ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) karakteristik modul IPA terpadu berbasis berpikir kritis pada
tema ventilator sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar siswa di SMP Negeri 6 Purwodadi; (2)
kelayakan modul IPA terpadu berbasis berpikir kritis pada tema ventilator sesuai dengan kriteria standar
kelayakan bahan ajar dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) di SMP Negeri 6 Purwodadi; (3)
keefektifan modul IPA terpadu berbasis berpikir kritis pada tema ventilator dalam proses pembelajaran di
SMP Negeri 6 Purwodadi. Penelitian dan pengembangan modul IPA terpadu ini menggunakan prosedur 4-D
Models yang terdiri dari 4 tahap yaitu tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap
pengembangan (develop), dan tahap pendistribusian(disseminate). Analisis data yang digunakan selama
proses penelitian dan pengembangan adalah analisis deskriptif, analisis kelayakan modul berdasarkan skor
kriteria,analisis tes kemampuan kognitif melalui t-test dan gain score serta analisis deskriptif dengan
persentase untuk kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian menunjukkan: (1)karakteristik modul IPA
terpadu berbasis berpikir kritis menggunakan keterpaduan integrated telah berhasil dikembangkan dengan
fitur-fitur berdasarkan indikator berpikir kritis yaitu focus, reasons, inference, situation, clarity, dan
overview; (2) modul IPA terpadu berbasis berpikir kritis dengan tema ventilator yang dikembangkan sangat
layak digunakan dalam pembelajaran ditinjau dari aspek isi, keterpaduan, berpikir kritis, penyajian,
kegrafikan dan bahasa; (3) modul IPA terpadu berbasis berpikir kritis dengan tema ventilator yang
dikembangkan telah digunakan efektif untuk pembelajaran dengan hasil perolehan persentase sebesar 75,00%
ditinjau dari aspek kemampuan berpikir kritis.
109
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 109-115)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
110
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 109-115)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
111
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 109-115)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
mengetahui kemampuan awal siswa tentang Tabel 1: Hasil Penilaian Validator Ahli
materi sebelum penggunaan modul yang Komponen Kate-gori
akan dikembangkan dan sebagai alat evaluasi No Ahli Skor
1* 2* 3* 4* 5* 6*
setelah implementasi kegiatan menggunakan 1 1 29 30 23 50 - -
modul, pemilihan media dan bentuk produk
2 2 104
yang diinginkan, serta penyusunan desain
awal produk untuk membuat bentuk awal 3 3 24
produk modul sesuai dengan kerangka isi
Total 29 30 23 50 104 24 260 Sangat baik
hasil analisis kurikulum dan materi; 3) Ahli
Pengembangan atau Develop yang terdiri dari
validasi produk awal kepada para ahli, uji Keterangan :
coba terbatas, dan uji coba skala luas; 4) 1* : Isi
Penyebarluasan atau Disseminate dengan 2* : keterpaduan
cara sosialisasi modul melalui 3* : Berpikir Kritis
pendistribusian dalam jumlah terbatas kepada 4* : Penyajian
guru lain dalam satu sekolah maupun sekolah 5* : Kegrafikan
lain. Tujuan dari pendistribusian ini adalah 6* : Bahasa
untuk memperoleh respon, umpan balik
terhadap modul yang dikembangkan. Modul selanjutnya diujicobakan pada
Instrumen yang digunakan dalam uji coba terbatas dan uji coba skala luas. Pada
penelitian ini terdiri dari lembar observasi setiap akhir uji coba, siswa dan guru
awal kegiatan, lembar validasi, lembar memberikan penilaian dan masukan dengan
angket, soal tes kognitif, dan instrumen mengisi angket respon terhadap modul.
berpikir kritis. Analisis yang dilakukan Berdasarkan hasil penilaian siswa, modul
meliputi analisis hasil uji coba menggunakan IPA yang dikembangkan dikategorikan
deskriptif kualitatif, analisis hasil validasi µ6DQJDW %DLN¶ 6LVZD WHUOLKDW FXNXS DQWXVLDV
kelayakan modul menggunakan skor kriteria dengan adanya bahan ajar baru berupa modul
menurut Direktorat Pembinaan SMA (2010), IPA berbasis berpikir kritis dengan tema
kelayakan produk ditetapkan nilai minimal Ventilator. Dalam uji coba skala luas juga
³&´Nriteria cukup, analisis data tes dilakukan penilaian keefektivan penggunaan
pengetahuan kognitif dari data hasil belajar modul terhadap kemampuan pengetahuan
siswa yang diperoleh dari kegiatan pretest kognitif siswa dan kemampuan berpikir kritis
(Q1) dan posttest (Q2) yang berbentuk pilihan siswa. Hasil yang diperoleh kemudian
ganda. Desain eksperimen one group pretest dianalisis menggunakan SPSS dapat dilihat
± postest ini hanya memiliki 2 set data hasil pada Tabel 2.
