Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Pengangguran Pada Tingkat Kemiskinan Indonesia

Abstrak
Kemiskinan menimbulkan beberapa masalah sosial dan merupakan masalah ekonomi
yang perlu diatasi. Secara umum, berdasarkan teori-teori yang ada dan beberapa penelitian
yang dilakukan, masalah kemiskinan berkaitan dengan beberapa faktor seperti kualitas
sumber daya manusia, pengangguran dan pembangunan ekonomi. Dia dekat dengan Kufuru
karena Islam melihat kemiskinan sebagai bahaya bagi kehidupan dan iman. Selama itu saya
terkejut bahwa pengangguran mempengaruhi peningkatan kemiskinan jangka pendek, yang
memperlambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan perlahan-lahan kembali ke
keseimbangan. Yang lebih mengejutkan lagi, kemiskinan juga berdampak jangka pendek
terhadap meningkatnya pengangguran. Namun, dalam jangka panjang, perlahan-lahan
mencapai titik konvergensinya. Banyak orang menghadapi hambatan dalam komitmen
mereka untuk pembangunan ekonomi. Hal ini menghambat pembangunan ekonomi dan
memperlambat pertumbuhan ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperjelas
tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan di Indonesia.
Kata Kunci : Pengangguran, Kemiskinan

1
Pendahuluan
Kemiskinan adalah masalah yang dapat terjadi di mana saja di negara maju dan
berkembang. Sebagai negara berkembang, kemiskinan merupakan salah satu masalah utama
yang dihadapi perekonomian Indonesia, seolah-olah merupakan “pekerjaan rumah” yang
tidak dapat diselesaikan. Upaya pemerintah untuk mengakhiri kemiskinan dilakukan dengan
berbagai cara, dari program bantuan modal dan uang tunai hingga program kemiskinan dan
imigrasi.
Masalah kemiskinan merupakan salah satu masalah yang mendapat perhatian
pemerintah di semua negara, terutama negara berkembang. Pada dasarnya, Masalah
kemiskinan umumnya terkait dengan beberapa faktor Kualitas sumber daya manusia,
pengangguran, pertumbuhan, pekerjaan. Secara umum, kemiskinan adalah ketidakmampuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar dasar dalam semua langkah kehidupan. Tingginya tingkat
pengangguran dari sudut pandang ekonomi makro merupakan masalah ekonomi.
Pengangguran yang tinggi membuang banyak sumber daya dan mengurangi pendapatan
masyarakat. Karena tingkat pengangguran yang tinggi, banyak orang tidak dapat menemukan
pekerjaan, yang mempengaruhi moral masyarakat dan kehidupan keluarga, dan
mempengaruhi kesejahteraan dan keamanan masyarakat 1(Akhmad et al., 2012), 2(Snowdon,
B.. dan R. V. Howard, 2005).
Angka kemiskinan selalu ada, karena pengangguran bagi sebagian orang membuat
sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Indikator untuk mengukur jumlah pengangguran
adalah tingkat pengangguran terbuka. Berzinskiene dan Liingina (2011), pasar tenaga kerja
adalah struktur pasar yang kompleks yang membantu memecahkan masalah
ketidakseimbangan tenaga kerja dan masalah pengangguran.
3
Ukwueze et al (2014) menemukan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi
jumlah penduduk miskin. Tingkat pengangguran terbuka digunakan sebagai indikator tingkat
pengangguran karena tingkat pengangguran merupakan penjumlahan dari semua tingkat
pengangguran yang terjadi di wilayah tersebut.. 4Heckman et al (2006) menemukan bahwa
1
Akhmad, N.A. Achsani, M. Tambunan and S.A. Mulyo. (2012).. International Research
Journal of Finance and Economics. 96:101-112., 96, 101-112.
2
Snowdon, B. dan R. V. Howard. (2005). Modern Macroeconomics
3
Ukwueze, Ezebuilo; Emmanuel, Nwosu. 2014. Does Higher Education Reduce Poverty
Among Youth in Nigeria. Asian Economic and Financial Review,Vol.4, No. 1, (PP: 1-19)
4
Heckman, James J., Jora Stixrud, and Sergio Urzua. 2006. The Effects Of Cognitive And
Noncognitive Abilities On Labor Market Outcomes And Social Behavior. National Bureau
2
sebagian besar agen ekonomi di pasar tenaga kerja lebih antusias terhadap diri mereka sendiri
daripada kepentingan publik. Kesempatan kerja masih menjadi masalah utama dalam
pembangunan ekonomi. Adanya ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dan
pembangunan lapangan kerja baru menyebabkan terjadinya peningakatan jumlah
pengangguran disuatu daerah. Besarnya penyediaan dan penawaran tenaga kerja dipengaruhi
oleh tingkat upah 5(Dubra dan Mara, 2008). Memperoleh upah yang lebih baik dan
pendidikan merupakan peranan penting dalam mengurangi kemiskinan 6(Afzal, 2012).
Masalah pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan ditinjau dari jumlah
penduduk. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi kesempatan kerja dan
menimbulkan pengangguran. Platama (2014) menyatakan bahwa Indonesia, negara
berkembang yang sudah berusia 57 tahun, memiliki masalah kemiskinan sebesar 24%,
bahkan jika tingkat kemiskinan 240 juta di bawah US $ 1. Namun, jika Anda menggunakan
standar hidup dengan tingkat kemiskinan kurang dari $2, tingkat kemiskinan akan naik
menjadi 35%. Pembangunan ekonomi Indonesia belum efektif dalam mengatasi
permasalahan kemiskinan yang ada.

