Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENCEGAHAN DAN PENULARAN PENYAKIT

Nama :

Kelas :

PROGRAM KEAHLIAN FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS

SMK AVICENNA LASEM TAHUN 2021


BAB I

PENDAHULUAN

Kesehatan dari masyarakat tergantung baik pada penyediaan pelayanan


kesehatan bagi orang sakit maupun pada upaya kesehatan mayarakat dalam promosi
kesehatan dan pencegahan penyebaran atau kejadian penyakit. Dahulu manusia
cenderung menerima sehat-sakit dan kematian muda (premature death) sebagai
sesuatu yang tak bisa dihindari dari keberadaannya. Kemudian dewasa ini kita berada
dimana harapan hidup sehat dan panjang umur dijadikan sebagai indeks
pembangunan masyarakat.

Dengan adanya globalisasi dan transisi epidemiologi, maka telah terjadi


perubahan pola penyakit. Disamping penyakit menular tetap ada (malaria, tbc, diare,
pneumonia), prevalensi penyakit tidak menular pun (Diabetes melitus, hipertensi,
kanker, penyakit endokrin, dll) terus meningkat. Pencegahan dan pemberantasan
penyakit merupakan prioritas pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Tantangan baru muncul dengan adanya potensi terjangkitnya kembali penyakit-
penyakit menular lama yang pada masa lalu relatif sudah dapat dikendalikan.
Penanganan kejadian-kejadian penyakit tersebut tidak hanya sebatas pada upaya
pengobatan, melainkan juga pencegahan terhadap kematian dan kecacatan. Kecacatan
dapat menyebabkan penurunan produktivitas, sehingga berpengaruh terhadap tingkat
kemiskinan.
BAB II

PEMBAHASAN

Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk


bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan
pada fungsi atau struktur dari bagian, organ, atau sistem dari tubuh. (Gold Medical
Dictionary).

  Konsep dasar dan proses terjadinya penyakit dalam epidemiologi


berkembang dari rantai sebab akibat menuju suatu proses kejadian penyakit yaitu
proses interaksi antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis,
fisiologis, psikologis, sosiologis, dan antropologis), dan dengan penyebab (agent)
serta lingkungan (environment). Menurut John Gordon, model segitiga epidemiologi
menggambarkan interaksi tiga komponen penyakit yaitu manusia (host), penyebab
(agent) dan lingkungan (environment).
     Penyakit dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan antar ketiga
komponen tersebut. Model ini lebih di kenal dengan model triangle epidemiologi
atau triad epidemilogi.

 Pejamu (host) : hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada


manusia, antara lain :
1. Umur, jenis kelamin, ras, kelompok etnik (suku) hubungan keluarga,
2. Bentuk anatomis tubuh,
3. Fungsi fisiologis atau faal tubuh,
4. Status kesehatan, termasuk status gizi,
5. Keadaan kuantitas dan respon monitor,
6. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial,
7. Pekerjaan, dll.

 Penyebab (Agent)
Pada dasarnya, tidak satu pun penyakit yang dapat timbul hanya disebabkan
oleh satu faktor tunggal, pada umumnya kejadian penyakit di sebabkan oleh berbagai
unsur yang secara bersama-sama mendorong terjadinya penyakit, namun demikian,
secara dasar, unsur penyebab penyakit dapat di bagi dalam dua bagian utama yakni :
1. Penyebab kausal primer
        Unsur ini dianggap sebagai faktor kausal terjadinya penyakit, dengan ketentuan
bahwa walaupun unsur ini ada, belum tentu terjadi penyakit, tetapi sebaliknya, Pada
penyakit tertentu, unsur ini dijumpai sebagai unsur penyebab kausal. Unsur penyebab
kausal ini dapat dibagi dalam 5 kelompok yaitu :
a. Unsur penyebab biologis yakni semua unsur penyebab yang tergolong
makhluk hidup termasuk kelompok mikro organisme seperti Virus, bakteri,
protozoa, jamur, kelompok cacing, dan insekta. Unsur penyebab ini pada
umumnya di jumpai pada penyakit infeksi menular.
b. Unsur penyebab nutrisi yakni semua unsur penyebab yang termasuk golongan
zat nutrisi dan dapat menimbulkan penyakit tertentu karena kekurangan
maupun kelebihan zat nutrisi tertentu seperti protein, lemak, hidrat arang,
vitamin, mineral, dan air.
c. Unsur penyebab kimiawi yakni semua unsur dalam bentuk senyawa kimia
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit tertentu. Unsur ini
pada umumnya berasal dari luar tubuh termasuk berbagai jenis zat, racun,
obat-obatan keras, berbagai senyawa kimia ini dapat berbentuk padat, cair,
uap, maupun gas. Ada pula senyawa kimiawi sebagai hasil produk tubuh (dari
dalam) yang dapat menimbulkan penyakit tertentu seperti ureum, kolesterol,
dan lain-lain.
d. Unsur penyebab fisika yakni semua unsur yang dapat menimbulkan penyakit
melalui proses fisika, misalnya panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan
(rudapaksa), radiasi dan lain-lain. Proses kejadian penyakit dalam hal ini
terutama melalui proses fisika yang dapat menimbulkan kelainan dan
gangguan kesehatan.
e. Unsur penyebab psikis yakni semua unsur yang berhubungan dengan kejadian
penyakit gangguan jiwa serta gangguan tingkah laku sosial. Unsur penyebab
ini belum jelas proses dan mekanisme kejadian dalam timbulnya penyakit,
bahkan sekelompok ahli lebih menitikberatkan kejadian penyakit pada unsur
penyebab genetika.

