Anda di halaman 1dari 48

SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY S DENGAN DIAGNOSA MEDIS


MALIGNANT NEOPLASM OF RECTUM, ANEMIA, HEMATOCHEZIA
POST OP HEMOROIDEKTOMI DI RUANG B1 RUMKITAL
DR. RAMELAN SURABAYA

Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah Pada Tanggal 01 Nov-12 Des


2021

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3B

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HANG TUAH SURABAYA
TA. 2020/2021
SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY S DENGAN DIAGNOSA MEDIS


MALIGNANT NEOPLASM OF RECTUM, ANEMIA, HEMATOCHEZIA
POST OP HEMOROIDEKTOMI DI RUANG B1 RUMKITAL

DR. RAMELAN SURABAYA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3B

1. Esa Adipura, S.Kep. (2130112)


2. Jihan Nada I, S.Kep. (2130113)
3. Nur Alif Siad S, S.Kep. (2130114)
4. Carmitha N B, S.Kep. (2130115)
5. Moch Arofik, S.Kep. (2130116)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

HANG TUAH SURABAYA

i
TA. 2020/2021

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini ketua dari kelompok 3B:

Nama : Esa Adipura, S.Kep.

NIM : 2130112

Anggota Kelompok : 1. Jihan Nada I, S.Kep. (2130113)


2. Nur Alif Siad S, S.Kep. (2130114)
3. Carmitha N B, S.Kep. (2130115)
4. Moch Arofik, S.Kep. (2130116)

Program Studi : Profesi Ners


Judul Seminar : Seminar Asuhan Keperawatan Pada Ny. S dengan
Diagnosa Medis Malignant Neoplasm Of Rectum di
Ruang B1 RSPAL Dr. Ramelan Surabaya
Menyatakan bahwa makalah seminar ini yang berjudul “Seminar Asuhan
Keperawatan Pada Ny.s. S dengan Diagnosa Medis Malignant Neoplasm Of
Rectum di Ruang B1 RSPAL Dr. Ramelan Surabaya” telah disusun sesuai dengan
buku panduan evaluasi praktik klinik keperawatan medical bedah yang berlaku di
STIKES Hang Tuah Surabaya.

Surabaya, 15 November 2021

Mengetahui,

CI Instutusi Pendidikan CI Lahan

iii
Nisha Dharmayanti,S.Kep.,Ns.,Msi Nur Khamdanah,S.Kep.,Ns.,

NIP. 03045

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Seminar Asuhan Keperawatan Pada Ny. S dengan Diagnosa Medis Malignant
Neoplasm Of Rectum di Ruang B1 RSPAL Dr.Ramelan Surabaya” dengan selesai
sesuai waktu yang telah ditentukan.

Makalah seminar ini disusun sebagai salah satu syarat untuk


menyelesaikan praktek klinik kegawatdaruratan di RSPAL Dr.Ramelan Surabaya.
Makalah seminar ini disusun dengan memanfaatkan berbagai literatur serta
mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis
menyadari tentang segala keterbatasan kemampuan dan pemanfaatan literatur,
sehingga makalah seminar ini dibuat dengan sangat sederhana baik dari segi
sistematika maupun isinya jauh dari sempurna. Dalam kesempatan ini,
perkenankanlah kelompok menyampaikan rasa terima kasih, rasa hormat dan
penghargaan kepada:

1. Rumah Sakit RSPAL Dr.Ramelan Surabaya karena telah memberikan


lahan praktek dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar
dan menyusun makalah seminar.
2. Nuh Huda, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.KMB selaku penanggung jawab mata
kuliah KMB yang penuh kesabaran dan perhatian memberikan pengarahan
dan dorongan moril dalam penyusunan makalah seminar ini.
3. Nisha Dharmayanti,S.Kep.,Ns.,MSi CI Institusi pendidikan yang penuh
kesabaran dan perhatian memberikan saran, masukan, kritik, dan
bimbingan demi kesempurnaan penyusunan makalah seminar ini.
4. Nur Khamdanah,S.Kep.,Ns., CI Lahan yang penuh kesabaran dan
perhatian memberikan saran, masukan, kritik, dan bimbingan demi
kesempurnaan penyusunan makalah seminar ini

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


laporan kasus ini. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita sekalian. 

Surabaya, 15 November 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2

1.3.1 Tujuan umum............................................................................................2

1.3.2 Tujuan khusus............................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................3

1.4.1 Manfaat teoritis..........................................................................................3

1.4.2 Manfaat praktis..........................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4

2.1 Definisi......................................................................................................4

2.2 Etiologi......................................................................................................5

2.3 Anatomi dan Fisiologi...............................................................................6

2.4 Patofisiologi.............................................................................................11

2.5 WOC CVA Malignant Neoplasm Of Rectum.........................................13

2.6 Manifestasi klinis Malignant Neoplasm Of Rectum...............................15

2.7 Komplikasi..............................................................................................16

2.8 Penatalaksanaan Medis............................................................................16

2.9 Pemeriksaan penunjang...........................................................................17

2.10 Asuhan Keperawata Teori Malignant Neoplasm Of Rectum..................18

vi
BAB 3 TINJAUAN KASUS..............................................................................31

3.1 Pengkajian...............................................................................................31

3.1.1 Identitas...................................................................................................31

3.1.2 Riwayat sakit dan kesehatan....................................................................31

3.1.3 Pengkajian persistem (riview of system).................................................32

3.1.4 Pemeriksaan Penunjang...........................................................................38

3.1.5 Terapi Medis............................................................................................38

3.2 Analisa Data............................................................................................40

3.3 Diagnosis Keperawatan...........................................................................41

3.4 Prioritas Masalah.....................................................................................41

3.5 Intervensi Keperawatan...........................................................................42

3.6 Implementasi & Evaluasi........................................................................44

3.7 Evaluasi Sumatif......................................................................................50

BAB 4 PENUTUP...............................................................................................52

4.1 Kesimpulan..............................................................................................52

4.2 Saran........................................................................................................52

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................53

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karakteristik dan pola hidup masyarakat yang tidak sehat menjadi
tantangan dalam pengendalian kanker dan berdampak pada peningkatan
prevalensi kanker yang tidak terkendali. Salah satu jenis kanker dengan faktor
risiko terkait perilaku yang tidak sehat adalah kanker kolorektal (Dirseciu, 2017).
Kanker kolorektal adalah kanker yang terdapat pada kolon dan rektum. Kanker ini
disebut kanker kolon atau kanker rektum bergantung dari mana kanker tersebut
berawal. Kanker rektum merupakan salah satu dari keganasan pada rektum yang
terjadi akibat timbulnya di mukosa/epitel dimana lama kelamaan timbul nekrose
dan ulkus (Nugroho, 2011)
Kanker rektum adalah kanker ketiga yang banyak terjadi didunia dengan
presentasi 11,2% atau 1.849.518 kasus dari jumlah seluruh penderita kanker
diseluruh dunia, dan kanker kedua dengan jumlah kematian 9.2% atau 880.792 di
tahun 2018. Di Indonesia, kanker rektum adalah kanker yang sering terjadi baik
pada pria dan wanita , prevalensi tahun 2013 sampai 2018 terjadi 32.069 kasus
dengan 14.112 kasus baru di tahun 2018 (The Global Cancer Observatory, 2019)
Kanker rektum stadium dini tidak ada gejala yang jelas, namun setelah
penyakit berkembang ketingkat lanjut akan timbul gejala klinis. Tanda iritasi usus
seperti sering buang air besar, diare atau konstipasi dan nyeri pada abdomen.
Tumor yang sudah mengalami ulserasi akan terjadi pendarahan dan akan terlihat
dari warna feses yang bercampur dengan darah seperti selai hitam. Masa di
abdomen akan terus tumbuh hingga batas tertentu didaerah abdomen sehingga
pada pemeriksaan palpasi akan mudah teraba (Desen, 2011).
Salah satu bentuk penanganan yang dapat diberikan adalah memberi
asuhan keperawatan. Perawat perlu memberikan pelayanan keperawatan melalui
pendekatan proses keperawatan yang di mulai dari pengkajian, merumuskan
diagnosa keperawatan, penyusunan rencana keperawatan, melakukan
implementasi dan evaluasi keperawatan. Dengan adanya asuhan keperawatan,
diharapkan pasien yang dirawat dengan kanker rectal mencapai status kesehatan
yang optimal. Berdasarkan latar belakang tersebut tertarik menyusun asuhan
keperawatan terhadap pasien Malignant Neoplasm Of Rectum, Anemia,
Hematochezia Post Op Hemoroidektomi dalam bentuk makalah

viii
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah penatalaksanan asuhan keperawatan pasien dengan


diagnosa medis Malignant Neoplasm Of Rectum, Anemia, Hematochezia Post Op
Hemoroidektomi pada Ny. S di ruang B1 RSPAL Dr. Ramelan Surabaya ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan umum

Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan asuhan keperawatan pada


pasien dengan diagnosa Malignant Neoplasm Of Rectum, Anemia, Hematochezia
Post Op Hemoroidektomi
1.3.2 Tujuan khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan


diagnosa medis Malignant Neoplasm Of Rectum, Anemia, Hematochezia Post
Op Hemoroidektomi

2. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan


diagnosa Malignant Neoplasm Of Rectum, Anemia, Hematochezia Post Op
Hemoroidektomi

3. Mahasiswa mampu menyusun intervensi keperawatan pada pasien dengan


diagnosa medis Malignant Neoplasm Of Rectum, Anemia, Hematochezia Post
Op Hemoroidektomi

4. Mahasiswa mampu menyusun implementasi keperawatan pada pasien dengan


diagnosa medis Malignant Neoplasm Of Rectum, Anemia, Hematochezia Post
Op Hemoroidektomi

