Pertemuan 18 - Fadlah (Mobilisasi)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 35

Pertemuan 18

Tutor : Ns. Fadlah, S.Kep

Waktu: 2 x 60 menit

Submateri pertemuan:
1. Mobilisasi Pasien dengan Kruk dan Kursi Roda
2. Positioning
3. Range of Motion (ROM)
4. Kekuatan Otot

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 1


MOBILISASI PASIEN DENGAN KRUK

A. Pengertian
Kruk merupakan tongkat/alat bantu berjalan untuk meningkatkan mobilitas untuk klien yang memiliki
keterbatasan fisik. Penggunakan kruk sering bersifat sementara (misalnya, setelah kerusakan ligamen
pada lutut). Namun, beberapa pasien dengan kelumpuhan ekstremitas bawah membutuhkannya
secara permanen.

B. Tujuan
Tujuan penggunaan kruk :

1. Meningkatkan kekuatan otot


2. Pergerakan sendi dan kemampuan mobilisasi
3. Menurunkan risiko komplikasi dan mobilisasi
4. Menurunkan ketergantungan pasien dengan orang lain
5. Meningkatkan rasa percaya diri pasien

C. Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi
1. Orang yang mengalami keterbatasan fisik atau kemampuan dalam bergerak
2. Orang lansia dengan keterbatasan fisik atau gangguan
Saat tubuh menua, berbagai tubuh pun mengalami penurunan fungsi yang dapat mempengaruhi
kemampuan penglihatan, pendengaran, dan pergerakan sesorang
3. Orang yang pernah mengalami trauma
Trauma dapat menyebabkan cedera serius yang dapat mengakibatkan keterbatasan fisik
ataupun gangguan dalam jangka pendek atau panjang

Kontraindikasi

1. Penggunaan kruk tidak dilakukan pada pasien yang sedang mengalami pusing ataupun sakit
kepala
2. Penggunaan kruk tidak digunakan pada permukaan yang licin atau basah
3. Pada kondisi mengantuk penggunaan kruk tidak dilakukan karena akan membahayakan pasien

D. Hal yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Kruk


1. Ukuran Kruk
Walaupun sudah pernah memakai kruk sebelumnya, pastikan bantalan kruk dan handgrips
berada pada jarak yang tepat, sebagai berikut:

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 2


 Jarak crutch pad dari ketiak
Bantalan penopang (puncak kruk) harus 1,5 inchi sampai 2 inchi (sekitar lebar dua jari) di
bawah ketiak, dengan bahu rileks.
 Handgrip
Tempat ketika siku tertekuk sekitar 15˚ sampai 30˚, sehingga pemakai dapat sepenuhnya
memperpanjang siku ketika sedang melangkah.
 Panjang kruk (atas ke bawah)
Total panjang kruk harus sama, jarak dari ketiak sekitar 6 inchi di depan sepatu.

2. Memulai Posisi Tripod


Posisi tripod adalah posisi berdiri disaat menggunakan kruk. Posisi tripod juga posisi
memulai berjalan dengan menggunakan kruk. Untuk memulai posisi tripod, posisikan tip
kruk antara 4” sampai 6” ke samping dan di depan masing-masing kaki. Berdirilah di kaki
yang tidak cidera sebagai tumpuan.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 3


3. Berjalan Dengan Kruk
1) Mulailah di posisi tripod dan ingat gunakan kaki yang tidak cidera sebagai tumpuan
berat badan.
2) Majukan ke dua kruk, pindahkan kaki
3) Pindahkan kaki yang tidak cidera ke depan (di luar kruk)
4) Muka kedua kruk, dan kemudian pindahkan kaki
5) Ulangi langkah # 3 dan # 4
4. Duduk atau Bangkit dari Kursi dengan Kruk
1) Pastikan kursi stabil dan tidak akan menggelinding atau geser, dan kursi harus
memiliki lengan dan sandaran.
2) Berdiri dengan punggung kaki menyentuh bagian depan kursi.
3) Tempatkan kedua kruk di satu tangan, genggam kruk pada bagian handgrips.
4) Berpegang pada kruk (pada satu sisi) dan lengan kursi (di sisi lain) untuk keseimbangan
dan stabilitas sambil menurunkan badan untuk duduk atau naikkan badan ketika akan
bangkit dari kursi.
5. Naik tangga dengan Kruk
1) Klien di tangga dengan posisi tripod
2) Berat badan bertumpu pada kruk.
3) Kaki yang tidak cidera maju antara kruk ke tangga
4) Berat ditransfer dari kruk ke kaki yang tidak cidera di tangga
5) Kruk sejajar dengan kaki yang tidak cidera di tangga
6) Ulangi tahap urutan sampai bagian atas tangga

(A) (B) (C)

Menaiki tangga (A) Berat badan bertumpu pada kruk. (B) Berat ditransfer dari kruk ke kaki
yang tidak cidera di tangga. (C) Kruk sejajar dengan kaki yang tidak cidera di tangga

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 4


6. Turun Tangga dengan Kruk
1) Klien berdiri dengan posisi tripod
2) Berat badan bertumpu pada kaki yang tidak cidera
3) Kruk ditempatkan ke anak tangga, transfer berat badan ke kruk
4) Gerakkan kaki yang cidera ke depan.
5) Kaki yang tidak cidera sejajar di tangga dengan kruk
6) Ulangi urutan sampai mencapai bagian bawah tangga

(A) (B) (C)

Menuruni tangga. (A) Berat badan bertumpu pada kaki yang tidak cidera. (B) Kruk
ditempatkan ke anak tangga, transfer berat badan ke kruk. (C) Kaki yang tidak cidera
sejajar di tangga dengan kruk.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 5


MOBILISASI PASIEN DARI BED KE KURSI RODA
A. Pengertian
Membantu memindahkan pasien dari ranjang ke kursi roda.

