(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Desain dan Pengembangan Evaluasi
pembelajaran PKN)
Dosen Pengampu : Dr.Zulkilfli Amin.M.Si
Di Susun Oleh :
Elesty Anjelita (1902060017)
Kelas A 5 Pagi
A. Kompetensi Inti
1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
C. Materi Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
Sistem pembagian kekuasaan negara Republik Indonesia
a. Macam-Macam kekuasaan negara
Apa saja kekuasaan negara itu? Kekuasaan negara banyak sekali
macamnya. Menurut John Locke sebagaimana dikutip oleh Riyanto (2006:
273) bahwa kekuasaan negara itu dapat dibagi menjadi tiga macam, yakni
sebagai berikut.
a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk
undangundang.
b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan
undangundang, termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap
pelanggaran terhadap undang- undang.
c. Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan hubungan
luar negeri.
Selain John Locke, ada tokoh lain yang berpendapat tentang kekuasaan
negara, yaitu Montesquieu. Sebagaimana dikutip oleh Riyanto (2006:
273).
a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk
undang-undang.
b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-
undang.
c. Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan
undangundang, termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap
pelanggaran terhadap undangundang.
Pendapat yang dikemukakan oleh Montesquieu merupakan
penyempurnaan dari pendapat John Locke. Kekuasaan federatif oleh
Montesquieu dimasukkan ke dalam kekuasaan eksekutif, fungsi mengadili
dijadikan kekuasaan yang berdiri sendiri. Ketiga kekuasaan tersebut
dilaksanakan oleh lembaga-lembaga yang berbeda yang sifatnya terpisah.
Teori Montesquieu ini dinamakan Trias Politika.
b. Konsep pembagian kekuasaan negara di Indoensia
Apa sebenarnya konsep pemisahan dan pembagian kekuasaan
itu? Kusnardi dan Ibrahim (1983:140) menyatakan bahwa istilah
pemisahan kekuasaan (separation of powers) dan pembagian kekuasaan
(divisions of power) merupakan dua istilah yang memiliki pengertian
berbeda satu sama lainnya. Pemisahan kekuasaan berarti kekuasaan negara
itu terpisah-pisah dalam beberapa bagian, baik mengenai organ maupun
fungsinya. Dengan kata lain, lembaga pemegang kekuasaan negara yang
meliputi lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif merupakan lembaga
yang terpisah satu sama lainnya, berdiri sendiri tanpa memerlukan
koordinasi dan kerja sama.
Bagaimana konsep pembagian kekuasaan yang dianut negara
Indonesia? Mekanisme pembagian kekuasaan di Indonesia diatur
sepenuhnya di dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Penerapan pembagian kekuasaan di Indonesia terdiri atas dua bagian, yaitu
pembagian kekuasaan secara horizontal dan pembagian kekuasaan secara
vertikal.
Pembagian Kekuasaan Secara Horizontal
Pembagian kekuasaan secara horizontal yaitu pembagian
kekuasaan menurut fungsi lembaga-lembaga tertentu (legislatif,
eksekutif, dan yudikatif). Berdasarkan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, secara horisontal pembagian kekuasaan
negara dilakukan pada tingkatan pemerintahan pusat dan
pemerintahan daerah. Pembagian kekuasaan pada tingkatan
pemerintahan pusat berlangsung antara lembagalembaga negara yang
sederajat.
Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal
Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian
kekuasaan berdasarkan tingkatannya, yaitu pembagian kekuasaan
antara beberapa tingkatan pemerintahan. Pasal 18 ayat (1) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap
provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah,
yang diatur dengan undang-undang. Berdasarkan ketentuan tersebut,
pembagian kekuasaan secara vertikal di negara Indonesia
berlangsung antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
(pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota).
2. Pertemuan Ke dua
Kedudukan dan fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan
Lembaga Pemerintah Non-Kementrian.
