Makalah Kepemimpinan
Makalah Kepemimpinan
Oleh Kelompok 2 :
Dosen Pembimbing :
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami semua, sehingga
kami kelompok 2 mata kuliah Kepemimpinan ini dapat menyelesaikan makalah
dengan tepat waktu.
Adapun makalah kememimpinan ini merupakan salah satu tugas bidang studi
yang diampuh oleh Bapak Yannurdin, S.KM, M.Sc. Namun tidak lepas dari
semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi
penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................1
Daftar Isi............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................4
C. Tujuan.........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................5
C. Permasalahan kepemimpinan.....................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................22
B. Saran...........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan.
Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam
kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk
menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling
menghormati & menghargai.
Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian
setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas
manusia. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk
Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan
untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan
kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social
manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak
untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat
mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam
penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan
seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan
dengan baik.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
ideal bagi mereka. perusahaan tersebut dikenal inovatif dan mereka
memberikan kesempatan untuk pengembangan diri maupun karir.
Perusahaan tersebut fokus pada karyawan dan ide-ide mereka, bukan pada
daftar pekerjaan yang harus dilakukan.
Berikut adalah perbedaan pemimpin dan manajer yang perlu Anda ketahui :
1. Pemimpin Membangun Visi, Manajer Membangun Tujuan
Seorang pemimpin umumnya memiliki gambaran mengenai
capaiannya di kemudian hari serta menginspirasi orang lain untuk
mengubahnya menjadi realita. Pemimpin berpikir lebih jauh kedepan
dibandingkan dengan orang biasa. Mereka mengajak orang lain untuk
menjadi bagian dari sebuah rencana. Pemimpin tahu pasti bahwa tim
yang bekerja sama dengan baik akan memberikan hasil yang lebih
daripada individual yang bekerja sendiri-sendiri. Sebaliknya, manajer
fokus terhadap bagaimana dia mengatur, mengukur, serta mencapai
suatu tujuan. Manajer bertugas memastikan bagaimana tujuan tersebut
tercapai.
7
Manajer meniru setiap keahlian serta kepribadian yang mereka pelajari
dari orang lain dan mengadopsi gaya kepemimpinan, bukan
membangun hal tersebut dengan sendirinya.
8
lebih kepada seseorang yang memimpin suatu organisasi atau institusi.
Konsep kepemimpinan telah banyak ditawarkan para penulis di bidang
organisasi dan manajemen. Kepemimpinan tentu saja mengkaitkan aspek
individual seorang pemimpin dengan konteks situasi di mana pemimpin
tersebut menerapkan kepemimpinan. Kepemimpinan juga memiliki sifat
kolektif dalam arti segala perilaku yang diterapkan seorang pimpinan akan
memiliki dampak luas bukan bagi dirinya sendiri melainkan seluruh
anggota organisasi. Ditinjau dari sejarah perkembangannya dapat
dikemukakan disini adanya tiga teori dasar kepemimpinan:
b) Teori Sosial.
Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka
teori inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini
ialah bahwa—Leader are made and not born—(pemimpin itu dibuat atau
dididik bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori
genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang
mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan
9
pendidikan dan pengalaman yang cukup. Teori ini memandang
kepemimpinan sebagai fugsi kelompok (function of the group). Menurut
teori ini, sukses tidaknya suatu pemimpin tidak hanya dipengaruhi oleh
sifat-sifat yang ada pada seseorang, tetapi justru yang lebih penting adalah
dipengaruhi oleh sifat-sifat dan ciri-ciri kelompok yang didampinginya.
c) Teori Ekologis.
Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran,
maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori
ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa
seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia
telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian
dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang
memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini
menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat
dikatakan merupakan teori yang paling mendekati kebenaran. Teori ini
tidak hanya didasari atas padangan yag bersifat psikologis dan sosiologis,
tetapi juga ekonomi dan politis. Menurut teori ini kepemimpinan
dipandang sebagai suatu fungsi dari situasi (function of the situation). Teori
yang ketiga ini menunjukkan bahwa, betapapun seorang pemimpin telah
memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang baik dan dapat menjalankan
fungsinya sebagai anggota kelompok, sukses tidaknya kepemimpinannya
masih ditentukan pula oleh situasi yang selalu berubah yang mempengaruhi
perubahan dan perkembangan kehidupan kelompok yang didampingnya.
