Anda di halaman 1dari 17

1

Laporan Fisiologi Pohon Medan, September 2021

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP LAJU


FOTOSINTESIS

Dosen Penanggung jawab


Dr. Delvian, SP, MP

Oleh :
Fery Putra Zaery
191201018
BDH 5

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum Fisiologi Pohon
ini dengan baik. Laporan Praktikum Fisiologi Pohon yang berjudul “Pengaruh
Intensitas Cahaya Terhadap Laju Fotosintesis” ini dibuat untuk memenuhi tugas
Praktikum Fisiologi Hutan sebagai syarat masuk Praktikum Fisiologi Pohon di
minggu yang akan datang pada Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan,
Universitas Sumatera Utara.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen penanggung jawab
Praktikum Fisiologi Hutan Bapak Dr. Delvian, SP, MP. karena telah memberikan
materi dengan baik dan benar. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Delvian, SP, MP yang telah memberikan bimbingan dan arahan
selama kami mengikuti kegiatan praktikum ini.
Kami menyadari bahwa laporan Praktikum Fisiologi Pohon ini masih
banyak kesalahan dalam penulisan maupun percobaan. Oleh karena itu, penulis
akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaikinya. Kami juga sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Semoga
laporan Praktikum Fisiologi Hutan ini bisa memberikan manfaat bagi
pembacanya.

Medan, September 2021

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... .... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. .... ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... .... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. .... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. .... 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... .... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat ....................................................................... .... 6
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................ .... 6
3.3 Prosedur Praktikum ...................................................................... .... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil .................................................................................................. .... 8
Pembahasan ....................................................................................... .... 8
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman
1. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Laju Fotosintesis Ganggang Hydrilla
verticillata .............................................................................................. ..8

iii
iv

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman
1. Kurva Regresi Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Laju Fotosintesis
Ganggang Hydrilla verticillata ............................................................... ..8

iv
1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fotosintesis merupakan salah satu proses kimia pada tubuh tumbuhan
yang dibantu oleh adanya cahaya matahari. Fotosintesis berfungsi sebagai
proses pembuatan makanan untuk melakukan kegiatan metabolisme didalam
tubuh tumbuhan yang menghasilkan karbohidrat. Laju fotosintesis akan
meningkat pada waktu siang hari. Hal ini disebabkan intensitas cahaya
matahari yang digunakan dalam fotosintesis tinggi. Cahaya matahari
merupakan faktor utama yang menentukan proses terjadinya fotosintesis. Tanpa
adanya sinar matahari proses fotosintesis tidak akan terjadi atau proses tersebu
akan terhambat sebab cahaya yang dibutuhkan oleh fotosintesis tidak tersedia atau
tidak mencukupi sehingga proses fotosintesis pada tanaman atau tumbuhan tidak
terjadi (Song, 2012).

Pertumbuhan dan produktivitas tanaman dipengaruhi oleh lingkungan


sekitarnya. Cahaya matahari merupakan salah faktor yang mempengaruhi
produktivitas tanaman karena tidak semua tanaman memerlukan intensitas cahaya
yang sama dalam proses fotosintesis. Fotosintesis adalah reaksi penting pada
tumbuhan yang berfungsi mengkonversi energi (cahaya) matahari menjadi energi
kimia yang disimpan dalam senyawa organic. Cahaya matahari diperlukan
tanaman sebagai sumber energi untuk menjalankan 2 tahapan reaksi pada
fotosintesis yaitu reaksi terang atau light dependent reaction/LDR) yang terjadi di
tilakoid dan siklus Calvin atau light independent reaction/LIR) yang terjadi di
stroma (Roidah, 2013).

Perubahan intensitas cahaya dapat merubah LDR dan LIR sehingga


tanaman perlu melakukan penyesuaian agar proses fotosintesis tetap efisien.
Penyesuaian tanaman dalam menghadapi perubahan intensitas cahaya dilakukan
antara lain melalui efisiensi penyerapan foton, pengaturan reaksi fotosistem II (PS
II) dan fotosistem I (PS I) serta fiksasi karbon (Neri, 2003).
Tidak semua cahaya matahari dapat diserap oleh tanaman atau
tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Cahaya matahari akan
memancarkan cahaya pada panjang gelombang yang berbedasaat mencapai ke

