A. Definisi
Timbang terima ( operan ) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan klien.
B. Tujuan
1. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
2. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
3. Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota tim
perawat.
4. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan.
C. Manfaat
1. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh perawat pada
shift berikutnya.
2. Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan dengan
keadaan
klien yang sebenarnya.
3. Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang belum
terungkap.
D. Metode Pelaporan
1. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung kepada
perawat penanggung jawab berikutnya. Cara ini memberikan kesempatan diskusi
yang
maksimal untuk kelanjutan dan kejelasan rencana keperawatan.
2. Pelaksanaan timbang terima dapat juga dilakukan di ruang perawat kemudian
dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi klien satu persatu.
E. Prosedur Pelaksanaan
Namapasien : Kamar :
Umur : Dx. Medis :
Tanggal :
TimbangTerima
AsuhanKeperawatan
Sift Pagi
MasalahKeperawatan
Data Fokus S:
(subjektifdanobjektif)
O:
A:
P:
Intervensi yang
sudahdilakukan
Intervensi yang
belumdilakukan
Hal-hal yang
perludiperhatikan
(Lab, Obat, AdvisMedis)
Karu :
FORMAT TIMBANG TERIMA
Namapasien : Kamar :
Umur : Dx. Medis :
Tanggal :
TimbangTerima
AsuhanKeperawatan
Sift Siang
MasalahKeperawatan
Data Fokus S:
(subjektifdanobjektif)
O:
A:
P:
Intervensi yang
sudahdilakukan
Intervensi yang
belumdilakukan
Hal-hal yang
perludiperhatikan
(Lab, Obat, AdvisMedis)
Karu :
FORMAT TIMBANG TERIMA
Namapasien : Kamar :
Umur : Dx. Medis :
Tanggal :
TimbangTerima
AsuhanKeperawatan
Sift Malam
MasalahKeperawatan
Data Fokus S:
(subjektifdanobjektif)
O:
A:
P:
Intervensi yang
sudahdilakukan
Intervensi yang
belumdilakukan
Hal-hal yang
perludiperhatikan
(Lab, Obat, AdvisMedis)
Karu :
MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN PROFESIONAL
(MPKP)
A. Pengertian
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur,
proses dan nilai-nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut
(Hoffart & Woods, 1996).
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur,
proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut
diberikan.(Ratna Sitorus dan Yulia, 2006).
Model Pelayanan untuk memberikanasuhan kepada masyarakat secara optimal
yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Irman Soemantri, 2011)
Sistem Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) adalah suatu
kerangka kerja yang mendefinisikan keempat unsur: standart, proses keperawatan,
pendidikan keperawatan dan sistem MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-
prinsip nilai yang diyakini dan akan menentuakan kualitas produksi atau jasa layanan
keperawatan.
B. Unsur MPKP
1. Standart kebijakan institusi atau nasional
2. Proses keperawatan, meliputi :
a. Pengkajian
b. Diagnosa
c. Intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi
f. Dokumentasi
3. Pendidikan klien, meliputi :
a. Pencegahan penyakit
b. Mempertahankan kesehatan
c. Informed concent
d. Discharge planning
4. Sistem Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
a. Fungsional
b. Kasus
c. Tim
d. Primer
e. Modifikasi tim-primer
C. Tujuan
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap tim keperawatan.
D. Pilar MPKP
PARTIAL CARE
TOTAL CARE
F. Metode MPKP
Menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998) ada 4 metode pemberian
asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa depan
dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan, yaitu:
1. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Fungsional
Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan
sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua.Pada saat itu karena masih terbatasnya
jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1 - 2 jenis intervensi
keperawatan kepada semua pasien di bangsal.Model ini berdasarkan orientasi tugas dari
filosofi keperawatan, perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan jadwal
kegiatan yang ada (Nursalam, 2002).Model pelayanan keperawatan dilaksanakan berdasarkan
tugas yg ditentukan oleh kepala unit keperawatan ( head nurse ). Model ini cocok untuk
keadaan darurat,tetapi kurang untuk meningkatkan mutu askep (gillies,1989;tomey,1992 ).