10
pendekatan karyawan, dengan lapisan manajemen yang sedikit namun
otoritas kerja yang luas. Sebaliknya, bisnis kecil yang masih berkembang,
menggunakan struktur vertical yang tradisional, yang hierarki organisasi
dengan manajemen yang kuat dan karyawan sebagai bawahan. Tidak ada
patokan struktur kepemimpinan yang benar atau salah. Baik menggunakan
model struktur kepemimpinan horizontal atau vertical, hal ini tergantung
pada visi perusahaan untuk mencakupi keseluruhan budaya perusahaan.
11
mendelegasikan otoritas ke tingkat manager yang mengatur karyawan
sesuai dengan garis otoritasnya. Secara singkat, tidak adaya kebingungan
ketika menentukan kepada siapa karyawan harus melaporkan
tangggungjawab dan masalah.
12
4. Kita vs Mereka
1. Kurangnya feedback
13
kesalahannya dalam menjawab telepon. Sayangnya, selama menunggu
review dari bossnya, Sarah telah melakukan banyak kesalahan dan
menghilangkan kesempatan terhadap pelanggan yang berpotensi.
Berdasarkan survey 1.400 eksekutif oleh The Ken Blanchard Companies,
kegagalan untuk memberikan feedback dan saran adalah kesalahan umum
yang dilakukan oleh seorang pemimpin. Saat Anda tidak menyediakan
masukan yang membantu untuk bawahan Anda, Anda telah menjauhkan
mereka dari kesempatan untuk meningkatkan performa mereka. Untuk
menghindari kesalahan ini, belajarlah cara untuk memberikan masukan
secara reguler kepada tim Anda.
Saat Pemimpin berada dalam suatu kepemimpinan, tim harus selalu menjadi
prioritas utama. Dalam hati mereka, itulah pemimpin yang mereka inginkan.
14
4. Bersikap terlalu ramah
Banyak dari kita yang ingin terlihat ramah dan bersahabat di dalam tim kita.
Pada kenyataanya, orang-orang memang lebih bahagia bekerja dengan
pemimpin yang bisa akrab dengan mereka. Namun, ada beberapa saat
dimana pemimpin harus membuat keputusan yang sulit mengenai orang
dalam tim, dan beberapa orang akan mengambil keuntungan dengan
kedekatan mereka bersama pemimpin.
1. Kepemimpinan Otokratis
Pemimpin sangat dominan dalam setiap pengambilan keputusan
dan setiap kebijakan, peraturan, prosedur diambil dari idenya sendiri.
Kepemimpinan jenis ini memusatkan kekuasaan pada dirinya sendiri. Ia
membatasi inisiatif dan daya pikir dari para anggotanya. Pemimpin yang
otoriter tidak akan memperhatikan kebutuhan dari bawahannya dan
cenderung berkomunikasi satu arah yaitu dari atas (pemimpin) ke bawah
(anggota).
2. Kepemimpinan Birokrasi
Gaya kepemimpinan ini biasa diterapkan dalam sebuah perusahaan dan
akan efektif apabila setiap karyawan mengikuti setiap alur prosedur dan
melakukan tanggung jawab rutin setiap hari. Tetap saja dalam gaya
kepemimpinan ini tidak ada ruang bagi para anggota untuk melakukan inovasi
karena semuanya sudah diatur dalam sebuah tatanan prosedur yang harus
dipatuhi oleh setiap lapisan.