5. Mahasiswa mampu menyusun evaluasi keperawatan pada pasien dengan


diagnosa medis Malignant Neoplasm Of Rectum, Anemia, Hematochezia Post
Op Hemoroidektomi

ix
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat teoritis

Asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis Malignant


Neoplasm Of Rectum, Anemia, Hematochezia Post Op Hemoroidektomi ini,
dapat menjadi referensi bagi penulis selanjutnya maupun pembaca yang akan
membuat karya ilmiah.
1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi penulis
Membuka cakrawala berfikir kritis untuk menangani dalam asuhan
keperawatan pasien dengan Malignant Neoplasm Of Rectum, Anemia,
Hematochezia Post Op Hemoroidektomi.
2. Bagi Institusi Rumah Sakit
Memberikan informasi kepada rumah sakit khusunya perawat di ruang
B1 RSPAL Dr. Ramelan Surabaya dalam menangani dan merawat
pasien Malignant Neoplasm Of Rectum, Anemia, Hematochezia Post
Op Hemoroidektomi.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi baru dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan Malignant Neoplasm Of Rectum, Anemia, Hematochezia
Post Op Hemoroidektomi

x
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Tumor merupakan pertumbuhan sel-sel baru (neoplasma), dimana
pembelahan sel atau mitosis tidak terkendali oleh tubuh dan tidak memiliki fungsi
yang berguna bagi tubuh. Tumor adalah sel tubuh yang mengalami perubahan
(transformasi), sehingga sifat dan kinetiknya berubah sehingga tumbuhnya
menjadi autonom liar, tidak terkendali dan terlepas dari koordinasi pertumbuhan
normal. Rectum adalah ujung usus besar sebagai lanjutan usus besar sigmoid
(colon sigmoideum) sampai ke dubur.
Kanker rektum merupakan salah satu dari keganasan pada rektum yang
terjadi akibat timbulnya di mukosa/epitel dimana lama kelamaan timbul nekrose
dan ulkus (Nugroho, 2011). Kanker rektum adalah pertumbuhan sel abnormal atau
maligna pada daerah rektum (Sodikin, 2011).
2.2 Etiologi
Penyebab Kanker rektum masih belum diketahui pasti,namun telah
dikenali beberapa faktor predisposisi. Faktor predisposisi lain mungkin berkaitan
dengan kebiasaan makan. Hal ini karena Kanker rektum terjadi serkitar sepuluh
kali lebih banyak pada penduduk wilayah barat yang mengkonsumsi lebih banyak
makanan mengandung karbohidrat murni dan rendah serat,dibandingkan produk
primitif (Misalnya,di Afrika) yang mengkonsumsi makanan tinggi serat (Arderson
S, 2006).
Beberapa faktor risiko/faktor predisposisi terjadinya kanker rectum menurut
(Smeltzer, Burke, Hinkle & Cheever, 2010) sebagai berikut:
a. Diet rendah serat Kebiasaan diet rendah serat adalah faktor penyebab
utama, (Price Sylvia A, 2012) mengemukakan bahwa diet rendah serat dan
kaya karbohidrat refined mengakibatkan perubahan pada flora feses dan
perubahan degradasi garam-garam empedu atau hasil pemecahan protein
dan lemak, dimana sebagian dari zat-zat ini bersifat karsinogenik. Diet
rendah serat juga menyebabkan pemekatan zat yang berpotensi
karsinogenik dalam feses yang bervolume lebih kecil. Selain itu masa
transisi feses meningkat, akibat kontak zat yang berpotensi karsinogenik
dengan mukosa usus bertambah lama
b. Lemak Kelebihan lemak diyakini mengubah flora bakteri dan mengubah
steroid menjadi senyawa yang mempunyai sifat karsinogen.
c. Polip (colorectal polyps) Polip adalah pertumbuhan sel pada dinding
dalam kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun
ke atas. Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa
polip (adenoma) dapat menjadi kanker.

xi
d. Inflamatory Bowel Disease Orang dengan kondisi yang menyebabkan
peradangan pada rectum (misalnya colitis ulcerativa) selama bertahun-
tahun memiliki risiko yang lebih besar.
e. Riwayat kanker pribadi Orang yang sudah pernah terkena kanker
kolorectal dapat terkena kanker kolorectal untuk kedua kalinya. Selain itu,
wanita dengan riwayat kanker di indung telur, uterus (endometrium), atau
payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker
rektum. f. Riwayat kanker rektal pada keluarga Jika mempunyai riwayat
kanker rekti pada keluarga, maka kemungkinan terkena penyakit ini lebih
besar, khususnya jika terkena kanker pada usia muda
f. Faktor gaya hidup Orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang
tinggi lemak dan sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko
yang lebih besar terkena kanker kolorectal serta kebiasaan sering menahan
tinja/defekasi yang sering.
g. Usia di atas 50 Kanker rektum biasa terjadi pada mereka yang berusia
lebih tua. Lebih dari 90 persen orang yang menderita penyakit ini
didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas
2.3 Anatomi dan Fisiologi
Bagian utama usus besar yang terakhir disebut sebagai rektum dan
membentang dari kolon sigmoid hingga anus (muara ke bagian luar tubuh). Satu
inci terakhir dari rektum disebut sebagai kanalis ani dan dilindungi oleh otot
sfingter ani eksternus dan internus. Panjang rektum dan kanalis ani adalah sekitar
15cm (5,9 inci)

Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kiri dan kanan berdasarkan
pada suplai darah yang diterima. Arteria mesenterika superior mendarahi belahan
kanan (sekum, kolon asendens, dan dua pertiga proksimal kolon transversum) dan
arteria mesenterika inferior mendarahi belahan kiri (sepertiga distal kolon
transversum, kolon asendens, kolon sigmoid dan bagian proksimal rektum).

xii
1. Rektum
Rektum (rectum) adalah sebuah ruangan dengan panjang sekitar 12 sampai 15
cm yang berada di antara ujung usus besar (setelah kolon sigmoid/turun) dan
berakhir di anus.Fungsi rektum adalah menyimpan feses untuk sementara
waktu, memberitahu otak untuk segera buang air besar, dan membantu
mendorong feses sewaktu buang air besar. Ketika rektum penuh dengan feses,
maka rektum akan mengembang dan sistem saraf akan mengirim impuls
(rangsangan) otak sehingga timbul keinginan untuk buang air besar.
2. Kolom Anal
Kolom anal (anal column) atau kolom Morgagni adalah sejumlah lipatan
vertikal yang diproduksi oleh selaput lendir dan jaringan otot di bagian atas
anus. Fungsi kolom anal adalah sebagai pembatas dinding anus.
3. Anus
Anus adalah pembukaan yang dilewati oleh kotoran manusia saat kotoran
tersebut meninggalkan tubuh.
4. Kanalis Anal
Kanalis anal (anal canal) adalah saluran dengan panjang sekitar 4 cm yang
dikelilingi oleh sfingter anus. Bagian atasnya dilapisi oleh mukosa glandular
rektal. Fungsi kanalis anal adalah sebagai penghubung antara rektum dan
bagian luar tubuh sehingga feses bisa dikeluarkan
5. Sfingter Anal Internal
Sfingter anal internal (internal anal sphincter) adalah sebuah cincin otot lurik
yang mengelilingi kanalis anal dengan keliling 2,5 sampai 4 cm. Sfingter anal
internal ini berkaitan dengan sfingter anal eksternal meskipun letaknya cukup
terpisah. Tebalnya sekitar 5 mm. Fungsi sfingter anal internal adalah untuk
mengatur pengeluaran feses saat buang air besar.
6. Sfingter Anal Eksternal
Sfingter anal eksternal (external anal sphincter) adalah serat otot lurik
berbentuk elips dan melekat pada bagian dinding anus. Panjangnya sekitar 8
sampai 10 cm. Fungsi sfingter anal eksternal adalah untuk membuka dan
menutup kanalis anal.
7. Pectinate Line
Pectinate line (terjemahan masih dipertanyakan) adalah garis yang membagi
antara bagian dua pertiga (atas) dan bagian sepertiga (bawah) anus. Fungsi garis
ini sangatlah penting karena bagian atas dan bawah pectinate line memiliki
banyak perbedaan. Misalnya, jika wasir terjadi di atas garis pectinate, maka jenis
wasir tersebut disebut wasir internal yang tidak menyakitkan. Sedangkan jika di
bawah, disebut wasir eksternal dan menyakitkan. Asal embriologinya juga
berbeda, bagian atas dari endoderm, sedangkan bagian bawah dari ectoderm

xiii
xiv
Fisiologi Defekasi
Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini
juga disebut bowel movement. Frekwensi defekasi pada setiap orang
sangat bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali
perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang. Ketika
gelombang peristaltik mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan
rektum, saraf sensoris dalam rektum dirangsang dan individu menjadi
sadar terhadap kebutuhan untuk defekasi. Defekasi biasanya dimulai oleh
dua refleks defekasi yaitu :
a) Refleks defekasi instrinsik
Ketika feses masuk kedalam rektum, pengembangan dinding rektum
memberi suatu signal yang menyebar melalui pleksus mesentrikus untuk
memulai gelombang peristaltik pada kolon desenden, kolon sigmoid, dan
didalam rektum. Gelombang ini menekan feses kearah anus. Begitu
gelombang peristaltik mendekati anus, spingter anal interna tidak menutup
dan bila spingter eksternal tenang maka feses keluar.
b) Refleks defekasi parasimpatis
Ketika serat saraf dalam rektum dirangsang, signal diteruskan ke spinal
cord (sakral 2 – 4) dan kemudian kembali ke kolon desenden, kolon
sigmoid dan rektum. Sinyal – sinyal parasimpatis ini meningkatkan
gelombang peristaltik, melemaskan spingter anus internal dan
meningkatkan refleks defekasi instrinsik. Spingter anus individu duduk
ditoilet atau bedpan, spingter anus eksternal tenang dengan sendirinya
c) Upaya Volunter
Selain oleh mekanisme refleks, defekasi jg dpt terjadi krn upaya volunter.
Pergerakan feses terjadi melalui kontraksi otot abdomen & diafragma, kedua otot
berkontraksi, tekanan abdomen meningkat & otot levator anus berkontraksi →
feses bergerak melalui sal. Anus & terjadilah defekas

xv
2.5 PATOFISIOLOGI DAN WOC

Spingter anal
Refleks Fases ke rektum- Peristaltik pada K.des, Spingter anal
eks.relaxasi
Bowel Movement /
defekasi distensi rektum sigmoid, rectu, anus inter.
scr terbuka
volunter
Defekasi
instrinsik (tek.abdo m&
diafragma)