2. Penyebab kausal sekunder


Penyebab sekunder merupakan unsur pembantu/penambah dalam proses
kejadian penyakit dan ikut dalam hubungan sebab akibat terjadinya penyakit. Dengan
demikian, maka dalam setiap analis penyebab penyakit dan hubungan sebab akibat
terjadinya penyakit, kita tidak hanya berpusat pada penyebab kausal primer semata,
tetapi harus memperhatikan semua unsur lain di luar unsur penyebab kausal primer.
           Hal ini didasarkan pada ketentuan bahwa pada umumnya kejadian setiap
penyakit  sangat di pengaruhi oleh berbagai unsur yang berinteraksi dengan unsur
penyebab dan ikut dalam proses sebab akibat. Sebagai contoh pada penyakit
kardiovaskuler, tuberkulosis, kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya. Kejadiannya
tidak di batasi hanya pada penyebab kausal saja, tetapi harus di analisis dalam bentuk
suatu rantai sebab akibat di mana peranan unsur penyebab sekunder sangat kuat
dalam mendorong penyebab kausal primer untuk dapat secara bersama-sama
menimbulkan penyakit.
Penyebab agent menurut model segitiga epidemilogi terdiri dari biotis dan
abiotis.

a. Biotis khususnya pada penyakit menular, terjadi dari 5 golongan, yaitu :


1. Protozoa, misalnya Plasmodum, amodea
2. Metazoa, misalnya arthopoda , helminthes
3. Bakteri misalnya Salmonella, meningitis
4. Virus, misalnya polio, measles
5. Jamur, misalnya candida

b. Abiotis, terdiri dari :


1. Nutrient Agent, misalnya kekurangan/kelebihan gizi (karbohidrat, lemak,
mineral, protein, dan vitamin)
2. Chemical Agent, misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan
3. Physical Agent, misalnya suhu, kelembapan panas, kebisingan.
4. Mechanical Agent misalnya pukulan tangan, kecelakaan, benturan, gesekan,
dan getaran
5. Psychic Agent, misalnya stress, depresi
6. Physiologic Agent, misalnya gangguan genetik.

 Unsur Lingkungan (Environment)


    
Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan
terjadinya sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan ikut memegang peranan
dalam proses kejadian penyakit.
1. Lingkungan Biologis
Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara lain meliputi :
a. Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen;
b. Vektor pembawa infeksi
c. Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan
manusia, baik sebagai sumber kehidupan (bahan makanan dan obat-
obatan),maupun sebagai reservoir/sumber penyakit atau pejamu antara (host
intermedia) ; dan
d. Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu
terutama penyakit menular.

         Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang


penting dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik
sebagai unsur lingkungan yang menguntungkan manusia (sebagai sumber kehidupan)
maupun yang mengancam kehidupan / kesehatan manusia.

2. Lingkungan fisik
          Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara
langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia.
Lingkungan fisik (termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi :
a. Udara keadaan cuaca dan geografis.
b. Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada
air, dan
c. Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain
sebagainya.
Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula
yang timbul akibat manusia sendiri.

3. Lingkungan sosial
        Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi serta
institusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat
tersebut. Lingkungan sosial ini meliputi :
a. Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem
ekonomi yang berlaku,
b. Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat,
c. Sistem pelayanan kesehata nserta kebiasaan hidup sehatmasyarakat setempat,
d. Kebiasaan hidup masyarakat, dan
e. Kepadatan penduduk, kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem
kehidupan sosial lainnya.