Of Economic Research, Paper No. 12006, pp 2-34


5
Dubra dan Mara, 2008
6
Afzal, Muhammad, Muhammad Ehsan Malik, Ishrat Begum, Kafeel Sarwar, dan Hina
Fatima. 2012. Relationship Among Education, Poverty, and Economic Growthin Pakistan :
An Econometric Analysis. Journal of Elementary Education,22(1), pp :23-45
3
Tinjauan Teori
Pengertian Pengangguran
Tingkat pengangguran terkait erat dengan pertumbuhan produk domestik bruto
(PDB). Logikanya sederhana. Jika seseorang tidak bekerja, dia tidak akan berproduksi,
sehingga perhitungan produksi terkait PDB akan berkurang. Implikasi makro dari hukum
Okun adalah ketika tingkat pengangguran meningkat sebesar 1% maka nilai PDB turun
hingga maksimal 2% 7(Langdana, FK, 2009). 8(Mahendra, A. , 2017). Pengangguran adalah
salah satu penyebab kemiskinan. Berkenaan dengan pasokan dasar makanan, air dan
perumahan, kurangnya lahan produktif sebagai pengangguran, setengah pengangguran atau
aset yang menghasilkan pendapatan serius bagi masyarakat miskin. Kami harus berjuang
setiap hari (Bank Dunia).

Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan jika tidak ditangani maka akan jatuh dalam lingkaran kemiskinan.
Menurut Ragnar Nurske, lingkaran kemiskinan menunjukkan bahwa akar penyebab
kemiskinan adalah tabungan yang rendah, investasi yang rendah, kekurangan modal,
produktivitas yang rendah, dan pendapatan yang rendah untuk mendapatkan kembali
tabungan yang rendah9(Prawoto, 2009).
Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang atau rumah tangga atau
sekelompok orang tidak dapat memenuhi hak dasarnya untuk hidup layak. (Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional, 2017). Merebaknya kemiskinan antara lain disebabkan
oleh resesi manusia dan sumber daya alam. Pemanfaatan sumber daya alam sangat baik
bergantung pada kapasitas produksi manusia. Jika banyak masyarakat yang mengalami
kemiskinan dan tidak berpendidikan, hal ini menyebabkan kurangnya keterampilan teknis,
pengetahuan dan aktivitas kewirausahaan, yang mengarah pada pengabaian, keterbelakangan
dan bahkan penyalahgunaan sumber daya yang tersedia.
7
Langdana, F.K. (2009). Macroeconomic Policy Demystifying Monetary and Fiscal Policy.
New York: Springer Scienceþ Business Media.
8
Mahendra, A. (2017). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Perkapita,
Inflasi Dan Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Sumatera Utara.
JRAK, 3(1), 113-138.
9
Prawoto, Nano. “Memahami Kemiskinan dan Strategi Penanggulangannya”. Jurnal
Ekonomi dan Studi Pembangunan, 9.1, (2009): 56-68.

