Anda di halaman 1dari 9

Menggunakan Legenda Candi Kidal untuk Meningkatkan Pengetahuan Siswa akan Sejarah

Lokal

A.PENDAHULUAN

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam
budaya, suku, dan agama. Serta kita tahu bahwa indonesia dulunya juga memiliki kerajaan-
kerajaan besar seperti kerajaan sriwijaya, kerajaan majapahit dan lain sebagainya. Sehingga
kerajaan-kerajaan yang telah runtuh tersebut meninggalkan jejak-jejak sejarah di masa
lampau yang tersebar diseluruh wilayah negara indonesia. Bentuk dari peninggalan sejarah
itu bermacam-macam dan salah satunya adalah peninggalan candi kidal yang terletak di desa
kidal kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Pada setiap candi tentunya memiliki kisah
yang menceritakan tentang masa kerajaan yang membuat candi tersebut, sehingga kita sering
mendengar tentang legenda candi ini atau legenda lainnya. Dan yang dimaksud dari legenda
adalah suatu kisah yang menceritakan tentang asal mula sesuatu itu terjadi seperti contohnya
legenda coban rondo dan lain sebagainya yang berarti menceritakan tentang asal mula coban
itu terjadi.

Saat ini kita tahu dengan era zaman yang telah modern legenda-legenda atau cerita
rakyat kurang disukai bahkan ada yang tidak tau mengenai asal mula suatu tempat itu terjadi.
Hal tersebut dapat tejadi karena berbabgai faktor contohnya saja karena pergeseran budaya
yang mana anak-anak saat ini lebih mencintai budaya luar negeri daripada budaya dalam
negeri sendiri. Sehingga diperlukan pendidikan yang kuat dalam menanamkan budaya cinta
tanah air dan mereka lebih mengetahui tentang sejarah bangssanya sendiri, apalagi pondasi
yang harus ditanamkan dimulai sejaka anak ada pada tingkat sekolah dasar. Pada tingkat
sekolah dasar anak akan mudah mengingat karena sifat dasar mereka yang sekua meniru dan
melihat siakp-sikap atau perilaku orang-orang yang ada disekitarnya. Maka bila sejak dasar
sudah ditanamkan sikap-sikap nasionalisme ketika dewasa nanti mereka dapat menjadi
generasi penerus yang kuat dan memajukan bangsa indonesia. Dalam ( Kusmadi,dkk : 2017 )
menyatakan bahwa suatu kegiatan belajar yang memanfaatkan budaya atau kearifan lokal
kemudian yang dikemas dengan memiliki daya tarik dalam pembelajaran. Kearifan lokal
yang tumbuh dan berkembang dilingkungan sekitar peserta didik dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pembelajaran siswa yang memfasilitasi siswa untuk bisa menemukan hal-hal
secara garis besar sebagai tujuan dari pembelajaran yang tergali dari khazanah kearifan lokal.
Dengan begitu melalui pengaplikasian tentang budaya atau sejarah lokal dapat
meningkatkan wawasan siswa yang awalnya tidak menjadi tahu, serta siswa pun akan lebih
mengerti mengapa sejarah harus tetap dilestaraiakn karena sebagai salah satu saksi sejarah
yang sampai saat ini masih menunjukkan eksistensinya dimasyarakat. Sebagai siswa kita
perlu mengetahui apa saja kearifan lokal yang ada di lingkungan sekitarnya agar wawasan
tentang budaya tidak terkalahkan dengan pengetahuan budaya luar negeri atau dapat
dikatakan agar budaya dan peninggala tidak tergantikan oleh budaya luar negeri. Kusamayadi
dalam ( Suyitno, dkk ) mengatakan bahwa seorang guru perlu adanya pemahaman
pembelajaran yang menggunakan media cerita legenda atau kearifan lokal di sekoalh itu
masih kurang. Sehingga cerita legenda tersebut dapat dikemas menjadi sebuah cerita atau
media pembelajaran yang menarik minat siswa untuk lebih ingin menegtahui tentang sejarah
lokal.