Defekasi /
Refleks Diteruskan signal Fases Keluar
defekasi Fases ke rektum- Signal
parasimpatis Spingter anal
parasimpatis Rang,saraf rektum meningkatkan
aferen di spinal inte dan
peristaltik
sacral 2-4 r.tenang

Kontraksi otot Spingter Defekasi


Kondisi : Pola defek tdk teratur, Diet Nutrisi tdk adekuat, Asupan
levator anus anal ekterna Tertunda /
Cairan, F.Psikologis, Usia dll
(ditahan) kontraksi Fases Tdk
Keluar

Peningkatan Tekanan
Penurunan frekuensi
Haemorhoid Ekterna,
Daerah Anus, Mengejan –
defekasi, Fases Keras,
Bab tdk tuntas,Pelebaran
Fases Vena
Kering, Rektum
Nyeri abdom
Berdarah Ekterna (Hemorhoid),

MK : KONSTIPASI
MK : NYERI AKUT
MK : GANGGUAN
RASA NYAMAN

xvi
17

2.6 Manifestasi klinis Malignant Neoplasm Of Rectum


Kebanyakan orang asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari
bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi
atau perdarahan rektum. Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit,
dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala yang paling menonjol adalah
(Smeltzer, Burke, Hinkle & Cheever, 2010):
a. Perubahan kebiasaan defekasi
b. Terdapat darah dalam feses adalah gejala paling umum kedua
c. Gejala anemia tanpa diketahui penyebabnya
d. Anoreksia
e. Penurunan berat badan tanpa alasan
f. Keletihan
g. Mual dan muntah-muntah
h. Usus besar terasa tidak kosong seluruhnya setelah BAB
i. Feses menjadi lebih sempit (seperti pita)
j. Perut sering terasa kembung atau keram perut
Gejala yang dihubungkan dengan lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap
setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian (umumnya konstipasi), serta feses
berdarah. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf,
pembuluh limfe, atau vena menimbulkan gejala gejala pada tungkai atau perineum,
hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah
2.7 Klasifikasi
kanker kolorektal berdasarkan stadium berikut (Suratun & Lusianah, 2014) :
a. Stadium 0 : kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon atau
rektum. Carcinoma in situ adalah nama lain untuk kanker kolorektal stadium
0.
b. Stadium I : Tumor telah tumbuh kedinding dalam kolon atau rektum. Tumor
belum tumbuh menembus dinding.
c. Stadium II : Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus dinding
kolom atau rektum. Kanker ini mungkin telah menyerang jaringan
disekitarnya, tapi sel-sel kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening.
18

d. Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar pada mereka yang berusia
tua. Lebih dari 90% orang yang menderita penyakit ini di diagnosis setelah
usia 50 tahun ke atas.
e. Stadium IV : kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain, misalnya hati
atau paru-paru.
f. Kambuh : Kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi kambuh
kembali setelah periode tertentu, karena kanker itu tidak terdeteksi. Penyakit
ini dapat kambuh kembali dalam kolon atau rektum, atau dibagian tubuh yang
lain
2.8 Penatalaksanaan Medis
a. Pembedahan
Satu-satunya kemungkinan terapi kuratif ialah tindak bedah. Tujuan utama
ialah memperlancar saluran cerna, baik bersifat kuratif maupun
nonkuratif. Tindak bedah terdiri atas reseksi luas karsinoma primer dan
kelenjar limf regional. Bila sudah terjadi metastasis jauh, tumor primer
akan di reseksi juga dengan maksud mencegah obstruksi, perdarahan,
anemia, inkontinensia, fistel, dan nyeri (Sjamsuhidayat & de Jong, 2011).
b. Kolostomi
Kolostomi adalah pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus
besar melalui dinding perut dengan tindakan bedah bila jalan ke anus tidak
bisa berfungsi, dengan cara pengalihan aliran feses dari kolon karena
gangguan fungsi anus (Suratun & Lusianah, 2010)
c. Radiasi
Terapi radiasi merupakan penanganan karsinoma dengan menggunakan x-
ray berenergi tinggi untuk membunuh sel karsinoma. Terdapat 2 cara
pemberian terapi radiasi, yaitu dengan radiasi eksternal dan radiasi
internal. Radiasi eksternal (external beam radiation therapy) merupakan
penanganan dimana radiasi tingkat tinggi secara tepat diarahkan pada sel
karsinoma. Terapi radiasi tidak menyakitkan dan pemberian radiasi hanya
berlangsung menit (American Cancer Society, 2013).
d. Kemoterapi
19

Kemoterapi pada kanker kolorektal dapat dilakukan sebagai terapi ajuvan,


neoaduvan atau paliatif. Terapi ajuvan direkomendasikan untuk kanker
rektum stadium II dan stadium III yang memiliki risiko tinggi (Komite
Penanggulangan Kanker Nasional, 2015).

2.10 Asuhan Keperawata Teori Malignant Neoplasm Of Rectum


Pengkajian Keperawatan
a. Pengumpulan Data
1) Identitas pasien: Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, tempat
tinggal
2) Riwayat penyakit sekarang: Pada pengkajian ini yang perlu dikaji adanya
keluhan pada area abdomen terjadi pembesaran
3) Riwayat penyakit dahulu: Adakah riwayat penyakit dahulu yang diderita pasien
dengan timbulnya kanker rektum.
4) Riwayat penyakit keluarga: Adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit
seperti yang dialami pasien, adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit
kronis lainnya
5) Riwayat psikososial dan spiritual: Bagaimana hubungan pasien dengan anggota
keluarga yang lain dan lingkungan sekitar sebelum maupun saat sakit, apakah
pasien mengalami kecemasan, rasa sakit, karena penyakit yang dideritanya, dan
bagaimana pasien menggunakan koping mekanisme untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapinya.
b. Riwayat bio- psiko- sosial- spiritual
1) Pola Nutrisi Bagaimana kebiasaan makan, minum sehari- hari, jenis makanan
apa saja yang sering di konsumsi, makanan yang paling disukai, frekwensi
makanannya.
2) Pola Eliminasi Kebiasaan BAB, BAK, frekwensi, warna BAB, BAK, adakah
keluar darah atau tidak, keras, lembek, cair ?
3) Pola personal hygiene Kebiasaan dalam pola hidup bersih, mandi,
menggunakan sabun atau tidak, menyikat gigi.
20

4) Pola istirahat dan tidur Kebiasaan istirahat tidur berapa jam? Kebiasaan –
kebiasaan sebelum tidur apa saja yang dilakukan?
5) Pola aktivitas dan latihan Kegiatan sehari-hari, olaraga yang sering
dilakukan, aktivitas diluar kegiatan olaraga, misalnya mengurusi urusan adat di
kampung dan sekitarnya.
6) Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan Kebiasaan merokok,
mengkonsumsi minum-minuman keras, ketergantungan dengan obat-obatan.
7) Pola reproduksi dan seksual
Hubungan dengan keluarga harmonis, bahagia, hubungan dengan keluarga
besarnya dan lingkungan sekitar.
a. Riwayat pengkajian nyeri
P: Provokatus paliatif: Apa yang menyebabkan gejala? Apa yang bias
memperberat? apa yang bias mengurangi?
Q: QuaLity-quantity: Bagaimana gejala dirasakan, sejauh mana gejala dirasakan
R: Region – radiasi: Dimana gejala dirasakan ? apakah menyebar?
S: Skala – severity: Seberapah tingkat keparahan dirasakan? Pada skala berapah?
T: Time: Kapan gejala mulai timbul? Seberapa sering gejala dirasakan? tiba-tiba
atau bertahap? seberapa lama gejala dirasakan?

3.2 Diagnosa Keperawatan

a. Defisit Pengetahuan b.d kurangnya terpapar informasi

b. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik

c. Resiko infeksi b.d tindakan invasive, insisi post  pembedahan.


