Anda di halaman 1dari 10

RESUME

(The Psychology of Mathematical Abilities in Schoolchildren)


“Methods and Organization of the Study”
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu semester 1 yang diampu oleh:
Bapak Prof. Dr. Hamzah Upu, M.Ed.

Kelompok 10
Kelas C21

Nur Fadliah Ahmad 210007301061


Fetty Amria 210007301071

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
2021
Metode dan Organisasi dari Studi

A. General Method and Organization (Metode Umum dan Organisasi)


Berangkat dari gagasan bahwa pendekatan yang paling berhasil untuk mempelajari
masalah kemampuan yang kompleks adalah kombinasi dari sejumlah metode, dengan satu metode
yang mendominasi. Kami merasa hanya dengan pendekatan ini struktur kemampuan dapat
diungkapkan. Bahan dasar diperoleh dengan penelitian eksperimental. Metode studi
nonexperimental juga digunakan.
Metode eksperimen menyelidiki kemampuan matematika adalah analisis kualitatif dan
kuantitatif dari pemecahan masalah matematika eksperimental khusus oleh siswa dengan berbagai
kemampuan dalam matematika.
Eksperimen itu seperti bagian mikroskopis yang memungkinkan esensi perubahan yang
terjadi dalam proses perkembangan terungkap sepenuhnya dalam waktu yang relatif singkat.
Arahan umum dalam perkembangan usia komponen kemampuan matematika dipelajari dengan
dua cara: (1) dengan membandingkan hasil dari "bagian" yang diperoleh dari siswa yang berbeda
yang berada pada tahap perkembangan yang berbeda, dan (2) dengan membandingkan hasil dari
"bagian" yang diperoleh dari murid yang sama di berbagai tahap perkembangan.
Adapun dalam metode penelitian non-eksperimental, peranan besar dimainkan oleh metode
kuesioner, yang tujuannya adalah untuk mengumpulkan bahan dalam menyelesaikan pertanyaan
tertentu dengan interogasi tertulis atau lisan dari sekelompok orang tertentu.

B. Hypothesis Concerning the Components of Mathematical Abilities (Hipotesis Tentang


Komponen dari Kemampuan Matematika)
Sebelum memilih metode khusus studi eksperimental, kami menelusuri perbedaan yang
tampak mencolok antara siswa yang mampu mempelajari materi matematika dan siswa yang
kurang mampu untuk dijadikan sebagai panduan kasar, dengan kata lain membuat hipotesis dari
beberapa komponen.
Pertama, diasumsikan bahwa siswa dengan kemampuan berbeda dalam belajar matematika
ditandai dengan perbedaan pada tingkat perkembangannya. Kedua, ditandai dengan kemampuan
siswa dalam menggeneralisasi materi matematika dan kemampuan dalam mengingat generalisasi.
Akhirnya, asumsi dibuat bahwa siswa dengan kemampuan yang berbeda dalam matematika
ditandai dengan pemikiran siswa, yakni dari pemikiran langsung ke pemikiran terbalik.
Dua jenis asosiasi dibedakan dalam psikologi asosiasi “langsung” yaitu dari sebelumnya
ke stimulus berikutnya. Dan asosiasi “terbalik” yaitu dari stimulus berikutnya ke stimulus
sebelumnya. EN Kabanova-Meller (147), menggunakan materi geografi, telah menunjukkan
bahwa tidak semua siswa dapat berpindah secara independen dari asosiasi “langsung” ke asosiasi
“terbalik” dengan tepat. Siswa dengan perkembangan yang baik mampu dengan baik membangun
ikatan satu arah dan mentransfer dengan mudah ke realisasi ikatan dalam arah yang berlawanan.
Hal ini sulit bagi siswa yang lemah, mereka harus membentuk ikatan “terbalik” ini melalui latihan
khusus.
Kesimpulannya, jika berbicara mengenai kemampuan matematis, komponen yang muncul
adalah dasar pemikiran matematis. Daftar yang harus dibuat, yaitu:
1. Kemampuan untuk memformalkan materi matematika dari bentuk abstrak ke bentuk yang
lebih konkret.
2. Kemampuan untuk menggeneralisasi materi matematika, untuk mendeteksi apa yang paling
penting, mengabstraksi diri dari yang tidak relevan, dan untuk melihat apa yang umum dalam
apa yang berbeda secara eksternal.
3. Kemampuan untuk beroperasi dengan angka dan simbol lainnya.
4. Kemampuan untuk "berurutan, penalaran logis tersegmentasi dengan benar"
5. Kemampuan untuk mempersingkat proses penalaran, untuk berpikir dalam struktur yang
dibatasi.
6. Kemampuan untuk membalikkan proses mental (untuk 'mentransfer dari aliran pemikiran
langsung ke sebaliknya).
7. Fleksibilitas pemikiran kemampuan untuk beralih dari satu operasi mental ke operasi mental
lainnya; kebebasan dari 'pengaruh yang mengikat dari yang biasa dan yang usang.
Karakteristik berpikir ini penting untuk karya kreatif seorang matematikawan.
8. Memori matematis. Dapat diasumsikan bahwa karakteristiknya juga muncul dari fitur khusus
ilmu matematika, yaitu memori untuk generalisasi, struktur formal, dan skema logis.
9. Kemampuan konsep spasial, yang secara langsung berkaitan dengan keberadaan suatu cabang
matematika seperti geometri (khususnya geometri ruang).
Seperti yang dapat dilihat, kami telah mencoba untuk mengeluarkan kategori yang sangat
umum dari daftar (seperti kemampuan untuk berpikir abstrak), mencoba untuk menampilkannya
sebagai "diuraikan" menjadi kategori yang lebih pasti dan tepat. Begitulah skema hipotetis kami
dari komponen struktur kemampuan matematika. Itu membentuk dasar penelitian eksperimental
kami.