Dengan menggunakan cerita legenda siswa akan lebih tau apa sejarah di masa lalu
dan kerajaan apa yang dikisahkan di dalamnya. Di sebuah candi terdapat relief yang
menceritakan kisah sejarah tentang candi kidal tersebut seperti dalam ( Turaeni : 2015)
bahwa setiap candi memiliki karakterisirik reliefnya masing-masing yang mana hal tersebut
menjadikan candi lebih menarik, berwibawa dan anggun. Oleh karena itu dengan
mempelajari tentang cerita legenda siswa tidak akan hanya tahu tentang ceritanya saja akan
tetapi siswa juag akan tau tentang jenis-jenis peninggalan yang ada pada candi tersebut.
Selain itu juga dalam ( Sarmidi : 2016 ) norma moral dipergunakan sebagai penilaian untuk
menentukan baik dan buruk, serta moral berfungsi sebagai tolok ukur kebaikan perilaku
manusia. Tentunya dalam sebuah cerita legenda juga memberika nilai moral yang positif
yang kemudian siswa dapat memilha nilai postif apa yang disampaikan dalam legenda
tersebut. Dengan begitu siswa belajar lebih serta menambah pengetahuannya dalam
menyerap nilai moral yang disampaikan melalui sebuah cerita legenda.

Oleh sebab itu sejak anak berada pada tingkatan dasar kita perlu memperkenalkan
tentang sejarah-sejarah lokal yang berada disekelilingnya agar mereka dapat belajar
bagaimana cara menjaga dan melestarikannya. Agar siswa tersebut tidak tergerus oleh
akulturasi budaya yang kini telah merajalela dan menggerus rasa nasionalisme generasi
bangsa, dengan menggunakan cerita legenda. Siswa akan meningkatkan kemampuan
membaca, menyimak dan mendengarkan yang mana hal tersebut akan meningkatkan
pengetahuan siswa itu sendiri yang telah dimulai dari hal-hal dasar seperti legenda candi
kidal. Yang merupakan sejarah lokal dilingkungan masyarakat tumpang dan juga biasanya
anak lebih tertarik mendengarkan cerita-cerita legenda dari pada proses pembelajaran yang
monoton atau tidak ada selingan hiburan.

B.PEMBAHASAN

Legenda merupakan salah satu bentuk dari dongeng, dongeng merupakan karya sastra
lisan yang telah diceritakan dari turun temurun atau dari generasi ke generasi yang
selanjutnya (sopandi : 2010). Legenda adalah suatu cerita yang memiliki nilai moral yang
bermanfaat bagi masayarakat ataupun pembaca, hal tersebut dikarenakan cerita tersebut
berlatar belakang suatu daerah dan masa lalu daerah tersebut. Sehingga cerita ini seolah-olah
merupakan suatu asal usul terjadinya suatu daerah tertentu dan juga terkesan memiliki sejarah
terjadinya daerah tersebut, legenda merupakan suatuaset yang berharga untuk pelestarian
suatu daerah. Salah satunya yaitu legenda candi kidal yang mana situs candi ini berada didesa
kidal Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Legenda ini dalam reliefnya mengisahkan
tentang cerita dari Garudeya atau dikenal dengan garuda yang mana sang garudeya ini sangat
patuh dan menghormati ibunya yang bernama dewi winata.

Tapi terdapat sebuah kejadian dimana sang ibu garudeya dewi winata telah kalah
dalam taruhan dengan dewi kadru sehingga hukuman yang diterima oleh dewi winata adalah
menjadi pengasuh bagi anak-anaknya dewi kadru yaitu anak yang berwujud ular atau naga.
Pertaruhan yang dilakukan antara dewi winata dan dewi kadru adalah tentang warna kuda
uccaihsrawaswa yang muncul dalam perputaran tirta amerta. Dimana dalam pertaruhan itu
dewi kadru mengatakan kalau kuda tersebut tubuhnya berwarna hitam sedangkan ekornya
berwarna putih. Akan tetapi dewi winata mengatakan kalau warna kuda tersebut adalah putih
mulus, hingga akhirnya perdebatan itu menimbulkan kekalahan pada pihak ibu garudeya
yaitu dewi winata.

Sehingga dalam kekalahan tersebut Dewi winata harus menerima hukuman untuk
mengasuh anak dari Dewi kadru yaitu para ular. Namun sebenarnya kedua wanita itu
meminta pertolongan kepada anaknya masing-masing, Dewi kadru sebenarnya curang dalam
pertaruhan itu karena ia meminta bantuan kepad anak-anaknya untuk menyeburkan bisanya
pada kuda tersebut agar warna berubah dan tidak kalah dari dewi winata. Sedangkan Dewi
winata meminta bantuan kepad garudeya untuk menjaga anak-anak dewi kadru, garudeya
sangat menyanyangi ibunya dia merupakan anak yang berbakti kepada orang tuanya sehingga
ia rela melakukan apapun demi ibu yang santa dihormatinya itu. Karena garudeya sangat
menyanyangi ibunya dia pun mulai mencari tirta amerta dan juga mengasuh ular-ular
tersebut, dan ternyata ular-ular tersebut menunjukkan jalan kepada garudeya untuk bisa
membebaskan kutukan ibunya dari Dewi kadru yang jahat.

Akhirnya dengan restu dari ibunya Dewi winata garudeyapun berangkat untuk
mencari tirta amerta untuk menebus ibunya dari perbudakan yang dilakukan oleh saudaranya
sendiri. perjalanan yang dilakukan oleh garudeya dalam menemukan tirta amerta tidaklah
mudah karena tempat tersebut tentunya dijaga oleh para dewa. Sehinnga dengan susah payah,
semangat pantang menyerah dan kegigihan garudeya akhirnya ia pun berhasil membawa tirta
amerta kepada ibunya. Walaupun garudeya harus mengorbankan dirinya sendiri untuk
menjadi tunggangan dari dewa wisnu itu sendiri. Dan juga kita tahu bahwa garudeya
merupakan lambang dari bangsa indonesia melalui cerita legenda tersebut siswa akan
mengetahui pengetahuan sejarah dan juga mengetahui lambang bangsa indonesia itu berasal
dari mana. Dengan begitu siswa menjadi lebih beljara lagi tentang budaya kearifan lokal yang
ada disekiatrnya ternyata memiliki arti sejarah yang sangat bermakna. Kata bermakna ini
menunjukkan suatu arti penting dan juga berharga yang tentunya memiliki arti-arti luhur
karena berasal dari sejarah yang tak bisa dihapuskan dari kehidupan manusia. Manusia dapat
menjadi lebih baik karena pengetahuannya tentang masa lalu dan menjadikannya sebagai
pelajaran penting dan sangat berharga tentunya.

Kaitannya dengan masa modern para muda mudi saat ini mulai luntur rasa
nasionalismenya terhadap bangsanya sendiri. Mereka bahkan kurang berminat terhadap
sejarah bangsa indonesia mereka dan juga tidak mencintai situs-situs bersejarah yang ada
dilingkungannya. Mereka lebih senang budaya negara lain seperti K-pop yang terkenal se-
antero dunia ataupun dengan budaya kebarat-baratan, mereka lebih menyukai apapun yang
berbau dengan negara lain. Akan tetapi mereka tidak pernah memperdulikan tentang
negaranya sendiri sehingga hal ini tentunya harus diperbaiki lebih baik lagi. Jangan sampai
sejarah kita tergantikan oleh sejarah negara lain dengan menerima begitu saja budaya mereka.
Selain itu berdasarkan hasil observasi yang dilakukan cerita-cerita legenda telah kalah dengan
cerita-cerita populer saat ini. Berdasarkan observasi sederhana di beberapa toko-toko buku,
dan bacaan masyarakat serta siswa khususnya (Hersila,dkk : 2009) . Oleh karena itu dalam
pembelajaran dikelas pada mata pelajaran bahasa indonesia dimasukkan kegiatan
menceritakan kisah-kisah legenda agar siswa lebih mengetahui sejarah yang tentunya
memperluas pengetahuan mereka tentang sejarah-sejarah lokal yang ada di negaranya
ataupun sejarah tentang legenda-legenda di daerah tempat tinggalnya.
Seperti halnya yang telah diceritakan diatas cerita legenda di negara indonesia
tersebar banyak sekali diberbagai wilayah yang ada. Tentunya hal itu menunjukkan betapa
kayanya bangsa indonesia tentang sejarah-sejarah legenda sehingga hal itu juga dapat
diajarkan kepada siswa agar pengetahuan mereka semakin banyak dan juga siswa dapat
diarahkan untuk mengetahui apa saja legenda-legendanya sebagai bentuk literasi bacaan yang
mereka miliki. Selain itu manfaat yang didapatkan dari cerita legenda yaitu siswa menambah
pengetahuan yang dari tidak mengerti menjadi mengerti, kemudian dalam cerita legenda juga
terdapat pesan moral yang dapat dipetik dari legenda yang telah disampaikan, dan manfaat
yang didapat selanjutnya adalah nilai moral yang dimaksud dari nilai moral yaitu nilai standar
suatu perbuatan atau sikap yang menentukan seperti apa kita. Dengan adanya cerita legenda
ini siswa akan mendaoatkan banyak manfaat selain dari pengetahuan yang luas akan tetapi
kita juga dapat mencontoh nilai-nilai positif yang terkandung di dalam cerita dongeng.

