PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian komunikasi terapeutik?
2. Apa pengertian dari gawat darurat ?
3. Apa pengertian dari ICU ?
4. Bagaimanakah komunikasi dengan pasien di ruangan IGD ?
5. Bagaimanakah komunikasi dengan pasien di ruangan ICU ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi terapeutik
2. Uuntuk dapat mengetahui pengertian dari IGD
3. Untuk mengetahui pengertian dari ICU
4. Untuk mengetahui komunikasi dengan pasien di ruangan IGD
5. Untuk mengetahui komunikasi dengan pasien di ruangan ICU
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
3
1. Fase Prainteraksi
Pada fase prainteraksi ini, petugas harus mengeksplorasi
perasaan, fantasi dan ketakutan sendiri.Petugas juga perlu
menganalisa kekuatan kelemahan profesional diri.Selanjutnya
mencari data tentang klien jika mungkin, dan merencanakan
pertemuan pertama dengan pasien.
2. Fase Orientasi
Fase ini meliputi pengenalan dengan pasien, persetujuan
komunikasi atau kontrak komunikasi dengan pasien, serta
penentuan program orientasi. Program orientasi tersebut meliputi
penentuan batas hubungan, pengidentifikasian masalah,
mengakaji tingkat kecemasan diri sendiri dan pasien, serta
mengkaji apa yang diharapkan dari komunikasi yang akan
dilakukan bersama antara petugas dan klien.Tugas petugas pada
fase ini adalah menentukan alasan klien minta pertolongan,
kemudian membina rasa percaya, penerimaan dan komunikasi
terbuka. Merumuskan kontrak bersama klien, mengeksplorasi
pikiran, perasaan dan perbuatan klien sangat penting dilakukan
petugas pada tahap orientasi ini.Dengan demikian petugas dapat
mengidentifikasi masalah klien, dan selanjutnya merumuskan
tujuan dengan klien.
3. Fase kerja / lanjutan
Pada fase kerja ini petugas perlu meningkatkan interaksi dan
mengembangkan faktor fungsional dari komunikasi terapeutik
yang dilakukan. Meningkatkan interaksi sosial dengan cara
meningkatkan sikap penerimaan satu sama lain untuk mengatasi
kecemasan, atau dengan menggunakan teknik komunikasi
terapeutik sebagai cara pemecahan dan dalam mengembangkan
hubungan kerja sama. Mengembangkan atau meningkatkan faktor
fungsional komunikasi terapeutik dengan melanjutkan pengkajian
dan evaluasi masalah yang ada, meningkatkan komunikasi pasien
dan mengurangi ketergantungan pasien pada petugas, dan
mempertahankan tujuan yang telah disepakati dan mengambil
tindakan berdasarkan masalah yang ada.Tugas petugas pada fase
kerja ini adalah mengeksplorasi stressor yang terjadi pada klien
dengan tepat. Petugas juga perlu mendorong perkembangan
kesadaran diri klien dan pemakaian mekanisme koping yang
konstruktif, dan mengarahkan atau mengatasi penolakan perilaku
adaptif.
4. Fase Terminasi
Fase terminasi ini merupakan fase persiapan mental untuk
membuat perencanaan tentang kesimpulan pengobatan yang telah
didapatkan dan mempertahankan batas hubungan yang telah
ditentukan. Petugas harus mengantisipasi masalah yang akan
timbul pada fase ini karena pasien mungkin menjadi tergantung
pada petugas. Pada fase ini memungkinkan ingatan pasien pada
pengalaman perpisahan sebelumnya, sehingga pasien merasa
sunyi, menolak dan depresi.Diskusikan perasaan-perasaan tentang
terminasi.Pada fase terminasi tugas petugas adalah menciptakan
realitas perpisahan. Petugas juga dapat membicarakan proses
terapi dan pencapaian tujuan. Saling mengeksplorasi perasaan
bersama klien tentang penolakan dan kehilangan, sedih, marah
dan perilaku lain, yang mungkin terjadi pada fase ini.
B. Keperawatan gawat darurat
NASKAH DIALOG
Perawat : “baiklah pak dika, gimana kondisi pagi ini? Apa ada
yang dikeluhkan?”