21

3.3 Intervensi

Diagnosis Tujuan / Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)


Keperawatan
Defisit Kriteria hasil untuk mengukur penyelesaian dari Observasi
Pengetahuan diagnosis setelah dilakukan asuhan keperawatan 1) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
berhubungan selama 1x 30 menit diharapkan tingkat pengetahuan 2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dengan pasien meningkat dengan kriteria hasil : 3) Berikan kesempatan untuk bertanya
kurangnya 1) Perilaku sesuai anjuran meningkat 2) Kemampuan 4) Gunakan variasi mode pembelajaran
terpapar menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik 5) Gunakan pendekatan promosi kesehatan dengan memperhatikan pengaruh dan
informasi meningkat hambatan dari lingkungan, sosial serta budaya.
3) Kemampuan menggambarkan pengalaman 6) Berikan pujian dan dukungan terhadap usaha positif dan pencapaiannya
sebelumnya yang sesuai dengan topik meningkat Edukasi
4) Perilaku sesuia dengan pengetahuan meingkat 1) Jelaskan penanganan masalah kesehatan
5) Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi 2) Informasikan sumber yang tepat yang tersedia di masyarakat
menurun 3) Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan
6) Presepsi yang keliru terhadap masalah menurun 4) Anjurkan menentukan perilaku spesifik yang akan diubah (mis. keinginan
mengunjungi fasilitas kesehatan)
5) Ajarkan mengidentifikasi tujuan yang akan dicapai
6) Ajarkan program kesehatan dalam kehidupan sehari hari
Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30
Manajemen Nyeri
agen pencedera menit pasien dapat mengontrol nyeri. Observasi :
fisik 1. Keluhan nyeri menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Meringis menurun
2. Identifikasi skala nyeri
3. Sikap protektif menurun
22

4. Gelisah menurun
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
5. Kesulitan tidur menurun
6. Menarik diri menurun Terapeutik :
7. Berfokus pada diri sendiri menurun. 1. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.suhu ruangan,
8. Diaforesis menurun pencahayaan, kebisingan)
9. Perasaan depresi (tertekan) menurun
2. Fasilitasi istirahat dan tidur
10. Perasaan takut mengalami cedera berulang
menurun 3. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
11. Anoreksia menurun. Edukasi :
12. Perineum terasa tertekan menurun 1. Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Ajarkan teknik nonfarmakologis / mengajarkan teknik relaksasi nafas
dalam untuk mengurangi rasa nyeri
Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 Observasi :
jam diharapkan pasien tingkat infeksi menurun 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
berhubungan
Utama : Terapeutik :
dengan efek Tingkat infeksi 2. Batasi jumlah pengunjung
prosedur infasif Tambahan : 3. Berikan perawatan kulit pada area
Integritas kulit dan 4. edema
jaringan 5. Cuci tangan sebelum dan sesudah
Kontrol risikostatus 6. kontak dengan pasien dan
imun 7. lingkungan pasien
Status nutrisi 8. Pertahankan teknik aseptik pada
9. pasein beresiko tinggi
Edukasi :
1. Jelaska tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cuci tangan dengan benar
3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi :
10. Kolaborasi pemberian antibiotik
24
4.1 IMPLEMENTASI

Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana


tindakan yang telah peneliti susun. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan
intervensi yang telah direncanakan berdasarkan teori yang ada dan sesuai dengan kebutuhan pasien .

4.2 EVALUASI
Evaluasi Keperawatan Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan
seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan
apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
tindakan, dan evaluasi itu sendiri (Ali, 2009).

Adult nursing assessment - © Christina


SHT Yuliastuti
24
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (Adult Nursing Assessment)

Tanggal dan jam pengkajian : 01-11-2021 (07.00WIB) Tanggal & Jam MRS : 24-10-2021 (08.36WIB)
Ruang/kelas : B1/ 3A No RM : 1362XX
Dx. Medis : Malignant Of Rectum +
Anemia, Hematochechezia Post Op Hemoroidektomi

Nama : Ny. S Suku bangsa : Jawa/Indonesia


Identitas

Jenis Kelamin :P Pendidikan : SMA


Umur : 72 Tahun Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Penanggung biaya ASKES
:
Status : Menikah
Alamat : Surabaya

Keluhan Utama : Pada saat dilakukan pengkajian Ny.S merasakan nyeri di daerah anus sampai ke
pinggang saat berbaring
Riwayat Penyakit Sekarang :
Ny.S mengatakan sejak bulan September 2021 merasakan benjolan di daerah sekitas anus saat
BAB. Awalnya benjolan tersebut sebesar kelereng dan nyeri saat BAB saja. Ny.S hanya membeli obat
wasir di apotek yakni Venaron. Pada 23 Oktober 2021 Ny.S dibawa ke RSI Jemursari. Hasil
pemeriksaan penunjang Colonoscopy terdapat suspt massa abdomen dan hasil darah lengkap Leukosit
16,05 u/L Eritrosit 3,46 u/L, Hemoglobin 10,17 g/dL,Hematokrit 30%, kemudian Ny.S di rujuk ke RS
Dr.Ramelan Surabaya.
Pada 24 Oktober Ny.S diantar oleh keluarganya ke Poli Penyakit Dalam Dr.Ramelan Surabaya
dengan membawa surat rujukan. Ny.S merasakan benjolannya bertamba besar dan terasa nyeri saat
dibuat beraktifitas seperti duduk, menaiki tangga, memakai celana. Tiga hari sebelumnya Ny.S
Riwayat Kesehatan

mengeluh BAB tidak tuntas dan terasa nyeri. Hasil pemeriksaan TTV didapatkan GCS 456 , TD 112/76
mmHg, HR 91 x/mnt, Suhu 36,6oC, RR 18x/mnt. Hasil pemeriksaan inspeksi terlihat haemorhoid
eskternal derajat IV / Prolaps tidak dapat dimasukan kembali. Ny.S dipindahkan ke rungan B1 dan
dijadwalkan operasi hemoroidektomi..

Saat dilakukan pengkajian diruangan pada 01 November 2021, Kesadasaran Ny.S composmentis,
GCS 456, Hasil pemeriksaan TTV didapatkan TD 90/64 mmHg, HR 100 x/mnt, Suhu 36,0 oC, RR
18x/mnt. Ny.S merasakan nyeri di daerah anus sampai ke pinggang. Provoke : Post Op hemoroidektomi,
Quality : Nyeri seperti diiris-iris, Region : anus menjalar ke pinggang, Scala : sedang dengan skala 7,
Time : Timbul saat berpindah posisi. Di ruang B1 Ny.S menjalankan pemeriksaan DL dengan hasil
Leukosit : 11,63*/uL, Hemoglobin : 4,70g/dL, Hematokrit :29,00%, Eritrosit :3,27*3/uL, Trombosit :
243*3/uL. Pemeriksaan Faal Hemostasis D-dimer : 1980 ng/dL (N<500) dan kimia klinik Albumin: 1,75
mg/dl BUN: 56,5 mg/dl Kreatinin: 1,71 mg/dl Natrium: 132,1 mmol/L

Adult nursing assessment - © Christina


SHT Yuliastuti
Saat dilakukan pengkajian Ny.S mengatakan badannya lemah, letih dan tampak meringis ketika
berbaring di tempat tidur. Hasil pemeriksaan Colonoscopy 23 oktober 2021 tampak prolaps dari hemorrhoid,
tampak perdarahan aktif, rektum dan kolon diatas baik. Pemeriksaan EKG dengan hasil normal synus rhytm
dan ECG normal.Pemeriksaan Thoraks AP normal .Ny.S terpasang oksigen Nasal Kanul 3 lpm, Kateter dan i
Tranfusi PRC +O, Ns

Riwayat Penyakit Dahulu


Ny.S memiliki riwayat penyakit wasir saat usia remaja dan tidak pernah kambuh lagi. Ny.S memiliki riwayat
hipertensi ± 2 tahun yang lalu. Ny.S mulai rutin kontrol ± 6 bulan yang lalu di posyandu, puskesmas dan DKT tetapi Ny.S
tidak teratur minum obat. Ny.S tidak memiliki riwayat Diabetes Melitus, asma.
Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan keluarga


Keluarga Ny.S mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus,
jantung. Tetapi istri Ny.S memiliki riwayat penyakit asma

Genogram :

Keterangan :

: laki-laki Hemorhoid
: perempuan
Hemorhoid,Ca.rectum,anemia
: tinggal serumah
: Ny.S Hipertensi, Perokok aktif
: meninggal

Riwayat alergi
Keluarga Ny.S mengatakan Ny.S tidak ada alergi makanan ataupun obat-obatan.

Riwayat Penggunaan Obat-Obatan


Ny.S mengonsumsi obat wasir yakni venaron, Ny.S jarang mengonsumsi obat pencahar maupun suplemen lainnya

Riwayat Tindakan (Operasi Atau Tindakan Lain)


29 Oktober 2021 : Internal and eksternal haemorrhoids with other complications (massa abdomen) dan sebelumnya
Ny.S belum pernah menjalani tindakan pembedahan maupun operasi
Adult nursing assessment - © Christina
SHT Yuliastuti
OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK (Review of system)
Keadaan Umum : Lemah Kesadaran : Composmentis GCS : 456
RO S

Tanda vital TD:90/64 mmHg Nadi : 83x/mnt Suhu : 36,50C RR : 20x/mnt

Antropometri TB : 167 cm BB sebelum sakit : 70 Kg BB setelah sakit : 64 Kg

Bentuk dada :Normochest Pergerakan : Simetris


Pernafasan B1 (Breath)

Otot bantu nafas tambahan : Ada Jika ada, jelaskan : Nasal kanul 3 lpm Pernapasan cuping hidung : Ada
Irama nafas : Reguler Kelainan : Sonor Pernapasan Abdomen : Ada
Pola nafas : Takipnea Taktil/vocal fremitus : Teraba simetris
Suara nafas : Vesikuler Suara nafas tambahan : Ronkhi
Sesak nafas : Tidak ada Batuk : Ada
Sputum : Tidak Ada Warna :- ekskresi : -
Sianosis : Tidak Ada Jika ada, lokasi : Tidak Ada
Kemampuan aktivitas : Pernapasan
dibantu nasal 3lpm

MASALAH TIDAK ADA MASALAH KEPERAWATAN

Ictus cordis : Normal IC4-IC 5 Irama jantung : Reguler Perkusi : Pekak


Kardiovaskuler dan limfatik B2 (Blood)