C. Methods Used In the Eksperimental Investigation (Metode yang digunakan dalam


penelitian Eksperimental)
Metode dasar penyelidikan adalah analisis proses pemecahan masalah eksperimental oleh
siswa yang kemampuan matematikanya berada pada tingkat perkembangan yang berbeda. Ide
utama dari studi eksperimental adalah sebagai berikut: Jika solusi dari suatu masalah adalah hasil
dari dua faktor karakteristik masalah itu sendiri dan karakteristik orang yang memecahkannya, kita
harus menetapkan faktor-faktor ini secara berurutan, menawarkan masalah yang sama untuk
peserta ujian yang berbeda dan masalah yang berbeda untuk setiap peserta ujian.
Dalam mengatur studi eksperimental, kami melanjutkan dari prinsip-prinsip berikut:
1. Sesuai dengan prinsip dasar psikologi Soviet bahwa seseorang harus mempelajari kemampuan
dalam aktivitas yang kemampuannya dipelajari, dan berdasarkan analisis aktivitas ini, kami
percaya bahwa masalah eksperimental harus, sebagai suatu peraturan, sesuai dengan sifat
aktivitas matematika murid. Dalam pelajaran sekolah, aktivitas matematika siswa terdiri dari,
pada kenyataannya, memecahkan berbagai jenis masalah dalam arti luas kata, termasuk
masalah pada pembuktian, perhitungan, transformasi, dan konstruksi. Oleh karena itu masalah
yang digunakan secara eksperimental dalam penelitian kami adalah yang terutama
matematika.
2. Soal eksperimen harus dari berbagai tingkat kesulitan (rendah, rata-rata, dan tinggi), termasuk
soal nonstandar yang membutuhkan unsur kreativitas matematis.
3. Masalah eksperimental harus memenuhi tujuan langsungnya: memecahkannya harus
membantu memperjelas struktur kemampuan. Dengan kata lain, saat masalah dipecahkan,
ciri-ciri aktivitas mental yang khusus untuk aktivitas matematika harus dimanifestasikan.
4. Untuk tujuan penelitian kami, itu perlu untuk menetapkan tidak hanya dan tidak begitu banyak
hasil akhir dari kinerja peserta ujian, tetapi terutama proses yang digunakan dalam kinerja itu.
5. Mempengaruhi solusi masalah, kita tahu, adalah kompleks yang rumit dari faktor-faktor dalam
pengalaman masa lalu tertentu, kumpulan pengetahuan, kebiasaan, dan keterampilan. Tetapi
kami mempelajari kemampuan, bukan pengetahuan, kebiasaan, dan keterampilan, meskipun
seperti yang dinyatakan di atas konsep-konsep tersebut saling terkait erat.
6. Jika dua orang murid berada pada level kemampuan yang sama, bukan berarti kemampuan
mereka identik. Kita dapat menilai kemampuan mereka hanya ketika kita telah mengetahui
berapa banyak usaha pencapaian tingkat itu.
7. Analisis kualitatif dari proses solusi sebagai prinsip dasar penelitian eksperimen, namun tidak
membatasi diri untuk mencoba menemukan karakteristik kuantitatif.

