BAB I
PENDAHULUAN
bersifat produktif dan dapat dilakukan oleh semua kalangan. Asalkan ia telah
belajar sebelumnya, baik secara formal maupun non formal. Untuk menjadi
seorang penulis yang mahir dan menghasilkan tulisan yang baik, tidak bias diraih
dengan cepat, melainkan perlu usaha dan proses untuk mencapai ke arah tujuan
itu. Kegiatan menulis bagi sebagian orang memang memerlukan konsentrasi yang
tinggi dan motivasi di dalamnya, sehingga akan terasa berat dan melelahkan untuk
dilakukan.
tidak memerlukan waktu khusus. Perihal kualitas tulisan, apa yang ditulis, biarkan
Dilihat dari latar belakang di atas maka penulis membatasi masalah yang
BAB II
PEMBAHASAN
samping itu, pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur asing juga
Di dalam bab ini hanya di uraikan sedikit contoh dari penulisan huruf,
kata, kalimat, dan paragraph ragam baku bahasa laporan penelitian. Contoh yang
diperikan diambil dari huruf, kata, kalimat, dan paragraph yang sering salah di
ditunjukkanbeserta pembetulannya.
II.2 Huruf
atau huruf besar selain sebagaihuruf pertama dalam awal kalimat, juga dipakai:
3
(1) sebagai huruf pertama ketikan langsung: (2) huruf pertamadalam ungkapan
yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata gantiuntuk
Tuhan: (3) sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang: (4) sebagai huruf pertama unsure nama
jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau atau nama tempat: (5) sebagai huruf
pertama unsure-unsur nama orang: (6) sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa,dan bahasa: (7) sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan
peristiwa sejarah: (8) sebagai huruf pertama nama geografi: (9) sebagai huruf
serta nama dokumen resmikecuali kata seperti dan;(10) sebagai huruf pertama
setiap unsure bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga
pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar dan judul karagan,
kecuali seperti kata di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yangtidak terletak pada
posisi awas;(12) sebagai huruf pertama unsure singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan; (13) sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti
bapak, ibu, saudara, kaka, adik, dan pamanyang di pakai dalam penyapaan dan
pengacuan; dan (14) sebagai huruf pertama kata ganti Anda dan Saudara.
kekerabatan, sesuai dengan kaidah, huruf pertamanya ditulis dengan huruf capital
jika kata itu digunakan sebagai sapaan atau pengacuan.Akan tetapi, jika tidak
4
1.”Maaf, saya terpaksa berdusta kepada Bapak kemarin,”kata dia kepada orang
tuanya.
Kata bapak pada kalimat(1) ditulis dengan huruf capital karena kata
menyapa orang kedua atau orang yang diajak bicara(lawan bicara). Pada kalimat
(2) dan (3) Pak Muhajir dan Ibu Ketua masing-masing huruf pertamanya ditulis
dengan huruf capital karena gabungan kata itudigunakan untuk menyebut atau
mengacu pada orang ketiga yang dibicarakan, akan tetapi, dalam hal ini perlu
diketahui bahwa tidak semua pengacuan atau ungkapan yang mengacu pada orang
ketiga harus ditulis dengan huruuf capital. Pada umunya pengacuan yang huruf
pertamanya harus ditulis dengan huruf capital adalah pengacuan yang bentuknya
berupa gabungan antara penunjukan hubungan kekerabatan dan nama orang atau
nama jabatan.Misalnya, Bapak Rektor, Ibu Dekan, Dik Anna, Pak Dukuh, Kak
Sitti.
huruf pertamaynya ditulis dengan huruf kapital.Akan tetapi, jika tidak digunakan
5
yang digunakan sebagai nama jenis.Huruf pertama nama geografi yang digunakan
sebagai nama jenis. Hrurf pertama nam geografi yang digunakan sebagai nama
jenis tidakditulis dengan huruf capital, tetapi ditulis dengan huruf kecil biasa.