Riwayat Alami Penyakit


Riwayat alamiah suatu penyakit pada umumnya melalui tahap sebagai berikut:

1. Prepatogenesis
    Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/sehat tetapi mereka
pada dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit
(stage of susceptibility). Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi
interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di
luar tubuh.
2. Patogenesis
Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu:
 Tahap Inkubasi : Tahap inkubasi merupakan tenggang di waktu antara
masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab
penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit.
 Tahap Dini : Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yang
Kelihatannya ringan. Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan
karena sudah ada gangguan patologis.
 Tahap Lanjut : Merupakan tahap di mana penyakit bertambah jelas dan
mungkin tambah berat dengan segala kelainan patologis dan gejalanya (stage
of clinical disease).
 Tahap Akhir : Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam lima
pilihan keadaan, yaitu:
a. Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh
menjadi pulih, sehat kembali.
b. Sembuh dengan cacat, yakn ibibit penyakit menghilang, penyakit
sudah tidak ada, tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan
bekas gangguan yang permanen berupa cacat.
c. Karier, di mana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih
tetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.
d. Penyakit tetap berlangsung secara kronik.
e. Berakhir dengan kematian.
Upaya Pencegahan
Visi Indonesia sehat merupakan pandangan Indonesia dalam mencapai derajat
kesehatan bagi semua masyarakat. Untuk mencapai visi tesebut maka diperlukanlah
berbagai upaya dan strategi yang menunjang program tersebut. Adapun upaya yang
dilakukan adalah mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
            Upaya promotif dan preventif merupakan hal yang mendapat prioritas utama
namun tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif dan
preventif ini dianggap lebih efektif untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesehatan daripada usaha kuratif dan rehabilitatif, ini dapat dilihat melalui slogan
“Lebih baik mencegah daripada mengobati”. 
Menurut Leavell dan Clark, menjelaskan bahwa upaya pencegahan dapat
dilakukan pada tahap sebelum terjadinya sakit dan pada tahap setelah terjadinya sakit.
Pada tahap sebelum terjadinya sakit dapat dilakukan upaya promotif dan preventif
(primordial prevention dan primary prevention) dan kuratif dan rehabilitative
(secondary prevention dan tertiary prevention). Oleh sebab itulah dikenal empat
tingkat upaya pencegahan penyakit.Upaya yang dimaksud adalah :
1. Pencegahan tingkat awal (primordial prevention)
Upaya pencegahan tingkat awal ini adalah usaha mencegah
terjadinya resiko atau mempertahankan keadaan resiko rendah kepada
masyarakat terhadap penyakit secara umum. Mengkondisikan
masyarakat agar penyakit tersebut tidak mendapat dukungan dari
masyarakat.
Upaya ini tidak hanya dari pihak petugas kesehatan saja namun
dari seluruh masyarakat. Yang terlebih sasarannya adalah kelompok
remaja dan usia muda, dengan tidak mengabaikan kelompok dewasa
dan usila. Pencegahan ini meliputi :
 Memelihara dan mempertahankan gaya hidup yang sudah ada dan
benar dalam masyarakat. Agar dapat mencegah meningkatnya resiko
terhadap penyakit tertentu.

 Mencegah timbulnya kebiasaan baru dalam masyarakat atau


mencegah generasi yang sedang tumbuh untuk tidak meniru atau
melakukan kebiasaan hidup yang dapat menimbulkan resiko terhadap
berbagai penyakit.

 Melakukan modifikasi, penyesuaian terhadap resiko yang ada atau


berlangsung dalam masyarakat.
2. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)
Pencegahan primer ini merupakan upaya agar masyarakat yang
berada dalam keadaan sehat tidak jatuh dalam keadaan sakit, melalui
usaha mengontrol dan mengatasi faktor resiko dengan sasaran
utamanya adalah orang sehat melalui promosi kesehatan. Pencegahan
tingkat pertama berhubungan dengan keadaan penyakit yang masih
dalam tahap prepatogenesis.
Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab yang bertujuan
untuk mengurangi penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab
serendah mungkin dengan usaha antara lain: desinfeksi, pasteurisasi,
sterilisasi, yang bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme
penyebab penyakit, penyemprotan dalam menurunkan dan memutus
sumber penularan.
Mengatasi/modifikasi lingkungan melalui perbaikan
lingkungan fisik seperti peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan
dan perumahan serta bentuk pemukiman lainnya, perbaikan dan
peningkatan lingkungan biologis serta peningkatan lingkungan sosial
seperti kepadatan rumah tangga, hubungan antar individu, dan
kehidupan sosial masyarakat.
Meningkatkan daya tahan pejamu yang meliputi perbaikan
status gizi, status kesehatan umum, dan kualitas hidup penduduk,
pemberian imunisasi serta berbagai bentuk pencegahan khusus
lainnya, peningkatan status psikologis, persiapan perkawinan serta
usaha menghindari pengaruh faktor keturunan, dan peningkatan
ketahanan fisik melalui peningkatan kualitas gizi setra olahraga. Pada
tahap ini ada 2 golongan kegiatan yaitu :
a. Health promotion ( peningkatan kesehatan )
Peningkatan status kesehatan yakni, meningkatkan derajat
kesehatan perorangan dan masyarakat secara optimal, mengurangi
peranan penyebab dan derajat resiko yang melalui beberapa kegiatan
yaitu:
 Kampanye kesadaran masyarakat