3. Kepemimpinan Partisipatif
Dalam gaya kepemimpinan partisipatif, ide dapat mengalir dari bawah
15
(anggota) karena posisi kontrol atas pemecahan suatu masalah dan pembuatan
keputusan dipegang secara bergantian. Pemimpin memberikan ruang gerak
bagi para bawahan untuk dapat berpartisipasi dalam pembuatan suatu
keputusan serta adanya suasana persahabatan dan hubungan saling percaya
antar pimpinan dan anggota.
4. Kepemimpinan Delegatif
Gaya kepemimpinan ini biasa disebut Laissez-faire dimana pemimpin
memberikan kebebasan secara mutlak kepada para anggota untuk melakukan
tujuan dan cara mereka masing-masing. Pemimpin cenderung membiarkan
keputusan dibuat oleh siapa saja dalam kelompok sehingga terkadang
membuat semangat kerja tim pada umumnya menjadi rendah. Jenis
kepemimpinan ini akan sangat merugikan apabila para anggota belum cukup
matang dalam melaksanakan tanggung jawabnya dan memiliki motivasi tinggi
terhadap pekerjaan.
5. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan jenis ini cenderung terdapat aksi transaksi antara
pemimpin dan bawahan dimana pemimpin akan memberikan reward ketika
bawahan berhasil melaksanakan tugas yang telah diselesaikan sesuai
kesepakatan. Pemimpin dan bawahan memiliki tujuan, kebutuhan dan
kepentingan masing-masing.
6. Kepemimpinan Transformasional
Gaya kepemimpinan transformasional dapat menginspirasi perubahan
positif pada mereka (anggota) yang mengikuti. Para pemimpin jenis ini
memperhatikan dan terlibat langsung dalam proses termasuk dalam hal
membantu para anggota kelompok untuk berhasil menyelesaikan tugas
mereka. Pemimpin cenderung memiliki semangat yang positif untuk para
bawahannya sehingga semangatnya tersebut dapat berpengaruh pada para
anggotanya untuk lebih energik. Pemimpin akan sangat mempedulikan
kesejahteraan dan kemajuan setiap anak buahnya.
16
7. Kepemimpinan Melayani (Servant)
Hubungan yang terjalin antara pemimpin yang melayani dengan para
anggota berorientasi pada sifat melayani dengan standar moral spiritual.
Pemimpin yang melayani lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan
aspirasi dari para anggota daripada kepentingan pribadinya.
8. Kepemimpinan Karismatik
Pemimpin yang karismatik memiliki pengaruh yang kuat atas para
pengikut oleh karena karisma dan kepercayaan diri yang ditampilkan. Para
pengikut cenderung mengikuti pemimpin karismatik karena kagum dan secara
emosional percaya dan ingin berkontribusi bersama dengan pemimpin
karismatik. Karisma tersebut timbul dari setiap kemampuan yang mempesona
yang ia miliki terutama dalam meyakinkan setiap anggotanya untuk mengikuti
setiap arahan yang ia inginkan.
9. Kepemimpinan Situasional
Pemimpin yang menerapkan jenis kepemimpinan situasional lebih
sering menyesuaikan setiap gaya kepemimpinan yang ada dengan tahap
perkembangan para anggota yakni sejauh mana kesiapan dari para anggota
melaksanakan setiap tugas. Gaya kepemimpinan situasional mencoba
mengombinasikan proses kepemimpinan dengan situasi dan kondisi yang
ada.
Setidaknya ada 4 gaya yang diterapkan oleh pemimpin jenis ini,
diantaranya:
17
E. Solusi Terhadap Permasalahan Internal dan Eksternal Organisasi
Dalam sebuah organisasi tentu pasti banyak konflik yang berkaitan dengan
perbedaan pendapat antara anggota dalam sebuah kelompok, banyaknya anggota
dalam sebuah kelompok sangat riskan adanya perbedaan pandangan, pemikiran
untuk mencapai sebuah tujuan yang sudah di sepakati sebelum membangun
sebuah kelompok atau organisai untuk mencengah terjadinya konflik yang
berkepanjangan yang dapat membuat bubarnya sebuah organisasi ada beberapa
cara untuk mengatasi konflik dalam sebuah kelompok :
18
1. Solusi penyelesaian masalah internal dalam organisasi
a) Konseling
Cara pertama yang bisa dilakukan dalam menangani konflik yang
terjadi adalah memberikan konseling pada indiviu atau kelompok
yang bermasalah. Konseling dilakukan dengan mendengarkan dan
melakukan pengertian terhadap masalah yang timbul. Dengan
konseling perusahaan dapat mengidentifikasi sumber masalah dan
mencari jalan terbaik dengan cara seadil mungkin. Sehingga pihak
yang bermasalah bisa berkompromi dan kembali fokur ke tugas dan
tanggung jawab pekerjaannya.