Selain pemakaiaan huruf besar atau huruf capital, yang sering salah
dituliskan oleh para peneliti adalah huruf miring. Huruf miring dipakai (1) untuk
menuliskna nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan; (2)
untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelopok
kata; (3) untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing keuclai yang
tulisan tangan atau ketikan, bukan cettakan, huruf atau kata yang akan dicetak
laporan penelitian. Penulisan judul artikel, judul sajak, judul bab buku, dan judul
karagan yang belum diterbitkan ialah diletakkan di antara tanda petik. Hal ini
berbeda dengan penulisan judul buku, nama majalah, dan nama surat kabar, huruf
Indonesia atau kata asing yang belum diserap kedalam bahasa Indonesia harus
ditulis dengan huruf miring. Penulisan kata yang berupa nama ilmiah pun harus
ejaan asing sehingga nama ilmiah itu pun dengan sendirinya masih dipandang
salah menulis pemenggalan kata.Terlebih dari itu, perlu diketahui bahwa akhiran
–I tidak dipenggal. Termasuk dalam hal penulisan huruf ialah penulisan nama
orang, badan hokum , dan namadiri. Nama orang, badan hokum, dan nama diri
II.3 Kata
berimbuhan, gabungan kata, kata ulang, kata depan, partikel, pemenggalan kata,
Kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, gabungan kata, kata ganti-ku,- kau,
-mudan –nya;kata depan di, ke, dan dari; kata si dan sang; partikel; singkatan dan
akronim; serta angka dan lambing bilangan perlu juga diperhatikan. Kesalahan-
kesalahan yang menyangkut hal itu muncul dalam aneka rupa.Semua ini sudah
ada aturannya.
7
Sesuai dengan kaidah dalam bahasa Indonesia, gabungan kata atau yang
contoh lain, jika frasa, bukan kata majemuk, mendapatkan awalan dan
ke samping dikesampingkan
Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata itu hanya mendapatkan
awalan atau akhiran, yang ditulis serangkai hanya awalan atau akhiran tersebut
akhiran ditulis serangkai, tidak diantarai dengan tanda hubung.Akan tetapi, jika
gabungan kata itu relative masih baru, belum banyak digunakan orang, tanda
bentukan kata semacam itu sesuai dengan kaidah yang menyebutkan bahwa
gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah tafsir
dapat ditulis dengan tanda hubung guna menegaskan pertalian antarunsur yang
bersangkutan.
terikat yang lain bukan merupakan unsure bebas, melainkan merupakan unsur
terikat yang hanya dapat berdiri jika bergabung dengan unsur lain. Sejalan dengan
kaidah, gabungan kata yang salah satu unsurnya berupa unsur terikat penulisannya
mikrohandsome, dan lain-lain. Bentuk-bentuk terikat yang lain itu adalah mono-,
multi-, nara-, poli-, pra-, pramu-, pro-, purma-, re-, semi-, sub-, supra-, kontra-,
9
swa-, tele-, trans-, tuna-, ultra-, eka-, dwi-, tri-,catur-, panca-, sapta-, dasa- dan
lain-lain.
Dalm penulisan unsur terikat perlu di pahami bahwa unsur terikat tertentu
apabila dirangkaiikan dengan unsur lain yang berhuruf kapital harus diberi tanda
Khusus berkenaan dengan unsur terikat maha-, unsur itu tertulis terpisah
jika diikuti oleh kata Esa atau kata yang sudah berimbuhan.Selain itu, hruf
pertama pada setiap unsurnya ditulis dengan huruf kapital.Hal ini karena kata
maha digunakan berkaitan dengan sifat Tuhan. Misalnya: Maha Esa, Maha
Kata ulang tidak ditulis dengan angka dua.Kata atau bagian kata yang
diulang ditulis kembali secara lengkap dengan menyertakan tanda hubung diantara
unsur yang diulang.Kata ulang yang mengalami perubahan fonem pun unsur yang
diulang ditulis kembali secara lengkap dengan disertai tanda hubung diantara
keduannya. Gabungan kata atau kata majemuk jika akan diulang, tidak perlu
seluruh unsurnnya ditulis ulang. Hal ini karena—jika seluruh unsurnya harus
ditulis ulang—kita akan menghadapi masalah yang cukup rumit, terutama apabila
kita ingin mengulang gabungan kata yang bentuknya cukup panjang, seperti
Penulisan di sebagai kata depan dan di – sebagai awalan sampai saat ini
sering dikacau orang. Hal ini tidak perlu terjadi jika parra pemakai bahasa telah
Adapun di- yang merupakan awalan ditulis serangkaian dengan kata yang
mengikutinya.Misalnya : diperiksa,dikumpulkan,ditulis.
