TEAM 3 MEMBERS
• BIJAK SETYO UTOMO
Nim : 2502043715
• DANNY FIRMANSYAH
Nim : 2502047556
• MUHAMAD JANUAR RISMAWAN
Nim : 2502045891
• M. RIVALDI SUDRAJAT
Nim : 2502048514
• SEPTIAN PANJI DWI LAKSONO
Nim : 2502057336
(Minggu 3/ Sesi 4)
Buatlah sebuah deskripsi minimal 1 halaman Font: Times New Roman, ukuran: 12,
spasi: 1,5.
Fakta bahwa kemajuan ilmu dan teknologi, terutama di era informasi ini, memang
membawa dampak negatif disamping, dampak positifnya. Hal inilah yang disebut dengan
ambivalensi ilmu dan teknologi itu terjadi. Apalagi akhir-akhir ini.
Akhir-akhir ini hoax ‘terserak’, caci-maki dan ‘sumbu pendek’ banyak terjadi dan cukup
membuat resah. Tak mengherankan bila Keminfo mulai mengeluarkan ancaman-ancaman
tertentu berkenaan dengan hal ini.
Apa pandangan anda mengenai praktik-praktik hoax dan hate speech tersebut? Pandangan
anda harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Media sosial sebagai bagian dari teknologi komunikasi informasi, memberikan ruang
untuk berargumentasi atas pemikiran-pemikiran yang sebelumnya tidak diungkapkan.
Fenomena media sosial dewasa ini semakin marak, tidak hanya menjadi tempat untuk
menjalin pertemanan tetapi juga menjelma menjadi media baru yang bahkan dijadikan
sebagai referensi berita, informasi dan pengetahuan. Besarnya pengguna media sosisl di
Indonesia kerap menjadikan media social sebagai menjadi media baru untuk mempengaruhi
opini publik, menggerakkan massa dan memberikan tekanan moral pada suatu konflik atau
kasus.
Menurut United Nations (2018) segala jenis komunikasi dalam ucapan, tulisan atau
perilaku, yang menyerang atau menggunakan bahasa yang merendahkan atau diskriminatif
dengan mengacu pada seseorang atau kelompok berdasarkan siapa mereka, dengan kata
lain, berdasarkan agama, etnis, kebangsaan, ras, warna kulit, keturunan, jenis kelamin atau
faktor identitas lainnya. Ini sering berakar, dan menghasilkan intoleransi dan kebencian
dan, dalam konteks tertentu, dapat merendahkan dan memecah belah.
Sebagai perwujudan nilai-nilai sila pertama, sikap seimbang, toleransi, pluralitas, dan
moderasi. sangat layak untuk dikembangkan. Dalam konteks hubungan antarumat
beragama, Pancasila menolak pemaksaan kehendak individu dan kelompok terhadap satu
sama lain berdasarkan penafsiran agama yang dianggap paling benar. Ideologi
fundamentalis radikal bertentangan dengan Pancasila, karena memaksakan kehendak
dengan menolak memberi ruang bagi penafsiran yang berbeda. Pernyataan kebenaran yang
mutlak seperti itu akan dapat merusak tatanan masyarakat berbangsa dan bernegara yang
berciri pluralis.
Dalam nilai nilai-sila kedua, sikap dan perilaku yang harus diwujudkan adalah
pengakuan terhadap hak asasi manusia, termasuk hak sipil, politik, ekonomi, dan sosial
budaya. Dengan demikian, kehendak yang dipaksakan oleh kelompok radikal, penyebar
fitnah dan kebencian, pada hakikatnya bertentangan dengan Pancasila karena melanggar
hak asasi manusia dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam nilai-nilai sila ketiga, persatuan harus diaktualisasikan kembali bahwa bangsa
Indonesia berdasarkan asas kebangsaan bukan atas dasar agama, suku, atau ras tertentu.
Pelaku penyebaran hoax dan ujaran kebencian yang ingin mengganti asas kebangsaan
dengan asas lain berarti ingin mengganti NKRI dengan asas lain sangat bertentangan
dengan landasan nasional ideologi Pancasila.