Anda di halaman 1dari 7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.....................................................................................1
B. Rumusan masalah..............................................................................1
C. Tujuan pembahasan...........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian manajemen kinerja...........................................................2


B. Pentingnya manajemen kinerja...........................................................3
C. Praktik manajemen kinerja di sektor publik........................................3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................5
B. saran...................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Dalam pengelolaan sebuah organisasi atau perusahaan, diperlukan tata
kelola atau manajerial yang baik. Pengetahuan dasar manajemen perlu dipahami
dan diterapkan dengan baik oleh manajer sehingga akan sangat membantu dalam
melaksanakan tugas-tugasnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Manajemen yang baik adalah kunci kesejahteraan masyarakat yang terdiri dari
berbagai macam organisasi. Salah satu aspek kunci dalam manajemen adalah
bagaimana manajer dapat mengenali peran dan pentingnya para pihak yang akan
menunjang pencapaian tujuan perusahaan.

Manajemen merupakan suatu proses yang sangat dibutuhkan dalam dunia


perusaan, karena dalam proses manajemen terdapat langkah-langkah atau
tahapan dalam mencapai tujuan perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan
tersebut secara efektif dan efisien. Selain proses manajemen yang perlu
diperhatikan dalam sebuah instansi atau organisasi, kinerja dalam sebuah instansi
juga perlu diperhatikan. Karena, kinerja merupakan hasil kerja dan juga penilaian
atas kerja seseorang yang berkecimpung dalam dunia kerja sebuah instansi. Oleh
karenanya, kinerja juga membutuhkan manajemen, agar hasil yang diperoleh atau
kinerja dari para pekerja atau karyawan dapat mencapai hasil yang ditujukan oleh
perusahaan.

Melaksanakan manajemen kinerja akan memberikan manfaat bagi


organisasi, tim, dan individu. Manajemen kinerja mendukung tujuan menyeluruh
organisasi dengan mengaitkan pekerjaan dari setiap pekerja dan manajer pada
keseluruhan unit kerjanya.

1. 2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan saya bahas yaitu :
1. Apa itu manajemen kinerja?
2. Mengapa Manajemen Kinerja diperlukan?
3. Bagaimana praktik manajemen kinerja di sektor publik?

1. 3 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan mengetahui bagaimana manajemen
kinerja di sektor publik berjalan guna mengetahui bagaimana manajemen yang
baik untuk sebuah organisasi publik. Makalah ini juga dibuat dalam rangka
pemenuhan tugas individu mata kuliah Akuntansi Publik.

BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian manajemen kinerja


Manajemen berasal dari kata manage yang berarti mengatur. Manajemen
merupakan suatu proses yang menggunakan metode ilmu dan seni untuk
menerapkan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok manusia yang dilengkapi
dengan sumber daya /faktor produksi untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan terlebih dahulu, secara efektif dan efisien (George R Terry, dalam
Principles of Management. Sedangkan, John R Schemerhom Jr dalam bukunya
yag berjudul Management menuliskan bahwa manajemen merupakan proses yang
mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
terhadap penggunaan sumber daya yang dimilikim, baik manusia dan material
guna mencapai tujuan. Sementara kinerja adalah kesanggupan seseorang atau
sekelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya
sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil yang di harapkan.

Menurut Bacal(1994), manajemen kinerja sebagai proses komunikasi yang


dilakkukan secara terus menerus dalam kemitraan antara karyawan dengan
atasan langsungnya. Proses ini meliputi kegiatan membangun tumpuan yang jelas
serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Sedangkan menurut
Amstrong (2004), manajemen kinerja adalah sarana untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik dari suatu organisasi, tim, dan individu dengan cara memahami
dan mengelola kinerja dalam suatu kerangka tujuan, dan persyaratan-persyaratan
petunjuk yang disepakati. Dan menurut Schwartz (1999), manajemen kinerja
adalah gaya manajemen yang dasarnya adalah komunikasi terbuka antara
manajer dan karyawan yang menyangkut penetapan tujuan, memberikan umpan
balik baik dari manajer kepadad karyawan, maupun sebaliknya. Dengan demikian
hakikat manajemen kinerja adalah bagaimanan suatu organisasi dapat mengelola
seluruh kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya.

2. 2 Mengapa manajemen kinerja diperlukan


Manajemen kinerja bukan hanya memberikan keuntungan kepada
organisasi saja, melainkan kepada manajer dan individu. Bagi organisasi, manfaat
manajemen kinerja adalah menyesuaikan tujuan organisasi dengan tujuan tim dan
individu, memperbaiki kinerja, memotivasi pekerja, meningkatkan komitmen
pekerja, memperbaiki proses pelatihan dan pengembangan, meningkatkan dasar
keterampilan, mengusahakan perencanaan karir, dan membantu menahan pekerja
terampil agar tidak pindah. Bagi manajer, manfaat manajemen kinerja antara lain
sebagai upaya klarifikasi kinerja dan harapan perilaku, menawarkan peluang
menggunakan waktu secara berkualitas, mengatur kinerja karyawan, membantu
meningkatkan dan mengembangkan kinerja karyawan, memotivasi karyawan. Bagi
individu, manfaat manajemen kinerja antara lain untuk mendukung pemahaman
peran atau jobdesc, mendorong agar mengusahakan kinerja yang terbaik sehingga
kemampuan dapat meningkat, membantu menilai kejujuran dalam aktivitas bekerja
sehingga kualitad dalam pekerjaan dapat ditingkatkan.

Kinerja secara umum dapat dipahami sebagai besarnya partisipasi yang


diberikan pegawai terhadap kemajuan dan perkembangan di organisasi tempai ia
bekerja. Dengan demikian diperlukan kinerja yang lebih baik dan optimal dari
pegawai sebagai bagian dari organisasi guna mengoptimalkan tugas yang
diemban nya. Sistem manajemen kinerja merupakan proses tata kelola kerja yang
memberikan umpan balik bagi perencanaan strategis. Dengan adanya sistem
kinerja tersebut, diharapkan suatu organisasi dapat memiliki perencanaan yang
lebih baik karena didapatkan dari hasil kinerja yang sebelumnya. Hasil pengukuran
atas kinerja tersebut akan dijadikan sebagai dasar perbaikan kinerja melalui
perumusan rencana tindakan dan program. Pengukuran kinerja yang baik adalah
pengukuran kinerja yang dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai
kinerja suatu organisasi. Kinerja pada organisasi sektor publik juga menjadi
cerminan pertanggungjawaban seorang manajer publik.

3. 3 Praktik manajemen kinerja di sektor publik


Setiap aktivitas atau kegiatan dalam kegiatan dalam organisasi dilakukan
untuk mnedukung program atau tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
Tercapainya program atau tujuan tercermin dalam kinerja organisasi. Kinerja
dipengaruhi oleh banyak faktor. Kinerja dapat dipengaruhi tidak hanya orang
namun juga kegiatan yang dilakukan sehingga pengukuran kinerja harus dapat
mencakup banyak faktor tersebut secara menyeluruh. Kinerja organisasi publik
diidentifikasi dengan keberhasilan organisasi tersebut dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat. Pengukuran kinerja merupakan suatu instrumen yang digunakan
untuk menilai luaran dari suatu kegiatan terhadap target dan tujuan yang telah
ditetapkan. Menurut Mardiasmo(2009), pengukuran pada organisasi sektor publik
dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah, pengalokasian
sumber daya dan pembuatan keputusan, dan mewujudkan pertanggungjawaban
publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan. Terdapat beberapa cara yang
sering digunakan dalam pengukuran kinerja di sektor publik. Menurut Mahsun
(2009), ada beberapa pendekatan pengukuran kinerja di sektor publik seperti
analisis anggaran, analisis rasio laporan keuangan, performance audit (value for
money), dan balanced scorecard. Selain itu, mekanisme insentif untuk mendorong
pencapaian kinerja harus diatur dengan baik. Pemberian insentif harus jelas
sehingga pegawai dapat terpacu dengan baik untuk meningkatkan kinerja sebagai
pengaruh pemberian insentif. Dengan kinerja yang meningkat maka akan
berpengaruh terhadap pemberian insentif (Semakin efektif manajemen kinerja
semakin tinggi kinerja).