4
Definisi Operasional
Menurut BPS kemiskinan adalah orang-orang yang memiliki kesulitan
ekonomi dan dibawah garis kemiskinan. Kemiskinan digunakan sebagai variabel persen.
Persentase penduduk miskin adalah persentase penduduk yang absolut pengukurannya dari
adalah , yaitu di bawah garis kemiskinan (GK). Itu dihitung berdasarkan standar BPS. Juga
dengan mengkonseptualisasikan tingkat kemiskinan. Garis kemiskinan sebagai variabel
terikat dalam penelitian ini.
Kemiskinan, jika tidak ditangani, akan jatuh ke dalam lingkaran kemiskinan.
Menurut Ragnar Nurske, menjelaskan penyebab kemiskinan antara lain rendahnya tingkat
tabungan, rendahnya tingkat investasi, modal yang sedikit, produktivitas rendah, dan
pendapatan rendah.10(Prawoto, 2009).
Keterbelakangan dan Sumber daya alam menyebabkan Kemiskinan.
Pengelolaan sumber daya sangat bergantung pada produktif kemampuan manusia. Jika
banyak masyarakat yang mengalami kemiskinan dan tidak berpendidikan, hal ini
menyebabkan kurangnya keterampilan teknis, pengetahuan dan kegiatan kewirausahaan,
yang menyebabkan pengabaian, keterbelakangan dan bahkan penyalahgunaan sumber daya
alam yang tersedia. Sumber daya alam sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Di sisi
lain, sumber daya alam menjadi sumber utama kebutuhan manusia, sehingga kekurangan
sumber daya alam menyebabkan kemiskinan Kemiskinan Sumber Daya Sumber Daya Alam
juga penyebab dan sekaligus akibat dari kemiskinan manusia 11(Jhingan, 2016:34).
Penyebab lain dari kemiskinan yaitu kurangnya SDM. Jika orang tidak
memiliki keterampilan, mereka tidak memiliki pendapatan dan daya belinya berkurang, maka
dari menjadi lingkaran kemiskinan . ini akan mempengaruhi wilayah dan bahkan
pertumbuhan ekonomi negara. SDM Mempengaruhi IPM dan Dapat Mempengaruhi Tingkat
Pengangguran . Untuk mencegah kemiskinan menjadi lebih serius, pemerintah harus
memprioritaskan kemiskinan, beberapa ahli mengatakan bahwa pengurangan kemiskinan
yang dirasa paling efektif adalah dengan membangkitkan kegiatan ekonomi di daerah untuk
menghasilkan pertumbuhan ekonomi. 12(Yacoub 2012).

10
Prawoto, Nano. “Memahami Kemiskinan dan Strategi Penanggulangannya”. Jurnal
Ekonomi dan Studi Pembangunan, 9.1, (2009): 56-68.
11
Jhingan M.L. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali, 2016.

12
Yacoub, Yarlina. 2012. Pengaruh Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di
Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas
5
Tanjungpura Pontianak, 8(3), Hal 176-185.
6
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif, dan disajikan untuk menjelaskan atau menjelaskan fenomena yang ada, baik yang
alami maupun buatan. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel 33 provinsi yang
ada di Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif menggunakan
data sekunder. Penelitian ini bersmber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. Jangka
waktu penggunaan adalah 5 tahun dari 2011 hingga 2015. Dalam penelitian ini menggunakan
metode pengumpulan data kepustakaan dan referensi buku,
Metode survei yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian Kuantitatif Ini adalah penelitian yang digunakan
untuk analisis yang dilakukan di masyarakat. penelitian ini membahas topik kemiskinan, dan
penulis menjelaskan dengan jelas hasil survei tersebut. Sumber data penulis adalah data
sekunder dari data kemiskinan tahun 2011 - 2015.
Pembahasan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan dipengaruhi oleh IPM
diantaranya: penelitian Sofilda dkk (2013) memamparkan bahwa IPM berpengaruh
negatif terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/kota Provinsi Papua (Sofilda, 2016).
13

Demikian pula, studi Silswant menunjukkan bahwa IPM memainkan peran sangat penting
dalam memerangi kemiskinan di Indonesia. Ada beberapa penelitian yang menunjukkan
bahwa IPM tidak berdampak signifikan terhadap kemiskinan serta tidak ada hubungan sebab
akibat antara IPM dan kemiskinan di Indonesia (Susilowati dan Wahyudi, 2015).
Pertumbuhan Ekonomi dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB), dari
data (PDRB) untuk periode waktu tertentu, baik berdasarkan harga diterapkan atas dasar
harga konstan. PDRB menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber
daya alamnya 14(Firmansyah, 2016;2). Besarnya PDRB yang dihasilkan di masing-masing
wilayah sangat bergantung pada potensi SDA yang dimiliki seta faktor produksi dari wilayah
produksi tersebut. Karena adanya batasan pada penyediaan unsur-unsur tersebut, tingkat
PDRB akan bervariasi dari satu daerah ke daerah lain.

13
Sofilda, Eleonora et al., “Human Development and Poverty in Papua Province (An Analysis
of Simultaneous Approach on Panel Data Regression)”, OIDA International Journal of
Sustainable Development 06:06 (2013): 51-62.
14
Firmansyah, Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sambas Menurut Pengeluaran
2011- 2015. Sambas: Badan Pusat Statistik Sambas, 2016
7
Pengangguran akan menurunkan pertumbuhan ekonomi dan bergantung pada orang-
orang produktif untuk hidup, menghasilkan tingkat dukungan yang lebih tinggi dari
pendapatan per kapita yang lebih rendah. Kunci penting dalam menentukan tingkat
kemakmuran sosial adalah tingkat pendapatan. Pendapatan penduduk mencapai puncaknya
ketika semua beban kerja dapat dicapai. Pengangguran akan membuat sumber daya menjadi
sia-sia. Tidak hanya produktivitas yang akan turun, pendapatan masyarakat juga akan
berkurang dan menimbulkan kemiskinan serta permasalah sosial lainnya.
Korelasi Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan dapat didefinisikan sebagai
perkembangan kegiatan ekonomi, peningkatan , yang mengarah pada produksi barang dan
jasa15(Sukirno, 2006:9). Dengan berkembangnya pertumbuhan ekonomi , secara otomatis
tercipta lapangan kerja, lapangan kerja, dan pembangunan, perekonomian, yang diistilahkan
dengan teori trickle down effect (Sholeh, 2015:198).
16

Pertumbuhan Ekonomi dapat melihat nilai (PDB) , dan untuk daerah-daerah untuk
periode waktu tertentu, keduanya melihat data (PDRB) berdasarkan pada Harga berlaku atau
atas dasar Harga tetap. PDRB menggambarkan kemampuan suatu daerah mengelola sumber
daya alamnya (Firmansyah, 2016;2). Besarnya PDRB yang dihasilkan di masing-masing
wilayah bergantung pada potensi SDA yang dimiliki dan pada faktor produksi di wilayah
tersebut. Dengan adanya batasan pada penyediaan unsur-unsur tersebut, tingkat PDRB akan
bervariasi dari satu daerah ke daerah lainnya.
Pengangguran akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dan bergantung pada
orang-orang produktif untuk hidup, menghasilkan tingkat dukungan yang lebih tinggi dengan
pendapatan per kapita yang lebih rendah. elemen penting dalam menentukan tingkat
kemakmuran sosial adalah tingkat pendapatan. Pendapatan penduduk mencapai puncaknya
ketika semua beban kerja dapat dicapai. Pengangguran menyebabkan sumber daya menjadi
sia-sia. Tidak hanya produktivitas yang turun, pendapatan masyarakat juga berkurang
sehingga akan menimbulkan kemiskinan dan permasalah sosial lainnya.

Analisis Deskriptif
Dilakukannya pengujian Analisis deskriptif bertujuan memperoleh gambaran perhitungan
nilai minimum dan maksimum, rata-rata serta standar dviasi sehubungan dengan penelitian
15
Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan. Edisi 2. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.
16
Soleh, Ahmad. “Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di Indonesia”. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis, 2.2 (2014) : 197-209.
8
pengaruh pertumbuhan ekonomi dan UMR terhadap peningkatan pengangguran dan
peningkatan kemiskinan di Indonesia.