B. Tujuan
1. Memungkinkan perubahan posisi tanpa menimbulkan cedera
2. Menjaga posisi tubuh yang baik

C. Prosedur
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur pada pasien dan instruksikan apa yang harus dilakukan
3. Rendahkan posisi bed
4. Dekatkan kursi roda ke samping bed, pada sudut 45 derajat terhadap bed
5. Pastikan kursi roda dalam keadaan terkunci dan pijakan kaki kursi roda dinaikkan
6. Bantu pasien duduk di tepi bed
7. Lebarkan kaki perawat
8. Tekuk lutut dan pinggul perawat segaris dengan lutut pasien
9. Masukkan tangan melewati bawah aksila pasien dan letakkan tangan pada skapula
10. Bantu pasien berdiri pada hitungan ketiga sambil meluruskan pinggul dan lutut perawat
11. Berputar pada kaki yang paling jauh dari kursi roda
12. Instruksikan pasien untuk menggunakan lengan kursi roda sebagai topangan
13. Tekuk pinggul dan lutut perawat, serta dudukan pasien di kursi roda
14. Posisikan pasien dengan benar pada posisi duduk (bersandar ke kursi roda dan menaruh
kaki pada pijakan kursi roda)
15. Pasang seat belt jika tersedia
16. Cuci tangan

Catatan : Bila pasien akan berpindah ke kursi roda, pastikan rodanya terkunci dan papan penopang
kaki dinaikkan.

Referensi:

Jacob, A. et al. 2014. Buku ajar : clinical nursing procedures. Edisi II. Diterjemahkan oleh : Estrada, R.
Tangerang : Binarupa Aksara.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 6


POSITIONING

A. Pengertian
Memposisikan pasien pada posisi yang baik untuk tujuan medis.

B. Tujuan
1. Memberikan kenyamanan pada pasien
2. Mencegah komplikasi akibat imobilitas
3. Meningkatkan sirkulasi
4. Merangsang fungsi fisiologis yang normal

C. Prinsip Umum dalam Mengatur Posisi


1. Menjaga posisi tubuh yang baik
2. Mintalah bantuan sesuai kebutuhan
3. Berikan matras kuat dan ketinggian ranjang berada pada ketinggian yang sesuai untuk kerja
4. Berikan sprei bersih dan kering
5. Hindari meletakkan bagian tubuh yang satu di atas bagian tubuh yang lain untuk mencegah
penekanan
6. Buat rencana perubahan posisi yang teratur untuk pasien selama 24 jam
7. Pastikan pasien merasa nyaman
8. Cuci tangan sebelum dan sesudah prosedur

D. Macam-macam Posisi
1. Posisi Fowler

 Posisi fowler adalah posisi tempat tidur di mana kepala dan batang dinaikkan 40 hingga 90
derajat.
 Posisi Fowler digunakan untuk orang yang mengalami kesulitan bernapas karena dalam posisi
ini, gravitasi menarik diafragma ke bawah sehingga memungkinkan ekspansi paru dan paru
yang lebih besar.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 7


 Posisi Low Fowler atau semi-Fowler, kepala dan batang dinaikkan menjadi 15 hingga 45
derajat; High Fowler's, kepala dan batang dinaikkan 90 derajat.
 Posisi ini berguna untuk pasien yang memiliki masalah jantung, pernapasan, atau neurologis
dan sering optimal untuk pasien yang terpasang NGT.
 Menggunakan footboard dianjurkan untuk menjaga kaki pasien dalam posisi yang tepat dan
untuk membantu mencegah jatuhnya kaki.

2. Posisi Orthopneic atau Tripod

 Posisi ortopneik atau tripod menempatkan pasien dalam posisi duduk atau di sisi tempat
tidur dengan meja di atas tempat tidur di depan untuk bersandar dan diberikan beberapa
bantal di atas meja untuk beristirahat.
 Pasien yang mengalami kesulitan bernapas sering diberikan dalam posisi ini karena
memungkinkan ekspansi dada secara maksimum.

3. Posisi Dorsal Recumbent

 Dorsal recumbent atau posisi berbaring terlentang, kepala dan bahu klien sedikit lebih tinggi
dari bantal kecil.
 Posisi ini memberikan kenyamanan dan memfasilitasi penyembuhan setelah pembedahan
dan anestesi tertentu.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 8


4. Posisi Litotomi

 Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian
perut.
 Tujuan adalah untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan dan memasang alat
kontrasepsi.

5. Posisi Supinasi (Terlentang)

 Supine yaitu posisi berbaring terlentang yang mirip dengan dorsal recumbent tetapi kepala
dan bahu tidak terangkat (elevasi).
 Sama seperti dorsal recumbent, posisi telentang memberikan kenyamanan secara umum
untuk pasien dengan pemulihan setelah beberapa jenis operasi.