b) Intervensi
Meskipun penyelesaian konflik dengan intervensi tidak
menyelesaikan akar permasalahan tapi bisa menjadi langkah awal
agar permasalahan tidak membesar. Intervensi bisa dilakukan oleh
manager atau atasan, dengan catata manager atau atasan yang
dimaksud bukanlah bagian dari masalah itu sendiri.
19
2. Solusi penyelesaian masalah eksternal dalam organisasi
Dalam mengelola organisasi, seringkali pimpinan dan jajaran manajemen
kurang memberikan perhatian terhadap kondisi eksternal organisasi tersebut,
dan terlalu fokus terhadap kondisi internal. Akibatnya, strategi yang
diterapkan kurang sesuai dengan kondisi lingkungan, dan justru berakibat
pada kegagalan organisasi tersebut dalam mencapai tujuan. Selain itu,
kurangnya wawasan yang dimiliki juga berpengaruh dalam menyikapi
kondisi-kondisi eksternal, yang memiliki kecenderungan sulit untuk
dikontrol, sehingga setiap pimpinan dan jajaran manajemen harus memahami
faktor-faktor eksternal yang dapat berpengaruh terhadap organisasi.
20
a) Politic
Kebijakan-kebijakan pemerintah yang mengatur jalannya proses bisnis
merupakan landasan mutlak yang harus diperhatikan organisasi. Karena
itulah, pemetaan peluang bisnis juga harus memperhatikan kondisi
politik sebuah pemerintahan, sehingga nantinya tidak terjadi benturan di
kemudian hari. Contoh: kebijakan pajak dan peraturan daerah
b) Economy
Berbagai faktor yang mempengaruhi daya beli konsumen dan iklim
berbisnis suatu organisasi. Contoh: pertumbuhan ekonomi, suku bunga
dan nilai tukar mata uang, dsb.
c) Social
Keberagaman kondisi sosial yang berpengaruh terhadap kebutuhan
pelanggan dan mempengaruhi jumlah dari seluruh potensi pangsa pasar
yang ada. Contoh: tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pertumbuhan
penduduk, kondisi lingkungan sosial dan lingkungan kerja, dsb.
d) Technology
Faktor teknologi merupakan segala hal yang terkait dengan
perkembangan teknologi dan informasi yang berpengaruh terhadap
kelangsungan bisnis. Contoh: perubahan teknologi, perubahan ilmu
pengetahuan, dan penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi,
dsb.
e) Environment
Faktor lingkungan yang terkait dengan aktivitas atau rencana bisnis, dan
memiliki pengaruh terhadap keputusan pembeli, seperti lokasi geografis.
f) Legal
Kondisi yang meliputi adanya pengaruh hukum, seperti perubahan
perundang-undangan yang ada. Oleh karena itu, diperlukan perhatian
21
khusus terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan aturan yang
menyangkut proses bisnis suatu organisasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan, dengan sebuah pedoman yang bias dipertanggungjawabkan
dari banyaknya sumber penulis akan memperbaiki makalah tersebut. Oleh sebab
itu, penulis harapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan makalah ini.
22
DAFTAR PUSTAKA
Iqbal Yuzar, Muhammad. 2019. Kenali faktor dan cara tepat menghadapi
konflik internal. Blogspot. https://jojonomic.com/blog/konflik-internal/ (27
Agustus 2019)
23
peluang-dan-ancaman/
24