Seperti halnya legenda dari candi jago yang menceritakan tentang garudeya, dalam
cerita tersebut indonesia berlambang burung garuda yang memiliki sifat baik hati dan sangat
berbakti kepada ibunya. Oleh karena itu bangsa indonesia juga berlambang garuda yang
berati kita nanti dapat mencintai tanah kita seperti anak kepada ibunya. Seperti apa yang telah
dicontohkan oleh garudeya kepada ibunya dia rela melakukan apapun demi ibunya yang
sangat ia hormati agar ibunya tersebut tidak menderita. Maka dari itu siswa juga perlu tahu
bahwa mereka nantinya diharapkan bisa menjadi layaknya seorang garuda pada ibunya dan
siswa bisa membela dan mempertahankan tanah airnya layaknya seorang anak yang
mengabdi kepada ibunya. Dengan penanaman mengahagai sejarah secara sederahana melalui
cerita legenda kita juga sudah berpartisipasi dalam pelestarian budaya daerah, sehingga hal
tersebut sudah menjadi contoh bentuk mencintai budaya sendiri. Banyak hal yang bisa kita
dapat melalui cerita legenda selain dari bentuk mencintai buaday sendiri, siswa juga akan
menjadi lebih aktif dalam pembelajaran yang berhubungan sejarah atau budaya karena sedikit
banyak pengetahuan mereka telah bertambah. Jika siswa tidak dikenalkan tentang budaya
atau sejarah untuk saat ini maka untuk kedepannya siswa akan menjadi tidak ingin tau
tentang budaya, tentunya hal itu berakibat buruk seperti siswa menjadi malas membaca atau
belajar.

Selain dari cerita tentang garudeya candi kidal memiliki sejarah didirikannya candi
tersebut yaitu ditemukannya catatan yang merupakan awal laporan dari orang belanda. Serta
saat orang-orang belanda berkunjung ke candi kidal mereka menuliskan catatan tentang candi
kidal. Lalu pada saat tahun 1901 JLA. Brandes dicandi kidal ia melihat tinggal sisa-sisa batu
merah saja yang terletak dihalaman candi tersebut. Dan kemudian B.De Haan di tahun 1952
memperoleh tugas dari Dinas purbakala untuk membangun kembali candi kidal tersebut. Dan
akhirnya hasil pembangunan dari candi kidal itu dilaporkan dalam (POD- Publicaties van de
Oudheidkundige) 1: 1-7 dengan judul “Tjandi Kidal A. Bouwkundie beschrijiving” ( Turaeni :
2015). Kemudian apa yang telah dijelaskan diatas bahwasannya candi kidal merupakan
padharman raja Anusapati yang diperkirakan selesai dibangu pada tahun 1260. Yang mana
bersamaan dengan Sradha yaitu upacara pelepasan arwah untuk terakhir kalinya, selanjutnya
nama dari raja Anusapati juga disebut dalam kitab Negara Keratagama dengan sebutan
Anusanatha. Raja Anusapati memerintah kerajaan dengan selang waktu 1227-1248, yang
disebutkan bahwa pada masa pemerintahannya kerajaan tersebut hidup dengan makmur dan
juga sentosa. Dan akhirnya beliau meninggal pada tahun 1248 yang kemudian didarmakan di
kidal, selain itu pada kitab Pararaton juga menceritakan lebih jelas tentang asal usul dari raja
Anusapati.

Selain bernama Anusapati beliau juga memiliki gelar yaitu Panji Anengah, raja
Anusapati ini merupakan putera dari Ken Dedes yang menikah dengan Tunggul Ametung.
Akan tetapi pada saat Ken Dedes mengandungnya Ken Arok menikahi Ken Dedes, jadi pada
saat itu di tumapel sedang terjadi perpecahan yang mana Ken Arok dengan sengaja telah
membunuh Tunggul Ametung karena ia sangat mencintai Ken Dedes dan ia menikahi Ken
Dedes dan juga karean waktu itu Ken Dedes telah bersuami dengan Tunggul Ametung. Maka
jalan satu-satunya agar ia dapat memiliki Ken Dedes adalah dengan membunuh Tunggul
Ametung dengan keris yang dibuatkan oleh empu Gandring. Dengan demikian anusapati
merupakan anak tiri dari Ken Arok, sedangkan pada perkawinan Ken Arok dengan Ken
Dedes mereka memiliki empat orang anak. Yaitu masing-masing bernama Mahisa Wong
Ateleng, yang kedua Panji Saprang, yang ketiga Agnibhayan serta yang terakhir bernama
Dewi Rimbu. Dan juga pada saat itu Ken Arok memiliki istri lagi yang bernama Ken Umang
dan pada perkawinannya dengan Ken Umang ia memiliki empat orang anak pula dengan
nama masing-masing yaitu Panji Tohjaya, Panji Sudhata, Tuan Wregola, dan yang terakhir
bernama Dewi Rimbu.