Orientasi peserta 1. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk 10 Menit
proses belajar mengajar; kerapian dan kebersihan
didik pada
ruang kelas, presensi, menyiapkan media dan alat serta
masalah
buku yang diperlukan.
2. Guru memberikan penguatan tentang aspek motivasi
belajar dan sikap spiritual peserta didik berkaitan
dengan sara syukur peserta didik masih dapat
melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan
menengah (SMA).
3. Guru menegaskan kembali tentang topik dan tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan.
Mengorganisasi 1. Guru membagi peserta didik dalam 7 kelompok yang
peserta didik beranggotakan 4 - 5 orang siswa, dengan pembagian
untuk belajar tugas sebagai berikut.
- Kelompok 1 dan 2
Analisis tentang kekuasaan konstitutif
- Kelompok 3 dan 4
Analisis tentang kekuasaan legislatif
- Kelompok 5 dan 6
Analisis tentang kekuasaan yudikatif
- Kelompok 7
Analisis tentang kekuasaan kekuasaan eksaminatif
2. Guru meminta peserta didik secara kelompok mencatat
pertanyaan yang ingin diketahui, dan mendorong
peserta didik untuk terus menggali rasa ingin tahu
dengan pertanyaan secara mendalam dalam daftar
pertanyaan, terkait dengan tugas yang diberikan.
Membimbing 1. Guru membantu dan membimbing peserta didik untuk 10 Menit
penyelidikan mengumpulkan informasi tentang Tugas yang
individual dan diberikan .
kelompok 2. Peserta didik mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya dari berbagai sumber, dan mengajukan
pertanyaan pada peserta didik lain dalam kelompok
untuk berpikir tentang jawaban terhadap pemecahan
masalah terhadap kendala-kendala yang dihadapi
lembaga negara tersebut.
3. Guru bertindak sebagai sumber belajar bagi peserta
didik dengan membei konfirmasi atas jawaban peserta
didik, atau mengungkap lebih jauh penyelidikan yang
telah mereka lakukan.
Mengembangkan 1. Guru membimbing peserta didik dalam kelompok
dan menyajikan untuk menyusun laporan hasil kajian kelompok.
hasil karya 2. Laporan tersebut dapat berupa bahan tayang
(powerpoint) atau laporan tertulis.
3. Guru membimbing setiap kelompok untuk menyajikan
hasil telaah di kelas.
Menganalisis dan 1. Guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi
mengevaluasi pemikiran dan aktivitas mereka selama proses
proses kegiatan pengumpulan informasi, proses analisis serta
pemecahan preses berlangsungnya tugas kelompok.
masalah 2. Guru membantu peserta didik melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang
telah mereka lakukan.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan
rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa
pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan
lancar.
2. Pertemuan Kedua
Langkah/
Alokasi
Syntak Model Deskripsi
Waktu
Pembelajaran
Evaluasi
2) Program/Pembelajaran Remidial
Kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik yang belum menguasai
materi pelajaran dan belum mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Bentuk
yang dilakukan antara lain peserta didik secara terencana mempelajari buku teks
pelajaran PPKn pada bagian tertentu yang belum dikuasainya. Guru
menyediakan soal-soal latihan atau pertanyaan yang merujuk pada pemahaman
kembali tentang isi buku teks PPKn Bab 1. Peserta didik diminta komitmennya
untuk belajar secara disiplin dalam rangka memahami materi pelajaran yang
belum dikuasainya. Guru kemudian mengadakan uji kompetensi kembali pada
materi yang belum dikuasai peserta didik yang bersangkutan.
3) Program Pengayaan
Kegiatan pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah
menguasai materi pelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.
Bentuk yang dilakukan antara lain peserta didik diminta untuk mencari
informasi materi relevan yang tingkat kompetensinya lebih tinggi dari
kompetensi yang diharapkan dalam Bab 1. Selain itu peserta didik tersebut
diminta menyampaikan atau mengumpulkan hasil informasi yang ditemukan.