D. The System of Experimental Problems for Investigating Schoolchildren’s Mathematical


Abilities (Sistem Masalah Eksperimental untuk Penyelidikan Keterampilan
Matematika Siswa)
Eksperimen dikembangkan atas dasar hipotesis komponen keterampilan matematika siswa,
khusus masalah sksperimen dikembangkan untu mengungkap aktivitas mental pada siswa dengan
keterampilan yang berbeda dalam matematika. Untuk itu menggunakan dasar klarifikasi dalam
bentuk series.
Series dibagi menjadi empat kategori yaitu : (1) mengumpulkan informasi yang diperlukan
untuk memecahkan masalah, (2) memproses informasi tersebut sambil memecahkan masalah, (3)
menyimpan hasil dan konsekuensi dari solusi, (4) menyajikan studi tentang keterampilan
matematika.
sistem tugas mencakup 26 series terdiri dari aritmetika, aljabar, geometri, dan lainnya.
Adapun 26 series tersebut dijelaskan di bawah ini
 Series I : Problems with an ustated question (masalah dengan pertanyaan yang tidak
dinyatakan
Dari masalah ini siswa diminta untuk merumuskan pertanyaan berdasarkan informasi yang ada
pada masalah yang disajikan. Masalah yang diberikan harus mengungkap karakteristik mental
siswa.
 Series II: Problems with Incomplete Information (masalah dengan informasi yang tidak
lengkap
Series ini menyajikan masalah, dimana informasi yang diberikan tidak lengkap untuk dapat
memecahkan masalah tersebut. Dari itu siswa diharapkan dapat melengkapi masalah tersebut
sehingga didapatkan penyelesaianya. Juga untuk mengungkap karakteristik siswa, apakah
mereka mampu mengetahui dan melengkapi informasi yang kurang dari masalah.
 Series III: Problems with Surplus Information (Masalah dengan informasi surpus)
Series ini menyajikan masalah dengan petunjuk yang tidak perlu atau informasi yang ada pada
masalah tetapi tidak berguna dalam menyelesaikan masalah tersebut. Dari sini dapat dilihat
apa siswa dapat mengidentifikasi mana yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan pada masalahan
yang disajikan dalam penyelesaiannya. Series ini juga diarahkan untuk mengungkap
karakteristik mental siswa.
 Series IV : Problems with Interpenetrating Elements (masalah dengan elemen
interpenetrasi)
Series ini merupakan masalah mengenai gambar geometris, dimana dari gambar yang disajikan
apakah siswa dapat menganalisis pemecahan masalah dari gambar geometri tersebut, dan akan
menuntut cara siswa menganalisis cara siswa menganalisis gambar geometri.
 Series V: Systems of Problems of a Single Type (masalah dari jenis tunggal)
Series ini ditujukan untuk siswa yang masih belum terbiasa dengan rumus perkalian. Tes
dilakukan dari sederhana hingga sangat rumut, eksperimen membiasakan diri dengan rumus
untuk perkalian sederhana, saat mereka telah menguasa dengan contoh-contoh dasar,
kemudian diberi soal yang lebih kompleks, saat masih belum dapat menyelesaikan kembali
lagi ke soal sederhana yang sedikit lebih rumit dari sebelumnya, lalu kembali ke soal kompleks.
 Series VI: Systems of Problems of Different Types (system masalah dari berbagai jenis)
Masalah pada series ini terdiri dari berbagai jenis mulai dari yang mudah sampai yang tersulit
 Series VII: Systems of Problems with Gradual Transformation from Concrete to
Abstract (system masalah dengan transformasi bertahap dari konkrit ke abstrak)
Series ini secara bertahap mentransfer masalah dari konkrit ke abstrak
 Series VIII: Composition of Problems of a Given Type (komposisi masalah dari jenis