6. Posisi Pronasi (Telungkup)


 Posisi tengkurap, pasien berbaring di atas perut dengan kepala diputar ke satu sisi; pinggul
tidak tertekuk (fleksi).
 Ini adalah satu-satunya posisi tempat tidur yang memungkinkan ekstensi penuh pada sendi
panggul dan lutut.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 9


 Posisi tengkurap juga meningkatkan drainase dari mulut dan berguna untuk klien yang tidak
sadar atau yang mengalami pemulihan operasi mulut atau tenggorokan.
 Posisi tengkurap hanya boleh digunakan ketika punggung klien lurus sejajar, dan hanya untuk
orang yang tidak memiliki bukti kelainan tulang belakang.
 Untuk mendukung pasien yang berbaring dalam posisi tengkurap, letakkan bantal di bawah
kepala dan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah perut.

7. Posisi Lateral (Side lying)


 Dalam posisi lateral atau berbaring dengan posisi ke kiri atau kanan, pasien berbaring di satu
sisi tubuh dengan kaki bagian atas di depan kaki bagian bawah dan pinggul dan lutut tertekuk.
 Memfleksikan pinggul dan lutut bagian atas, dan menempatkan kaki di depan tubuh sehingga
menciptakan dasar pendukung segitiga yang lebih lebar dan mencapai stabilitas yang lebih
baik.
 Semakin besar fleksi pinggul dan lutut bagian atas, semakin besar stabilitas dan
keseimbangan dalam posisi ini. Fleksi ini mengurangi lordosis dan meningkatkan keselarasan
kembali yang baik.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 10


 Posisi lateral membantu mengurangi tekanan pada sakrum dan tumit pada orang yang duduk
sepanjang hari atau terbatas pada tirah baring pada posisi Fowler atau dorsal recumbent.
 Pada posisi ini, sebagian besar berat tubuh didistribusikan ke aspek lateral skapula yang lebih
rendah, aspek lateral ilium, dan trokanter mayor tulang paha.

8. Posisi Sims (Semipronasi)


• Sims' adalah posisi semi-rawan di mana pasien mengambil posisi di tengah antara posisi
lateral dan tengkurap. Salah satu lengan bawah diposisikan di belakang klien, dan lengan atas
lainnya tertekuk di bahu dan siku. Kedua kaki (both leg) tertekuk di depan klien. Kaki bagian
atas ditekuk lebih dalam pada kedua pinggul dan lutut, dan yang lainnya lebih rendah.
• Sims' dapat digunakan untuk klien tidak sadar karena dapat memfasilitasi drainase dari mulut
dan mencegah aspirasi cairan.
• posisi ini juga digunakan untuk klien yang lumpuh karena dapat mengurangi tekanan pada
sakrum dan trokanter mayor pinggul.
• Sering digunakan untuk klien yang akan diberikan enema dan kadang-kadang untuk klien
yang menjalani pemeriksaan atau perawatan di daerah perineum.
• Wanita hamil mungkin merasa posisi Sims nyaman untuk tidur.
• Mendukung pelurusan (kesejajaran) tubuh yang tepat dalam posisi Sims dengan
menempatkan bantal di bawah kepala klien dan di bawah lengan atas untuk mencegah rotasi
internal. Tempatkan bantal lain di antara kedua kaki.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 11


9. Posisi Genu Pectoral (Knee Chest)
 Merupakan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian
alas tempat tidur.
 Tujuan adalah untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid.

10. Posisi Trendelenburg’s

 Posisi Trendelenburg termasuk menurunkan kepala tempat tidur dan mengangkat kaki
tempat tidur klien.
 klien yang mengalami hipotensi dapat memperoleh manfaat dari posisi ini karena
meningkatkan pengembalian vena.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 12


11. Posisi Reverse Trendelenburg’s

 Reverse Trendelenburg adalah kebalikan dari posisi Trendelenburg.


 Di sini kepala tempat tidur terangkat dengan kaki tempat tidur turun.
 Posisi ini sering menjadi posisi pilihan untuk pasien dengan masalah gastrointestinal karena
dapat membantu meminimalkan esophageal reflux

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 13


RANGE OF MOTION (ROM)

A. Pengertian
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian secara normal dan
lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).

B. Tujuan ROM
1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot
2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
3. Mencegah kekakuan pada sendi

C. Manfaat ROM
ROM bermanfaat untuk :
1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan
2. Mengkaji tulang, sendi,dan otot
3. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
4. Memperlancar sirkulasi darah
5. Memperbaiki tonus otot
6. Meningkatkan mobilisasi sendi
7. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan

D. Jenis – Jenis ROM


1. ROM Aktif
yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan menggunakan energi sendiri.
Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi
secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif). Keuatan otot 75 %. Hal
ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-
ototnya secara aktif.