Analisis Jalur
Adapun penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh pertumbuhan ekonomi dan UMR
terhadap peningkatan pengangguran dan peningkatan kemiskinan di Indonesia. Adapun
dalam me mperoleh koefisien jalur dapat dilakukan dengan pengujian sederhana (Ordinary
Least Square = OLS) mempergunakan program aplikasi SPSS dengan model persamaan.
Pada bagian melakukan pengujian secara bertahap melalui model persamaan regresi, untuk
mendapatkan koefisien jalur yaitu sebagai berikut:
Model pengujian 1 : Pengaruh Variabel Pertumbuhan Ekonomi (X1) dan UMR (X2)
terhadap Pengangguran (Y1)
Model pengujian 2 : Pengaruh Variabel Pertumbuhan ekonomi (X1), UMR (X2)
terhadap Pengangguran (Y1) terhadap Kemiskinan (Y2)
Penelitian ini sesuai dengan hipotesis bahwa pengangguran sangat memengaruhi peningkatan
kemiskinan di Indonesia. Penelitian ini mendukung penelitian Terezia V. Pattimahu (2016)
dan menemukan bahwa tingkat pengangguran di Maluku berpengaruh positif dan signifikan
terhadap meningkatnya kemiskinan di Maluku.
Dampak signifikan pengangguran terhadap kemiskinan menunjukkan bahwa pengangguran
merupakan indikator pendapatan yang berkaitan erat. Pengangguran tentunya tidak memiliki
penghasilan dari pekerjaan, sehingga mengurangi tingkat kesejahteraan dalam hal pemenuhan
kebutuhannya. Ketika kebutuhan dasar mereka tidak terpenuhi, mereka dimasukkan ke dalam
kategori orang miskin.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi secara langsung tidak mempengaruhi penurunan tingkat kemiskinan,
akan tetapi pertumbuhan ekonomi dapat mengurangi tingkat kemiskinan dengan melalui
tingkat pengangguran. Dalam hal ini pertumbuhan ekonomi harus dapat menciptakan
lapangan pekerjaan bagi rakyat sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran. Dengan
bekerja, rakyat/seseorang dapat menambah penghasilan sehingga dapat mengurangi tingkat
kemiskinan.
Pertumbuhan ekonomi dapat mengurangi kemiskinan caranya dengan mendirikan suatu usaha
yang padat karya, agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Selain itu
9
dapat memberikan peluang untuk malakukan wirausaha, Dalam ekonomi Islam, Beik
menyatakan bahwa salah satu faktor pertumbuhan ekonomi yang dapat memecahkan masalah
kemiskinan adalah faktor manusia yang enterpreneuship. Hal ini dikarenakan sumber
manusia enterpreneur mampu menggerakkan sektor riil dalam perekonomian, dan dapat
menciptakan kemandirian negara.
Dalam hal ini, butuh peran pemerintah dalam mewujudkan, distribusi hasil pertumbuhan
ekonomi agar dapat dirasakan oleh khalayak ramai, seperti mengalokasikan sumber daya
alam dengan baik, agar dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, kita dapat memberikan beberapa saran yang mungkin
berguna. Untuk dari sebgaian kalangan:
1) Perlu mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah agar dapat meningkatkan
kualitas di wilayah Jawa Tengah untuk perubahan kehidupan masyarakat agar lebih
baik.
2) Pemerintah dapat menyiapkan pelatihan untuk menciptakan lapangan kerja untuk
mendorong masyarakat agar berwirausaha sehingga nantinya dapat menciptakan
lapangan kerja
3) Untuk menekan angka kemiskinan maka pemerintah

10
Daftar Referensi

Akhmad, N.A. Achsani, M. Tambunan and S.A. Mulyo. (2012).. International Research
Journal of Finance and Economics. 96:101-112., 96, 101-112.
Snowdon, B. dan R. V. Howard. (2005). Modern Macroeconomics Ukwueze, Ezebuilo;
Emmanuel, Nwosu. 2014. Does Higher Education Reduce Poverty Among Youth in
Nigeria. Asian Economic and Financial Review,Vol.4, No. 1, (PP: 1-19)
Heckman, James J., Jora Stixrud, and Sergio Urzua. 2006. The Effects Of Cognitive And
Noncognitive Abilities On Labor Market Outcomes And Social Behavior. National
Bureau Of Economic Research, Paper No. 12006, pp 2-34
Afzal, Muhammad, Muhammad Ehsan Malik, Ishrat Begum, Kafeel Sarwar, dan Hina
Fatima. 2012. Relationship Among Education, Poverty, and Economic Growthin
Pakistan : An Econometric Analysis. Journal of Elementary Education,22(1), pp :23-
45
Langdana, F.K. (2009). Macroeconomic Policy Demystifying Monetary and Fiscal Policy.
New York: Springer Scienceþ Business Media.
Mahendra, A. (2017). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Perkapita,
Inflasi Dan Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Sumatera
Utara. JRAK, 3(1), 113-138.
Prawoto, Nano. “Memahami Kemiskinan dan Strategi Penanggulangannya”. Jurnal Ekonomi
dan Studi Pembangunan, 9.1, (2009): 56-68.
Yacoub, Yarlina. 2012. Pengaruh Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di
Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas
Tanjungpura Pontianak, 8(3), Hal 176-185
Firmansyah, Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sambas Menurut Pengeluaran
2011- 2015. Sambas: Badan Pusat Statistik Sambas, 2016
Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan. Edisi 2. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.
Soleh, Ahmad. “Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, 2.2 (2014) : 197-209.

11

Anda mungkin juga menyukai