yang diberikan)
Tujuan dari series ini untuk mengklasifikasi kemampuann analisis peserta, apakah dapat
menggeneralisasi sejumlah objek setelah menganalisis hanya satu objek.
 Series IX: Problems on Proof (masalah pembuktian)
Tes berhubungan dengan system pembuktian dari masalah yang disajikan atau generalisasi
prinsip-prinsip pembuktian dengan tepat.
 Series X: Composition of Equations Using the Terms of a Problem (komposisi persamaan
menggunakan syarat-syarat masalah)
Dalam series ini diarahkan pada studi generalisasi metode penalaran tertentu, juga
memungkinkan untuk memahami beberapa elemen persepsi masalah, kemampuan untuk
memahami struktur umum suatu masalah dan hubungan dasarnya. Disini siswa secara bertahap
terbiasa membuat persamaan kemudian mencari solusi yang tepat, pada tes yang diberikan.
 Series XI: Unrealistic Problems (masalah tidak realistis)
Series ini menyajikan jenis masalah dimana sifat dari masalah tersebut cukup realistis, namun
varian khas yang diberikan dari jenisnya tidak
 Series XII: Formation of Artificial Concepts (pembentukan konsep buatan)
Series ini menyajikan masalah yang dirancang untuk mengidentifikasi beberapa elemen
kemampuan generalisasi siswa, sebagai kemampuan umum yang tidak berhubungan dengan
kinerja dalam kegiatan matematika atau kegiatan sekolah lainnya.
 Series XIII: Problems with Several Solutions (masalah dengan beberapa solusi)
Dalam series ini menyajikan permasalahan yang dapat diselesaikan dengan cara yang berbeda
(selain transfer umum dari solusi aritmetika ke aljabar). Metode penyelesaian paling sederhana
dan paling ekonomis.
 Series XIV: Problems with Changing Content (masalah dengan mengubah konten)
pada series ini penyelesaian tesnya penting untuk mengetahui apa pengaruh varian solusi
varian pertama dari masalah terhadap solusi varian kedua.
 Series XV: Problems on Reconstructing an Operation (masalah dalam mengkonstruksi
operasi)
Masalah dalam series ini bertujuan untuk menguji kemampuan beralih dari satu metode operasi
ke metode lainnya, kemampuan untuk menyelesaikan system operasi dengan kondisi yang
berubah.
 Series XVI: Problems Suggesting “Self-Restriction” (masalah yang menyarangkan
“pembatasan diri”)
Dalam series ini, diberikan masalah yang berhubungan dengan penalaran yang dicirikan oleh
karakteristik : baik istilah mereka biasanya dianggap dengan batasan sebenarnya tidak ada,
atau pemecahan tampa sadar membatasi dirinya pada kemungkinan tertentu dalam solusi dan
mengecuaikan yang lain.
 Series XVII: Direct and Reverse Problems (masalah langsung dan terbalik)
Dalam series ini meyajikan masalah untuk mengetahui kemampuan beralih dari jalur
pemikiran langsung ke jalur pemikiran terbalik
 Series XVIII: Heuristic Tasks (tugas heuristic)
Series ini dimaksudkan untuk menyelidiki bagaimana siswa mempelajari konten-konten baru
untuk mereka, menemukan prinsip-prinsip heuristic yang tidak mereka ketehui, secara mandiri
membangun konteks dan ketergantungan fungsional serta membuat generalisasi mereka
sendiri.
 Series XIX: Problems on Comprehension and Logical Reasoning (masalah pada
pemahaman dan penalaran logis)
Dalam series ini disajikan masalah yang tidak memerlukan pengetahuan khusu tetapi
keterampilan dalam berfikir logis dan kecerdikan tertentu diperlukan. Beberapa dari masalah
bersifat matematis yang lainnya logis.
 Series XX: Series Problems (masalah seri seri )
series ini sifat logis diperiksa, dimana terdapat dari dua tes yang pertama berisi serangkaian
