(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan)
Abstrak
Sistem tata surya merupakan bagian dari alam semesta yang sangat luas. Allah telah
menjelaskan penciptaan sistem tata surya sebagaimana dalam alqur’an surat Al-Anbiya ayat
30, serta Fussilat ayat 11 dan 12. Sistem tata surya tersusun atas benda-benda langit yang ber-
gerak pada garis edarnya sebagaimana firman Allah dalam alqur’an surat Az-Zariyat ayat 7 dan
surat Al-Anbiya ayat 33. Kemudian, matahari sebagai pusat dari sistem tata surya juga telah di-
jelaskan dalam alqur’an pada surat Yasin ayat 38-40.
Pembahasan
Sistem tata surya, salah satu wujud kebesaran Allah Sang Maha Kuasa. Beberapa ahli telah
mengungkap teori mengenai sistem tata surya, mulai dari pembentukannya hingga benda-benda langit
di dalamnya. Teori tersebut selalu mengalami perkembangan hingga ditemukanlah teori yang dianggap
paling logis. Kebenaran dalam teori sistem tata surya tidak mutlak, sehingga sangat penting bagi kita
sebagai muslim untuk lebih mengetahuinya melalui sumber kebenaran yang mutlak yaitu alqur’an.
Sistem tata surya merupakan bagian dari alam semesta yang terbentang sangat luas. Jauh sebe-
lum para ahli mengungkapkan teorinya, Allah sudah terlebih dahulu memberikan penjelasan mengenai
pembentukkan tata surya sebagaimana firman-Nya dalam Q.S Al-Anbiya (21): 30:
ۖ اُهَا
ُ َض َكانَتَا َرتْ ًقا فَ َفتَ ْقن ِ َّ َن َّ ين َك َفُروا أ ِ َّأَوََل ي ر ال
َ الس َم َاوات َو ْاْل َْر ذ
َ ََ ْ َ
Artinya:
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu
kemudian Kami pisahkan antara keduanya;..”
Berdasarkan ayat ini, dapat kita ketahui bahwa sebelum adanya kehidupan di bumi, bumi dan
langit merupakan satu kesatuan, dan pada masanya mereka dipisahkan oleh Allah sehingga ter-
bentuklah langit dan bumi serta benda-benda langit lain yang berada dalam sistem tata surya. Lalu,
bagaimanakah bentuk langit dan benda-benda langit sebelum diciptakan? Dalam Q.S Fussilat (41): 11,
Allah berfirman:
ِ اْلب
ك ِ ِ َّ و
ُُْ الس َماء ذَاتَ
Artinya:
“Demi langit yang mempunyai jalan-jalan.”
“Jalan-jalan” yang disebutkan dalam ayat di atas maksudnya adalah garis edar yang dimiliki
oleh benda-benda langit. Penjelasan lain mengenai garis edar benda-benda langit juga terdapat
dalam surat Al-Anbiya ayat 33:
ٍ َوهو الَّ ِذي خلَق اللَّيل والنَّهار والشَّمس والْ َقمر ۖ ُكلٌّ ِِف فَل
ك يَ ْسبَ ُحو َن ََ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ ََُ
Artinya:
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari
keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. ”
Dalam teori Heliosentris disebutkan bahwa matahari sebagai pusat tata surya sebagaimana
yang telah Allah jelaskan melalui firman-Nya pada alqur’an surat Yasin ayat 38-40:
Referensi:
Thayyarah, Nadiah. 2013. Buku Pintar Sains dalam Alqur’an. Jakarta: Zaman
Afida, Anisa N., dkk. 2020. Matahari dalam Perspektif Sains dan Al-Qur’an. Lampung: UIN Raden Intan Lampung.
www.al-habib.info
m.gomuslim.go.id
islamisasisains.blogspot.com
tatasuryahhh.blogspot.com