Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 1

a) Asbabun Nuzul Surah Al-Fatihah


Surat Al-Fatihah (pembukaan) yang diturunkan di Mekkah dan terdiri dari 7 ayat, adalah
surat yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap diantara surat-surat yang ada dalam Al-
Quran dan termasuk golongan Surat Makiyyah.
Surat ini disebut "Al Fatihah" (Pembukaan), karena dengan surat inilah dibuka dan
dimulai Al-Qur'an Dinamakan "Ummul Quran" (induk Al-Quran) atau "Ummul Kitab"
(induk Al-Kitab) karena dia merupakan induk bagi semua isi Al-Quran, serta menjadi inti
sari dari kandungan Al-Quran dan karenanya diwajibkan membacanya pada tiap-tiap sholat.
Dinamakan pula "As Sab'ul Matsaani" (tujuh yang diulang-ulang karena jumlah ayatnya 7
dan dibaca berulang-ulang dalam sholat.
Diriwayatkan oleh Ali bin Abi Tholib menantu Rasulullah Muhammad saw. "Surah Al-
Fatihah" turun di Mekkah, dan  kronologisnya adalah sebagai berikut : 
Ada sebuah riwayat,  Amr bin Shalih bertutur kepada kami "Ayahku berkata kepadaku" dari
al-Kalbi, dari Abu Shaleh, dari Ibnu Abbas, ia berkata : "Pada suatu saat Nabi saw. berdiri di
Mekkah, lalu beliau menyebut kata "Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang" lalu
dilanjutkan "Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam". Kemudian sekelompok kaum
kafir Quraisy mendengar dan mengatakan : "Semoga Allah menghancurkan mulutmu" seraya
menunjuk mulut Nabi saw. Dengan peristiwa tersebut diatas, Allah Swt, menurunkan Surat
Al-Fatihah dari ayat 1 hingga ayat  7.
Surat Al Fatihah  "Asyifa, seperti yang disebut di dalam riwayat Ad-Darimi melalui Abu
Sa'id secara marfu yaitu: Fatihatul kitab (Surat Al Fatihah) "Adalah obat penawar bagi segala
jenis penyakit atau racun".
Asy Syabi meriwayatkan sebuah atsar (kisah) melalui Ibnu Abbas, mengatakan bahwa
Assasul  Qur'an (pondasi Al-Quran) adalah “0‫يم‬0‫ر ِح‬0َّ 0‫ن ال‬0ِ 0‫ْحم‬0 0‫ َّر‬0‫ ال‬0ِ‫م هللا‬0ِ 0‫ ْس‬0ِ‫ ”ب‬Surat Al-Fatihah adalah
surat yang menjadi rukun di dalam setiap sholat dan tidak sah sholatnya apabila tidak
dibacanya. 
b) Makna Kandungan Surah Al-Fatihah
0ْ ‫ ال َّر‬0ِ‫م هللا‬0ِ 0‫ ْس‬0ِ‫ب‬
Makna ayat pertama: 0‫يم‬0‫ر ِح‬0َّ 0‫ ال‬0‫ن‬0ِ ‫حم‬0
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”
Maknanya: “Aku memulai bacaanku ini seraya meminta barokah dengan menyebut seluruh
nama Allah.” Meminta barokah kepada Allah artinya meminta tambahan dan peningkatan
amal kebaikan dan pahalanya. Barokah adalah milik Allah. Allah memberikannya kepada
siapa saja yang dikehendaki-Nya. Jadi barokah bukanlah milik manusia, yang bisa mereka
berikan kepada siapa saja yang mereka kehendaki. Allah adalah satu-satunya sesembahan
yang berhak diibadahi dengan disertai rasa cinta, takut dan harap. Segala bentuk ibadah hanya
boleh ditujukan kepada-Nya. Ar-Rahman dan Ar-Rahiim adalah dua nama Allah di antara
sekian banyak Asma’ul Husna yang dimiliki-Nya.
Maknanya adalah Allah memiliki kasih sayang yang begitu luas dan agung. Rahmat Allah