angka, dengan masing-masing memiliki prinsip dasar yang spesifik. Tes kedua, disebut figural
terdiri dari serangkaian gambar yang disusun menurut prinsip tertentu tetapi prinsipnya
mencakup penataan ruang eleman
 Series XXI: Mathematical Sophisms (sophisme matematika)
Kemampuan untuk secara kritis menilai setiap kesimpuln logis sesuai dengan prinsip-prinsip
logika dan matematika yang telah dipelajari, untuk menemukan sebenarnya yang mejadi
kesalahan penalaran.
 Series XXII: Problems with Terms That Are Hard to Remember (masalah dengan istilah
sulit diingat)
Pada series ini berhubungan dengan komplek kritis baik dalam jumlah besar data numeric atau
dalam konteks yang diberikan langsung dalam masalah. Kompleksitas diperkenalkan agar
peserta tidak menghafal seluruh masalah yang diberikan tetapi dengan mengingat strukturnya,
hubungannya, dan spsifiknya.
 Series XXIII: Problems with Varying Degrees of Visuality in Their Solutions (masalah
dengan tingkat visulitas yang bervariasi dalam solusinya)
Menganalisis solusi untuk masalah, pada series ini perlu untuk mempertimbangkan sifat
relative dari istilah “solusi visual”. Jenis visualisasi tertentu yang menerjemahkan solusi
masalah ketingkat visual yang konkrit.
 Series XXIV: Problems with Verbal and Visual Formulations (masalah dengan formulasi
verbal dan visual)
Ide dari masalah series ini adalah untuk menilai bagaimana subyek tes mempersiapkan visual
dan verbal abstrak dan menghubungkannya secara konkrit.
 Series XXV: Problems Related to Spatial Concepts (masalah yang berkaitan dengan
konsep tata ruang)
Tes dalam series ini terdiri dari tugas-tugas berbeda yang diselesaikan oleh peserta ujian
dikepalanya, tanpa pensil dan kertas dan tanpa dukungan gambar atau benda yang sesuai.
 Series XXVI: Problems That Expose Correlations between Visual-Pictorial and Verbal
Logical Components of Nonmathematical Intellectual Activity (masalah yang mengespos
korelasi antar komponen verbal-logis dari aktivitas intelektual nonmatematis)
Dalam series ini menggunakan metode yang dikembangkan oleh M. N. Borisova, untuk
mengungkap korelasi antara komponen visual-gambar dan visual-logis dibawah koondisi
memori visual
E. Organization of the Experimental Investigation (Organisasi dari Penyelidikan
Eksperimental)
Cara yang paling alami untuk mempelajari keterampilan siswa adalah dengan
membandingkan mereka yang berhasil atau kreatif melakukan aktivitas tertentu (yang disebut
mampu) dengan mereka yang tidak (yang dianggap tidak mampu atau kurang mampu)
Dimana siswa memiliki tingkat keterampilan matematika yang berbeda (mampu, rata-rata,
dan kurang mampu) menjadi pertimbangan studi eksperimen membandingkannya pada ciri-ciri
psikologis individu.
Guru matematika berpengalaman mengatakan para siswa mengalami kesulitan besar untuk
mentransfer diri mereka sendiri untuk memecahkan masalah jenis baru. Tetapi, setelah menguasai
metode penyelesaian, kemudian mereka mengatasi tugas serupa cukup baik. Ini berarti
pengetahuan mereka lebih banyak meniru dari pada kreatif.
Dalam melakukan eksperimen, dilakukan dibawah kondisi alam sadar dimana siswa tidak
merasa seperti “kelinci percobaan”. Eksperimen berlangsung tidak lebih dari dua jam, dengan
pertimbangan keadaan tidak menggnggu dalam pemecahan masalah. Ketidaknyamanan,
kelelahan, keengganan atau kurangnya minat dalam penyelesaian tugas-tugas.

Anda mungkin juga menyukai