Gambar 2.1 Model MAKP Fungsional
a. Keuntungan :
Perawat trampil untuk tugas tertentu
Efisien, memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi
staf atau peserta didik yang praktek untuk keterampilan tertentu
b. Kerugian :
Pelayanan Keperawatan terpilah-pilah
Sulit membangun hubungan perawat–pasien, karena tidak adanya saling
percaya
Kemungkinan pasien merasa tidak puas
CCM
PA PA PA
PAGI
PA PA PA
PA PA
SORE PA
PA
MALAM PA PA PA
PA
PA
LIBUR/CUTI PA PA
PA
PA PA
9-10 klien 9-10 klien 9-10 klien
Administrator Keperawatan
Administrator Keperawatan
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien
akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa
pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus
biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat
privat atau untuk keperawatan khusus seperti isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan
pendekatan holistik dari filosofi keperawatan.Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan
dan observasi pada pasien tertentu (Nursalam, 2002).
Metode ini adalah suatu penugasan yang diberikan kepada perawat untuk memberikan
asuhan secara total terhadap seorang atau sekelompok klien.
a. Keuntungan
Asuhan yang diberikan komprehensif,berkesinambungan dan holistik.
b. Kerugian
Kurang efisien karena memerlukan perawat profesional dengan keterampilan tinggi dan
imbalan yang tinggi, sedangkan masih ada pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh asisten
perawat.
Pasien / client
Perawatan pasien
total 24 jam/hari
Keuntungan
a. Otonomi, motivasi, tanggung jawab & tanggung gugat perawat meningkat.
b. Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan
c. Meningkatnya hubungan antara perawat dan pasien.
d. Terciptanya kolaborasi yang baik.
e. Penugasan pasien oleh seorang perawat primer.
Kerugian
a. Ruangan tidak memerlukan perawat pelaksana, harus perawat profesional.
b. Biaya yang diperlukan banyak
5. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang
perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatankelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaburatif (Douglas, 1984).
Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai
kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul
motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan
keperawatan meningkat. Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus
berdasarkan konsep berikut:
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik
kepemimpinan.
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.
c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila
didukung oleh kepala ruang.
Metode ini di gunakan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar belakang
pendidikan dan kemampuannya.Ketua tim mempunyai tanggung jawab untuk
mengkordinasikan seluruh kegiatan asuhan keperawatan dalam tanggung jawab untuk
mengkoordinasikan seluruh kegiatan asuhan keperawatan dalam tanggung jawab kegiatan
anggota tim. Tujuan metode penugasan keperawatan tim untuk memberikan keperawatan
yang berpusat pada pasien. Ketua tim melakukan pengkajian dan menyusun rencana
keperawatan pada setiap pasien, dan anggota tim bertanggung jawab melaksanakan asuhan
keperawatan berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah di buat.Oleh karena
kegiatan dilakukan bersama-sama dalam kelompok, maka ketua tim seringkali melakukan
pertemuan bersama dengan anggota timnya (konferensi tim) guna membahas kejadian-
kejadian yang di hadapi dalam pemberian askep.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam
satu grup kecil yang saling membantu.
Tanggung Jawab Perawat Dalam Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Tim (Nursalam, 2002) :
Tanggung jawab anggota tim
1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya.
2. Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
3. Memberikan laporan.
Kepala Ruang
Gambar 2.6 Struktur MAKP Tim (Marquis & Huston, 1998,p. 149)
PARTIAL CARE
TOTAL CARE
CCM
PA PA PA
PAGI
PA PA PA
PA PA
SORE PA
PA
MALAM PA PA PA
PA
PA
LIBUR/CUTI PA PA
PA
PA PA
Administrator Keperawatan
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien
akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa
pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus
biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat
privat atau untuk keperawatan khusus seperti isolasi, intensive care. Metode ini berdasarkan
pendekatan holistik dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan
dan observasi pada pasien tertentu (Nursalam, 2002).
Metode ini adalah suatu penugasan yang diberikan kepada perawat untuk memberikan
asuhan secara total terhadap seorang atau sekelompok klien.
c. Keuntungan
Asuhan yang diberikan komprehensif,berkesinambungan dan holistik.
d. Kerugian
Kurang efisien karena memerlukan perawat profesional dengan keterampilan tinggi dan
imbalan yang tinggi, sedangkan masih ada pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh asisten
perawat.
9. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer
Adalah suatu metode pemberian askep dimana perawat professional
bertanggungjawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien selama 24
jam. Tanggungjawab meliputi pengkajian pasien,perencanaan, implementasi, dan evaluasi
askep dari sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien dinyatakan pulang ini merupakan
tugas utama perawat primer yang di bantu oleh perawat asosiet. Menurut Gillies (1986)
perawat yang menggunakan metode keperawatan primer dalam pemberian asuhan
keperawatan disebut perawat primer (primary nurse). Pada metode keperawatan primer
terdapat kontinutas keperawatan dan bersifat komprehensif serta dapat dipertanggung
jawabkan, setiap perawat primer biasanya mempunyai 4 – 6 klien dan bertanggung jawab
selama 24 jam selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk
mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan juga
akan membuat rencana pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak
bertugas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse)
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24
jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana asuhan
dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus
antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi
keperawatan selama pasien dirawat.
Pasien / client
Perawatan pasien
total 24 jam/hari
Keuntungan
f. Otonomi, motivasi, tanggung jawab & tanggung gugat perawat meningkat.
g. Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan
h. Meningkatnya hubungan antara perawat dan pasien.
i. Terciptanya kolaborasi yang baik.
j. Penugasan pasien oleh seorang perawat primer.
Kerugian
c. Ruangan tidak memerlukan perawat pelaksana, harus perawat profesional.
d. Biaya yang diperlukan banyak
Metode ini di gunakan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar belakang
pendidikan dan kemampuannya. Ketua tim mempunyai tanggung jawab untuk
mengkordinasikan seluruh kegiatan asuhan keperawatan dalam tanggung jawab untuk
mengkoordinasikan seluruh kegiatan asuhan keperawatan dalam tanggung jawab kegiatan
anggota tim. Tujuan metode penugasan keperawatan tim untuk memberikan keperawatan
yang berpusat pada pasien. Ketua tim melakukan pengkajian dan menyusun rencana
keperawatan pada setiap pasien, dan anggota tim bertanggung jawab melaksanakan asuhan
keperawatan berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah di buat.Oleh karena
kegiatan dilakukan bersama-sama dalam kelompok, maka ketua tim seringkali melakukan
pertemuan bersama dengan anggota timnya (konferensi tim) guna membahas kejadian-
kejadian yang di hadapi dalam pemberian askep.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam
satu grup kecil yang saling membantu.
Kepala Ruang
Gambar 2.6 Struktur MAKP Tim (Marquis & Huston, 1998,p. 149)
Pasien
Rencana tindakan
Perkembangan
keadaan klien
Masalah:
Teratasi
Belum
Sebagian
Baru
DOKTER
KELUARGA/ PASIEN
FARMASI/ APOTIK
KELUARGA/ PASIEN
Surat persetujuan
Lembar serah terima obat
Klien
2.4.6 Petunjuk Teknis Pengisian Tanda Bukti Serah Terima Obat (Untuk Pasien)
1. Pengisian nama pasien, umur, No. Registrasi ruangan
2. Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai dengan tanggal serah terima obat.
3. Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan) diisi sesuai dengan nama obat,
frekuensi pemberian dan jumlah yang diterima.
4. Kolom TT atau nama terang yang menyerahkan disi oleh keluarga atau klien.
5. Kolom TT atau nama terang yang menerima diisi oleh perawat atau keluarga yang
menerima.
