Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN PERENCANAANn PEMBANGUNAN, PENELITIAN


DAN PENGEMBANGAN DAERAH
( BAPPEDALITBANG )
Jalan Prof. Dr. Suharso No. 45 Telp (0281) 632548 Fax.640715
Purwokerto Kode Pos 53114

LAPORAN PELAKSANAAN RAPAT

Kepada Yth. :
Kepala Bappedalitbang Kab. Banyumas
di –
PURWOKERTO.
Bersama ini dengan hormat kami sampaikan Laporan Sidang Ke-2 Komisi Irigasi (KOMIR)
Kabupaten Banyumas Tahun 2021 sebagai berikut :
A. Dasar Pelaksanaan :
Surat Undangan Kepala Bappedalitbang Kab. Banyumas, Nomor 005/ /IX/2021, tanggal
September 2021.
B. Tempat :
Ruang Gladiola
D’garden Hall & Resto
Jl. Dr Suparno No. 97, Arcawinangun Purwokerto Timur, Kab. Banyumas
C. Waktu Pelaksanaan
Hari, tanggal : Kamis, 23 September 2021
D. Hasil Pelaksanaan Kegiatan :
1. Peserta yang hadir pada Sidang Ke-1 Komisi Irigasi (KOMIR) Kabupaten Banyumas :
a. Bappedalitbang, DPU, Dinpertan KP, DINKANNAK, BBWS Serayu Opak, Balai PUSDATARI
Serayu Citanduy;
b. UPTD Wilayah Ajibarang, UPTD Wilayah Cilongok, UPTD Wilayah Purwokerto, UPTD Wilayah
Sokaraja, UPTD Wilayah Banyumas, UPTD Wilayah Sumpiuh, UPTD Wilayah Jatilawang,
Paguyuban Kepala Desa Kab. Banyumas, KTNA Kab. Banyumas, KWT Kab. Banyumas,
LPPSLH;
c. Konsultan Pertanian IPDMIP Kab. Banyumas, Ketua LSM Kalpataru Banyumas, P3A DI Tajum,
P3A DI Andongbang, P3A DI Banjaran, P3A DI Kedunglimus Arca, P3A DI Kebasen, GP3A DI
Badak, GP3A DI Banjarankawung, GP3A DI Danayuda, GP3A DI Jaganala, GP3A DI Kalisapi,
GP3A DI Karang Nangka, GP3A DI Kediri, GP3A DI Krebek, GP3A DI Kajiluwing, GP3A Saluran
Induk Sumpiuh, GP3A DI Pandak, GP3A DI Demong, GP3A DI Curug, K/TPM Program IPDMIP
Kab. Banyumas.
2. Pembukaan dan penyampaian pengantar acara
a. Sambutan Pengantar dari Bappedalitbang Kab. Banyumas.
3. Pembacaan tindak lanjut hasil Sidang ke-1 Komisi Irigasi dan Tata Tertib Sidang oleh Ketua
Sekretariat Komisi Irigasi Kab. Banyumas.
a. DPU: Program penanganan bencana (kesiapsiagaan bencana) akan dimasukkan dalam
anggaran perubahan sub kegiatan Operasi Pemeliharaan Irigasi.
b. Dokumen RP2I sudah ditandatangani oleh Ketua Tim Penyusun RP2I Kabupaten Banyumas,
Kepala Bappedalitbang Kabupaten Banyumas. Untuk pengesahan dengan peraturan Bupati
masih menunggu pengesahan RP2I BBWSSO.
c. Perda Irigasi sudah disusun oleh Pansus Sekretariat Daerah, masih menunggu pengesahan.
d. Dinas Pertanian KP : Forum berbagi pengalaman antar petani, Kunjungan Antar Desa (Cross
Vilage Visits), dan Penghargaan Petani (Prizes – Farmers) untuk mewujudkan gerakan hemat
Air. Forum berbagi dan Kunjungan Antar Desa (Cross Village Visit) direncanakan pada Bulan
Oktober 2021, Penghargaan Petani (Prizes – Farmers) telah dilaksanakan proses seleksinya
pada Bulan Agustus 2021, tinggal menunggu realisasi pemberian penghargaan, Kegiatan Mina
Padi akan dilaksanakan di Desa Panembangan Kec. Cilongok pada areal sawah 25 Ha.
Kegiatan ini bentuk sinergi antara sektor Pertanian dan Perikanan denga konsep Hemat Air.
e. DPU: Dokumen RTTG dan RTTD termasuk SK Bupati tentang Rencana Tata Tanam DI
Kabupaten Banyumas tahun 2021-2022 baru proses revisi, sudah masuk bagian hukum.
Sudah dilaksanakan reorganisasi P3A/GP3A DI kesepakatan IPDMIP sebanyak 3 GP3A dan 1
P3A, rencana akan dilaksanakan reorganisasi di P3A maupun GP3A terutama DI kesepakatan
IPDMIP yang membutuhkan reorganisasi (masih dalam proses koordinasi TPM dengan P3A).
Pada saat reorganisasi disampaikan supaya Petani melibatkan peran P3A, GP3A, IP3A,
Poktan, Gapoktan secara kelembagaan bersinergi dengan pendamping lapangan ( PPL dan
Mantri Pengairan ) agar RTTG dan RTTD dilaksanakan sesuai jadwal pola tanam sesuai
musim tanam.
f. Dinas Pertanian KP : Pemecahan isu di petani bahwa pola pendistribusian pupuk dan harga
gabah yang tidak jelas sehingga merugikan petani. Rekomendasi kebutuhan pupuk di dasarkan
pada RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok). Pendistribusian pupuk menggunakan
Kartu Tani yang saat ini mekanismenya penyalurannya masih membutuhkan banyak
perbaikan, Harga gabah ditentukan oleh mekanisme pasar, peran pemerintah mendorong
bulog untuk penyerapan gabah dan mensosialisasikan sistem tunda jual kepada petani.
g. DPU: akan melaksanakan pelatihan P3A/GP3A/IP3A dalam bentuk sekolah irigasi dengan
prinsip dari dan oleh petani direncanakan untuk 20 P3A di Tahun 2021.
h. Pengendalian, pemanfaatan dan penegakan Tata Ruang untuk mengendalikan alih fungsi
lahan telah dilaksanakan oleh OPD terkait.
i. DPU: akan Menyusun draft SK Bupati untuk kelembagaan hukum P3A/GP3A dan AD ART nya.
j. Dalam setiap musrenbang desa sudah diarahkan agar terkait kegiatan fisik tidak hanya untuk
sarana prasarana lingkungan seperti jalan dan drainase tetapi juga terkait untuk mendukung
ketahanan pangan seperti irigasi.
k. DPU: Pembuatan papan larangan di daerah irigasi untuk penanganan isu sampah dan limbah.

l. DPU: Gerakan irigasi bersih yang terinspirasi dari Yogyakarta supaya dilaksanakan di
Banyumas dimana Kades dan P3A harus bergerak bersamai.
4. Paparan Materi Gerakan Irigasi Bersih oleh Prof. Dr. Sigit Supadmo Arif, M.Eng.
a. Secara nasional total produksi sampah nasional telah mencapai 67,8 juta ton atau 185.753
ton sampah perhari (LHK, 2020). Belum ada manajemen sampah yang bagus dan budaya
hidup bersih dan sehat sehingga menjadi persolaan. Komposisi sampah makro terbesar
berdasarkan persentase berat setiap jenis: Plastik (31.44%), Kayu (29,75%) Kaca dan keramik
(16,17%), Bahan lainnya (10.47%). Sebagian masuk kedalam badan air.
b. Sistem pertanian merupakan satu kesatuan pemahaman pengetahuan dan teknologi manusia
berbasis pada garis imajiner tuhan-manusia-alam karena pada hakekatnya manusia selalu
mempunyai keinginan berlaku spiritual (di DIY : garis imajiner segara kidul panggung krapyak-
kraton-tugu- golong gilig/pal putih-gunung merapi). Dasar pemahaman manusia untuk
mencapai peradaban keberlanjutan. Sering dilupakan karena silau dengan kemajuan teknologi
sebagai hardware bukan sebagai wujud kebudayaan masyarakat yang berazaskan kebenaran.
Teknologi sebagai wujud implenmementasi pengetahuan dan budaya yang dibentuk melalui
proses belajar.
c. Manunggaling kawula gusti berarti membangun suatu kepercayaan bahwa allah merupakan
pusat segala kehidupan mahkluk di muka bumi sehingga akan terhubung kesadaran
penyerahan secara total kehidupan makhluk terhadap gustinya (tuhan) nya. Manivestasi
seorang jawa akan hidup selaras dengan gustinya apabila dia telah mengerti hakikat dirinya. Di
diy ditengarahi oleh pengabdian kawula pada raja sebagai wakil tuhan (khalifatullah). Timbal
balik sih raja pada kawula kasih sayang raja pada kawula ditunjjukan dengan sifat hambeg
paramarta.
d. Sebagai makhluk hidup manusia membutuhkan pangan dari usaha pertanian (peternakan,
perikanan, pertanian budidaya pangan). Di wilayah muson tropis seperti indonesia banyak
hujan pada musim-musim tertentu dan kadang-kadang terjadi betatan (hari tanpa hujan)
sehingga dibutuhkan irigasi. Irigasi di indonesia bersifat suplesi diberikan pada saat
kekurangan air dengan jumlah dan mutu yang memenuhi persyaratan.
e. Munculnya gagasan Mbah Warijo Protes. Pada tanggal 12-12- 2012 pada suatu workshop
tentang P3A yang diadakan oleh kem. tan mbah warijo petani Sriharjo memprotes tentang
banyaknya sampah di badan air di wilayah Bantul. Di hitung oleh mbah nardi (ketua gib) dalam
1 malam terdapat sekitar 150-200 pampers (maaf) hanyut di saluran tersier dekat sawah.
Setelah satu bulan tidak ada yang menanggapi kemudian datang ke kampus agar ikut
membantu persolaan sampah di badan air termasuk di saluran irigasi  organisasi petani
sudah lemah.
f. Strategi Pengembangan Gerakan Irigasi Bersih dilakukan dengan cara : 1) Secara formal
membentuk struktur organisasi yang kuat : 4 korwil masing mempunyai 10 GP3A, 2) Secara
informal melakukan dialog antara perguruan tinggi dengan petani di manapun, 3) Secara
kultural mengembalikan budaya bertani perlahan  misalnya mengembalikan budaya mapag
toya dan wiwitan panen, 4) Lomba irigasi setiap tahun, 5) Kerjasama dengan banyak pihak, tni-
perguruan tinggi, ngo (kuj), mahasiswa-karangtaruna, 6) GIB merupakan satu gerakan yang
menyujudkan kehendak masyarakat untuk bersatu dalam satu gerakan bersama)
g. Usulan Strategi Planning Pengembangan GIB di Kabupaten Banyumas : 1) Penetapan Visi, 2)
Penetapan Misi, 3) Strategic Drivers, 4) Critical Businis Issue, 5) Critical Success Factor, 6)
SWOT Analysis, 7) Longterm Objective, 8) Tactical Initiatievies.
h. Adapun Isu-isu strategis dan lingkungan di Kab. Banyumas antara lain : 1) Persoalan dan
pemecahan masalah lingkungan pengeloaan irigasi, 2) Inventarisasi kekuatan dan kelemahan,
3) Peluang dan ancaman, 4) Modal manusia dan modal sosial-budaya , 5) Alih fungsi lahan 
merubah perilaku manusia, 6) Manajemen sampah dan infrastruktur, 7) Budaya dan
kebudayaan sebagai bentuk kearifan lokal.
5. Paparan Materi Penanganan bencana banjir, tanah longsor di daerah irigasi, kesiapan MT
1. Ketersediaan air, dan Prakiraan Cuaca oleh Kepala DPU Kab. Banyumas.
a. Dasar Hukum Komisi Irigasi : UU No. 17 tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air, PP No. 23
tahun 1982 tentang Irigasi, Permen PUPR No. 12 tahun 2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan, Permen PUPR No. 14 tahun 2015 tentang Penetapan Status Daerah Irigasi,
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 33/PRT/M/2007 tentang Pedoman Pemberdayaan
P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air)/ GP3A (Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air)/
IP3A (Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air, PerMen PU PR Nomor 17/PRT/ 2015 tentang
Komir
b. Angin Musim Timuran bersifat kering dan angin Musim Baratan bersifat basah, Hingga
Dasarian I September 2021 aliran massa udara di wilayah Jawa Tengah didominasi oleh Angin
Timuran yang bersifat kering. Perkembangan suhu muka air laut pada Dasarian I September
2021 menunjukkan wilayah sekitar pulau Jawa dalam kategori hangat yaitu di kisaran 26.5 °C
s/d 28.5 °C. Menandakan masih ada penguapan yang bisa menambah peluang hujan di
wilayah Jawa Tengah
c. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Kabupaten
Banyumas hampir 95 % memiliki potensi ancaman bencana alam geologi yang terdapat pada
20 kecamatan. Morofologi Kabupaten Banyumas merupakan perbukitan bergelombang dengan
kemiringan lereng rendah , sedang hingga tinggi yg berpotensi terjadinya gerakan tanah/
tanah longsor.
d. Tujuh Kecamatan Langganan Banjir / Terdampak Banjir : 1) Kecamatan Kemranjen, 2)
Kecamatan Sumpiuh, 3) Kecamatan Tambak, 4) Kecamatan Banyumas, 5) Kecamatan
Kebasen, 6) Kecamatan Lumbir, 7) Kecamatan Kalibagor.
e. Potensi Bencana Alam Angin Kencang/ Puting Beliung di Kabupaten Banyumas hampir terjadi
di 13 Kecamatan yaitau Kecamatan Pekuncen, Kecamatan Kedungbanteng, Kecamatan
Karanglewas, Kecamatan Baturraden, Kecamatan Sumbang, Kecamatan Kembaran,
Kecamatan Purwokerto Utara, Kecamatan Timur, Kecamatan Purwojati, Kecamatan Kalibagor,
Kecamatan Somagede, Kecamatan Kemranjen, Kecamatan Tambak.
f. Potensi dampak dari hujan lebat adalah Banjir, Tanah longsor (di daerah pegunungan), Angin
kencang, Sambaran petir. Yang di haruskan adalah Tetap tenang dan waspada,
g. Berbagi/bertukar informasi dengan tetangga sekitar rumah, Berhati-hati jika beraktivitas di luar
rumah, Memperbarui informasi melalui media massa maupun media sosial, Mencari informasi
melalui pihak-pihak terkait kebencanaan, Tidak beraktivitas di luar rumah jika tidak mendesak,
Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait kebencanaan, Mengamankan dokumen-dokumen
penting, Mengondisikan barang-barang agar aman dari bencana.
h. Prakiraan cuaca bulan Oktober 2021 s.d. Maret 2022 di wilayah Banyumas hujan normal s.d
atas normal, demikian juga untuk cuaca bulan Agustus s.d September 2021 hujan masuk
kategori atas normal sehingga untuk awal masa tanam I dimulai bulan September 2021 sudah
memenuhi untuk kebutuhan debit air di awal masa tanam. Penanganan bencana darurat di
daerah irigasi dapat dilaksanakan oleh P3A bersama Babinsa, masyarakat petani dan Dinas
PU serta BPBD. Penyusunan rencana tata tanam yang tidak tepat dan kurangnya tingkat
kepatuhan serta konsistensi dalam melaksanakan SK. Bupati tentang Pola Tanam/Rencana
Tata Tanam akan mengakibatkan kegagalan panen sebagai akibat terjadinya kekeringan,
kebanjiran, maupun serangan hama dan penyakit.
6. Paparan Materi Strategi Pembinaan Kelembagaan Petani oleh Dinpertan KP Kab.
Banyumas.
a. Kelembagaan Petani adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk petani
guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan petani, mencakup Kelompok Tani,
Gabungan Kelompok Tani, Asosiasi Komoditas Pertanian, dan Dewan Komoditas Pertanian
Nasional. Kelompok Tani yang selanjutnya disebut Poktan adalah kumpulan
petani/peternak/pekebun yang dibentuk oleh para petani atas dasar kesamaan kepentingan,
kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan sumberdaya, kesamaan komoditas, dan
keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Gabungan Kelompok
Tani yang selanjutnya disebut Gapoktan adalah kumpulan beberapa Kelompok Tani yang
bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
b. Kelembagaan Ekonomi Petani adalah lembaga yang melaksanakan kegiatan usahatani yang
dibentuk oleh, dari, dan untuk petani, guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani,
baik yang berbadan hukum maupun yang belum berbadan hukum. Asosiasi Komoditas
Pertanian adalah kumpulan dari petani, Kelompok Tani, dan/atau Gabungan Kelompok Tani
yang mengusahakan komoditas sejenis untuk memperjuangkan kepentingan petani. Dewan
Komoditas Pertanian Nasional adalah suatu lembaga yang beranggotakan Asosiasi Komoditas
Pertanian untuk memperjuangkan kepentingan petani.
c. Kelompok Tani di Kabupaten Banyumas sejumlah 1.842 (Katalog Poktan dan Gapoktan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020), terdiri dari : Kelas Pemula 577 (31,32%), Kelas Lanjut 846
(45,93%), Kelas Madya 242 (13,14%), Kelas Utama 21 (1,14%).
d. Penumbuhan dan pengembangan Poktan dilakukan melalui pemberdayaan Petani, dengan
perpaduan dari budaya, norma, nilai, dan kearifan lokal untuk meningkatkan Usahatani dan
kemampuan Poktan dalam melaksanakan fungsinya. Pemberdayaan Petani dilakukan melalui
kegiatan pelatihan dan penyuluhan dengan pendekatan kelompok. Kegiatan penyuluhan
melalui pendekatan kelompok untuk mendorong terbentuknya Kelembagaan Petani yang
mampu membangun sinergitas antar Petani dan antar Poktan dalam upaya mencapai efisiensi
usaha. Selanjutnya, dalam upaya meningkatkan kemampuan Poktan dilakukan pembinaan dan
pendampingan oleh Penyuluh Pertanian, dengan melaksanakan penilaian Klasifikasi
Kemampuan Poktan secara berkelanjutan yang disesuaikan dengan kondisi
perkembangannya.
e. Adapun Ciri Poktan : Saling mengenal, akrab dan saling percaya di antara sesama anggota;,
Mempunyai pandangan dan kepentingan serta tujuan yang sama dalam berusaha tani; dan
Memiliki kesamaan dalam tradisi dan/atau pemukiman, kawasan/hamparan usaha, jenis usaha,
status ekonomi dan sosial, budaya/kultur, adat istiadat, bahasa serta ekologi. Unsur Pengikat
Poktan antara lain Kawasan Usahatani yang menjadi tanggungjawab bersama di antara
anggota, Kegiatan yang manfaatnya dapat dirasakan oleh sebagian besar anggota, Kader yang
mampu menggerakkan Petani dengan kepemimpinan yang diterima oleh anggota, Pembagian
tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan kesepakatan bersama; dan Motivasi
dari tokoh masyarakat dalam menunjang program yang telah ditetapkan. Fungsi Poktan
sebagai kelas belajar, wahana kerjasama, unit produksi.
f. Pengembangan Gapoktan dilakukan agar fungsi Gapoktan dapat berdaya guna dan berhasil
guna dengan ruang lingkup pengembangan, meliputi: Peningkatan dan perluasan Usahatani
serta jenis Usahatani berorientasi pasar dan berbasis kawasan, Peningkatan kerjasama melalui
jejaring kerjasama dan kemitraan usaha, baik dengan sektor hulu maupun dengan sektor hilir;
dan Fasilitasi penguatan Gapoktan menjadi KEP berbasis Poktan/Gapoktan yang berbadan
hukum untuk meningkatkan posisi tawarnya dalam bentuk koperasi atau Badan Usaha Milik
Petani (BUMP).

7. Tanya Jawab.
8. Diskusi.
SESI 1
1. Untung dari GP3A DI Kediri
a. Petugas pintu bendung belum efektif.
b. Akan menindaklanjuti dengan koordinasi terkait penanganan bencana alam.
2. Firman dari DI Tajum
a. DI Tajum kondisinya sudah sangat baik.
b. Kemarin sudah mengerjakan kerja bakti di Desa Tipar dengan membawa 75 orang P3A, 32
orang PPA+, dan 100 orang lebih dari Pemerintah Desa.
c. Memohon pengangkatan sedimen di hulu karena sudah sudah sangat menumpuk.
3. Warid dari Ketua Paguyuban Kades
a. Memohon Bulog dan Dinas Perdagangan untuk diikutkan dalam sidang ke-3 Komisi Irigasi.
b. Banjir di Desa Kalisari dan Desa Karanglo karena adanya penambang liar.
4. Suyitno dari GP3A DI Krebek
a. PDAM dimohon berhenti mengambil air dari sumber, karena berpengaruh ke pengguna air di
bawah.
b. Sepakat untuk menormalisasi saluran dengan cara pengangkatan sedimen.

SESI 2
1. Katamsi dari GP3A DI Kebasen
a. Akan ada penguatan kelembagaan P3A dan dilakukan pelatihan, apakah kebasen masuk ke
dalamnya?
b. Padi di Kebasen adalah tanaman air, karena untuk menghindari hama tikus.
2. Cahyono dari GP3A DI Pandak Raden
a. Meminta Berita Acara agar dapat disalurkan ke Poktan terkait, karena ada rumput bambu yang
menghambat saluran.
3. Nardi dari P3A DI Banjaran
a. DI Banjaran butuh penanganan serius, karena sedimen sudah sangat tinggi dan sampah
sudah sangat banyak menumpuk sehingga meminta kepada pihak terkait untuk membantu
pengangkatan sedimen.
b. Karangpucung akan ada embung namun belum ada realisasi.
4. Sutargo dari Konsultan Pertanian
a. Permohonan bronjong sungai serayu karena terjadi longsoran.
5. Agus dari LSM Kalpataru
a. Sangat setuju dengan adanya Corporate Farm karena bertujuan agar kesejahteraan petani
meningkat.
b. Irigasi banyak digunakan di sektor perikanan.
c. Banyak sawah beralih fungsi yang seharusnya debit air akan lebih banyak, namun petani
mengalami kekeringan.
9. Penutupan.
Demikian untuk menjadi periksa.

Purwokerto, 23 September 2021


Notulen,

ANWAR BURHANI, ST.


NIP. 19830818 200903 1 008

Anda mungkin juga menyukai