Bentuk pun ada yang ditulis secara terpisah dan ada juga yang
diserangkaikan. Bentuk pun yang ditulis terpisah dari unsur yang mendahuluinya
adalah pun yang berpadanan dengan kata juga dan saja, sedangkan yang ditulis
serangkain adalah yang telah membentuk satu kesatuan yang padu dengan unsur
yang mendahuluinya. Bentuk pun yang sudah dianggap terpadu dan harus ditulis
Adapun,andipun,ataupun,bagaimanapun,biarpun,kalaupun,kendatipun,meskipun,s
Seperti halnya bentuk pun, bentuk per juga dapat ditulis serangkaian dan
dapat pula ditulis terpisah.Dalam hal ini, pemakaian bentuk per dapat ditinjau dari
dua segi yang berbeda.Pertama, jika menyatakan bilangan pecahan atau sebagi
awalan (baian dari gabungan imbuhan), bentuk per ditulis serangkaian dengan
kata berkaitan dengan pemakaian bahasadi dalam ragam tulis memisahkan bagian-
bagian kata dalampergantian baris.Suatu kata yang yang terletak pada ujung baris
apbila tidak cukup ditulis pada ujung baris itu tentu saja perlu di penggal. Dalam
pemenggalan itu antara bagian yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan
tanda hubung yang didahului dengan spasi. Jadi, tanda hubung itu ditulis merapat
membuat pemenggal secara otomatis, yang kadang benar dan kadang juga
meletakkan tanda hubung dalam posisi yang dikehendaki. Dengan cara ini,
komputer akan memenggal kata sesuai dengan kehendak penulis. Apabila cara ini
12
pun tidak berhasilkarena bagian kata sesudah tanda tidak mau turun kebaris
Pada pergantian baris, tanda hubung ditulis diujung baris, persisi setelah
bagian kata yang dipenggal. Tanda hubung itu tidak diletakkan di bawah ujung
baris. Bagian kata, baik yang berupa suku kata maupun imbuhan, yang hanya
terdiri dari satu huruf pada ujung baris atau pada pngkal bais. Apabila pada
Nama orang hanya terdiri dari satu unsur, misalnya Mustafa, sebaiknya
nama itu tidak dipenggal. Apabialanama yang hantya terdiri atas satu unsur itu
tidak cukup ditulis pada ujung baris, lebih baik nama itu dipindah kan pada pankal
baris. Jika pemindahan itu mengakibatkan margin kanan tidak rapi, dari segi
bahasa hal itu tidak menjadi masalah. Kita lebih baik mengikuti kaidah dengan
yang pertama, tentulah kita termasuk pemakai bahasa yang memiliki sikap positif
secermatnya secermat-cermatnya
(39)Penelitian yang dipimpin (39a)Penelitian yang dipimpin oleh
Masih dalam hal penulisan kata, penulis laporan penelitian sering salah
baik dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan dengan mengikuti bentuk
gabungan suku kata, atau gabungan huruf huruf awal dan suku katayang ditulis
dan dilafalkan seperti halnya kata biasa.Perihal penulisan singkatan dan akronim,
Selain itu, angka dan lambang bilangan juga perlu diperhatikan karena
masih sering dijumpai salah penulisnya.Tanda baca pun harus diperhatikan oleh
penulis laporan penelitian.Untuk semua ini sudah ada pedoman yang dapat
memadai menjadikan bahasa laporan penelitian kita baku. Akan ttapi, tidak cukup
hanya itu, perlu dingat bahwa kalimat pun harus disusun secara lengkap dan baku.
selalu dihadapkan pada pilihan, apakah memilih kata Indonesia atau kata asing.
unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing
dapat dibagi atas 2 golongan besar. Pertama, unsur pinjaman yang belum
Kaidah ejaan yang belaku bagi unsur serapan it dapat dilihat pada
diketahuinya aturan tentang hal itu. Tanda titik, tanda koma, tanda titik koma,
tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda elipsis, tanda tanya, tanda seru,
tanda kurung, tanda kurung siku, tanda titik tunggal, tanda garis miring, dan tanda
rinci perihal pemakaian tanda baca dapat dilihat dalam bab kesalahan-kesalahan
efektif harus tersusun sesuai dengan kaidah yang berlaku.Darisegi kaidah tata
bahasa, sekurang-kurangnya kalimat itu harus memiliki unsur subjek dan predikat.
Kalimat yang tidak bersubjek umumnya terjadi karena penggunaan kata depan
mortalitas tinggi.
Kata depan dari yang terletak pada awal kalimat itu dapat menghilangkan
gagasan yang ingin disampaikan karena dengan adanya kata depan iu subjek
hasil penelitian, yang didahului kata depan dari. Adanya kata depan itu harus
tinggi.
Perbaikan dengan cara lain dapat juga dilakukan, yaitu dengan tetap
tinggi.
Kata dari pada kalimat (40b) itu mendahului subjek, tetapi merupakan
bagian dari keterangan karena subjek ny bukan lagi hasil penelitian, melainkan
dan sesudah ada kata itu. Perhatikan kalimat (41)menjadi seperti berikut.