meliputi segala sesuatu. Akan tetapi Allah hanya melimpahkan rahmat-Nya yang sempurna
kepada hamba-hamba yang bertakwa dan mengikuti ajaran para Nabi dan Rasul. Mereka
inilah orang-orang yang akan mendapatkan rahmat yang mutlak yaitu rahmat yang akan
mengantarkan mereka menuju kebahagiaan abadi. Adapun orang yang tidak bertakwa dan
tidak mengikuti ajaran Nabi maka dia akan terhalangi mendapatkan rahmat yang sempurna
ini.
Makna Ayat Kedua: ‫م‬0ِ 0َ‫ال‬0‫ َع‬0‫ب ا ْل‬
0ِّ ‫د هّلل ِ َر‬0ُ ‫م‬0ْ ‫ح‬0َ 0‫ْال‬
Artinya: “Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam.”
Makna Alhamdu adalah pujian kepada Allah karena sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Dan juga
karena perbuatan-perbuatanNya yang tidak pernah lepas dari sifat memberikan karunia atau
menegakkan keadilan. Perbuatan Allah senantiasa mengandung hikmah yang sempurna.
Makna dari kata Rabb adalah Murabbi (yang mentarbiyah; pembimbing dan pemelihara).
Allahlah Zat yang memelihara seluruh alam dengan berbagai macam bentuk tarbiyah.
Allahlah yang menciptakan mereka, memberikan rezeki kepada mereka, memberikan nikmat
kepada mereka, baik nikmat lahir maupun batin. Inilah bentuk tarbiyah umum yang meliputi
seluruh makhluk, yang baik maupun yang jahat. Adapun tarbiyah yang khusus hanya
diberikan Allah kepada para Nabi dan pengikut-pengikut mereka.
Makna ayat ketiga: ‫م‬00ِ ‫ي‬0‫ ِح‬0‫ ال َّر‬0‫ـ ِن‬0‫ْحم‬0 0‫ال َّر‬
Artinya: “Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”
Ar-Rahman dan Ar-Rahiim adalah nama Allah. Sebagaimana diyakini oleh Ahlusunnah wal
Jama’ah bahwa Allah memiliki nama-nama yang terindah. Setiap nama Allah mengandung
sifat. Oleh sebab itu beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari keimanan kepada Allah.
Makna Ayat Keempat: ‫ن‬0ِ 0‫د ي‬0ِّ 0‫م ال‬0ِ ‫ْو‬0 0َ‫ ي‬0‫ك‬
ِ 0ِ‫ال‬0‫َم‬
Artinya: “Yang Menguasai pada hari pembalasan.”
Maalik adalah zat yang memiliki kekuasaan atau penguasa. Penguasa itu berhak untuk
memerintah dan melarang orang-orang yang berada di bawah kekuasaannya. Dia juga yang
berhak untuk mengganjar pahala dan menjatuhkan hukuman kepada mereka. Dialah yang
berkuasa untuk mengatur segala sesuatu yang berada di bawah kekuasaannya menurut
kehendaknya sendiri. Bagian awal ayat ini boleh dibaca Maalik (dengan memanjangkan mim)
atau Malik (dengan memendekkan mim). Maalik maknanya penguasa atau pemilik.
Sedangkan Malik maknanya raja. Yaumid diin adalah hari kiamat. Disebut sebagai hari
pembalasan karena pada saat itu seluruh umat manusia akan menerima balasan amal baik
maupun buruk yang mereka kerjakan sewaktu di dunia. Pada hari itulah tampak dengan sangat
jelas bagi manusia kemahakuasaan Allah terhadap seluruh makhluk-Nya. Pada saat itu akan
tampak sekali kesempurnaan dari sifat adil dan hikmah yang dimiliki Allah. Pada saat itu
seluruh raja dan penguasa yang dahulunya berkuasa di alam dunia sudah turun dari
jabatannya. Hanya tinggal Allah sajalah yang berkuasa.
Makna Ayat Kelima: 0‫ن‬0ُ ‫ي‬0‫ ِع‬0َ‫ست‬0ْ 0َ‫ك ن‬