2. ROM Pasif
yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain (perawat) atau alat mekanik.
Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien
pasif). Kekuatan otot 50 %. Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien
dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang
gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total
(suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat
dan menggerakkan kaki pasien.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 14


E. Macam-macam gerakan ROM
1. Fleksi yaitu berkurangnya sudut persendian.
2. Ekstensi yaitu bertambahnya sudut persendian.
3. Hiperekstensi yaitu ekstensi lebih lanjut.
4. Abduksi yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.
5. Adduksi yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.
6. Rotasi yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.
7. Eversi yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk sudut
persendian.
8. Inversi yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk sudut
persendian.
9. Pronasi yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke bawah.
10. Supinasi yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke atas.
11. Oposisi yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang sama.

F. Prinsip Latihan ROM


1. Idealnya, latihan ini harus dilakukan satu kali sehari.
2. Lakukan setiap latihan 10 kali atau pindah ke titik resistensi dan tahan selama 30 detik.
3. Mulailah latihan secara perlahan, lakukan setiap latihan beberapa kali saja dan secara bertahap
4. Dimulai dari sendi proksimal ke distal
5. Cobalah untuk mencapai rentang gerak penuh dengan bergerak sampai klien merasakan sedikit
peregangan, tetapi jangan memaksakan sebuah gerakan.
6. Gerakan hanya ke titik resistensi. Jangan memaksakan gerakan.
7. Pertahankan anggota badan di seluruh gerakan.
8. Bergerak perlahan, pantau wajah klien untuk menanggapi ROM

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 15


Rentang Gerak Sendi

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 16


KEKUATAN OTOT

Pemeriksaan kekauatan otot utuk menilai otot-otot dari sendi-sendi utama melalui suatu pergerakan
sendi pasif dan kemudian pemeriksaan kekuatan dari otot terhadap gravitasi dan tahanan aktif.

PENILAIAN SKOR

Mampu melawan gravitasi dan melawan tahanan maksimal 5

Mampu melawan gravitasi dan melawan tahanan ringan 4

Ada pergerakan, mampu melawan gravitasi 3

Ada pergerakan, tidak mampu melawan gravitasi 2

Kontraksi otot minimal dapat terasa atau teraba, tanpa menimbulkan


1
pergerakan

Paralisis total 0

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 17


Lampiran : Pengaturan posisi untuk beberapa kondisi klinis

Kondisi Posisi Alasan & Info Tambahan

Bronkoskopi Setelah: Semi-Fowler Untuk mengurangi risiko aspirasi dari


kesulitan menelan

angiografi serebral Selama: Datar di tempat tidur Terapkan tekanan kuat di lokasi
dengan tangan di sisi; diam. bedah selama 15 menit setelah
prosedur.

Setelah: Ekstremitas di mana


kontras disuntikkan dijaga agar
tetap lurus selama 6 hingga 8
jam. Datar, jika arteri femoralis
digunakan.

Myelogram (kontras Pre-op: meja bedah akan Untuk mendispersikan pewarna.


udara/air contrast) dipindahkan ke berbagai posisi
selama tes.

Post-op: HOB lebih rendah dari


trunk.

Myelogram (pewarna Pre-op: meja bedah akan Untuk mendispersikan pewarna.


berbasis minyak/oil-based dipindahkan ke berbagai posisi
dye) selama tes.

Pasca-op: Datar di tempat tidur Untuk mencegah kebocoran CSF.


selama 6 hingga 8 jam

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 18


Kondisi Posisi Alasan & Info Tambahan

Myelogram (pewarna Pra-op: meja bedah akan Untuk mencegah pewarna dari iritasi
berbasis air/water-based dipindahkan ke berbagai posisi meninges.
dye) selama tes.

Post-op: HOB ditinggikan selama


8 jam.

Biopsi hati / Liver biopsy Selama: Telentang dengan sisi Untuk mengekspos area tersebut.
KANAN perut bagian atas yang
terpapar; Lengan KANAN
diangkat dan diperpanjang ke
arah belakang dan di atas kepala
dan bahu.

Setelah: Sisi kanan berbaring


dengan bantal di bawah lokasi
tusukan.

Untuk menekan dan meminimalkan


pendarahan.

Biopsi paru-paru Telentang datar dengan lengan Untuk mengekspos dan memberikan
diangkat di atas kepala dan akses mudah ke area
bersama dengan tangan yang
sehat; kepala dan lengan di atas
bantal.

PRESISI biopsi ginjal PRONE dengan bantal di bawah Untuk mengekspos area tersebut.
perut dan bahu

Fistula arteriovenus Post-op: Tinggikan ekstremitas Jangan tidur di sisi yang sakit; dorong
latihan dengan meremas bola karet.
Jangan gunakan lengan AV untuk
pembacaan TD dan venipuncture.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 19


Kondisi Posisi Alasan & Info Tambahan

Dialisis Peritoneal Ketika aliran keluar tidak memutar dapat memfasilitasi


memadai: putar pasien dari sisi drainase; periksa kekusutan dalam
ke sisi lain. tabung. Kemungkinan mengalami
kram perut dan aliran keluar darah
jika kateter ditempatkan dalam 1-2
minggu terakhir. Aliran keluar yang
berawan merupakan hal yang tidak
normal.

Meniere's Disease Meruah posisi secara perlahan; Memberikan perlindungan ketika


bedrest selama fase akut ambulasi

Autografting Imobilisasi selama 3 hingga 7 Untuk meningkatkan penyembuhan


hari. dan adhesi maksimal.

