Anda di halaman 1dari 1

Nama : Mutia Ayu S

NIM : 17613064/ Farmasi B 2017

Pengadaan adalah suatu usaha kegiatan untuk memenuhi kegiatan operasional yang
telah ditetapkan dalam fungsi perencanaan. Dalam mencapai tujuan pembangunan
kesehatan kegiatan berupa menjamin ketersediaan obat baik dalam hal jenis dan jumlah
yang tepat sesuai dengan kebutuhan sangat penting dilakukan guna untuk menghindari
adanya kekurangan dan kelebihan obat. Penyebab terjadinya kekosongan obat dikarenakan
terjadinya keterlambatan pengiriman, dan penetapan harga obat yang tidak tepat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 63 Tahun 2014 Pengadaan obat dilakukan
melalui e-purchasing secara e-catalog tetapi apabila mengalami kendala operasional dalam
aplikasi (offline) pembelian dapat dilakukan secara manual langsung kepada industri
farmasi yang tercantum dalam e-katalog. Dalam mencegah adanya kekosongan obat, maka
perlu dibuat adanya kebijakan tentang antisipasi kekosongan obat dan kebijakan untuk
melakukan peminjaman ke rumah sakit lain, selain itu juga dari pihak rumah sakit harus
menyediakan anggaran emergensi yang dilakukan dengan pembelian langsung oleh pihak
rumah sakit untuk mengantisipasi obat-obat yang kosong pada instalasi farmasi.

Dalam melakukan kegiatan pengelolaan apabila terjadi kesalahan pada suatu tahap
akibatnya akan mengacaukan siklus secara keseluruhan yang menimbulkan dampak seperti
pemborosan, tidak tersedianya obat, tidak tersalurnya obat, obat rusak dll. Metode
pengadaan yang dilakukan ada beberapa macam sesuai dengan sumber dana dan pedoman
yang tersedia. Jika pengadaan obat yang terjadi tergolong rendah dapat menunjukan bahwa
obat yang tersedia di instalasi farmasi merupakan obat-obat yang perputarannya lambat
atau obat tersebut diadakan dalam volume pemesanan yang besar. Upaya perbaikan yang
dapat dilakukan berhubungan dengan peningkatan frekuensi pengadaan yang masih rendah
adalah menerapkan metode EOQ.

Anda mungkin juga menyukai