Nyeri dada : Tidak Ada jika ya, jelaskan (PQRST) : Tidak Ada

TD:90/64 mmHg Bunyi jantung tambahan : Tidak Ada


Bunyi jantung : S1,S2 Tunggal
CRT : 2 detik Akral : Dingin,Basah,Pucat
Oedema :Tidak Ada jika ya, jelaskan : Tidaka Ada

Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak Ada jika ada, jelaskan dimana : Tidak Ada
Perdarahan : Tidak Ada

MASALAH PERFUSI PERIFER TIDAK EFEKTIF

GCS eye : 4 verbal :5 motorik :6 total : 9 Somnolen


Refleks fisiologis : Biceps (+), Triceps (+), Patela (+), Achiles (+)
Refleks patologis : Tromner(-), Babinski (-), Hoffman (-), Chadock(-), Laseque (-), kernig(-)
Nervus kranial I :dapat mengidentifikasi bau Nervus kranial VII : dapat mengerutkan dahi, senyum
simetris
Nervus kranial II :dapat melihat baik Nervus kranial VIII : : mendekatkan suara
Persarafan B3 (Brain)

Nervus kranial IIII : pergerakan pupil simetris Nervus kranial IX : dapat menelan
Nervus kranial IV : pergerakan pupil kanankiri Nervus kranial X : ada reflek muntah
Nervus kranial V : dpt membuka Nervus kranial XI : mampu menolehkan leher tanpa
mulut,mengunyah menggerakan bahu
Nervus kranial VI : dapat menggerakan mata Nervus kranial XII : bicara normal, tidak ada nyeri tekan
ke arah lateral (kanan-kiri)
Kepala : kepala bersih, tidak ada benjolan
Nyeri kepala : Tidak Ada jika ya, jelaskan : Tidak Ada
Paralisis : Hemiparase Dekstra
Penciuman Bentuk hidung : Simetris Septum : Simetris Polip: Tidak Ada

Adult nursing assessment - © Christina


SHT Yuliastuti
3

Wajah & penglihatan Mata : Simetris Kelainan : Tidak Ada


Pupil : Isokor 2mm/2mm Reflex cahaya : kanan-kiri baik
Konjungtiva : Ananemis Sklera : An ikterik
lapang pandang : Normal Gangguan/kelainan : Tidak Ada
Pendengaran Telinga : Simetris Kelainan : Tidak Ada
Kebersihan : Bersih
Gangguan : Tidak Ada alat bantu : Tidak Ada
Lidah Kebersihan : Bersih Uvula :
Kesulitan telan : Tidak Terkaji Berbicara :Tidak Mampu
MASALAH TIDAK ADA MASALAH KEPERAWATAN

Kebersihan : Bersih ekskresi : Hematochechezia


Kandung kemih : Terdapat Nyeri tekan : Ada
dan genetalia

distensi
Eliminasi uri SMRS Frek : 4-5 x/hr jumlah : ± 2000 cc/hari warna : kuning jernih
Perkemihan

Eliminasi uri MRS Frek : jumlah : ± 1200 cc/hari warna : kuning keruh
B4 (Bladder)

Alat bantu : Kateter dan Pampers


Gangguan : ada distensi Kandung Kemih, Tranfusi PRC +O

MASALAH HIPOVOLEMIA dan RISIKO INFEKSI

Mulut : Bersih Membran mukosa Kering


:
Gigi /gigi palsu : Tidak Ada
Pola makan & minum SMRS : Makan : 3 Xsehari Jenis :nasi,lauk,sayur
Minum : Air mineral, Kopi Pantangan : Tidak Ada
Pola makan & minum di RS Diit : Tidak Ada frekuensi : 1 jam antar gelas
nafsu makan : Menurun Diit : Tinggi serat
Muntah : Ada Reflek Muntah mual : tidak terkaji
Jenis : Lunak NGT : tidak ada
Porsi : 2 gelas @250cc Intake : ± sejumlah 900 cc.
Frekuensi minum : 1jam Jumlah Jenis : air putih
1x
Abdomen Bentuk perut : Flat Peristaltik : 22 kali/ menit
Kelainan : Ada Distensi Abdomen P : Post Op hemoroidektomi,
abdomen
Hepar : Tidak Ada Hepatomegali, asites Q: Nyeri seperti diiris-iris,
Lien : Tidak Teraba
Nyeri abdomen :Ada R: anus menjalar ke pinggang,

Rectum dan anus : ca rectum S: sedang dengan skala 7,

Eliminasi alvi SMRS Frekuensi : 1 kali dalam 2 hari Warna : kuning kecoklatan
Konsistensi : padat lunak
Eliminasi alvi MRS Frekuensi : 1 kali dalam 2 hari Warna : Hematochechezia bab
bercampur darah
Konsistensi : cair Colostomi :Tidak Ada
MASALAH NYERI AKUT

Adult nursing assessment - © Christina


SHT Yuliastuti
Rambut, kulit kepala : Penyebaran rambut rata, kulit kepala tidak ada lesi
Warna kulit : Kuning Langsat Kuku : Bersih, panjang
Turgor kulit : Tidak elastis
Muskuloskeletal & Integumen B6

ROM : Aktif jika terbatas, pada sendi : Tidak Ada


Kekuatan otot 5555 5555 Ket :
5 ( mampu melawan tahanan normal),
5555 4444 4 ( mampu melawan tahanan ringan),
Tulang :: 3 (mampu melawan gravitasi),
kemerahan pada tulang-tulang 2 ( mampu menggerakan sendi),
menonjol 1 ( kontraksi otot), 0 ( paralisis
sempurna)
Kelainan jaringan/trauma : Tidak ada fraktur, kontraktur,flaxid
(Bone)

Lain-lain : Ny.S hanya tirah baring setelah op hemoroidektomi , Infus NaCl 21 tetes/mnt

MASALAH INTOLERANSI AKTIVITAS

Thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar


Endokrin

Hiperglikemia : Tidak Ada


Hipoglikemia : Tidak Ada
MASALAH TIDAK ADA MASALAH KEPERAWATAN

Menstruasi terakhir : Tidak Ada


Seksual-reproduksi

Masalah menstruasi : Tidak Ada


Pap Smear terakhir : Tidak Ada
Pemeriksaan payudara/testis sendiri tiap bulan : Tidak Rutin
Masalah seksual yang berhubungan dengan penyakit : Tidak Ada

MASALAH TIDAK ADA MASALAH KEPERAWATAN

SMRS MRS Skor :


Kemampuan Perawatan Diri

Mandi 1 3 1 : Mandiri
1 3
Berpakaian/dandan 2 : Alat bantu
1 3
Toileting/eliminasi 3 : Dibantu orang lain dan alat
Mobilitas di tempat tidur 3 4 : Tergantung/tidak mampu
Berpindah 1 3
Berjalan 1 3
1
Naik tangga
1
Berbelanja
1
Memasak
1
Pemeliharaan rumah
Alat bantu berupa : Ny.S hanya tirah baring di tempat tidur

MASALAH DEFISIT PERAWATAN DIRI

Adult nursing assessment - © Christina


SHT Yuliastuti
5

Mandi SMRS : 2 kali sehari Mandi MRS : seka 2 kali sehari


Personal Hygiene

Keramas : 2 kali seminggu Keramas : belum pernah keramas


Ganti pakaian : 2 kali sehari Ganti pakaian : 1 kali sehari
Menyikat gigi : 3 kali sehari Menyikat gigi : belum pernah menggosok gigi
Memotong kuku : 1 kali seminggu Memotong kuku : belum pernah memotong kuku

MASALAH DEFISIT PERAWATAN DIRI

Istirahat tidur SMRS : Ny.S jarang tidur siang dan tidur malam mulai pukul 22.00 – 05.00.
Istirahat-tidur

jam tidur siang : 14.00-15.00


Jam tidur malam MRS: tiap 2 jam terbangun - jumlah : 6 jam
Kebiasaan sebelum tidur : mendengarkan murottal
Kualitas tidur : cukup penyebab :
Masalah : tidak ada

MASALAH TIDAK ADA MASALAH KEPERAWATAN

Persepsi terhadap sehat sakit : Keluarga Ny.S mengatakan penyakit Ny.S karena jarang memeriksakan diri
Kognitif perseptual-Psiko-sosio-spiritual

karena takut.

Konsep diri : Ny.S adalah seorang nenek dengan cucu, Ny.S merasa tidak enak membebani anaknya saat
dirawat di rs

Kemampuan berbicara : Ny.S tidak dapat berbicara karena afasia. Bahasa sehari-hari yang digunakan,
kemampuan membaca, tingkat ansietas Ny.S, kemampuan interaksi dengan orang lain, vertigo dan nyeri tidak
dapat terkaji karena Ny.S afasia

Kemampuan adaptasi terhadap masalah : Keluarga Ny.S mengatakan perawatan diri terhadap Ny.S sudah
dilakukan dengan baik. Keluarga Ny.S tidak ada masalah dengan biaya karena menggunakan askes. Keluarga
Ny.S mampu beradaptasi dengan kondisinya saat ini..