(41a) Salah satu ciri logam ialah akan memuai jika dipanaskan.
agar, karena, atau sehingga.Kalimat Seperti ini bukan kalimat efektif. Kata-kata
kalimat satu dengan kalimat yang lain. Sebagai bagian kalimat, unsure yang
kalimat.Sebaliknya, unsur yang disebut anak kalimat itu selalu tergabung dengan
bagian kalimat yang lain, yang merupakan induk kalimatnya. Oleh karena itu,
bagian kalimat tersebut harus ditulis serangkai dengan bagian kalimat yang lain.
Jika bagian kalimat yang mengikuti kata penghubung itu ingin lebih
ditonjolkan, bagian kalimat itu dapat saja ditempatkan pada awal kalimat. Bagian
berikut ini.
42) Penelitian ini belum dapat dilaksanakan. Karena dana yang diusulkan
belum turun.
17
belum turun.
Karena dana yang diusulkan belum turun, penelitian ini belum dapat
dilaksanakan.
43) Usulan penelitian ini sudah lama diajukan, tetapi kepala proyek belum
menyutujuinya.
Usulan penelitian ini sudah lama diajukan, tetapi belum disetujui oleh
kepala proyek.
Kami sudah lama mengajukan usulan penelitian ini, tetapi kepala proyek
belum menyutujuinya.
tewas dan yang luka-luka. Dari segi penalaran, tampaknya tidak mungkin suatu
pembunuhan dilakukan terhadap orang yang sudah tewas. Jika pembunuhan itu
dilakukan terhadap orang yang luka-luka, hal ini masih mungkin meskipun
seperti berikut.
tata ruang kawasan tersebut. Hal itu merupakan tindak lanjut Keppres
banyak.
setiap unsurnya itu berupa anak kalimat.Kalimat ityu terjadi karena dua gagasan
Kalimat efektif antara lain dicirikan dari kehematannya. Kehematan itu dapat
antara lain, berupa penghilang subjek ganda, bentuk besinonim dan bentuk jamak
47) sebelum laporan penelitian ini dikumpulkan, laporan penelitian ini harus
dahulu.
Dua kata lebih yang mendukung fungsi yang sama menyebabkan kalimat
tidak efektif, misalnnya adalh merupakan, seperti misalnnya, agar supaya dan
demi untuk.
Dalam bahasa Indonesia dewasa ini, ada kecendrungan orang untuk selalu
mengulang kata benda bila ingin menyatakan jamak. Selain itu, sebenarnya masih
ada cara lain untuk menyatakan jamak tersebut, yaitu dengan menggunakan kata
menggunakan kedua cara itu secara bergantian sehingga bahasanya akan lebih
kaya. Misalnya, kata anak dapat dijamakan menjadi anak-anak- atau banyak
jamak, padahal pengulangan itu sebenarnnya tidak perlu karena kata itu
ini.
Kata orang dalam kalimat itu tidak perlu ditulis orang-orang karena yang
Demikian juga halnya, kata bermakna jamak, seperti semua, segala, seluruh,
jamak.Kalimat (50) berikut ini adalah contoh yang kurang tepat dan dapat
antaranya adalah sesuai dengan, bergantung pada, terbuat dari, terdiri atas,
Kalimat efektif berunsur padat, ada pilihan kata (diksi) yang perlu
Dalam bahasa tulis ilmiah seperti halnya bahasa laporan penelitian, sedapat
mungkin ciri ragam lisan dihindari. Pada kalimat tersebut juga lebih padat karena
ada pilihan kata lain yang dimaksudkan untuk menggantikan frasa atau kelompok
kata yang diakibatkan melakukan. Hal-hal seperti ini selayaknya diperhatikan oleh
contoh berikut.
52) Surakarta juga sebagai kota transit antara Surabaya dan Jakarta
rancu.
pula. Paragraf yang efektif itu adalah paragraf yang mengandung kesatuan
utama, yang diikuti oleh beberapa gagasan pengembang atau penjelas.Oleh karena
sisitematis, logis, dan mudah dipahami.Kepaduan itu dapat dicapai jika jalinan
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
samping itu, pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur asing juga
Huruf adalah lambing atau gambar bunyi (bahasa), sedangkan fonem dalah satuan
berimbuhan, gabungan kata, kata ulang, kata depan, partikel, pemenggalan kata,
memiliki unsur subjek dan predikat. Kalimat yang tidak bersubjek umumnya
terjadi karena penggunaan kata depan pada awal kalimat.Paragraf yang efektif itu
gagasan utama.
25
III.2 SARAN
yang tidak sempurna. Melalui makalah ini, maka penulis menyarankan agar kita
mampu membuat penulisan yang baik dan benar. Karena jika terjadikesalahan
membuat hasil karya tulis yang kita buat tidak enak dibaca.
26
DAFTAR PUSTAKA
Angkasa.