َ0 ‫ا‬0َّ0‫ي‬0ِ‫ وإ‬0‫ُ ُد‬0‫ْعب‬0 0َ‫ ن‬0‫ك‬
َ ‫ا‬0َّ‫ي‬0ِ‫إ‬
Artinya:“Hanya kepada-Mu lah Kami beribadah dan hanya kepada-Mu lah Kami meminta
pertolongan.”
Maknanya:“Kami hanya menujukan ibadah dan isti’anah (permintaan tolong) kepada-
Mu.” Di dalam ayat ini objek kalimat yaitu Iyyaaka diletakkan di depan. Padahal asalnya
adalah na’buduka yang artinya Kami menyembah-Mu. Dengan mendahulukan objek kalimat
yang seharusnya di belakang menunjukkan adanya pembatasan dan pengkhususan. Artinya
ibadah hanya boleh ditujukan kepada Allah. Tidak boleh menujukan ibadah kepada selain-
Nya. Sehingga makna dari ayat ini adalah, ‘Kami menyembah-Mu dan kami tidak menyembah
selain-Mu. Kami meminta tolong kepada-Mu dan kami tidak meminta tolong kepada selain-
Mu.
Makna Ayat Keenam: ‫م‬0َ 0‫ي‬0ِ‫ق‬0َ‫ست‬0‫ ُم‬0‫ ال‬0َ‫راط‬0َ ‫ص‬
0ِّ 0‫ ال‬0‫ــــا‬0َ‫دن‬0ِ 0‫اه‬
Artinya: “Tunjukilah Kami jalan yang lurus.”
Maknanya: “Tunjukilah, bimbinglah dan berikanlah taufik kepada kami untuk meniti
shirathal mustaqiim yaitu jalan yang lurus.” Jalan lurus itu adalah jalan yang terang dan jelas
serta mengantarkan orang yang berjalan di atasnya untuk sampai kepada Allah dan berhasil
menggapai surga-Nya.
0َ ‫م‬0‫ َع‬0‫ أَن‬0‫ن‬0َ ‫ي‬0‫ ِذ‬0َّ‫ ال‬0َ‫ط‬0‫ا‬0‫ص َر‬
Makna Ayat Ketujuh: ‫م‬0ْ ‫ه‬0ِ 0‫ي‬0َ‫ل‬0‫ َع‬0‫ت‬ ِ 0‫ن‬0َ ‫ي‬00ِّ‫ال‬0‫ض‬
َّ ‫ ال‬0َ‫م َوال‬0ْ ‫ه‬0ِ 0‫ي‬0َ‫ َعل‬0‫ب‬ ُ0 ‫غ‬0‫ َم‬0‫ ال‬0‫ي ِر‬0‫َغ‬
ِ ‫ضو‬
Artinya: “Yaitu jalannya orang-orang yang Engkau berikan nikmat atas mereka bukan
jalannya orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang tersesat.”
Siapakah orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah? Di dalam ayat yang lain disebutkan
bahwa mereka ini adalah para Nabi, orang-orang yang shiddiq/jujur dan benar, para pejuang
Islam yang mati syahid dan orang-orang salih. Termasuk di dalam cakupan ungkapan ‘orang
yang diberi nikmat’ ialah setiap orang yang diberi anugerah keimanan kepada Allah ta’ala,
mengenal-Nya dengan baik, mengetahui apa saja yang dicintai-Nya, mengerti apa saja yang
dimurkai-Nya, selain itu dia juga mendapatkan taufik untuk melakukan hal-hal yang dicintai
tersebut dan meninggalkan hal-hal yang membuat Allah murka. Orang yang dimurkai adalah
orang yang sudah mengetahui kebenaran akan tetapi tidak mau mengamalkannya. Contohnya
adalah kaum Yahudi dan semacamnya. Sedangkan orang yang tersesat adalah orang yang
tidak mengamalkan kebenaran gara-gara kebodohan dan kesesatan mereka. Contohnya adalah
orang-orang Nasrani dan semacamnya. Sehingga di dalam ayat ini tersimpan motivasi dan
dorongan kepada kita supaya menempuh jalan kaum yang shalih. Ayat ini juga
memperingatkan kepada kita untuk menjauhi jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang
sesat dan menyimpang.
c) Makharijul Huruf
Pengertian Makharijul Huruf
Makhraj berasal dari kata “kharaja” yang artinya keluar, sedangkan makhraj sendiri berarti
tempat keluar. Nah, dari sinilah kita bisa mengetahui bahwa Makharijul Huruf berarti tempat
keluarnya huruf-huruf hijayyah.