Radiasi internal, selama Bedrest ketat saat implan Untuk mencegah pengurangan
perawatan dipasang. dorongan dari posisi yang
menguntungkan dari perangkat
implan. Sediakan urinal atau pispot
sendiri untuk pasien.

Gagal jantung dengan Duduk, dengan kaki Untuk menurunkan aliran balik vena
edema paru menggantung dan mengurangi kongesti;
meningkatkan ventilasi dan
mengurangi dispnea

Infark miokard Semi-Fowler’s Untuk membantu mengurangi nyeri


dada dan meningkatkan respirasi.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 20


Kondisi Posisi Alasan & Info Tambahan

Pericarditis High-Fowlers, tegak bersandar Untuk membantu mengurangi rasa


ke depan sakit.

Penyakit arteri perifer Tergantung pada hasil yang Untuk memperlambat atau
diinginkan. Ketinggian kaki meningkatkan kembalinya arteri
(Peripheral artery disease /
sedikit tetapi tidak di atas (aliran balik arteri)
PAP) jantung atau sedikit bergantung.

Kaki menjuntai di sisi tempat


tidur.

Shock Tidur terlentang dengan Untuk memperbaiki atau


permukaan datar di atas tempat meningkatkan sirkulasi.
tidur Trendelenburg tidak lagi merupakan
posisi yang direkomendasikan

Sickle Cell Anemia Kepala bed elevasi 30 derajat, Untuk meningkatkan ekspansi paru-
menghindari knee gatch dan paru secara maksimum dan
menempatkan ketegangan pada membantu dalam bernapas
sendi yang menyakitkan

Varises vena, ulkus tungkai, Tinggikan ekstremitas di atas Untuk mencegah pengumpulan
dan insufisiensi vena tingkat jantung. darah di kaki dan memfasilitasi
pengembalian vena; hindari berdiri
terlalu lama

Deep vein thrombosis Bedrest dengan anggota badan Untuk meningkatkan sirkulasi.
yang terangkat.

Setelah 24 jam setelah terapi


heparin, pasien dapat ambulasi
jika tingkat nyeri ditoleransi.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 21


Kondisi Posisi Alasan & Info Tambahan

Tracheoesophageal fistula HOB elevasi 30-45 derajat Untuk mencegah refluks.


(TEF)

Ventriculoperitoneal shunt Setelah penempatan shunt: Hindari drainase cairan yang cepat
(untuk perawatan Tempatkan pada sisi non-
Hydrocephalus) operatif dalam posisi datar.

HOB (head of bed) diangkat 15-


30 derajat jika ICP meningkat.

Jangan pegang bayi dengan


kepala ditinggikan.

Hyphema Blood pada bilik HOB ditinggikan 30-45 derajat, Untuk memungkinkan hyphema
mata anterior dengan night shield (perisai / untuk keluar secara inferior dan
pelindung malam). menghindari obstruksi penglihatan
dan untuk memfasilitasi resolusi

Abdominal aneurysm Post-op: HOB tidak lebih dari 45 Untuk menghindari fleksi pada
derajat transplantasi

Dehiscence. Tempatkan pada posisi low- Untuk mengurangi ketegangan pada


Fowler’s kemudian naikkan lutut perut
dan sokong lutut dengan bantal.

Dumping Syndrome beri makanan dalam posisi Untuk menunda waktu pengosongan
berbaring, berbaring dilakuan lambung. Batasi cairan saat makan,
selama 20-30 menit setelahnya. rendah karbohidrat, diet rendah
serat dalam makanan kecil yang
sering.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 22


Kondisi Posisi Alasan & Info Tambahan

Evisceration Tempatkan pada posisi low- Instruksikan untuk tidak batuk;


Fowler. tempatkan pada NPO; menjaga usus
lembab dan tutup dengan garam
steril sampai pasien dapat didorong
ke arah OR.

Gastroesophageal reflux Reverse Trendelenburg, tempat Untuk meningkatkan pengosongan


disease (GERD) tidur miring dengan kepala lebih lambung dan mengurangi refluks
tinggi.

Pediatri: rawan dengan HOB


yang dielevasi

Hiatal hernia Posisi tegak setelah makan Untuk mencegah refluks isi lambung

Pyloric stenosis Posisi berbaring yang tepat Untuk memfasilitasi masuknya isi
setelah makan. perut ke dalam usus.

Luka bakar ekstremitas elevasi ekstremitas untuk mengurangi edema dan


tekanan

Luka bakar atau trauma Kepala dielevasi Untuk mengurangi edema

Autonomic dysreflexia Awalnya tempatkan dalam Untuk mengurangi tekanan darah di


posisi duduk atau posisi High- bawah tingkat berbahaya dan
Fowler dengan kaki memberikan gejala parsial relie
menggantung.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 23


Kondisi Posisi Alasan & Info Tambahan

Cerebral aneurysm HOB dielevasikan 30-45 derajat; Untuk mencegah tekanan pada lokasi
tirah baring aneurisma

Heat stroke Supine, datar dengan kaki Untuk meningkatkan aliran balik vena
ditinggikan dan mempertahankan aliran darah ke
kepala

Hemorrhagic stroke HOB dielevasikan 30 derajat. Untuk mengurangi ICP dan


mendorong drainase darah. Hindari
fleksi pinggul dan leher yang
menghambat drainase

Meningkatnya tekanan Elevasi HOB 30-45 derajat, Untuk meningkatkan drainase vena.
intrakranial (ICP) pertahankan garis tengah kepala Hindari fleksi leher, rotasi kepala,
dan dalam posisi netral fleksi pinggul, batuk, bersin, dan
membungkuk ke depan.