1
2

permukaan bumi. Hal ini disebabkan adanya atmosfer yang melapisi bumi.
Umumnya cahaya matahari yang sampai ke bumi dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu cahaya tampak dan cahaya tidak tampak. Cahaya tampak
adalah cahaya yang memiliki gelombang cahaya yang panjang, gelombang dari
cahaya ini yakni berkisar antara 380-760 nm, cahaya tampak juga dapat juga
disebut dengan gelombang panjang yang tidak memiliki efek kimia yang
buruk, namun memiliki panas. Cahaya tidak tampak merupakan cahaya
dengan panjang gelombang pendek yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu ultra
violet dan inframerah. Gelombang pendek ini memiliki efek kimia yang
berbahaya bagi mahkluk hidup tetapi tidak memiliki efek panas (Priyanto, 2013).
Fotosintesis hanya membutuhkan cahaya tampak yaitu pigmen
fotosintesis yang akan menyerap cahaya pada panjang gelombang sekitar 380-760
nm. Cahaya tampak ini akan diserap oleh berbagai pigmen yang terdapat di
dalam tilakoid (kloroplas). Klorofil a merupakan klorofil utama yang akan
menyerap cahaya tampak ini. Cahaya biru dan merah merupakan cahaya
yang banyak digunakan dalam proses fotosintesis. Cahaya yang lain seperti
kuning, jingga dan yang lain akan terserap oleh pigmen lain seperti
golongan karotenoid yaitu karoten dan xantofil. Cahaya matahari yang
terserap akan diproses saat proses fotosintesis yang melalui tahapan. Proses
dari tahapan ini meliputi reaksi terang dan juga reaksi gelap (Laksana, 2016).
Reaksi terang adalah reaksi pada fotosintesis yang juga disebut
reaksi hiil. Reaksi terang merupakan reaksi yang sangat membutuhkan cahaya
matahari. Hal ini disebabkan pada reaksi terang terjadi pengikatan CO2 dari udara.
Selain reaksi terang juga terdapat reaksi gelap yang sering disebut reaksi
blackman. Reaksi gelap merupakan reaksi yang tidak membutuhkan cahaya.
Namun, reaksi ini sangat bergantung pada reaksi terang yang sangat
membutuhkan cahaya. Berdasarkan latar belakang diatas membahas tentang
pengaruh kualitas cahaya terhadap kecepatan fotosintesis (Alamsjah dkk., 2010).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan Praktikum Fisiologi Hutan adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh kualitas cahaya terhadap kecepatan fotosintesis tanaman
dengan indikator produksi oksigen tiap satuan waktu.

2
3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fotosintesis merupakan suatu proses metabolisme yang membutuhkan


energy matahari dan CO2. Intensitas cahaya merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman atau tumbuhan yang digunakan
dalam proses fotosintesis. Intensitas cahaya tinggi atau rendah, dapat
ditentukan oleh adanya keadaan lingkungan sekitar dan satuan intensitas cahaya
adalah lux (Nurhayati et al., 2013).
Pada tahun 2009 Ferry bersama rekan, yang menyatakan bahwa intersitas
cahaya 100% pada tanaman temulawak dapat menghasilkan kadar pati
yang tinggi. solarimeter merupakan salah satu alat yang dapat mengukur
intensitas cahaya. Intensitas cahaya dapat mempengaruhi tinggi tanaman,
semakin tinggi intensitas cahaya saat fotosintesis maka laju fotosintesis akan
semakin cepat dan juga hasilnya dapat mempengaruhi tinggi tanaman.
Cotohnya tanaman temulawak yang mendapat intensitas cahaya 100% lebih
tinggi dibandingkan yang mendapat intensitas cahaya 55%. Selain itu
intensitas cahaya juga dapat merangsang pertumbuhan tunas, pada
intensitas cahaya rendah pertumbuhan tunas akan terhambat. Tingkat
penghisapan tanaman terhadap air akan meningkat seiring dengan tingginya
intensitas cahaya (Ferry et al., 2009).
Cahaya matahari merupakan energy yang dapat membantu dalam
melakukan proses fotosintesis. Spektrum tampak yang diserap oleh pigmen
fotosintesis merupakan bagian dari cahaya matahari. Cahaya matahari yang
memiliki panjang gelombang biru, ungu, jingga dan merah akan terserap kuat
oleh pigmen fotosintesis. Panjang gelombang hijau dan kuning kehijauan
yang berkisar (500-600)nm daya serap pigmen fotosintesis sangat lemah atau
tidak kuat. Reorganisasi fotosistem terhadap kualitas dan intensitas cahaya
merupakan peran dari klorofil a sebagai salah satu pigmen yang terdapat didalam
kloroplas (tilakoid). Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman yaitu adalah intensitas cahaya. Tingginya intensitas
cahaya akan mengefektifkan pertumbuhan tanaman (Pertamawati, 2010).
Pada tahun 2013 fatchurrozk bersama rekan menyatakan bawah intensitas

3
4

cahaya akan menurun seiring dengan naiknya ketinggian suatu daerah.


Intensitas cahaya dapat mempengaruhi suatu pertumbuhan tanaman.
Antioksidan tumbuhan atau tanaman juga dapat dipengaruhi oleh adanya
intensitas cahaya. Intensitas cahaya, lama penyinaran dan juga kualitas
cahaya merupakan suatu faktor yang dapat menentukan iklim cahaya pada
suatu daerah atau tempat (Polunin dalam Fatchurrozak et al., 2013).
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan adalah
intensitas cahaya, suhu dan nutrisi. Cahaya yang digunakan tumbuhan untuk
melakukan fotosintesis akan diserap oleh klorofil a dan klorofil b. Biosintesis
karotenoida, ini tergantung pada intensitas cahaya dan ketersediaan
oksigen (Shen et al., 2009).
Pada tahun 2010 Samuoliene bersama rekanya menyatakan bahwa
kualitas cahaya merupakan salah satu faktor yang dapat memnentukan laju
fotosintesis, morfologi genesis dan juga pertumbuhan kecambah. Proses
fotosintesis ini dibantu oleh adanya cahaya matahari, yang mana akan dapat
mempengaruhi hasil produksi tanaman. Tanaman yang menyerap cahaya tampak
merah dan biru, ini berguna untuk mengoplimalkan pertumbuhan. Hal ini
dilakukan sebab cahaya merah dan biru merupakan panjang gelombang yang
memiliki banyak manfaat yang berguna untuk metabolisme tumbuhan. Cahaya
tampak biru ini berperan dalam biosintesis klorofil, pembukaan stomata, sintesis
enzim (Samuoliene et al., 2010).
Cahaya tidak tampak merupakan cahay ultraviolet dan infra merah,
dimana panjang gelombang ultraviolet (UV) berkisar 100-380 nm. Cahaya tampak
pada keseluruhan cahaya yang dipancarkan matahari tergolong dalam pita sempit
dibandingkan cahaya tidak tampak. Cahaya tampak ini akan mengalami
pemecahan/disperse cahaya menjadi tujuh warna PG (Panjang Gelombang),
yaitu merah PG 625-740, jingga PG 590-625, kuning PG 565-590, hijau PG 520-
565, biru PG 435-520, nila PG 400-435 danw warna terahir yaitu ungu PG 380-
400 (Salisbury dan Ross, 1992).
Fotosintesis sebagai suatu proses yang dapat menghasilkan makan
untuk tumbuh dna kembang tanaman, ini dipengaruhi oleh adanya cahaya.
Cahaya biru banyak digunakan dalam fotosintesis. Tingginya intensitas

4
5

cahaya yang diterima oleh tumbuhan atau tanaman akan meningkatkan laju
fotosintesis. Sebaliknya, rendahnya intensitas cahaya yang didapatkan atau
diterima oleh tumbuhan/tanaman maka akan memperlambat laju fotosintesis.
Hal ini yang dapat menyebabkan lamanya proses distribusi energi keseluruh
tubuh untuk melakukan berbagai proses metabolisme (Marchetti et al., 2013).
Cahaya merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi proses
fotosintesis. Porses fotosintesis yang terjadi pada tanaman atau tumbuhan ,
membutuhkan tingkat intensitas cahaya yang berbeda. Intensitas cahaya yang
terlalu rendah akan menghasilkan sedikit energi, sehingga tidak mampu
memenuhi kebutuhan energi untuk melakukan aktivitas kimia seperti
pada keadaan normal. Namun, pada intensitas cahaya yang terlalu tinggi juga
dapat berakibat buruk pada proses metabolism tanaman yaitu akan dapat
menghambat proses terejadinya fotosintesis pada tanaman atau tumbuhan
(fotosistem II atau fotosistem I) yang sering disebut dengan photoinhibition.
Kondisi atmosfer yang akan menentukan radiasi aktif untuk fotosintesis
(PAR) yang diterima oleh daun. Intensitas cahaya yang dibutuhkan oleh
tanaman C3 dan C4 untuk melakukan fotosintesis berbeda. Intensitas cahaya
ini akan mempengaruhi CO2 sebagai bahan fotosintesis. Intensitas cahaya yang
mempengaruhi CO2 dalam proses fiksasi CO2. Antara tumbuhan ternaung dan
tumbuhan tidak ternaung ini memiliki kebutuhan intensitas cahaya yang
berbeda - beda. Perbedaan tersebut adalah pada intensitas cahaya tinggi yang
akan menurunkan laju fotosintesis. Hal ini kebalikan dari tumbuhan yang tidak
ternaung. Pertumbuhan tanaman ternaung akan tinggi pada intensitas cahaya
yang sangat rendah dan sebaliknya untuk tumbuhan terbuka. Tumbuhan
ternaung mimiliki titik kompensasi rendah dibandingkan dengan tumbuhan
atau tanaman terbuka (Lakitan, 2013).
Cahaya memiliki dua fungsi utama dalam proses fotosintesis, yaitu
sebagai pengangkut electron H2O dan juga sebagai pereduksi NADP+ menjadi
NADPH. Fungsi dari keduanya adalah untuk melakukan pembentukan ATP dari
ADP dan Pi energinya disediakan oleh cahaya. Cahaya yang diserap dalam
bentuk proses fotosintesis adalah cahaya yang terserap oleh berbagai pigmen ada
didalam kloroplas dan pigmen tersebut yang tereksitas

5
6

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Fisiologi Pohon yang berjudul “Pengaruh Intensitas Cahaya
Terhadap Laju Fotosintesis” Dilaksanakan pada hari jum’at, 17 September 2021
pada pukul 08.00 s.d 9.10 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium
Budidaya Hutan, Fakults Kehutanan Universitas Sumatera Utara.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan, alat ukur
waktu, erlenmeyer, dan pipet volume 5 mL.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ganggang Hydrilla
verticillata, aluminium foil, dan air.

3.3 Metode Pengamatan


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dilakukan Pratikum dengan judul “Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Laju
Fotosintesis” diluar atau dibawah sinar matahari langsung
3. Diamati kegiatan praktikum ini dengan pengulangan sebanyak 3 (tiga) kali
4. Didapat lah hasil data pengamatan berupa hubungan antara laju fotosintesis
dan intensitas cahaya kemudian dimasukkan kedalam tabel serta hasilnya
ditampilkan dalam bentuk kurva regresi

Contoh tabel
Tabel 1. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Laju Fotosintesis Ganggang Hydrilla
verticillata
Laju Fotosintesis Berat
Perlakuan
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rerata Hydrilla
0
25
50
75
100

Contoh gambar

6
7

Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Laju


Fotosintesis
Laju Fotosintesis (ml 1.2
1
Laju Fotosintesis
o2/gr/jam
0.8
0.6 Linear (Laju
0.4 Fotosintesis)
0.2
0
0 50 100 150
Intensitas Cahaya

Gambar 1. Kurva Regresi Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Laju Fotosintesis


Ganggang Hydrilla verticillata

7
8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Hasil praktikum Pemanenan Hasil Hutan yang berjudul “Perencanaan
Petak Tebang” adalah sebagai berikut

Tabel 1. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Laju Fotosintesis Ganggang Hydrilla


verticillata
Laju Fotosintesis Berat
Perlakuan
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rerata Hydrilla
0 0,29 0,29 0 0,19 1,35
25 0,25 0,13 0,13 0,17 1,58
50 0 0,15 0,15 0,1 1,33
75 0,35 0,35 0,35 0,35 1,15
100 0 0,23 0,23 0,15 0,74

Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap


Laju Fotosintesis
0.4
0.35
Laju Fotosintesis (ml

0.3 y = 0.0004x + 0.172


o2/gr/jam)

0.25 R² = 0.028
0.2 Laju Fotosintesis
0.15
0.1 Linear (Laju
0.05 Fotosintesis)
0
0 50 100 150
Intensitas Cahaya

Gambar 1. Kurva Regresi Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Laju Fotosintesis


Ganggang Hydrilla verticillata

4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang di lakukan di dapatlah hasil data praktikum
diatas mengenai laju fotosintesis dengan 3 (tiga) kali ulangan yakni dengan

