D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Kelompok 1
Sumber racun dalam makanan bisa datang dari luar makanan atau juga
memang terkandung sebagai salah satu zat dalam makanan tersebut, seperti asam sianida
(HCN) dalam singkong serta asam jengkol pada jengkol atau beberapa jenis bahan makanan
dari laut (sea food). Bahan beracun yang bersumber dari luar bahan makanan bisa datang
akibat kelalaian padawaktu penyimpanan yakni disimpan di tempat yang lembab sehingga
tumbuh jamur dan spora yang memproduksi racun atau disimpan di tempat terbuka
sehingga bisa dikontaminasi serangga seperti lalat yang membawa mikroba yang
menghasilkan racun, atau juga racun itu bisa terkontaminasi pada waktu disimpan dan
diletakan dekat zat kimia beracun seperti formalin, Sianida, Arsenic dan lain sebagainya.
Sumber racun dapat kita kategorikan dari dua sifat yaitu organic dan anorganik.
Racun anorganik yairu racun yang berasal dari zat-zat kimia yang berhaya seperti formalin,
sianida, arsenic dsb. Sedangkan racun yamg bersifat organika yaitu racun yang dihasilkan
oleh bakteri, mikroba atau cendawan (jamur). Bakteri-bakteri dan cendawan yang
memproduksi racun yaitu: Colstridium Botulinum. Bakteri bisa ditemukan pada makanan
kaleng yang diproses tidak sempurna seperti daging, ikan sayur dan buah. Bakteri ini tahan
akan suhu yang agak tinggi serta mapu bertahan ditempat atau kemasan yang hampa udara
(unaerob) seperti kemasan kaleng pabrikan. Bakteri umumnya ditemukan pada kotoran
manusia, kotoran hewan, tanah serta sampah organik. Bakteri ini dapat mencemari bahan
makanan apa saja, terutama bahan makanan yang masih basa atau mengandung air seperti
daging, ikan , sayur atau buah terutama pada waktu handling bahan makanan tersebut.
RACUN ALAMIAH PADA TANAMAN PANGAN
1. Escherichia coli
Escherichia coli merupakan mikroflora alami yang terdapat pada saluran
pencernaan manusia dan hewan. Bakteri ini dapat menyebabkan diare dan muntah-
muntah.
2. Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus terdapat pada rongga hidung, kulit, tenggorokan, dan
saluran pencernaan manusia dan hewan. Bahan makanan yang disiapkan
menggunakan tangan, seperti :
- Penyiapan sayuran mentah untuk salad
- Daging dan produk daging, ayam, telur, salad
- Produk bakteri, pastry, pai, sandwich, serta susu dan produk susu
Keracunan oleh S. aureus diakibatkan oleh enterotoksin yang tahan panas yang
dihasilkan oleh bakteri tersebut.
3. Salmonella
Salmonella bersifat pathogen pada manusia dan hewan lainnya, dan dapat
menyebabkan demam enteric dan gastroenteritis. Diketahui dapat 200 jenis dari
2.300 serotip Salmonella yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia
4. Shigella
Shigella merupakan bakteri pathogen di usus manusia dan primate penyebab
shigella (disentri basher). Makanan yang sering terkontaminasi shigella adalah salad,
sayuran segar (mentah), susu dan produk susu, serta air yang terkontaminasi.
Sayuran segar yang tumbuh pada tanah terpolusi dapat menjadi faktor penyebab
penyakit, seperti disentri basher atau shigellosis yang disebabkan oleh shigella.
5. Vibrio cholera
Sebagai besar genus Vibrio ditemukan diperairan air tawar atau air laut, serta
merupakan bakteri pathogen dalam budi daya ikan dan udang. Spesies vibrio yang
termasuk pathogen adalah V. cholera, V, parahaemolyticus, dan V, vulvinicus.
Spesies V. cholera dan V, parahaemolyticus merupakan sumber kontaminasi silang
antara buah dan sayuran mentah.
6. Clostridium botulinum
Senyawa beracun yang diproduksi Clostridium botulinum disebut botulinin
dan keracunan yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi makanan yang mengandung
botulinin disebut botulisme. Botulinin merupakan neurotoksin yang sangat
berbahaya bagi manusia dan sering kali akut dan menyebabkan kematian.
7. Pseudomonas cocovenenans
Senyawa beracun yang dapat diproduksi oleh Pseudomonas cocovenenans
adalah toksoflavin dan asam bongkrek. Kedua senyawa beracun tersebut diproduksi
dalam jenis makanan yang disebut tempe bongkrek, suatu tempe yang dibuat
dengan bahan utama ampas kelapa.
8. Kapang dan khamir
Kapang dapat meneybabkan kerusakan pada berbagai macam makanan
dalam kondisi aw, pH dan suhu rendah. Jenis kapang yang dapat merusak makanan
di antaranya Aspergillus, Penicillium, Botrytis, Alternaria, dan Mucor. Kerusakan
sayuran kebanyakan disebabkan kapang seperti Alternaria, Botrytis, dan
Phytophtora, atau bakteri yang berasal dari genus Erwinia.
RACUN DARI RESIDU PENCEMARAN
CEMARAN BIOLOGI
Cemaran biologi yang terdapat di pangan dapat berupa bakteri, kapang, kamir,
parasit, virus dan ganggang. Pertumbuhan mikroba ini bisa menyebabkan pangan menjadi
busuk sehingga tidak layak untuk dimakan dan menyebabkan keracunan pada manusia
bahkan kematian.
Untuk dapat tumbuh dan berkembang biak, bakteri membutuhkan makanan, kondisi
hangat, air, keasaman dan waktu.
Makanan
bakteri tumbuh baik pada pangan berprotein tinggi, seperti daging, ikan, susu dan
produk-produk olahannya.
Suhu
Pada umumnya bakteri membutuhkan kondisi hangat untuk dapat tumbuh dan
berkembang biak. Pada suhu tubuh manusia (37OC), bakteri dapat tumbuh dan
berkembang biak secara optimal pada kondisi hangat (suhu 40°- 60°C),
Kadar Air
bakteri membutuhkan air untuk tumbuh, sehingga bakteri tidak dapat tumbuh
dengan baik pada produk pangan yang kering, seperti kerupuk. Meskipun bakteri
tersebut tidak berkembang biak namun tetap ada dan dapat mencemari produk
pangan.
Tingkat keasaman
sebagian besar bakteri tidak dapat tumbuh dengan baik pada pangan yang memiliki
keasaman yang tinggi. Meskipun bakteri tersebut tidak berkembang biak namun
tetap ada dan dapat mencemari produk pangan.
Waktu Penyimpanan
bakteri dapat berkembang biak dengan sangat cepat dan membelah diri setiap 20
menit.
2. Cara pencegahan cemaran biologi, yaitu:
Tidak basi (tekstur lunak, bau tidak menyimpang seperti bau asam atau busuk).
Adapun contoh dari mikroba berbahaya seperti : E. Coli, Salmonella Spp, Shigella
Spp, Vibrio Cholerae, Staphylococcus aureus, clostridium botullinum, Bacillus Spp.