Anda di halaman 1dari 2

UTS BAHASA INDONESIA

Nama: Jihan Mutiara Fatiin


NIM: 11170163000068

1. Dalam bahasa Melayu, lingua franca berarti bahasa pengantar atau bahasa perantara. Bahasa
melau digunakan sebagai bahasa perhubungan antarbangsa dan antarsuku dalam kegiatan
perdagangan selama berabad-abad. Bahasa Melayu dipilih sebagai bahasa pengantar pada saat
itu karena dianggap tidak memiliki banyak aturan dan paling mudah dipahami oleh orang
secara umum sehingga akan mempermudah komunikasi.
Pada awalnya, Indonesia menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu bangsa
dalam berjuang melawan pemerintah Kolonial Belanda. Pada 1901, pemerintah Hindia
Belanda menunjuk Prov. Charless van Ophuijsen dibantu Engku Nawawi dan Moehammad
Taib Soetan Ibrahim untuk menyusun pembakuan bahasa Melayu, sehingga lahirlah sistem
ejaan penulisan bahasa Melayu yang dikenal sebagai “Ejaan van Ophuijsen.”

2. Analisis kesalahan artikel


Judul: Omnibuslaw Ditolak Bank Dunia, Kiamat Sudah Rezim Jokowi
 Kata ‘Omnibuslaw’ seharusnya ditulis terpisah dan miring menjadi ‘Omnibus Law’.
 Menurut saya maksud judul artikel tersebut menyampaikan bahwa rezim Jokowi akan
segera berakhir karena Omnibuslaw ditolak Bank Dunia. Namun, pada kalimat yang
digunakan terdapat kata ‘kiamat sudah’. Kata tersebut menurut saya dapat memiliki arti
lain, yaitu menyatakan bahwa sudah terjadi kiamat. Sebaiknya judulnya diperbaiki
menjadi “Omnibus Law Ditolak Bank Dunia, Rezim Jokowi segera Berakhir.”
 Paragraf pertama, ‘Pada Selasa (25/8/2020) kemarin, ribuan buruh yang tergabung dalam
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melakukan aksi di depan Gedung
DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, dengan tuntutan utama menolak Omnibus Law
Cipta Kerja yang sedang dibahas oleh DPR RI dan pemerintah.’ Seharusnya ditulis
menjadi ‘Pada (25/8/2020), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melakukan
demonstrasi penolakan Omnibus Law Cipta Kerja di depan Gedung DPR/MPR RI,
Senayan, Jakarta Pusat.’
 Paragraf kedua:
1. Massa aksi lebih efektif diganti dengan demonstran
2. TVRI seharusnya tidak dicetak miring
3. ‘Membubarkan diri’ sebaiknya cukup ditulis ‘bubar’
 Paragraf ketiga:
1. Kata ‘memang memicu’ sebaiknya cukup ditulis memicu
2. ‘Tak sedikit’ sebaiknya ditulis ‘banyak’
 Paragraf keempat: kata ‘diundangkan’ kurang tepat, karena dapat bermakna lain, maka
sebaiknya diganti dengna ‘diresmikan’
3. Ayah merupakan pengrajin jarum yang senang mengisap rokok Djarum. Saat duduk, kecap
yang ayah pegang tumpah saat hendak dikecap olehnya. Hal tersebut terjadi karena per
bangku yang ayah duduki tertekan saat mendengar harga rokok naik per bungkus menjadi
Rp20.000,00. Seketika ruangan berserakan sampah diiringi suara ibu yang semakin serak.
Saat keadaan genting ini, ibu memarahi ayah karena genting rumah terjatuh. Selang beberapa
menit, air di dalam selang berhenti mengalir dan membuat ibu kebingungan. Daun salam
yang sudah dikeringkan menjadi basah dan membuat ibu tidak mau bersalaman dengan ayah.
Ibu lebih memilih mendengarkan lagu dari si Raja Dangdut daripada ucapan si Raja Gombal.
Langit-langit rumah terasa gelap dibandingkan dengan langit di luar.
 Jarum dan Djarum memiliki relasi homofon
 Kecap dengan kecap memiliki relasi homograf
 Per dengan per memiliki relasi homograf
 Serak dengan serak memiliki relasi homograf
 Genting dan genting memiliki relasi homonim
 Selang dan selang memiliki relasi homonim
 Salam dan salam memiliki relasi homonym
 Raja Dangdut dan Raja Gombal merupakan makna konotasi
 Langit-langit dan langit memiliki relasi homonim

4. A. Banyak pengemis yang ingin berdatangan pada acara itu!


 Menurut saya, dalam kalimat ini tidak memerlukan tanda seru karena bukan suatu
perintah atau seruan.
 Kata ‘berdatangan’ seharusnya ditulis ‘datang’
 Kata ‘pada’ tidak tepat penggunaannya, seharusnya adalah ‘ke’
 Seharusnya kalimat ditulis:
‘Banyak pengemis ingin datang ke acara itu’
B. Toko itu menjual aneka jenis ragam buah-buahan!
 Kata ‘buah-buahan dapat memiliki arti buah bukan asli, sehingga cukup ditulis
‘buah’
 Kalimat tidak efektif, seharusnya cukup ditulis:
‘Toko itu menjual aneka buah’
C. Kita harus mengejar ketertinggalan!
 Kata ‘ketertinggalan’ kurang tepat karena kalimat tersebut dapat bermakna seruan
untuk mengejar keterti ggalan, sedangkan dalam kenyataannya, yang harus dicapai
adalah keberhasilan, maka sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
‘Kita harus mengejar keberhasilan!.’, atau ‘Kita harus meraih keberhasilan!’

Anda mungkin juga menyukai