8
9

perlakuan 0, 25, 50, 75, dan 100 untuk ulangan 1 di dapat 0,29 , 0,25 , 0 , 0,35 dan
0, kemudian untuk ulangan ke 2 di dapat 0,29 , 0,13 , 0,15 , 0,35 , 0, 23 , dan
untuk ulangan ke 3 di dapat 0 , 0,13 , 0,15 , 0,35 dan 0,23 untuk nilai rerata di
dapat nilai nya yaitu 0,19 , 0,17 , 0,1 , 0,35 dan 0,15 dari data laju fotosintesis
dengan 3 kali ulangan di dapat juga nilai berat Hydrilla yaitu sekitar 1,35 , 1,58
,1,33 1,15 dan0,74.
Cahaya merupakan radiasi matahari yang sampai dibumi setelah melewati
beberapa susunan atmosfer sehingga dapat mencapai bumi. Cahaya
merupakan faktor utama yang menentukan fotosintesis, cahaya matahari
berfungsi sebagai energy yang membantu proses fotosintesis. Menurut
Salisbury dan Ross (1992), dalam fotosintesis cahaya memiliki dua fungsi
utama yaitu sebagai pengangkut elektrondari H2O kemudian sebagai pereduksi
NADP+ menjadi NADPH dan sebagai energy yang digunakan untuk
pembentukan ATP dari ADP dan Pi.
Dari hasil yang di dapat juga, terdapat gambar grafik yang menunjukan
pengaruh intensitas cahaya terhadap kepatan/laju dari pertumbuhan/ tumbuhan
dalam melakukan proses fotosintesis dapat dilihat yakni menunjukkan bahwa laju
fotosintesis akan naik ketika intensitas cahaya semakin naik. Laju fotosintesis
tertinggi terjadi pada intensitas cahaya sebesar 75% yaitu 0,35 mL O2/gr/jam. Hal
ini menunjukkaan bahwa semakin baik intensitas cahaya optimum untuk tanaman
hydrilla adalah pada intensitas cahaya yakni sekitar 75%. Hydrilla verticillata
adalah tanaman C3, sehingga akan optimum dalam melakukan fotosintesis pada
intensitas cahaya yang rendah.
Hydrilla merupakan genus dari tumbuhan air, biasanya diperlakukan
sebagai mengandung hanya satu spesies, Hydrilla verticillata, meskipun beberapa
ahli botani membaginya menjadi beberapa spesies. Hydrilla adalah asli dari
perairan dingin dan hangat dari Dunia Lama di Asia, Eropa, Afrika dan Australia,
dengan distribusi yang tersebar dan jarang; di Eropa, Hydrilla dilaporkan ada di
Irlandia, Britania Raya, Jerman, dan negara-negara Baltik, dan di Australia
di Wilayah Utara, Queensland, dan New South Wales. Batang tumbuh hingga
panjang 1–2 m. Daun diatur dalam whorl sejumlah 2-8 di sekitar batang, setiap
daun masing-masing panjangnya 5–20 mm dan lebarnya 0,7–2 mm.

9
10

V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1. Hydrilla verticillata adalah tanaman C3, sehingga akan optimum dalam
melakukan fotosintesis pada intensitas cahaya yang rendah
2. Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang
dipancarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut,
intensitas cahaya juga dapat mempengaruhi laju dari proses fotosintesis.
3. Faktor lingkungan mempengaruhi fotosintesis suatu tumbuhan hydrilla. Ketika
intensitas cahaya semakin naik, maka pertumbuhan tanaman hydrilla dalam
pengaruh laju dari proses fotosintesis juga akan naik atau baik.
4. Pengaruh intensitas cahaya matahari yang dapat menigkatkan naik nya/
kecepatan atau laju dari fotosintesi yang baik yakni sekitar 75 % yaitu 0,35 mL
O2/gr/jam
5. Didapat juga data dari pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis
dengan tiga kali ulangan yaitu ulangan 1 di dapat 0,29 , 0,25 , 0 , 0,35 dan 0,
kemudian untuk ulangan ke 2 di dapat 0,29 , 0,13 , 0,15 , 0,35 , 0, 23 , dan
untuk ulangan ke 3 di dapat 0 , 0,13 , 0,15 , 0,35 dan 0,23. Dan juga untuk
nilai rerata di dapat nilai nya yaitu 0,19 , 0,17 , 0,1 , 0,35 dan 0,15