Stroke Iskemik HOB datar di garis tengah, posisi Untuk memfasilitasi drainase vena
netral dan mendorong aliran darah arteri.

Hindari pinggul dan fleksi leher yang


menghambat drainase.

kejang Berbaring ke arah samping atau Untuk menguras sekresi dan


posisi pemulihan (recovery mencegah aspirasi
position).

Spinal cord injury Imobilisasi di atas papan spinal, Untuk mencegah gerakan dan cedera
kepala dalam posisi netral dan lebih lanjut
diimobilisasi dengan memasang
cervical collar yang kuat.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 24


Kondisi Posisi Alasan & Info Tambahan

Harus dilintir tanpa membiarkan


gerakan memutar atau
membungkuk

Cedera Kepala Elevasikan HOB 30 derajat, Untuk menurunkan tekanan


kepala harus dijaga dalam posisi intrakranial (ICP). Jaga kepala agar
netral. tidak melentur atau berputar. Hindari
suction terlalu sering.

Buck’s Traction Elevasikan FOB untuk Minta pasien untuk melakukan


penghitung traction; gunakan dorsofleksi pada kaki yang terkena
trapeze untuk bergerak; untuk menilai fungsi saraf peroneal,
tempatkan bantal di bawah kaki kelemahan mungkin menunjukkan
bagian bawah. tekanan pada saraf.

Casted arm Elevasi di atas tingkat jantung Untuk meminimalkan pembengkakan

Delayed prosthesis fitting Elevasikan kaki tempat tidur Untuk mempercepat kembalinya
untuk mengangkat sisa vena dan mencegah edema.
ekstremitas.

Fraktur panggul Ekstremitas yang terkena perlu Gunakan bidai, bantal sebagai
dilakukan abduksi. pengganjal, atau bantal di antara
kedua kaki. Hindari membungkuk,
posisi fleksi saat berhubungan seks,
dan kelelahan saat berjalan atau
olahraga

Hip replacement Pada sisi yang tidak Hindari rotasi internal atau eksternal
terpengaruh: pertahankan yang ekstrem.
abduksi ketika dalam posisi
terlentang dengan bantal di

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 25


Kondisi Posisi Alasan & Info Tambahan

antara kaki. HOB dinaikkan


menjadi 30-45 derajat.

Pemasangan prostesis Tinggikan sisa ekstremitas Tindakan gips kaku untuk mengontrol
segera selama 24 jam pembengkakan

Osteomielitis Dukungan ekstremitas yang Untuk mempertahankan kesejajaran


terkena dengan bantal atau tubuh yang tepat; hindari latihan
splint berat.

Total hip replacement Bantu untuk posisi duduk; Untuk mencegah pusing dan
tempatkan kursi pada sudut 90 hipotensi ortostatik
derajat ke tempat tidur; berdiri
di sisi yang terkena; pivot atau
putar pasien ke sisi yang tidak
terpengaruh

Acute Respiratory Distress High Fowler's Untuk meningkatkan oksigenasi


Syndrome (ARDS) melalui ekspansi dada maksimum.

Emboli udara yang Beralih ke sisi KIRI atau posisikan Pasien harus segera direposisi
memaksa keluar dari garis Trendelenburg dengan atrium kanan di atas lokasi
vena sentral pembedahan tempat masuknya gas
sehingga udara yang terjebak tidak
akan pindah ke dalam sirkulasi paru

Asma High-Fowler’s Untuk meningkatkan oksigenasi


melalui ekspansi dada maksimum.
Posisi Tripod: posisi duduk
sambil bersandar maju dengan
tangan di atas lutut.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 26


Kondisi Posisi Alasan & Info Tambahan

Penyakit Paru Obstruktif High-Fowler’s Untuk meningkatkan ekspansi paru-


Kronik (PPOK) paru secara maksimal dan membantu
Posisi Orthopneik bernafas.

Emphysema High-Fowler’s Untuk meningkatkan ekspansi paru-


paru maksimal
Posisi Orthopneic

Efusi pleura High-Fowler’s Untuk memberikan ekspansi


maksimal

Pneumonia High-Fowler’s Untuk memaksimalkan mekanisme


pernapasan.

Untuk melakukan splint dan


menempatkan pada sisi yang mengurangi rasa sakit.
terkena

Untuk mengurangi kongesti.


Berbaring dengan paru-paru
yang terkena dampak

Pneumothorax High-Fowler's Untuk meningkatkan ekspansi paru-


paru secara maksimal dan membantu
bernafas.