Format Tanda Bukti Serah Terima Obat (Untuk Pasien)
validasi data
Penetapan Pasien
Persiapan Pasien :
* Inform Concernt
* Hasil Pengkajian/ Validasi data
Penyajian
Masalah
Tim Kesehatan :
dokter, perawat dan Keadaan pasien :
tenaga kesehatan • Klinis dan pemeriksaan penunjang
lain • Tingkat ketergantungan pasien
Penyelesaian
Perencanaan pulang
administrasi
Aturan Diet :
( ) ( )
Mengetahui
Manager Sistem Rawat Inap
( )
e. Ronde keperawatan
f. Dokumentasi
4. M4 : Money
Menentukan tarif pelayanan sesuai kebijakan pelayanan kesehatan dan analisa
pendapatan dengan pengeluaran di ruang MAKP
5. M5 : Marketing
a. BOR
b. Pemasaran
c. SOP 10 (sepuluh) penyakit terbanyak
d. Instrumen tingkat kepuasaan klien terhadap pelayanan keperawatan (X1-X2)
meliputi :
• Reliability (Kepercayaan)
• Assurance (Jaminan)
• Emphaty (Empati)
• Tangibles (Kenyataan)
• Responsivness (Tanggung Jawab)
2. Intra Implementasi
1. Kegiatan kepala ruangan
Membuat pembagian penugasan askep pada PP (Katim) 1 perawat: 6-8 pasien
Menjamin terciptanya lingkungan yang kondusif Untuk pembelajaran dan praktik
Menyiapkan SDM, Sarana/fasilitas yang diperlukan
Sebagai Role model
Melakukan BST (Bed side teaching)
Mendampingi PP ketika berkolaborasi & bertanggung jawab - bertanggiung gugat
Memfasilitasi pertemuan khusus dg tim pengembangan MAKP
Memfasilitasi sarana untuk konsultasi/komunikasi antara pasien/keluarga dengan
perawat
Mengikuti pre-post confrence (timbang terima)
Mengevaluasi kinerja perawat supervisi PP atau katim dan PA
Tujuan dan KARU
instrumen supervisi Pendelegasian
Responsibility
Accountability
Kinerja PP Authority
1. pelaksanaan askep
2. dokumentasi
3. timbang terima
4. sentralisasi obat KUALITAS
5. ronde keperawatan 1. peningkatan kualitas
2. keuntungan
3. eksistensi RS
4. kepuasaan perawat dan klien
3F:
5. standar
Fair
Feed back
Follow up
Evaluasi indikator klinik keperawatan, misal kepuasan pasien pada saat akan pulang
Pada akhir uji terap: buat cheklis evaluasi dan kesan-kesan dan masukan dari: dokter,
tim kesehatan lain
3. Post Implementasi
a. Mengevaluasi uji penerapan, dilihat dari aspek :
• Kepuasan pasien terhadap asuhan
• Kesan perawat yang terlibat uji penerapan
• Kesan dokter
• Klasifikasi pasien
• Kolaborasi interdisiplin
• Audit keperawatan
• Kompetensi perawat
• Biaya jasa tindakan keperawatan
b. Memberi laporan kepada direktur
c. Rekomendasi
d. Evaluasi penerapan MAKP
• Indikator kinerja perawat
• Indikator mutu pelayanan keperawatan
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui
tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-
indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap :
BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to
inpatient bed count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut
Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan
waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus :
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari
dalam satu periode)) X 100%
Pasien datang
Diagnosa keperawatan
Tidak Ya
Pasien Pulang
Keterangan alur dokumentasi asuhan keperawatan secara manual :
1. Klien datang dilakukan pengkajian
2. Setelah melakukan pengkajian kemudian menetapkan diagnose keperawatan
3. Membuat perencanaan asuhan keperawatan yang akan diberikan kepada klien
4. Melakukan implementasi perencanaan asuhan keperawatan
5. Evaluasi implementasi asuhan keperawatan
6. Hasil evaluasi jika klien belum sembuh, melakukan pengkajian lagi terhadap
klien
7. Jika hasil evaluasi klien sembuh, klien boleh pulang setelah melakukan
penyelesaian administrasi
Dengan alur system manual seperti tersubut diatas permasalahan yang sering
terjadi adalah :
1. Proses pengkajian, diagnosa dokumentasi perencanaan dan evaluasi tidak
terisi
2. Dokumen yang terisi kebanyakan pada implementasi dengan alasan untuk
memonitor kegiatan yang telah dilakukan pada klien
3. Tulisan perawat tidak semuanya bagus sehingga sering tidak bisa terbaca
dengan baik oleh rekan perawat yang lain
Alternatif pemecahan masalah dibuat SIM dokumentasi asuhan keperawatan
berbasis computer. Diharapkan dengan implementasi SIM dokumentasi asuhan
keperawatan ini permasalahan yang sering muncul dapat teratasi dengan baik.