pengukuran yaitu pretest (Q1) dan
Tabel 2: Hasil Analisis Uji Coba Skala Luas
pengukuran posttest (Q2) (Mulyatiningsih, t sig
2011:96). Analisis data kemampuan berpikir Kesimpula
Uji Jenis Uji Prete Poste
n Data
kritis terdiri dari 5 aspek berpikir kritis dan s s
Normalitas Kolmogoro 0,122 0,223 Normal
13 sub indikator dengan rentang skor v Smirnov
penilaian 1,2,3,4 dan persentase menurut Homogenita Lavene 0,719 0,550 Homogen
Purwanto (1994). s
Efektivitas Paired Ada Beda
Sample 0,046
Hasil Penelitian dan Pembahasan Correlation
Hasil Penelitian Berdasarkan perhitungan, nilai
Hasil tahap pendefinisian-tahap signifikansi untuk uji normalitas baik untuk
perancangan adalah desain awal produk nilai pretest ataupun posttest diperoleh sig •
modul IPA terpadu. Desain awal ini 0,05, yang mengakibatkan Ho ditolak yang
selanjutnya divalidasikan kepada 3 orang berarti bahwa semua data terdistribusi normal
validator sebagai ahli materi, ahli media, dan dan homogen sehingga analisis dapat
ahli bahasa. Hasil penilaian yang diperoleh dilanjutkan untuk diuji-t parametrik,
dari masing-masing validator ditunjukkan sedangkan pada uji Levene diperoleh bahwa
pada Tabel 1. nilai sig • 0,05 yang menunjukkan bahwa
112
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 109-115)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
data nilai pretest dan posttest siswa keterpaduan, kegrafikan, penyajian, berpikir
homogen. Pengujian efektivitas modul IPA kritis, dan bahasa berdasarkan penilaian dari
Terpadu Berbasis Berpikir Kritis untuk para ahli jika dikonversikan ke dalam rentang
mengetahui perbedaan antara nilai pretes dan nilai menurut Direktorat Pembinaan SMA
postes mengunakan Paired sample (2010)), semuanya masuk dalam kategori
Correlation. Berdasarkan perhitungan pada sangat baik. Berdasarkan hasil keseluruhan
Tabel 2, uji efektivitas nilai sig <0,05, maka kriteria dari kelayakan modul berdasarkan
Ho ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa BSNP (2006), modul IPA yang
terdapat perbedaan nilai hasil belajar antara dikembangkan dikategorikan layak
siswa yang belajar sebelum menggunakan digunakan dalam pembelajaran dengan
modul dan sesudah menggunakan modul. kategori sangat baik.
Penilaian terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa diperoleh dari penilaian 2) Analisis hasil uji coba terbatas
6 aspek kemampuan berpikir kritis, yaitu Pada tahap uji coba terbatas ini
focus, reasons, inference, situation, clarity dilakukan terhadap 10 orang siswa kelas VIII
dan overview. Hasil penilaian pada tiap-tiap di SMP Negeri 6 Purwodadi, walaupun
indikator berpikir kritis dapat dilihat pada masih terdapat beberapa saran seperti yang
Tabel 3. disajikan dalam Tabel 4.6 namun penilaian
Tabel 3: Rata-rata Kemampuan Berpikir yang diberikan siswa berdasarkan angket
Kritis Tiap Indikator respon siswa menunjukkan bahwa dari 10
Sub Rata-rata Persentase (%) siswa, 7 orang diantaranya memberikan
Indikator (Skor maksimal (Skor perolehan/skor
4,00) maksimal) x 100 penilaian sangat baik secara keseluruhan
untuk modul yang dikembangkan. Hasil uji
Focus 2,75 68,67 coba terbatas menunjukkan bahwa siswa
Reasons 3,17 79,32
Inference 3,40 85,07 menyukai bahan ajar baru dalam
Situation 3,31 82,87 pembelajaran, seperti diuraikan dalam hasil
Clarity 3,20 79,98 penelitian, telah dijelaskan bahwa siswa
Overview 2,56 64,00
Rata-rata 3,07 76,65 terlihat antusias bertanya tentang materi
dalam modul yang dibagikan. Hasil
Berdasarkan Tabel 3. Indikator focus penelitian tersebut sejalan dengan penelitian
persentasenya sebesar 68,67% berarti dalam Chaplin (2007) bahwa jika ada pelatihan
kategori cukup. Indikator reasons dengan menggunakan metode baru, tentunya
persentasenya sebesar 79,32% berarti dalam akan lebih menarik minat siswa dalam
kategori baik. Indikator inference belajar. Dalam penelitian ini, metode baru
persentasenya sebesar 85,07 berarti dalam yang diberikan berupa bahan ajar baru
kategori baik. Indikator situation menggunakan modul bertema. Siswa terlihat
persentasenya sebesar 82,87 berarti dalam lebih aktif dan mandiri dalam pembelajaran,
kategori baik. Indikator clarity persentasenya menggunakan modul sebagai sumber belajar
sebesar 79,98 berarti dalam kategori baik. sebagaimana mestinya, tidak hanya
Indikator overview persentasenya sebesar membawa buku seperti biasanya.
64,00 berarti dalam kategori cukup.
3) Analisis hasil uji coba skala luas
Pembahasan Efektivitas pembelajaran di kelas
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diukur dengan menggunakan uji-t.
dijelaskan pembahasannya sebagai berikut: Berdasarkan nilai sig. (2-tailed) pada kolom
1) Analisis hasil penilaian oleh para equal variances assumed, hasil antara nilai
validator (ahli materi, ahli media, ahli pretes dan postes siswa kelas VIII I sebesar
bahasa, dan praktisi pembelajaran) 0,046. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat
Hasil penilaian oleh para validator perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan
terhadap modul IPA berbasis berpikir kritis sesudah menggunakan modul. Perbedaan ini
dengan tema Ventilator dianalisis secara membuktikan bahwa dengan menggunakan
deskriptif kuantitatif. Skor keseluruhan yang modul dalam pembelajaran dapat
diperoleh untuk kriteria kelayakan isi, meningkatkan prestasi belajar siswa.
113
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 109-115)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
114
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015 (hal 109-115)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
115