Propper and Wilson (2003) berpendapat bahwa praktik-praktik manajemen


kinerja dapat menghasilkan tujuan-tujuan manajerial, yaitu setiap pegawai dapat
memahami apa yang organisasi inginkan, dapat mengukur kinerja menurut tujuan
dan target-targetnya, digunakan sebagai pembelajaran dan meningkatkan kinerja,
dan sebagai dasar dalam pemberian kompensasi kepada pegawai. Spesifikasi dan
pemantauan kinerja yang hati-hati sekaligus dengan paket insentif dan juga sanksi
dapat digunakan untuk memastikan bahwa maanjer organisasi sektor publik untuk
terus bertindak sesuai dengan kepentingan masyarakat. Budaya organisasi yang
kuat juga dapat meningkatkan kinerja organisasi dan kinerja individu. Bahkan
disebutkan bahwa organisasi yang melakukan perubahan budaya lebih efektif
dibandingkan degan organisasi yang tidak melakukan perubahan budaya.
BAB III

PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Manajemen yang baik adalah kunci kesejahteraan masyarakat yang terdiri dari
berbagai macam organisasi. Salah satu aspek kunci dalam manajemen adalah
bagaimana manajer dapat mengenali peran dan pentingnya para pihak yang akan
menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Tercapainya program atau tujuan
tercermin dalam kinerja organisasi. Kinerja organisasi publik diidentifikasi dengan
keberhasilan organisasi tersebut dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pengukuran kinerja merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk menilai
luaran dari suatu kegiatan terhadap target dan tujuan yang telah ditetapkan.

Mekanisme insentif juga dapat meningkatkan kualitas kinerja pegawai.


Mekanisme insentif untuk mendorong pencapaian kinerja harus diatur dengan
baik. Pemberian insentif harus jelas sehingga pegawai dapat terpacu dengan baik
untuk meningkatkan kinerja sebagai pengaruh pemberian insentif. Dengan kinerja
yang meningkat maka akan berpengaruh terhadap pemberian insentif (Semakin
efektif manajemen kinerja semakin tinggi kinerja).

4. 2 Saran
Demikian makalah ini saya susun, semoga dapat memberi manfaat bagi siapa
saja yang membacanya. Tentulah saya menyadari akan kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang
membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Nursam, Nasrullah. (2017). “Manajemen Kinerja pada tahun 2017” dalam Journal
Of Islamic Management vol. 2, No. 2 (Hal 167-175). Universitas Muslim
Indonesia Makassar.

Fitriyani, Dewi. (2014). “Balanced Scorecard: Alternatif Pengukuran Kinerja


organisasi Sektor Publik” dalam Jurnal Cakrawala Akuntansi Vol. 6, No. 1
(Hal 16-31). Universitas Jambi.

Ariyadi, Yuli dkk. (2013). “Praktik-praktik Manajemen Kinerja Pada Organisasi


Sektor Publik dan Hubungannya Dengan Kinerja Organisasi” dalam Journal
Of Accounting Vol. 2, No. 4 (Halaman 1). Universitas Diponegoro.

Sumanto, Ellen dkk. (2019). “ Manajemen Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Sektor
Perindustrian Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Provinsi
Sulawesi Utara” dalam jurnal Administrasi Publik Vol. V, No. 086.
Universitas Sam Ratulangi

Anda mungkin juga menyukai