d. Desain System
Desain System yang diusulkan adalah sebagai berikut :
1. Klien datang dilakukan pengkajian oleh perawat
2. Data pengkajian sebagai dasar untuk menentukan diagnose keperawatan
3. Perawat memasukkan data pengkajian di computer
4. Komputer mencari data pengkajian di data base jika ketemu maka keluar data
diagnose keperawatan jika tidak ketemu maka perawat harus memasukkan data
diagnose keperawatan lewat tambah data
5. Setelah diagnose keperawatan dimunculkan oleh computer perawat mengisi
data rencana asuhan keperawatan yang akan diberikan kepada klien
6. Implementasi rencana asuhan keperawatan diberikan kepada klien
7. Hasil dari implementasi dimasukkan kedalam computer dan kemudian
dilakukan evaluasi untuk menentukan tindak lanjut asuhan keperawatan yang
akan diberikan kepada klien
8. Jika dalam evaluasi pasien belum sembuh, maka dilakukan pengkajian lanjutan
kepada klien
9. Jika hasil evaluasi klien sembuh maka klien diperbolehkan pulang setelah
melakukan penyelesaian administrasi
Diagnosa keperawatan
Tidak Ya
Pasien Pulang
Implementasi Askep
Input data rencana asuhan keperawatan
Pengkajian Kondisi Pasien
Diagnosa keperawatan
Data base diagnose keperawatan
Modul yang ada pada SIM Dokumentasi Asuhan Keperawatan : Pemeliharaan master
standar asuhan keperawatan, Pencarian SAK berdasarkan diagnosa klien, Perencanaan
tindakan, Pengisian Implementasi asuhan keperawatan, Laporan Standar Asuhan
Keperawatan, Laporan Standar Asuhan Keperawatan, Laporan SAK per Ruang, Laporan
Rekap SAK per Kelompok Penyakit, Laporan SAK dan Diagnosa.
e. Konfigurasi Hardware
1. Komputer Server dengan spesifikasi : Jumlah 1 unit
a. Intel Pentium Quard Core
b. Memori DDR2 4 GB
c. Hardisk 360 GB
d. Keyboard Mose PS2
e. Monitor LCD 15”
f. Operating System Windows Server 2003
2. Komputer Client : Jumlah 6 unit
a. Intel Pentium Core 2 Duo
b. Memori DDR2 1 GB
c. Hardisk 120 GB
d. Keyboard Mouse PS2
e. Monitor LCD 15”
f. Operating System Windows XP
3. Printer : Jumlah 1 unit
Laserjet HP type LJ1020
4. Swicth Hub : Jumlah 2 unit
Switch Hub Prolink 16 Port
5. Kabel Jaringan
Kabel UTP Belden 10/100 Jumlah 1 roll
f. Bahasa Pemrograman dan Data Base
Bahasa Pemrograman menggunakan Visual Basic 6 dengan Data Base
untuk Data SQL Server 2005 dan database perantara report Acces 2007
sedangkan untuk disain report menggunakan CrystalReport 8
g. Disain Form Input Data Komputer
a) Form Master Pasien terdiri dari : Nomer Rekam Medik, Nama
Pasien, Alamat, Jenis Kelamin, Tempat, Tanggal Lahir, Umur,
Golongan Darah, Pekerjaan, Penanggungjawab, Umur
Penanggungjawab, Pekerjaan Penanggungjawab, Hubungan dengan
Pasien.
b) Form Master Diagnosa Keperawatan terdiri dari: Kode Diagnosa
Keperawatan, Diagnosa Keperawatan
c) Form Master Sub Diagnosa Keperawatan terdiri dari: Kode
Diagnosa Keperawatan, Kode Sub Diagnosa keperawatan dan Sub
Diagnosa Keperawatan
d) Form Pengkajian terdiri dari : Identitas Klien, Identitas
Penanggung Jawab, Riwayat Kesehatan ( Keluhan Utama, Riwayat
Penyakit Sekarang, Riwayat Penyakit Dahulu dan Riwayat Penyakit
Keluarga), Pengkajian Fisik ( Keadaan Umum Klien, System
Pernafasan, System Penglihatan, System Pendengaran, System
Pengecapan, Dada, System Kardiovaskuler, Abdomen/System
Pencernaan, System Perkemihan, Genetalia, Integument, Extremitas),
Pola Kebiasaan Sehari-hari, Perkembangan Fisik, Perkembangan
Fungsional, Data Psikologi Klien, Data Psikologi Keluarga, Data
Sosial dan Spiritual Klien Keluarga dan Data Diagnostik.