Manfaat dan Tujuan Belajar Makharijul Huruf


Seperti yang sudah saya ulas pada pendahulun posting ini, maka manfaat dan tujuan belajar
makharijul huruf adalah agar kita bisa membedakan setiap huruf-huruf saat membaca Al-
Qur’an, sehingga mencegah terjadinya kesalahan pengucapan huruf, karena jika terjadi
kesalahan pengucapan huruf maka akan mempengaruhi makna dari kalimat tersebut.
 Macam-macam makharijul huruf
Makharijul huruf ada 5 macam yaitu:
a) Al-jauf (rongga mulut)
Dinamakan al-jaufu yaitu karena tempat keluarnya huruf-huruf berasal dari rongga mulut.
Adapun huruf hijaiyah yang makhrajnya al-jaufu adalah alif, wawu, dan ya’
b) Al-halq (Tenggorokan)
Dinamakan al-halqu karena tempat keluarnya huruf-huruf berasal dari tenggorokan.
Adapun huruf-huruf hijaiyyah yang makhrajnya berasal dari al-halqu atau tenggorokan,
dalam hal ini terbagi ke dalam 3 bagian :

Jenis Makhraj Huruf

aqshal halqi (pangkal tenggorokan) ‫ه‬-‫ء‬

wasathul halqi (tengah tenggorokan) ‫ع‬-‫ح‬

adnal halqi (ujung tenggorokan) ‫خ‬-‫غ‬

c) Al-Lisan (lidah)
Dinamakan al-lisan karena makhrajnya berasal dari l;idah. Huruf-huruf nya ada terbagi
dalam 10 bagian yaitu:

Jenis Makhraj Huruf Keterangan

pangkal lidah dan Keluarnya huruf ini berasal dari pangkal lidah yang
langit-langit mulut ‫ق‬ berdekatan dengan tenggorokan dan ditekankan pada
belakang langit-langit mulut bagian belakang

pangkal lidah tengah Keluarnya huruf ini berasal dari pangkal lidah bagian
dan langit-langit mulut ‫ك‬ tengah dan ditekankan pada langit-langit mulut bagian
tengah tengah

tengah-tengah lidah ‫جشي‬ Keluarnya huruf ini berasal dari tengah-tengah lidah

Keluarnya huruf ini berasal dari pangkal tepi lidah (kiri


pangkal tepi lidah ‫ض‬
atau kanan) bertepatan di atas gigi geraham

Keluarnya huruf ini berasal dari ujung tepi lidah dan


ujung tepi lidah ‫ل‬
menempatkan lidah pada langit-langit mulut atas

Keluarnya huruf ini berasal dari ujung lidah dan


ujung lidah ‫ن‬ menempatkan lidah pada langit-langit mulut atas tetapi
agak tengah

Keluarnya huruf ini tepat berasal dari ujung lidah dan


ujung lidah tepat ‫ر‬
menempatkan lidah pada langit-langit mulut atas
Keluarnya huruf ini tepat berasal dari ujung lidah dan
kulit gusi ‫دتط‬
bertepatan dengan pangkal dua gigi seri atas

Keluarnya huruf ini tepat berasal dari ujung lidah dan


runcing lidah ‫صسز‬ bertepatan di tengah-tengah gigi seri atas dan gigi seri
bawah

Keluarnya huruf ini tepat berasal dari ujung lidah dan


gusi ‫ثذظ‬
bertepatan di gigi seri atas

d) Asy-syafatain (dua bibir)


Adapun huruf-huruf yang makhrajnya berasal dari asy-syafatain ini adalah: ba’, mim,
fa’, wawu.
e) Al-khaisyum (hidung)
Dinamakan al-khaisyum karena huruf-huruf yang keluar berasal dari hidung, sehingga
apabila kita mengucapkannya tidak terdengar dengan jelas. Berikut huruf-huruf nya:

Huruf dan Keterangan Contoh

nun ditasydid َّ‫اِن‬

mim ditasydid ‫اَ َّما‬

Anda mungkin juga menyukai