢ Pasal 163 IS: Golongan Eropa, Timur Asing dan
Bumi Putra.
PASAL 163 IS

➢Golongan Eropa
➢Golongan Timur Asing
(seperti Tionghoa, India,
Arab, Pakistan)
➢Golongan Pribumi
GOLONGAN EROPA
➢ ~Semua orang Belanda
~Semua orang yang berasal dari
Eropa tetapi tidak termasuk orang
Belanda
~Semua orang Jepang
(berdasarkan perjanjian dagang
antara Belanda dengan Jepang
tahun 1896 – S. 1898 – 49)
GOLONGAN EROPA
➢ ~Semua orang yagn berasal dari
tempat lain yang di negerinya
hukum keluarganya berasaskan
yang sama degan hukum
keluarga Belanda
~Anak – anak sah atau yang
diakui menurut ketentuan UU dari
no. 2, 3, dan 4 yang lahir di
GOLONGAN BUMIPUTERA

➢semua orang asli dari


Hinda Belanda
(sekarang Indonesia).
GOLONGAN TIMUR ASING
➢ semua orang yang bukan
golongan Eropa dan bukan
golongan Bumiputera. Golongan
Timur Asing dibedakan menjadi
golongan T.A Tionghoa dan T.A
bukan Tionghoa (seperti orang–
orang yang berasal dari India,
Arab, Afrika dan sebagainya).
PLURALISME HUKUM
➢ suatu situasi di mana dua atau lebih
sistem hukum bekerja secara
berdampingan dalam suatu bidang
kehidupan sosial yang sama, atau
untuk menjelaskan keberadaan dua
atau lebih sistem pengendalian sosial
dalam satu bidang kehidupan sosial
(Griffiths, 1986:1)
➢menerangkan suatu situasi
di mana dua atau lebih
sistem hukum berinteraksi
dalam satu kehidupan sosial
(Hooker, 1975:3)
➢ suatukondisi di mana lebih dari
satu sistem hukum atau institusi
bekerja secara berdampingan
dalam aktivitas-aktivitas dan
hubungan-hubungan dalam satu
kelompok masyarakat (F.von
Benda-Beckmann, 1999:6).
MANFAAT PLURALISME
HUKUM

➢ Advokasi masyarakat adat:


➢ Untuk membela tanah-tanah
masyarakat yang diambil paksa oleh
negara atau pelaku swasta
(Simarmata, 2005).
➢ untuk mendorong pengakuan
keberadaan masyarakat adat oleh
negara
Contoh…
➢ Hukum adat ditampilkan sebagai lawan
dari hukum negara yang memberi
keabsahan perampasan-perampasan
tanah adat.
➢ Dalam UUPA ada peluang melalui aturan
yang mengakui keberadaan tanah-tanah
adat (ulayat).
➢ Konsep pluralisme hukum dipakai untuk
mengangkat kembali keberadaan hukum
adat, dalam upaya untuk melindungi
sumber daya alam yang dimiliki
masyarakat adat dari perampasan-
perampasan yang diabsahkan hukum
negara.
Pengakuan masyarakat hukum
adat
➢ menggolkan aturan mengenai pengakuan
dan penghormatan kesatuan-kesatuan
masyarakat hukum adat hak-hak
tradisionalnya dalam Pasal 18B UUD 1945
pada amandemen kedua tahun 2000.
➢ TAP MPR Nomor IX/2001 tentang
Pembaharuan Agraria, yang di dalamnya
diatur juga tentang masyarakat adat, juga
tidak terlepas dari pengaruh pluralisme
hukum.
➢ Sejakmunculnya aturan ini, hampir semua
produk hukum negara yang berkaitan
dengan sumber daya alam memuat aturan
mengenai masyarakat adat ini.
➢ pemetaan wilayah-wilayah adat di
sejumlah tempat dan pendokumentasian
hukum-hukum adat
➢ Adanya dorongan untuk otonomi daerah
➢ adanya pengakuan terhadap lembaga-
lembaga penyelesaian hukum adat
(peradilan adat)
TIPE-TIPE PLURALISME
HUKUM
1. Pluralisme Relatif (Vanderlinden 1989),
Pluralisme Lemah (J.Griffith 1986) atau
Puralisme hukum hukum negara
(Woodman 1995:9)
Artinya:
➢ menunjuk pada konstruksi hukum yang di
dalamnya aturan hukum yang dominan
memberi ruang, implisit atau eksplisit, bagi
jenis hukum lain, misalnya hukum adat
atau hukum agama. Hukum negara
mengesahkan dan mengakui adanya
hukum lain dan memasukkannya dalam
sistem hukum negara.
2. Pluralisme Kuat atau Deskriptif (Griffiths,
atau Pluralisme Dalam (Woodman)
pluralisme hukum menunjuk situasi.
----- yang di dalamnya dua atau lebih sistem
hukum hidup berdampingan, dengan
masing-masing dasar legitimasi dan
keabsahannya.
PLURALISME HUKUM
PERDATA DI INDONESIA
1. HUKUM ADAT
2. HUKUM AGAMA
3. HUKUM PERDATA
PENYEBAB PLURALISME

1.FAKTOR ETNIS
2.FAKTOR YURIDIS
Penggolongan Rakyat Setelah Indonesia
Merdeka

➢ Pasal26 ayat (1) dan Pasal 27 ayat (1)


UUD 1945 secara konstitusionai penduduk
Indonesia dibedakan menjadi dua macam
warga negara:
1. Warga Negara Indonesia (WNI)
2. Warga Negara Asing (WNA).
TEORI PEMBERLAKUAN HK
ADAT & HK AGAMA (ISLAM)
1. TEORI RECEPTIO IN COMPLEXU
2. TEORI RECEPTIE
3. TEORI RECEPTIE EXIT
4. TEORI RECEPTIO A CONTRARIO
5. TEORI EKSISTENSI

Anda mungkin juga menyukai