e) Form Diagnosa Keperawatan meliputi Tanggal, Jam, No Rekam
Medik, Nama Klien, Umur, Ruang, Kode Diagnosa Keperawatan,
Diagnosa Keperawatan, Kode Sub Diagnosa Keperawatan, Sub
Diagnosa Keperawatan dan Rencana Asuhan Keperawatan
f) Form Evaluasi mencakup Tanggal, Jam, No Rekam Medik, Nama
Klien, Umur, Ruang, Kode Diagnosa Keperawatan, Diagnosa
Keperawatan, Kode Sub Diagnosa Keperawatan, Sub Diagnosa
Keperawatan, Rencana Asuhan Keperawatan dan Hasil Evaluasi
h. Pengembangan System
Pengembangan system selalu dilakukan dengan mengadakan evaluasi secara
berkala terhadap implementasi system dengan melibatkan user sebagai pengguna
system, analis system sebagai penyusun kerangka system dan programmer yang
menterjemahkan keinginan user dan rancangan system oleh system analis dengan
bahasa pemrograman. Selain software, hardware juga dilakukan evaluasi. Saat ini
dengan melihat hardware yang sudah ada hanya perlu melakukan upgrade di 2
komputer yang memorinya masih 512 MB .
i. Implementasi
Agar implementasi SIM Dukumentasi Asuhan Keperawatan berjalan dengan
baik, maka metode implementasi Paralell Approach yaitu berjalan dengan dua system,
sampai system komputernya sudah mantab baru system pencatatan manual
ditinggalkan.
j. Pemeliharaan
Untuk menjamin bahwa system sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu
dilakukan audit system dengan membandingkan system computer dengan system
manual apakah yang dihasilkan system computer lebih baik serta meringankan user
dalam melakukan pencatatan asuhan keperawatan secara komputerisasi. Evaluasi
pada bulan pertama implementasi dilakukan tiap minggu 1 kali selanjutnya dievaluasi
secara periodic 1 bulan sekali.
k. Plan Of Action
No Kegiatan Tujuan Output Waktu Penanggung
jawab
1. Survey system Mengetahui Alur manual 3 hari Analys system
manual permasalahan system Alur system
manual dan alur computer
pendokumentasian Permasalahan
askep secara man ual
Usulan pemecahan
masalah
2. Pembuatan Form Merancang Form Entry Form Entry Data 1 hari Analys System
Data
3. Disain Data Base Media Penyimpanan di Database SIM 3 hari Analys System
computer Dukumentasi
Asuhan
Keperawatan
4. Menyusun Memberikan panduan Dokumen Alur 3 hari Analys System
Dokumentasi untuk programmer Pemrograman
Alur dalam menyusun
Pemrograman program komputerisasi
5 Menyusun Mencipt Program SIM Program SIM 1 bulan Programer
Program SIM Dokumentasi Asuhan Dokumentasi
Dokumentasi Keperawatan Asuhan
Asuhan akan Keperawatan
Keperawatan
6 Ujicoba Program Mengetahui Laporan dan 1 bulan Programer
SIM sejauhmana Program rekomendasi
Dokumentasi SIM Dokumentasi Program SIM
Asuhan Asuhan Keperawatan Dokumentasi
Keperawatan Dapat Asuhan
diimplementasikan Keperawatan
sesuai kebutuhan dan
harapan user
7 Perbaikan- Menyempurnakan Program SIM 1 minggu Programer
perbaikan system Program SIM Dokumentasi
Dokumentasi Asuhan Asuhan
Keperawatan Keperawatan
Sesuai dengan
kebutuhan dan
harapan user
8 Implementasi Mengganti Sistem Program SIM 1 bulan Programer dan
100% dengan manual dengan Dokumentasi system analys
meninggalkan Program SIM Asuhan
system manual Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Keperawatan Terimplementasi
100%
9 Dokumentasi Pengembangan Program SIM Tiap bulan Analys sistem
Sistem dan Program SIM Dokumentasi minggu
Evaluasi Dokumentasi Asuhan Asuhan pertama
Keperawatan Keperawatan
Semakin lengkap