 Promosi kesehatan

 Pendidikan kesehatan masyarakat ( health education )


 Peningkatan gizi

 Pengamatan tumbuh kembang

 Pengadaan rumah sehat

 Penyelenggaraan hiburan sehat

 Konsultasi perkawinan 

 Pendidikan seks

 Pengendalian lingkungan

b.   General and specific protection ( perlindungan khusus dan


umum )
Merupakan usaha atau upaya kesehatan untuk memberikan
pelindungan secara khusus dan umum yang diberikan kepada penjamu
atau penyebab untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau mengurangi
resiko terhadap penyakit tertentu yang meliputi,:
 Imunisasi
 Hygiene perorangan
 Perlindungan diri dari lingkungan
 Perlindungan diri dari kecelakaan 
 Kesehatan kerja
 Perlindungan diri dari carcinogen, foxin, dan allergen
 Pengendalian sumber-sumber pencemaran 

Strategi pokok yang dilakukan dalam upaya pencegahan :


1) Strategi dengan sasaran populasi secara keseluruhan
Sasaran pada strategi ini lebih luas sehingga bersifat radikal,
memilliki potensi yang lebih besar pada populasi dan sangat sesuai
untuk sasaran prilaku. Namun secara individu kurang bemanfaat dan
rasio antara manfaat dan resiko cukup rendah. 
2) Strategi dengan sasaran hanya terbatas pada kelompok resiko tinggi.
Strategi ini sangat mudah diterapkan secara individual,
motivasi subjek dan dan pelaksana cukup tinggi serta rasio antara
manfaat dan resiko cukup baik. Namun sulit dalam memilih kelompok
dengan resiko tinggi, efeknya sangat rendah dan bersifat temporer
serta kurang sesuai untuk sasaran prilaku. 
Penerapan upaya pencegahan primer dapat melalui program
PKM (Penyuluhan Kesehatan Masyarakat), program P2M
(pemberantasan penyakit menular), dan program konseling.

3. Pencegahan tingkat kedua ( secondary prevention )


Pencegahan tingkat kedua ini ditujukan kepada masyarakat
yang dalam keadaan sakit, mereka yang terancam akan menderita
penyakit tertentu. Pencegahan ini dilakukan dengan 2 kegiatan yaitu:
a. Early diagnose dan prompt treatment ( diagnosis dini dan
pengobatan )

 Screening dini 

 Penemuan kasus secara dini

 Pemeriksaan umum lengkap

 Pemeriksaan massal

 Survey terhadap kontak, rumah dan sekolah

 Penanganan kasus

 Kemoterapi

b. Disability limitation ( pembatasan gangguan )

 Penyempurnaan dan intensifikasi terapi lanjutan


 Pencegahan komplikasi
 Perbaikan fasilitas kesehatan 
 Penurunan beban social masyarakat
 Penerapan pencegahan sekunder pada program kesehatan
masyarakat dapat melalui Program P2M, program kesehatan,
program KIA melalui deteksi dini, faktor resiko gangguan
kehamilan.

4. Pencegahan tingkat ketiga ( tertiary prevention )


Upaya pencegahan tingkat ketiga atau rehabilitasi merupakan
upaya pemulihan masyarakat yang setelah sembuh dari sakit dan
mengalami kecacatan untuk mencegah bertambah beratnya penyakit
atau mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut melalui aspek medis,
dan social diterapkan melalui PHN (Public Health Nursing).
Rehabilitasi merupakan usaha pengembalian fungsi fisik, psikologi,
dan social seoptimal mungkin yang meliputi rehabilitas fisik / medis,
rehabilitasi mental, rehabilitasi social, sehingga setiap individu dapat
menjadi anggota masyarakat yang produktif dan berdaya guna.
Pencegahan ini dapat dilakukan melalui :
 Perawatan rumah jompo.
 Memberikan keterampilan bagi penderita cacat.
 Membentuk perkumpulan bagi orang-orang yang mengalami cacat
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai