1. Dalam bahasa Melayu, lingua franca berarti bahasa pengantar atau bahasa perantara. Bahasa
melau digunakan sebagai bahasa perhubungan antarbangsa dan antarsuku dalam kegiatan
perdagangan selama berabad-abad. Bahasa Melayu dipilih sebagai bahasa pengantar pada saat
itu karena dianggap tidak memiliki banyak aturan dan paling mudah dipahami oleh orang
secara umum sehingga akan mempermudah komunikasi.
Pada awalnya, Indonesia menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu bangsa
dalam berjuang melawan pemerintah Kolonial Belanda. Pada 1901, pemerintah Hindia
Belanda menunjuk Prov. Charless van Ophuijsen dibantu Engku Nawawi dan Moehammad
Taib Soetan Ibrahim untuk menyusun pembakuan bahasa Melayu, sehingga lahirlah sistem
ejaan penulisan bahasa Melayu yang dikenal sebagai “Ejaan van Ophuijsen.”