Edema paru High Fowler's, posisi kaki Untuk mengurangi edema dan
bergantung kongesti

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 27


Kondisi Posisi Alasan & Info Tambahan

Emboli paru High Fowler's Untuk mempromosikan ekspansi


paru maksimal dan membantu dalam
Ubah pasien ke sisi KIRI dan HOB
bernapas
rendah

Flail chest High Fowler's Untuk memberikan kenyamanan


maksimal dan memaksimalkan
mekanisme pernapasan

Rib fracture High Fowler's Untuk meningkatkan ekspansi paru-


paru maksimum dan membantu
pernapasan

Contraction stress test Ditempatkan dalam posisi semi- Monitor onset kerja post-test
(CST) Fowler atau posisi miring

Cord prolapse Shrimp or fetal position; Untuk mencegah tekanan pada cord.
dimodifikasi Sims' atau Jika cord prolapse, tutup dengan kasa
Trendelenburg. saline steril untuk mencegah
pengeringan

Fetal distress Ubah posisi ibu ke sisi KIRI. Untuk mengurangi kompresi vena
cava dan aorta

Deselerasi lambat Ubah posisi ibu ke sisi KIRI. Untuk memungkinkan lebih banyak
(insufisiensi plasenta) aliran darah ke plasenta.

Placenta previa Posisi duduk. Untuk meminimalkan perdarahan

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 28


Kondisi Posisi Alasan & Info Tambahan

deselerasi Variabel Tempatkan ibu dalam posisi Untuk menghilangkan tekanan dari
(kompresi cord) Trendelenburg. bagian presentasi cord dan
mencegah gravitasi menarik janin
keluar dari tubuh.

Spina Bifida Posisi pronasi (di atas abdomen) Untuk mencegah kantung ruptur

Bibir sumbing (bawaan) Posisi di belakang atau di kursi Untuk mencegah trauma pada garis
bayi. Tahan posisi tegak saat jahitan
memberi makan.

Prolaps tali pusat Selama persalinan: Posisi Knee- Mengurangi tekanan atau gravitasi
chest atau Trendelenburg dari menarik tali pusat.

Tangan di dalam vagina untuk


menahan presentasi janin tali pusat.

Kateterisasi jantung (post) HOB dielevasikan tidak lebih dari ekstremitas yang terkena dampak
30 derajat atau datar seperti harus terus lurus
yang ditentukan.

Boleh diubah ke kiri atau kanan

Continuous Bladder Plester kateter ke paha; tidak Mencegah kateter lepas


Irrigation (CBI) ada pembatasan posisi lainnya

Ear drops Posisi telinga yang terkena untuk orang dewasa, tarik telinga luar
paling atas kemudian ke atas dan kebelakang; ke atas dan
dibaringkan di atas telinga yang ke bawah untuk anak-anak.
tidak terkena untuk penyerapan.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 29


Kondisi Posisi Alasan & Info Tambahan

Irigasi telinga Selama prosedur: Miringkan Visualisasi dan drainase yang lebih
kepala ke arah telinga yang baik dari tengah ke saluran telinga
terkena. melalui gravitasi.

Setelah prosedur: Berbaring di


sisi yang terkena dampak untuk
drainase.

Eye drops Miringkan kepala ke belakang Turun ke pusat kantung konjungtiva


dan lihat ke atas, tarik kelopak yang lebih rendah; berkedip saat
mata kea rah bawah diberikan tetesan; tekan canthus
bagian dalam dekat jembatan hidung
selama 1-2 menit untuk mencegah
penyerapan sistemik.

Pungsi lumbal Selama: Shrimp or fetal position Untuk memaksimalkan fleksi tulang
(berbaring miring dengan belakang.
punggung tertekuk, lutut
tertarik ke perut, leher tertekuk
untuk menopang dagu di dada).

Setelah: Datar di atas tempat


tidur selama 4-12 jam

Untuk mencegah sakit kepala dan


kebocoran CSF.

Penyisipan tabung High Fowler’s dengan kepala Menutup trakea dan membuka
nasogastrik miring ke depan esofagus; mencegah aspirasi

Irigasi tabung nasogastrik HOB dielevasikan 30 sampai 45 Untuk mencegah aspirasi.


dan pemberian makan derajat; Menjaga agar tetap
tabung elevasi selama 1 jam setelah
makan.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 30


Kondisi Posisi Alasan & Info Tambahan

Dengan penurunan LOC:


berbaringkan ke sisi KANAN
Meningkatkan pengosongan
dengan HOB ditinggikan.
lambung dan mencegah aspirasi.

Dengan trakeostomi:
Pertahankan posisi semi-Fowler
Untuk mencegah aspirasi

Paracentesis Selama: Semi-Fowlers’s di Kosongkan kandung kemih sebelum


tempat tidur atau duduk tegak di prosedur; laporkan jika terdapat suhu
samping tempat tidur dengan tinggi; menilai hipovolemia
kursi; menyokong kaki.

Post: Membantu dalam posisi


yang nyaman

Postural Drainase Trendelenburg Daerah paru yang membutuhkan


drainase harus berada di posisi
teratas

Rectal enema Berbaring ke sisi kiri (posisi Sims) Memungkinkan gravitasi bekerja ke
administration dengan lutut kanan tertekuk arah kolon dengan menempatkan
kolon desendens pada titik terendah.

Enema rektal dan irigasi Berbaring ke sisi kiri, posisi Sims Untuk memungkinkan cairan
' mengalir ke arah alami kolon.