Peran-Hubungan : Ny.S adalah seorang purnawirawan TNI AL. Kualitas pekerjaan Ny.S adalah Ny.S sudah
tidak bekerja. Sistem pendukung dari suami maupun keluarga. Keluarga Ny.S mengatakan tidak ada masalah
dengan perawatan yang ada di Rumah Sakit

Ansietas : jika ya, jelaskan :

Aktivitas sehari-hari : Keluarga Ny.S mengatakan Ny.S senang jalan-jalan pagi bersama cucu tetapi sejak 2
tahun yang lalu istrinya tidak ikut jalan pagi jadi Ny.S juga tidak jalan-jalan. Keluarga Ny.S juga mengatakan
kalau Ny.S senang menonton TV di rumah.
Rekreasi :
Olahraga :
Sistem pendukung : Hubungan dgn orang lain :

Kegiatan ibadah (status spiritual) : Ny.S adalah seorang yang beragama islam tetapi selama masuk rumah
sakit Ny.S tidak pernah melaksanakan ibadah

MASALAH TIDAK ADA MASALAH KEPERAWATAN

Adult nursing assessment - © Christina


SHT Yuliastuti
30

Laboratorium :
Pemeriksaan penunjang
A) 23 Oktober 2021 : Pemeriksaan DL (Darah Lengkap)
Leukosit : 11,63 10*3/uL N: 4,00-10 u/L
Hemoglobin : 4,70g/dL N; 12-15
Hematokrit : 29,00 % N : 17-47
Eritrosit : 3,27 10*3/uL N: 3,5-5,00
Trombosit : 243 10*3/uL N: 150-450

B) 23 Oktober 2021 : Faal Hemostasis


D-dimer : 1980 ng/dL (N<500)

C) 23 Oktober 2021 : Kimia Klinik


SGOT: 19 U/I N: 0-35 U/I
SGPT: 20 U/I N: 0-37 U/I
Albumin: 1,75 mg/dl N: 3,5-5 mg/dl
GDA: 123 mg/dl N: 76-110 mg/dl
Gula 2 jam PP: 166 mg/dl N: 80-125 mg/dl
HBA 1C: 5,1% N : 4,5-6,3%
BUN: 56,5 mg/dl N: 10-24 mg/dl
Kreatinin: 1,71 mg/dl N: 0,5-1,5 mg/dl
Natrium: 132,1 mmol/L N: 135-145 mmol/L
Kalium: 3,19 mmol/L N: 3,5-5 mmol/L
Clorida: 108,6 mmol/L N: 9,5-108 mmol/L

Photo : 23 Oktober 2021 : Pemeriksaan Thoraks AP


29 Oktober 2021 : Colonoscopy Hasil : Hasil : Cor: tak
membesar, CTI normal,
mediastinum atas tak
melebar, trakhea
relative ditengah,
pulmo; hili normal,
corak bronkhovascular
baik, tak tampak
infiltrate atau nodul
opak bilateral paru

23 Oktober 2021 : Pemeriksaan EKG

Kesimpulan Kesimpulan : Normo


- Proktitis (Massa Tumor) sinus rhythm
- Hemorroid Interna dan Eksterna berdarah

23 Oktober 2021 : Imunologi Antigen SARS-


Cov2
Kesimpulan : Negatif

Tindakan Operasi :
29 Oktober 2021 : Internal and eksternal haemorrhoids with other complications (massa abdomen)

Adult nursing assessment - © Christina


SHT Yuliastuti
Terapi/tindakan lain :
a. Terapi
Nama Dosis
Infus NaCl 3 kolf 21 x tetes/menit
Omeprasole tab 1-0-1
Injeksi Asam Tranexamat 500mg 3x1
Tab Sulcolon 500mg 2x1
Tab Ardium 500mg 2x1
Supp Anti Hemoroid 3x1
Syrup sukralfat 3x1
Injeksi Osomeprazole 2x1
Fleet Enema 1x1
Injeksi Pethidin 1x1
Injeksi Midazolam 5mg 1x1
Injeksi Phytomenadion 3x1
Kapsul Sangobion 1x1
Xolmetras 350/100ml iv
Albuman 20% 100ml 1mm
Injeksi Primperan 1mm
Injeksi Transamin 1mm
Sulcralfate 100ml 1mm
Injeksi Lanzoprazole 1mm
Futrolit inf 1mm
Aqua Pro inj 20ml 1mm
WB-Nacl 0,9 500ml 1mm
b. Tindakan lain
- Nasal Kanul 3 lpm
- NGT 14 fr
- Kateter
c. Tindakan Tranfusi
- 25 Oktober 2021, Tranfusi PRC +O, Ns
- 01 November 2021, Tranfusi PRC +O, Ns

Surabaya, 01 Oktober 2021

CNB
Carmitha Nareswari Basmallah,S.Kep
213011

Clinical Instructor Pendidikan Clinical Instructor Lahan


Pengesahan

Nisha Dharmayanti,S.Kep.,Ns.,MSi Nur Khamdanah, S.Kep.,Ns.


32
33

1.2. ANALISA DATA (SDKI,2016)

NO
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
1
DS :
Ny.S merasakan nyeri di daerah anus sampai ke pinggang saat berbaring,
Ny.S mengalami tidur gelisah akibat nyeri pada anus saat berpindah posisi
Provoke : Post Op Hemoroidektomi, Quality : Nyeri seperti diiris-iris, Region : anus menjalar ke pinggang,
Scala : sedang dengan skala 7, Time : Timbul saat berpindah posisi
DO :
Terdapat luka haemorrhoid eksternal internal, mudah berdarah
Ukuran haemorhoid 4 cm dengan lebar diameter 3cm.
Tampak meringis saat berbaring
Pemeriksaan Penunjang :
Hasil pemeriksaan Colonoscopy 23 oktober 2021 tampak prolaps dari hemorrhoid, mudah perdarahan,
rektum dan kolon terdapat massa
TTV :
Kesadaran composmentis, GCS 456, TD 90/64 mmHg, HR 83 x/mnt, Suhu 36,0 oC, RR 18x/mnt
Terapi Pengobatan :
Rhodium Kapsul,2x1, Setiap 12 jam sesudah makan, ISDN, 1x5 mg,A.Tranexamat, 3x500 mg, Setiap 8
jam, Vit.K, 3x10 mg, Setiap 8 jam (IV)
Tindakan Operasi :
29 Oktober 2021 : Internal and eksternal haemorrhoids with other complications (massa abdomen)
Agen pencedera fisik Prosedur pembedahan

(Post Op Hemoroidektomi)
Nyeri Akut

(SDKI D.0077, Hal 172)

Kategori : Psikologis
Subkategori:
Nyeri dan Kenyamanan

2
DS:
Ny.S merasakan badannya lemah dan cepat letih saat semifowler untuk makan,
Ny.S merasa kurang nyamas saat berbaring terlalu lama karena nyeri
Adult nursing assessment - © Christina
SHT Yuliastuti
34

DO:
Ny.S tampah lesu,letih, saat makan, Tugor kulit tidak elastis
CRT <2 dtk, Akral dingin,basah, Warna kulit pucat
TTV :
Kesadaran composmentis, GCS 456, TD 90/64 mmHg, HR 83 x/mnt, Suhu 36,0 oC, RR 18x/mnt
Terapi Pengobatan :
Tranfusi PRC +O, Ns , HB : 4,70g/dL, HT:29,00%, RBC : 3,27 /mm3, PLT : 243 *3/uL. Albumin: 1,75
mg/dl, BUN: 56,5 mg/dl, Kreatinin: 1,71 mg/dl, Natrium: 132,1 mmol/L
Pemeriksaan Faal Hemostasis D-dimer : 1980 ng/dL (N<500).
Kapsul Sangobion 1x1,Omeprasole tab 1-0-1, Tab Sulcolon 500mg
Pemeriksaan Colonoscopy :
- Proktitis (Massa Tumor)
- Hemorroid Interna dan Eksterna berdarah
Penurunan Kosentrasi Hemoglobin

(Anemia)
Perfusi Perifer Tidak Efektif

(SDKI D.0009, Hal 37)

Kategori : Fisiologi
Subkategori:
Sirkulasi

3
DS:
Ny.S merasakan badannya lemah dan cepat letih saat semifowler untuk makan,
DO:
Frekuensi BAB 1 kali dalam 2 hari,
Warna fases kecoklatan bercampur darah, bau khas, kosistensi cair lengket,
Teraba distensi abdomen bagian bawah, Nyeri tekan, Teraba masa pada rektal
Bising usus 23 x/mnt
TTV :
Kesadaran composmentis, GCS 456, TD 90/64 mmHg, HR 83 x/mnt, Suhu 36,0 oC, RR 18x/mnt
Terapi Pengobatan :

Adult nursing assessment - © Christina


SHT Yuliastuti
35

Tranfusi PRC +O, Ns , HB : 3,70g/dL, HT:29,00%, RBC : 3,27 /mm3, PLT : 243 *3/uL. Albumin: 1,75
mg/dl, BUN: 56,5 mg/dl, Kreatinin: 1,71 mg/dl, Natrium: 132,1 mmol/L
Kapsul Sangobion 1x1,Omeprasole tab 1-0-1, Tab Sulcolon 500mg
Pemeriksaan Colonoscopy :
- Proktitis (Massa Tumor)
- Hemorroid Interna dan Eksterna berdarah
Kehilangan cairan dan elektrolit

(Hematochechezia)
Hipovolemia

(SDKI D.0023, Hal 64)

Kategori : Fisiologis
Subkategori:
Cairan dan Nutrisi

4
DS :
Ny.S merasakan badannya terasa lemah walau sudah beristirahat
Ny.S cepat lelah saat posisi semifowler untuk makan
DO:
Ny.S hanya tirah baring dan mobilisasi ditempat tidur
Ny.S hanya berbaring ditempat tidur pasca Post Op Hemoroidektomi
TTV :
Kesadaran composmentis, GCS 456, TD 90/64 mmHg, HR 83 x/mnt, Suhu 36,0 oC, RR 18x/mnt
Pemeriksaan EKG : Normo sinus rhythm
Tirah Baring

(Ca Rectum)
Intoleransi Aktivitas

(SDKI D.0056,Hal 128)