Kemudian dikisahkan bahwa pada perjalan hidupnya Anusapati bahwa ia


mendapatkan perlakuan yang berbeda dari Ken Arok daripada saudara-saudara yang lainnya.
Hingga akhirnya ia pun bertanya kepada ibunya Ken Dedes dan juga Ken Dedes merasa
terbebani dengan perlakuan Ken Arok yang berbeda kepada putranya tersebut. Oleh sebab itu
Ken Dedes pun menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada Anusapati bahwa ayah
kandungnya itu telah dibunuh oleh Ken Arok. Setelah mengetahui kejadian yang sebenarnya
Anusapatipun ingin membalaskan dendam sakit hatinya kepada Ken Arok. Lalu ia pun
merancang siasat untu bisa membunuh Ken Arok dan akhirnya Anusapati meminta keris
empu gandring pada ibunya, disaat keris tersebut telah berada ditangannya ia menyuruh
seorang pelayan di istana untuk menjadi kaki tangannya dalam membunuh Ken Arok. Dan
siasat itupun berhasil akhirnya Ken Arok terbunuh dengan keris yang sama pada saat dulu
Ken Arok membunuh ayahnya yaitu Tunggul Ametung. Agar siasat pembunuhannya itu tidak
bocor kepada siapapun maka Anusapati membunuh kaki tangannya untuk menghilangkan
jejak.

Kemudia ia pun menggantikan posisi Ken Arok di Tumapel, akan tetapi beberapa
waktu lamanya kasus tentang kematian Ken Arok belum juga terpecahkan siapa sebenarnya
yang telah membunuh Ken Arok. Hingga lambat laun kematian Ken Arok terdengarlah berita
akan siapa pembunuh dari Ken Arok. Dan berita tersebut sampailah kepada telinga anak-anak
dari Ken Arok sehingga putra Ken Arok Tohjaya pun merencanakan siasat untuk membunuh
Anusapati untuk membalaskan dendam kematian sang ayah. Disini terjadi perputaran
pembalasan dendam yang terus berlangsung dari awalnya Ken arok kemudian Anusapati dan
pada Tohjaya yang berhasil membunuh Anusapati. Dan disinilah awal dari sejarah berdirinya
kerajaan singosari yang berada di daerah malang. Berdasarkaan cerita legenda diatas kita tahu
bahwa candi merupakan tempat pendharmaan seorang raja, yang dimaksud pendharmaan
adalah tempat peristirahatan seorang raja. Yang mana tempat makam raja tersebut dibuat
menjadi yang kita kenal sebagai candi dan setiap raja pasti memiliki candinya masing-masing
dan pada candi itu menceritakan kisah pada saat raja tersebut memerintah dan lain
sebagainya.

Dalam proses pembelajaran dikelas terkadang pengetahuan siswa tentang sejarah


suatu tempat mereka tidak tahu, yang mereka tahu hanyalah nama-nama ikon dari cerita
legenda tersebut. Namun tidak semua siswa bisa menjawab tentang apa sajakah yang
terkandung dalam maksud legenda tersebut. Nah disini dengan bentuk cerita legenda maka
siswa juga akan mulai tertarik bila pembawaan saat menceritakan bisa sangat interaktif
dengan siswa, apalagi dalam bentuk cerita seperti raja-raja yang telah diceritakan di atas.
Maka siswa dapat memaknai sejarah apakah yang ada dalam cerita tersebut seberapa
pentingkah sejarah tersebut untuk diketahui, karena dengan mengetahui sejarah tersebut kita
dapat memperkenalkan kepada dunia melalui kebudayaan cerita legenda lokal dapat
menjadikan negara kita sangat unik. Siswa-siswanya memiliki pengetahuan yang luas tentang
sejarahnya sendiri, jadi bila ada orang asing yang berkunjung dan bertanya sejarahnya dengan
bangga kita dapat menjelaskan kepada mereka. Serta pengetahuan yang tidak didasari banyak
literatur atau referesi bacaan itu pun juga akan percuma saja karena dengan melalui cerita
legenda tersebut siswa dituntun untuk mencari tahu lebih tentang sejarahnya. Dan tidak
berpaku pada penjelasan dari guru saja dengan begitu kita juga sudah berusaha
membangkitkan semangat belajar ingin tahu tentang sejarah yang ada pada daerahnya sendiri
bukan tentang negara lain yang dapat melunturkan rasa nasionalisme atau cinta tanah air.
Meningkatkan pengetahuan sejarah

Anda mungkin juga menyukai