Sengstaken-Blakemore and HOB dielevasi Untuk meningkatkan ekspansi paru-


Minnesota tubes paru dan mengurangi aliran darah

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 31


Kondisi Posisi Alasan & Info Tambahan

portal, memungkinkan tamponade


balon esophagogastric

Thoracentesis Sebelum: (1) Duduk di tepi Cegah kebocoran cairan ke dalam


tempat tidur sambil bersandar di rongga toraks
meja samping tempat tidur
dengan kaki didukung oleh
bangku; atau berbaring di
tempat tidur di sisi yang tidak
terpengaruh dengan kepala
ditinggikan 45 derajat. (2)
Berbaring di tempat tidur pada
sisi yang tidak terpengaruh
dengan HOB dielevasikan ke
Fowler.

Setelah: Bantu pasien dalam


posisi yang nyaman yang lebih
disukai

Total Nutrisi Parenteral Selama penyisipan: Untuk mencegah emboli udara.


(TPN) Trendelenburg

Graft ekstremitas vaskular Istirahat di tempat tidur selama Untuk adhesi maksimal
24 jam, jaga ekstremitas tetap
lurus dan hindari fleksi lutut atau
pinggul

Perineal procedures Litotomi Untuk mendapatkan visualisasi yang


lebih baik dari area operasi

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 32


Kondisi Posisi Alasan & Info Tambahan

Appendektomi Pasca-op: Posisi Fowler Untuk mengurangi nyeri perut dan


memudahkan pernapasan.

Operasi katarak Tidurlah di sisi yang tidak Untuk mencegah edema.


terkena dampak dengan
pelindung malam selama 1
hingga 4 minggu.

Semi-Fowler atau Fowler ada di


belakang atau di sisi non-
operatif.

Craniotomy HOB dielevasikan 30-45% Untuk memfasilitasi drainase vena.


dengan kepala dalam garis
tengah, posisi netral.

Jangan pernah menempatkan


klien pada sisi operasi, terutama
jika tulang diangkat
(dihilangkan).

Hemoroidektomi Selama: posisi prone Jackknife Memberikan visualisasi yang lebih


baik pada area tersebut.

Hypophysectomy Operasi HOB dielevasikan Untuk mencegah peningkatan ICP.


pengangkatan kelenjar
pituitari.

Infratentorial surgery Datar dan lateral pada kedua Untuk memfasilitasi drainase.
Incision di belakang kepala, sisi; hindari memfleksikan leher.
di atas tengkuk leher

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 33


Kondisi Posisi Alasan & Info Tambahan

Transplantasi ginjal Post-op: Semi-Fowler's, ubah Untuk meningkatkan pertukaran gas


dari belakang ke sisi non-
operatif

Laminektomi Punggung dijaga tetap lurus.


Pasien dilakukan logroll.
Duduklah lurus di kursi
bersandaran tegak saat turun
dari tempat tidur atau ketika
sedang berjalan-jalan.

Laryngectomy HOB dielevasikan 30-45 derajat Untuk mempertahankan jalan napas


dan menurunkan edema.

Mastektomi Semi-Fowler’s dengan Untuk memungkinkan drainase limfa.


mengelevasikan lengan pada sisi Ubah dengan hanya di sisi belakang
yang terkena dampak dan sisi yang tidak terkena dampak.

Penggantian katup mitral Pasca-op: posisi semi-Fowler’s. Untuk membantu bernafas.

Myringotomy Post-op: Posisi pada sisi telinga Untuk memungkinkan drainase


yang terkena sekresi.

Pelepasan retina. bedrest dengan aktivitas yang Membantu retina yang terlepas
minimal dan reposisi. Area berada di tempatnya.
detasemen (terpisah atau
terlepas) harus dalam posisi
yang ditentukan.

Insisi Bedah supratentorial HOB dielevaikan 30-45 derajat; Untuk memfasilitasi drainase
depan kepala di bawah mempertahankan kepala / garis
garis rambut leher pada posisi netral pada

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 34


Kondisi Posisi Alasan & Info Tambahan

garis tengah; hindari fleksi


pinggul dan leher ekstrim.

Tiroidektomi Post-op: High Fowler's atau Untuk mengurangi pembengkakan


semi-Fowler’s. Hindari ekstensi dan edema di daerah leher. Untuk
dan gerakan dengan mengurangi ketegangan pada garis
menggunakan karung pasir atau jahitan dan menyokong kepala dan
bantal. leher.

Tonsilektomi Post-op: pronasi atau miring. Untuk memudahkan drainase dan


mengurangi tekanan pada leher.

Aspirasi sumsum tulang / Berbaring miring dengan kepala Untuk mengekspos area tersebut.
biopsi terselip dan kaki tertarik ke atas Memberikan tekanan pada area yang
atau; pronasi dengan lengan telah dilakukan prosedur untuk
terlipat di bawah dagu menghentikan pendarahan.

Amputasi: di atas lutut Tinggikan selama 24 jam Untuk mencegah edema.


pertama menggunakan bantal.
Untuk menyediakan ekstensi panggul
Posisi pronasi dua kali sehari.
dan peregangan otot fleksor;
mencegah kontraktur, abduksi

Amputasi: di bawah lutut Kaki tempat tidur ditinggikan Untuk mencegah edema.
selama 24 jam pertama. Posisi
pronasi setiap hari. Untuk memberikan ekstensi panggul

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 35

Anda mungkin juga menyukai