Kategori : Fisiologis
Subkategori:
Aktivitas/Istirahat

5
DS:
Adult nursing assessment - © Christina
SHT Yuliastuti
36

Saat MRS Ny.S membutuhkan bantuan dalam toileting, berpakaian,makan,dan berhias maupun mobilisasi
DO:
Skor kemandirian yakni 3 : Dibantu orang lain dan alat
Ny.S hanya tirah baring dan mobilisasi ditempat tidur
Ny.S hanya berbaring ditempat tidur pasca Post Op Hemoroidektomi
TTV :
Kesadaran composmentis, GCS 456, TD 90/64 mmHg, HR 83 x/mnt, Suhu 36,0 oC, RR 18x/mnt
Kelemahan

(Post Op Hemoroidektomi)
Defisit Perawatan Diri

(SDKI D.0109,Hal 240)

Kategori : Perilaku
Subkategori:
Kebersihan Diri
6
Faktor Risiko :
Efek Prosedur Invasif Pemasangan Kateter

Risiko Infeksi

(SDKI D.0142, Hal 304)

Adult nursing assessment - © Christina


SHT Yuliastuti
1.3. DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI,2016)

1. Nyeri Akut B.D. Agen pencedera fisik (Prosedur pembedahan) D.D. Post Op
Hemoroidektomi (SDKI D.0077, Hal 172)
2. Perfusi Perifer Tidak Efektif B.D Penurunan Kosentrasi Hemoglobin D.D. Anemia
(SDKI D.0009, Hal 37)
3. Hipovolemia B.D Kehilangan cairan dan elektrolit D.D. Hematochechezia (SDKI
D.0023, Hal 64)
4. Intoleransi Aktivitas B.D Tirah Baring D.D Ca Rectum (SDKI D.0056, Hal 128)
5. Defisit Perawatan Diri B.D Kelemahan D.D Ca Rectum (SDKI D.0109,Hal 240)
6. Risiko Infeksi D.D Efek Prosedur Invasif Pemasangan Kateter (SDKI D.0142, Hal
304)

1.4. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN


TANGGAL
NO MASALAH KEPERAWATAN PARAF
DITEMUKAN TERATASI

1
Hipovolemia
01-11-2021 05-11-2020 ȼɳß
2 Perfusi Perifer Tidak Efektif 01-11-2021 05-11-2020 ȼɳß
3 Nyeri Akut 01-11-2021 05-11-2020 ȼɳß
INTERVENSI KEPERAWATAN (SIKI DAN SLKI, 2018)
Nama Ny.S : Ny. S Ruangan / kamar : B1 Bedah/3 A
Umur : 72 Thn No. Register : 12XXX

MASALAH TUJUAN DAN KRETERIA HASIL INTERVENSI


KEPERAWATAN (SLKI,2018) KEPERAWATAN (SIKI,2018)
MASALAH AKTUAL : Setelah dilakukan asuhan keperawatan, Intervensi Utama :
diharapkan 3 x 24 jam diharapkan
A. MANAJEMEN HIPOVOLEMIA (I.03116)
status cairan Ny.S membaik. Dengan
Hipovolemia B.D kriteria hasil: Observasi
Kehilangan cairan dan
1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
elektrolit D.D.
tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit,turgor kulit menurun, membrane
Hematochechezia STATUS CAIRAN MEMBAIK
mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit meningkat, haus dan lemah)
(L.03028) 2. Monitor intake dan output cairan
1. Turgor kulit meningkat Terapeutik
(SDKI D.0023, Hal 64)
2. Output urine meningkat. 1. Hitung kebutuhan cairan
2. Berikan posisi modified trendelenburg
3. Kekuatan nadi meningkat 3. Berikan asupan cairan oral
Kategori : Fisiologis Edukasi
4. Frekuensi nadi membaik
Subkategori: 5. Tekanan darah membaik 1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Cairan dan Nutrisi 6. Tekanan nadi membaik 2. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
7. Membrane mukosa membaik
1. Kolaborasi pemberian cairan IV issotonis (mis. cairan NaCl, RL)
8. Kadar hematokrit membaik 2. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
3. Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, plasmanate)
4. Kolaborasi pemberian produk darah

A. PEMANATAUAN CAIRAN (I.03121)
Observasi
1. Monitor kadar albumin dan protein total
2. Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. Osmolaritas serum, hematocrit, natrium, kalium,
BUN)
3. Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane
mukosa kering, volume urine menurun, hematocrit meningkat, haus, lemah, konsentrasi
urine meningkat, berat badan menurun dalam waktu singkat)
4. Identifikasi tanda-tanda hypervolemia mis. Dyspnea, edema perifer, edema anasarka,
JVP meningkat, CVP meningkat, refleks hepatojogular positif, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
5. Identifikasi factor resiko ketidakseimbangan cairan (mis. Prosedur pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka bakar, apheresis, obstruksi intestinal, peradangan pankreas,
penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi intestinal)
Terapeutik
1. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
2. Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perl
Masalah Aktual : Setelah dilakukan asuhan keperawatan, Intervensi Utama
diharapkan 3 x 24 jam diharapkan
A. PERAWATAN SIRKULASI (I.02079)
perfusi perifer Ny.S meningkat.
Perfusi Perifer Tidak Dengan kriteria hasil: Observasi
Efektif B.D Penurunan
1. Periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi perifer, edema, pengisian kalpiler, warna, suhu,
Kosentrasi Hemoglobin
angkle brachial index)
D.D. Anemia PERFUSI PERIFER MENINGKAT
2. Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (mis. Diabetes, perokok, orang tua,
(L.02011) hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)
3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
(SDKI D.0009, Hal 37) Terapeutik
1. Kekuatan nadi perifer meningkat
2. Warna kulit pucat menurun 1. Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi
3. Edema perifer menurun 2. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas pada keterbatasan perfusi
Kategori : Fisiologi 3. Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada area yang cidera
4. Kelemahan otot menurun
Subkategori: 5. Pengisian kapiler membaik 4. Lakukan pencegahan infeksi
6. Akral membaik 5. Lakukan perawatan kaki dan kuku
Sirkulasi 7. Turgor kulit membaik Edukasi
8. Tekanan darah sistolik membaik
9. Tekanan darah diastolik membaik 1. Anjurkan minum obat pengontrol tekakan darah secara teratur
2. Ajurkan melahkukan perawatan kulit yang tepat(mis. Melembabkan kulit kering pada
kaki)
3. Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
4. Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi( mis. Rendah lemak jenuh, minyak
ikan, omega3)
5. Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan( mis. Rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)

B. MANAJEMEN SENSASI PERIFER (I. 06195)


Observasi
1. Identifikasi penyebab perubahan sensasi
2. Identifikasi penggunaan alat pengikat, prostesis, sepatu, dan pakaian
3. Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin
4. Periksa kemampuan mengidentifikasi lokasi dan tekstur benda
5. Monitor perubahan kulit
6. Monitor adanya tromboflebitis dan tromboemboli vena
Terapeutik
1. Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhunya (terlalu panas atau dingin)
Edukasi
2. Anjurkan penggunaan termometer untuk menguji suhu air
Kolaborasi
3. Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu
4. Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu
Masalah Aktual : Setelah dilakukan intervensi Intervensi Utama :
keperawatan selama 3 x 24 jam,
1. PEMBERIAN ANALGESIK (I.08243, HAL 251)
diharapkan tingkat nyeri menurun dan
Nyeri Akut B.D Agen kontrol nyeri meningkat dengan kriteri
Pencedera Fisik D.D hasil : Observasi
Haemorohoidektomi
Identifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus, pereda, kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi,
durasi)
a. Tidak mengeluh nyeri
(SDKI D.0077 Hal 172) b. Tidak meringis Identifikasi riwayat alergi obat
Kategori : Psikologis
c. Tidak bersikap protektif Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis. , nonnarkotika, atau NSAID) dengan tingkat
Subkategori: Nyeri dan
d. Tidak gelisah keparahan nyeri
Kenyamanan
e. Kesulitan tidur menurun Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian
f. Frekuensi nadi membaik
Monitoring prinsip 6 benar
g. Melaporkan nyeri terkontrol
h. Kemampuan mengenali onset nyeri 2. MANAJEMEN NYERI (I.1.08238)
meningkat
i.Kemampuan mengenali penyebab Observasi
nyeri meningkat 1.Identifikasi lokasi, karakteristik durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
j. Kemampuan menggunakan teknik 2.Identifikasi skala nyeri
nonfarmakologis meningkat 3.Identifikasi respons nyeri non verbal
4.Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat dingin, terapi bermain
Monitoring
1. Kontrol Lingkungan dan Fasilitasi Intirahat tidur
Edukasi
1. Jelaskan strategi meredakan nyeri
42

TINDAKAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN


NAMA NY.S : Ny.S Ruangan / kamar : ..B1....../.....4...
UMUR : 72 thn No. Register :..12XX.............................