5.2 Saran

Alam praktikum ini, ketelitian dan kehati-hatian sangat diperlukan dalam


melakukan praktikum ini. Seperti halnya pada saat melakukan percobaan
pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis terhadap tanaman
Hydrilla verticillata yana mana dari hasil pembahasan didapat data yang
menujukkan kecepatan dari proses fotosintesis dari tanaman ini akan meningkat
ketika mendapatkan cahaya yang banyak yakni sekitar 75% yaitu 0,35
mL/O2/gr/jam, sebaliknya jika tanaman ini hanya mendapat kan intensitas cahaya
yang kurang atau sedikit makan laju/kecapatan tanaman ini untuk melakukan
proses fotosintesis akan melambat yakni sekitar 25% yaitu 0,1 mL/O2/gr/jam.
Sebaiknya untuk lingkungan dari tanaman ini harus banyak mendapatkan cahaya
matahari yang banyak atau lingkungan nya harus ada intensitas cahaya yang tinggi

10
11

DAFTAR PUSTAKA

Alamsjah MA., Ayuningtiaz NO., Subekti S. 2010. Pengaruh Lama Penyinaran


Terhadap Pertumbuhan dan Klorofil pada Budidaya indoor. Jurnal Ilmiah
Perikanan dan Kelautan. 2 (1).

Fatchurrozak, Suranto, dan Sugiyarto. 2013. Pengaruh Ketinggian Tempat


terhadap Kandungan Vitamin C dan Zat Antioksidan pada Buah
Caricapubescens. El-vivo, 1(1) : 15-22.

Ferry, Y., Bambang E. T., E. Randriani. 2009. Pengaruh Intensitas Cahaya dan
Umur Panen terhadap Pertumbuhan, Produksi dan Kualitas Hasil
Temulawak di Antara Tanaman Kelapa. Bul. Littro, 20(2) : 131-140.

Lakitan, B. 2013. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Rajawali Pers.

Laksana DNL. 2016. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Jurnal


Alam. 2 (9).

Marchetti, J., G. Bougaran, T. Jauffrais, S. Lefebvre, C. Rouxel, B. S. Jean, E.


Lukomsa, R. Robert, dan J. P. Cadoret. 2013. Effect of Blue Light on the
Biochemical Composition and Photosynthetic Activity of Isochrysis sp.
(Tiso). Jurnal Applied Phycology, 25(1) : 109-119.

Neri. 2003. Pengaruh Adanya Intensitas Cahaya Dapat Mengubah LDR Dan LIR
Pada Tanaman. Jurnal Ilmiah, 2 (3)

Nurhayati, T., M. B. Hermanto, dan M. Lutfi. 2013. Penggunaan Fotobioreaktor


Sistem Batch Tersirkulasi terhadap Tingkat Pertumbuhan Mikroalga
Chlorella vulgaris, Chlorella sp. dan Nannochloropsis oculata. Keteknikan
Pertanian Tropis dan Biosistem, 1(3) : 249-257.

Pertamawati. 2010. Pengaruh Fotosintesis terhadap Pertumbuhan Tanaman


Kentang (Solanum tuberosum L.) dalam Lingkungan Fotoautotrof secara In
Vitro. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 12(1) : 31-37.

Priyanto B. 2013. Peningkatan Daya Keluaran Sel Surya Dengn Penamabahan


Intensitas Berkas Cahaya Matahari. Jurnal Neutrino. 5 (2)

Roidah IS. 2013. Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesubutan Tanah.
Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo, 1 (1)

Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Terjemahan


oleh Dr. Diah R Lukman dan Ir. Sumaryono, MSc. 1995. Bandung :
Penerbit ITB.

Samuoliene, G., A. Brazaityte, A. Unbonaviciute, G. Sabajeviene, dan P.


Duchovskis. 2010. The Effect of Red and Blue Light Component on the

11
12

Growth and Development of Frigo Strawberries. Jurnal Zemdirbyste


Agriculture, 97(2) : 99-104.

Shen, J., J. Jiang, dan P. Zheng. 2009. Effect of Light and Monosulfuronon
Growth and Photosynthetic Pigments of Anabaena Flos-Aquae Breb. Jurnal
Water Resourse and Protection, 1(1) : 408-413.

Yang, X., X. Wang, L. Wang, dan M. Wei. 2012. Control of Light Environment :
a Key Technique for High Yield and High Quality Vegetable Production in
Protected Farmland. Jurnal Agriculture Sciences, 3(7) : 923-928. Song NA.
2012. Evolusi Pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains, 12 (1)

12

Anda mungkin juga menyukai