13
3. Fase kerja
Pasien : Iya
Suhu tubuh 36
Perawat : Oya, karna bapak disini baru datang, saya disini akan
mengorientasikan pada bapak dan keluarga mengenai peraturan
dan fasilitas yang ada di ruangan ini. Tujuannya untuk menjaga
kenyamanan bapak. Apa bapak bersedia?”
4. Terminasi
Karakteristik Klien :
Nama : Tn. A.
Umur : 30 tahun.
Jenis kelamin : Laki-laki.
Kondisi : Menderita koma selama enam bulan.
Riwayat Penyakit : Seorang pasien yang bernama Tn. A adalah
kakak dari Ny. B, sebelumnya Tn. A pernah dirawat dirumah
sakit dengan keadaan koma dan sekarang harus dirawat lagi di
RSUD dr. Soebandi di tempatkan diruang ICU.
Keadaan umum : Pasien masuk RSUD dr. Soebandi dengan
keadaan koma.
2. Tahap Orientasi
Perawat : Selamat pagi Bu.
Keluarga : Selamat pagi
Ners.
Perawat : Bagaimana kabar Tn. A Bu?
Keluarga : Ya begitulah Ners, seperti biasanya masih belum
ada perkembangan. Kakak saya masih belum sadar, padahal
Dokter bilang beliau sudah melewati masa kritis. Tapi kenapa
kakak saya belum sadar ya Ners?
Perawat : Sabar ya Bu, lebih baik Ibu banyak berdoa agar Tn.
A segera sadar dan bisa berkumpul dengan keluarga seperti
dulu.
Keluarga : Amin, tapi kira-kira sampai berapa lama Ners?
Perawat : Kalau masalah itu saya belum bisa memastikan
Bu, tapi yang pasti kami akan berusaha merawat Tn. A sebaik
mungkin untuk membantu proses penyembuhan. Ibu, hari ini
saya akan memberikan obat pada Tn. A, nanti Tn. A akan
disuntik menggunakan obat ini. (sambil menunjukkan obatnya)
Apakah saya di perbolehkan memberi obat ini pada Tn. A?
Keluarga : Silahkan Ners, lakukan yang terbaik untuk kakak
saya.
Lalu perawat masuk ke ruang ICU, kemudian mempersiapkan
alat untuk injeksi.
Perawat : Selamat pagi Bapak, perkenalkan saya perawat
Sinta yang akan merawat bapak hari ini. Bapak hari ini saya
akan memberikan obat melalui injeksi IV. (sambil menyentuh
pasien)
3. Tahap Kerja
Perawat : Bapak, saya akan menyuntikkan obatnya sekarang
ya? (Sambil menyentuh pasien), Bismillah.
4. Tahap Terminasi
Beberapa menit kemudian perawat telah selesai melakukan
tindakan.
Perawat : Bapak saya sudah selesai memberi obat pada
Bapak, semoga obat yang saya masukan bisa membantu bapak
agar cepat sembuh dan segera bertemu dengan keluarga Bapak,
karena keluarga Bapak sudah ingin bertemu dengan Bapak lagi.
(sambil menyentuh dan menghadap pasien)
Perawat : Baik bapak, karena saya sudah selesai memberi
tindakan, saya pamit dulu ya? Permisi Bapak.
Perawat keluar dari ruangan dan kembali bertemu dengan
keluarga pasien.
Keluarga : Bagaiman keadaan kaka saya Ners?
Perawat : Kondisi kakak Ibu stabil, akan tetapi masih belum
ada perkembangan yang menunjukkan tanda-tanda sadar. Ibu
tetap sabar, banyak berdoa untuk kesembuhan Tn.A. Kalau Ibu
tidak pantang menyerah, pasti akan membawa dampak positif
pada kesehatan Tn. A.
Keluarga : Baik Ners, saya ingin kakak saya segera sadar dan
bisa berkumpul dengan keluarga lagi.
Perawat : Kalau begitu saya permisi dulu ya Bu? Kalau Ibu
membutuhkan bantuan saya atau perawat yang lain, silahkan
datang ke nursestation ya? Semoga Tn. A cepat sembuh,
Assalamualaikum.
Keluarga : Amin, terimakasih Ners. Waalaikumsalam.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan oleh seorang
perawat pada saat melakukan intervensi keperawatan harus mampu
memberikan khasiat therapi bagi proses penyembuhan pasien.
B. Saran
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya penulisan
makalah ini.
19
DAFTAR PUSTAKA