No Tgl Jam Tindakan TT Tgl Catatan Perkembangan TT


Dx Perawat Jam Perawat
1,2, 01/11/2021 - Mengkaji keadaan umum Ny.S : K/U lemah, GCS 05/11/ Dx 1 : Hipovolemia B.D Kehilangan cairan dan
3 456, Kesadaran composmentis, CRT 2dtk, Ny.S
ȼɳß 2021 elektrolit D.D. Hematochechezia ȼɳß
07.15
mengalami nyeri didaerah anus, Ny.S mengeluh BAB
mengeluarkan darah,
1,2, - Mengobservasi TTV : TD 90/60 mmHg, HR 82 x/mnt, S:
3 Suhu 36,0oC, RR 20x/mnt
07.15 - Mengidentifikasi tanda dan gejala hipovolemia - Ny.S mengonsusmsi makanana lunak dan sayur
(Frekuensi BAB 1x sehari, nyeri saat BAB, BAB tinggi serat dan asupan cairan
1 dengan Hematochechezia)
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik durasi, -Ny.S merasakan perutnya sedikit lega dan teraba
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri (P: Post Op masa di Rektal
2 Hemoroidektomi, Q: Nyeri seperti diiris-iris, R: anus
07.30 menjalar ke pinggang, S: sedang dengan skala 7, T: O:
Timbul saat berpindah posisi)
1 - Mengkaji pergerakan usu (Peristaltik bising usus 22 -Ny.S melakukan defekasi pada 22/10/2021
08.00 x/mnt),
- Mengkaji karakteristik feses (Warna kecoklatan -Konsistensi cair, warna coklat darah, bau obat
1 bercampur darah, bau khas, kosistensi cair lengket
09.00 - Mengidentifiaski respons nyeri non verbal (wajah - teraba masa pada rektal
2
tampak meringis)
10.00 -Bising usus 26x/mnt, CRT 2 dtk
- Memberikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
11.25 rasa nyeri, terapi pijat, aromaterapi, teknik relaksasi
1,2, -Tranfusi PRC +O
3 - Mengedukasi masase abdomen
- Monitoring prinsip 6 Benar ( Benar pasien, obat, dosis, A : Masalah Teratasi Sebagian
rute dan dokumentasi
1 - Menganjurkan mengkonsumsi makanan yang P : Intervensi Dilanjutkan Manajemen
mengandung tinggi serat
Hipovolemia No 2,7,8,9,10 Dan Pemantauan
43

12.45 - Memonotoring DL, Kebutuhan cairan, intake-output Cairan No 2,5


- Menganjurkan meningkatkan asupan cairan
- Melakukan konsultasi dengan tim medis tentang
1 13.05 penurunan / peningkatan frekuensi suara usus
- Melakukan kolaborasi penggunaan obat pencahar
1,2, 03/11/2021 - Mengkaji keadaan umum Ny.S : K/U lemah, GCS 05/11/ Dx. 2 : Perfusi Perifer Tidak Efektif B.D
3 456, Kesadaran composmentis, CRT <2dtk, Ny.S
ȼɳß 2021 Penurunan Kosentrasi Hemoglobin D.D. ȼɳß
07.00
mengalami nyeri didaerah anus, Anemia
- Mengobservasi TTV : TD 100/61 mmHg, HR 90
x/mnt, Suhu 36,0oC, RR 20x/mnt
07.15
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik durasi, S:
1,2,
3 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri (P: Post Op -Ny.S sudah dapat duduk semifowler secara
Hemoroidektomi, Q: Nyeri seperti diiris-iris, R: anus mandiri dan nyaaman
menjalar ke pinggang, S: sedang dengan skala 7, T:
07.30 Timbul saat berpindah posisi) -Ny.S masih menrasakan nyeri di daerah anusnya
- Monitoring faktor risiko hipovolemia (mis. obat saja
2 -obatan, tirah baring, dan cairan isotonis) O:
08.00 - Monitoring penggunaan obat pencahar
- Mengedukasi kesesuaian jenis analgesic berupa -Ny.S sudah tidak lesu,letih, saat makan, Tugor
Haemokain kulit tidak elastis
09.00 - Mempertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit -CRT <2 dtk, Akral hangat, Warna kulit merah
2
iritasi TTV :
1,2, - Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah Kesadaran composmentis, GCS 456, TD 110/87
3 pemberian mmHg, HR 100 x/mnt, Suhu 36,0oC, RR 18x/mnt
- Mengidentifiaski respons nyeri non verbal (wajah
10.00 A : Masalah Teratasi
tampak meringis)
- Memberikan teknik nonfarmakologi untuk P : Intervensi Dihentikan Dan Evaluasi
2 mengurangi rasa nyeri, terapi pijat, aromaterapi,
11.25
teknik relaksasi
- Mengedukasi masase abdomen, kompres hangat
- Mengedukasi jenis makanan yang membantu
12.45
meningkatkan keteraturan peristaltik usus
1 - Memfasilitasi Istirahat tidur
- Memfasilitasi kontrol Lingkungan
- Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
44

1,2, 05/11/2021 - Mengkaji keadaan umum Ny.S : K/U lemah, GCS 05/11/ Dx 3 : Nyeri Akut B.D Agen Pencedera Fisik
3 456, Kesadaran composmentis, CRT <2dtk, Ny.S ȼɳß 2021 D.D Haemorohoidektomi ȼɳß
07.00 mengalami nyeri didaerah anus,
- Mengobservasi TTV : TD 92/52 mmHg, HR 89 x/mnt,
Suhu 36,0oC, RR 20x/mnt
S:
07.15 - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri (P: Post Op -Ny.S masih merasakan nyeri di daerah anus saja
Hemoroidektomi, Q: Nyeri seperti diiris-iris, R: anus
2 menjalar ke pinggang, S: sedang dengan skala 7, T: -Ny.S hanya merasakan nyeri saat tidur terlentang
07.30
Timbul saat berpindah posisi)
- Mengidentifikasi kemungkinan alergi, interaksi, O:
kontraindikasi obat - Provoke : Post Op Hemoroidektomi, Quality :
08.00 - Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Nyeri cekot-cekot, Region : anus menjalar ke
3 (perubahan status nutrisi haemorhoid)
09.00 - Monitoring pemberian obat Suppositoria anal untuk pinggang, Scala : sedang dengan skala 4, Time :
konstipasi Timbul terlentang
10.00
- Mengatur posisi tiap 2 jam jika tirah baring - Tampak meringis saat berbaring
3
11.25 (Miring kanan-Terlentang-miring kiri) - Hasil pemeriksaan Colonoscopy 21 oktober 2021
- mencegah penghangtan yeng berlebihan dengan tampak prolaps dari hemorrhoid, tdk tampak
pertahankan suhu ruangan dingin dan kelembaban perdarahan aktif, rektum dan kolon diatas baik
rendah
12.45 A : Masalah Teratasi Sebagaian
- mengedukasi pentingnya Personal Hygine
3
( kebutuhan kebersihan diri ) P : Intervensi dilanjutkan No 3,4,5(intervensi
- Mengedukasi penggantian baju pasien dan pakaian utama pemberian analgesik), No 5,7,8,10
yang longgar (Manajemen Nyeri)
- Mengedukasi penggunaan pelembab salep
13.05
45
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil uraian yang telah menguraikan tentang asuhan
keperawatan pada Malignant Neoplasm Of Rectum, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada pengkajian keperawatan masalah utama Nyeri Akut B.D. Agen
pencedera fisik (Prosedur pembedahan) D.D. Post Op
Hemoroidektomi (SDKI D.0077, Hal 172), Perfusi Perifer Tidak
Efektif B.D Penurunan Kosentrasi Hemoglobin D.D. Anemia
(SDKI D.0009, Hal 37), Hipovolemia B.D Kehilangan cairan dan
elektrolit D.D. Hematochechezia (SDKI D.0023, Hal 64),
2. Pada penegakan diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan ini
dengan masalah utama pada pasien Ny.S dengan Nyeri Akut B.D.
Agen pencedera fisik (Prosedur pembedahan) D.D. Post Op
Hemoroidektomi (SDKI D.0077, Hal 172), Perfusi Perifer Tidak
Efektif B.D Penurunan Kosentrasi Hemoglobin D.D. Anemia
(SDKI D.0009, Hal 37), Hipovolemia B.D Kehilangan cairan dan
elektrolit D.D. Hematochechezia (SDKI D.0023, Hal 64),
Intoleransi Aktivitas B.D Tirah Baring D.D Ca Rectum (SDKI
D.0056, Hal 128), Defisit Perawatan Diri B.D Kelemahan D.D Ca
Rectum (SDKI D.0109,Hal 240), Risiko Infeksi D.D Efek Prosedur
Invasif Pemasangan Kateter (SDKI D.0142, Hal 304)
3. Pada akhir evaluasi pada tanggal 05 November 2021 masalah
teratasi sebagian karena terbatasnya waktu dalam perawatan pasien
4.2 Saran
Hasil penulisan makalah seminar ini dapat menjadi masukan bagi pelayanan
kesehatan khususnya pada pelayanan kesehatan dengan diagnosa medis
Malignant Neoplasm Of Rectum, Anemia, Hematochezia Post Op
Hemoroidektomi.

46
47

DAFTAR PUSTAKA

1. Black Joyce.M & Jane Hokanse Hawks. (2014). Keperawatan Medikal


BedahEd 8 Jilid 3. Jakarta : Salemba Medika
2. Dourman K. Waspadai Stadium Ca Rectum. Jakarta: Cerdas Sehat; 2013.
3. Hariyono, Y. (2010) Evaluasi Pengobatan Pasien Malignant Neoplasm Of
Rectum Rawat Inap di Unit Stroke RSUD Banyumas Januari-April 2010.
Universitas Sanata Dharma.
4. Kharti Gempitasari, F. and Betriana, F. (2019) ‘Implementasi Evidence Based
Nursing pada Pasien dengan Hematochezia Post Op Hemoroidektomi:
Studi Kasus’, Jurnal Endurance.
5. Nastiti, D. (2012) Gambaran Faktor Risiko Kejadian anemia Rawat Inap di
RS Krakatau Medika Tahun 2011. Universitas Indonesia.
6. Siti Rohmatul Laily (2017) ‘Karakteristik Penderita Malignant Neoplasm Of
Rectum’, Jurnal Berkala Epidemiologi.
7. Pearce C, Evelyin. (2011). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai