HYDRANT
GEDUNG APARTEMEN CITY SQUARE
Disusun Oleh :
Cynthia Verliana 0519140102
Fahestine Putri Arianto 0519140106
Nurwahyuningtias 0519140114
Rizki Ramadhan Hsb 0519140120
Wahyuningtyas 0519140126
1
TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2021
Daftar Isi
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................2
1.4 Manfaat...............................................................................................3
2.1 Gedung................................................................................................4
4.10Pembahasan......................................................................................42
6
2Daftar Gambar
Gambar 2.1 Teori Segitiga Api.......................................................................7
Gambar 2.2 Teori Tetrahedron of Fire...........................................................8
Gambar 2.3 Jarak Pancaran Terjauh (Xmax)...............................................16
Gambar 2.4 Moody Diagram........................................................................18
Gambar 2.5 Minor loss coefficients for pipe entrances................................18
Gambar 2.6 Loss coefficients for flow through sudden area changes..........19
Gambar 2.7 Loss coefficients for gradual contraction.................................19
Gambar 2.8 Minor Loss Coefficients for Pipe Entrances.............................19
Gambar 4.1 Tabel efisiensi pompa...............................................................42
3Daftar Tabel
Tabel 4.1 Identifikasi Bahaya Kebakaran Tiap Ruang ................................28
Tabel 4.2 Perhitungan Jumlah Hydrant........................................................31
Tabel 4.3 Loss Coefficient (k) Pipe Equipment............................................37
Tabel 4.4 Total Headloss Minor...................................................................40
1 BAB I
PENDAHULUAN
3.1 Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi,
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja menjadi sangat penting. Hal ini
dikarenakan kerugian yang dialami apabila terjadi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. Salah satu permasalahan kecelakaan terbesar di dunia adalah
masalah kebakaran, karena apabila terjadi kebakaran akan banyak pihak
yang dirugikan, antara lain pihak investor, para pekerja, pemerintah maupun
masyarakat luas. Walaupun perkembangan teknologi semakin pesat,
kejadian kebakaran tetap meningkat dan tidaklah berkurang (Prawira, 2009).
Terjadinya kebakaran tidak hanya dapat menghilangkan harta benda
maupun nyawa, akan tetapi menganggu keberlangsungan kegiatan
operasional sehingga menganggu stabilitas dan kontinuitas kegiatan yang
pada akhirnya menyebabkan semakin besarnya kerugian financial yang
ditanggung oleh perusahaan (Harlinanto, 2015). Berdasarkan Situs
Masyarakat Profesi Proteksi Kebakaran Indonesia (MP2KI), kebakaran
yang terjadi di DKI Jakarta dari Tahun 1998-2008 sebanyak 8243 kasus
dengan kerugian mencapai kurang lebih 1,2 triliun rupiah.
Upaya penanggulangan kebakaran harus menjadi komitmen dari pihak
yang terlibat seperti pihak perusahaan, pemerintah dan masyarakat. Hal ini
dikarenakan kebakaran merupakan suatu musibah yang dapat menimbulkan
berbagai macam kerugian. Salah satu upaya penanggulangan kebakaran
terutama mencegah dan mengurangi akibat buruk dari kebakaran adalah
dengan tersedianya sarana proteksi kebakaran otomatis yang memenuhi
standar.
Salah satu cara pencegahan kebakaran dengan menggunakan Hydant
dianggap lebih efektif untuk memadamkan kebakaran secara dini, agar
kebakaran tidak membesar dan dapat segera dipadamkan, maka pada
kondisi seperti inilah perlu dilakukan perancangan terhadap sistem sarana
pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada Hydrant di suatu gedung.
3.2 Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas pada praktikum SPPK
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara untuk membuat rancangan hydrant system?
2. Bagaimana persyaratan untuk merancang Hydrant System menurut
NFPA 14?
3. Bagaimana cara melakukan perhitungan jumlah hydrant yang
dibutuhkan?
4. Bagaimana cara merancang peletakan hydrant yang tepat?
5. Faktor – faktor apa saja yang dipertimbangkan dalam perancangan
system hydrant?
6. Bagaimana rekomendasi perancangan hydrant yang sesuai untuk gedung
Apartemen 4 lantai?
3.3 Tujuan
Tujuan dalam laporan penugasan Sistem Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran modul Hydrant adalah :
1. Mengetahui cara untuk membuat rancangan hydrant system.
2. Mengetahui persyaratan untuk merancang Hydrant System menurut
NFPA 14.
3. Mengetahui cara melakukan perhitungan jumlah hydrant yang
dibutuhkan.
4. Mengetahui cara merancang peletakan hydrant yang tepat.
5. Mengetahui Faktor – faktor yang dipertimbangkan dalam perancangan
system hydrant.
6. Mengetahui rekomendasi perancangan hydrant yang sesuai untuk
gedung Apartemen 4 lantai.
3.4 Manfaat
Manfaat dari Perancangn Sistem Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakaran modul Detektor adalah :
1. Mampu merencanakan Hydrant System menurut NFPA 14.
2. Memberikan rekomendasi perancangan hydrant yang sesuai untuk
gedung Apartemen 4 lantai.
4.1 Gedung
b. Oksigen
Udara disekitar kita mengandung 21% oksigen. Dalam
keadaan normal, bahan bakar mudah bergabung dengan oksigen.
Karena oksigen adalah suatu gas pembakar, maka keberadaan
oksigen aan sangat menentukan keaktifan pembakaran. Suatu
tempat dinyatakan masih mempunyai keaktifan pembakaran, bila
kadar oksigen lebih dari 15%. Sedangkan pembakaran tidak akan
terjadi bila kadar oksigen di udara kurang dari 12%. Oleh karena
itu salah satu teknik pemadaman api yaitu dengan cara
menurunkan kadar oksigen di sekitar daerah pembakaran menjadi
kurang dari 12%.
c. Panas
Panas berasal dari matahari, energi mekanik (benturan,
gesekan), kompresi, listrik dan reaksi kimia perpindahan panas
dapat radiasi.
V1 = dan V2 =
Dimana :
V1 : kecepatan sebelum (m/sec)
V2 : kecepatan sesudah (m/sec)
Q : flow rate (L/min)
A : luas penampang nozzle (m2)
Tinggi maksimum
H = 𝑽𝒐2𝒔𝒊𝒏2𝜶2𝒈
Dimana :
H : Ketinggian maksimum pancuran (m)
Vo : kecepatan sebelum (m/sec)
α : sudut elevasi (°)
Jarak jangkauan air saat menyentuh tanah
X=
Dimana :
X : jarak (m)
Vo : kecepatan sebelum (m/sec)
α : sudut elevasi (°)
Keterangan :
Hl : Head karena kerugian gesekan friction (m)
L : Panjang saluran (m)
D : Diameter dalam saluran (m)
V : Kecepatan rerata aliran (m/s)
g : kecepatan grafitasi (m/s2)
f : Koefisien kerugian gesekan (Bilangan
Reynold/Re)
*Ket: Untuk memperoleh nilai f dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 2.4 Moody Diagram
(Sumber : Pritchard, Philip J.2011)
hlm =
Keterangan :
hlm : Head karena kerugian gesekan friction (m)
V : Kecepatan rata-rata aliran (m/s)
g : kecepatan grafitasi (m/s2)
k : Koefisien kerugian gesekan (Bilangan
Reynold/Re)
HLp =
Dimana :
HLp = Head tekanan
P2 = 4,43 x 105 N/m2
P1 = 105 N/m2 (Tekanan Atmosfer 1 atm)
ρ = 998,2 Kg/m3 (pada suhu 20 – 31°C)\
BHP =
Dimana :
BHP = Brake Horse Power / daya pompa (Kw)
Hl = headloss total (m)
𝜑𝑝 = efisiensi pompa (didapat dari tabel efissiensi
pompa)
𝜌 = 998,2 Kg/m3 (pada suhu 20-31 °C)
5BAB III
METODE PENELITIAN
5.1 Diagram Alir
Mulai
Studi Literatur
Perumusan
Masalah
Data Pengumpulan
Sekunder Data
Analisa Perhitungan
Tidak
Apakah perhitungan sesuai NFPA
Selesai
5.2 Langkah – Langkah Perancangan
Dalam pengerjaan perancangan ini diperlukan proses yang
terstruktur dan langkah-langkah yang sistematis dalam pelaksanaannya.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari
perancangan ini dijelaskan dalam uraian sebagai berikut :
1. Mengumpulkan Data
Pada tahap awal, perancang harus menentukan layout gedung
apartemen terlebih dahulu sebelum melakukan langkah berikutnya.
Penentuan layout apartemen ini yang nantinya akan menentukan rute
penyelamatan.
2. Studi Literatur
Studi literatur merupakan suatu metode untuk mendapatkan data –
data yang lengkap dalam penyusunan laporan. Studi literatur dibutuhkan
untuk menunjang kelengkapan dasar teori, cara kerja peralatan,
penanganan masalah, penggunaan material atau bahan, perbaikan alat,
dan lain-lainnya yang ada hubungannya dengan penyusunan laporan ini.
Studi literature yang akan digunakan adalah :
a. SNI 03-1735-2000, tentang tata cara perencanaan akses bangunan dan
akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung.
b. SNI 03-1745-2000, tentang tata cara perencanaan dan pemasangan
sistem pipa tegak dan selang untuk encegahan bahaya kebakaran pada
bangunan atau gedung.
c. NFPA-14, Standar untuk Instalasi Selang dan Pipa tegak.
d. NFPA-20, Standar untuk Instalasi Pompa Sentrifugal.
e. NFPA-15, Standar untuk Sistem Semprotan Air Tetap
f. Kepmenaker No.186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja.
3. Perumusan Masalah
Menentukan permasalahan yang ada dalam pencegahan dan
penanggulangan kebakaran dengan sistem hidrant pada Gedung
Apartemen 6 lantai dengan memperhatikan kemampuan pengerjaan,
waktu, dan biaya yang dikeluarkan guna mendapatkan hasil yang
optimal.
8. Analisa Perhitungan
Setelah semua data diolah dan dihitung selanjutnya dianalisa untuk
mengetahui pemecahan masalah yang ada pada perencanaan hidran
seperti jumlah dan pelertakan pilar hidran, gambar perencanaan
instalasi hidran, volume bak air hidran, daya pompa air yang
digunakan, serta biaya material pemasangan instalasi hidran tersebut.
Jika perhitungan yang telah dilakukan sudah memenuhi standard yang
ada yaitu NFPA 14 Tahun 2018, maka perencanaan tersebut dapat
disimpulkan.Tetapi jika perhitungannya tidak memenuhi standard
yang ada, maka harus dilakukan perhitungan ulang sampai
perhitungan tersebut memenuhi.
V =
=
= 5,549 m/s
Jarak jangkauan terjauh (Xt)
Xt =
=
= 3,141 m
V =
=
= 4,96 m/s
Xt =
=
= 2,51 m
Tinggi freeboard = =
4,2 / 0,75 =
1,05 = 0.75 Tf
Tf = 1,4 m
1. Pipa Suction
Diketahui : Massa jeni air (ρ) = 996 kg/m3
Percepatan gravitasi (g) = 9,8 m/s2
Debit air (Q) = 397 liter/menit = 0,397 m3/menit
Diameter luar pipa = 8” = 0,2032 m
Panjang pipa = 6,6 m
Tebal Pipa
= diameter luar pipa x 12,5 %
= 0,2032 x 0,125
= 0,0254 m
Diameter dalam pipa
= Diameter luar pipa – (diameter luar pipa x 12,5 %)
= 0,2032 – (0,2032 x 0,125)
= 0,2032 – 0,0254
= 0,1778 m
Luas Pipa Suction
A =
=
= 0,02482 m2
Kecepatan aliran
v =
= 0,379 m3/menit :0,02482 m2
= 15,27 m/menit
= 0.2545 m/s
2. Pipa discharge
Diketahui : Massa jeni air (ρ) = 996 kg/m3
Percepatan gravitasi (g) = 9,8 m/s2
Debit air (Q) = 397 liter/menit = 0,397 m3/menit
Diameter luar pipa = 6” = 0,1524 m
Panjang pipa = 20 m
Tebal Pipa
= diameter luar pipa x 12,5 %
= 0,1524 x 0,125
= 0,01905 m
Diameter dalam pipa
= Diameter luar pipa – (diameter luar pipa x 12,5 %)
= 0,1524 – (0,1524 x 0,125)
= 0,1524 – 0,01905
= 0,13335 m
Luas Pipa Discharge
A=
=
= 0,01396 m2
Kecepatan aliran
v=
= 0,379 m3/menit : 0,01396 m2
= 27,15 m/menit
= 0,4525 m/s
a. = = 0,00084
b. Re =
=
=
= 51507,5 = 5,15075 x 104
c. F = 0,019
Hlmayor =
= 0,019 x 6,6/0,1778 x 0,25452/2.9,8
= 0,00245 m
2. Pipa Discharge
Diketahui : e = 0,15 mm = 0,00015 m
Diameter dalam pipa 6” = 0,13335 m
Massa jeni air (ρ) = 996 kg/m3
Percepatan gravitasi (g) = 9,8 m/s2
μ air = 1 x 10-3 kg/ms
v = 0,4525 m/s
Panjang = 20 m
a. = = 0,00112
b. Re = =
=
= 60099,5 = 6,00995 x 104
c. f = 0,0199
Hlmayor =
=
=
= 0,0311 m
B. Headloss Minor
Tabel 4.3 Loss Coefficient (k) Pipe Equipment
Loss
No. Equipment Bahan Jumlah
Coefficient (k)
Elbow 90°
1. Galvanized 1,5 3
(regular threaded)
Tee Joint (branch
2. Galvanized 2,0 6
flow threaded)
3. Globe Valve Galvanized 10 6
0,18
4. Reducer Galvanized (AR = 0,56 1
contraction)
=
= 0,0099 m
Hlminor =
=
= 0,0313 m
Hlminor =
=
= 0,0369 m
=
= 0,1228 m
5. Reducer
Diketahui : Diameter dalam pipa 8” = 0,1778 m
Massa jenis air (ρ) = 996 kg/m3
Percepatan gravitasi (g) = 9,8 m/s2
v = 0,2545 m/s
Hlminor =
=
= 0,001189 m
Hlp =
=
= 35,063 m
Sehingga head pompa adalah sebagai berikut : (dalam hal ini Ha
diabaikan)
= 35,063 m + 1,0646 m + m
= 35,063 m + 1,0646 m + 0,00614 m
= 36,1337 m
BHP =
=
= 3.938,32 Watt
= 3,94 Kw
4.10 Pembahasan
Pada Gedung Apartemen terdapat 1 pilar hydrant dan 4 hydrantbox
indoor dengan rincian setiap lantainya terdapat pada tabel 4.2. Panjang pipa
suction atau isap sepanjang 6,6 m sedangan panjang pipa dishcarge terjauh
adalah 20 m. Head loss total sistem perpipaan ini adalah 1,0646 m. Untuk
instalasi hidran ini menggunakan daya pompa sebesar 3,94 Kw. Kebutuhan
air yang diperlukan sebesar 379 liter per menit dalam waktu 30 menit
sehingga volume dari bak reservoir yang dirancang adalah 73,78 m3.
7BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa perhitungan, maka dapat disimpulkan bahwa
dalam perencanaan sistem intstalasi hydran di Gedung Apartemen :
1. Bangunan Gedung Apartemen menggunakan hydrant jenis hydrant
gedung dan hydrant halaman/pilar. Jumlah pilar hydrant pada Gedung
Apartemen adalah 1 buah pilar hydrant dan 4 hydrant box indoor pada
setiap lantai.
2. Menggunakan Pipa suction 8” dengan panjang pipa terjauh 6,6 m, Pipa
discharge 6” dengan panjang pipa terjauh 20 m. Selain itu, juga terdapat
beberapa equipment pendukung yaitu 3 buah elbow 90 derajat pada pipa
suction 1 buah dan pipa discharge 2 buah , 6 buah tee joint dan 6 buah
globe valve. Semua pipa dan equipment menggunakan bahan galvanized
iron. Memiliki Headloss total sebesar 1,0646m.
3. Volume reservoir hydrant dapat disesuaikan langsung dengan hasil
perhitungan yang didapatkan melalui perhitungan flow rate, namun harus
ditambahkan dengan panjang freeboard untuk keamanan. Dalam
perancangan ini volume air yang dibutuhkan adalah sejumlah 73,78 m3.
4. Pilar hydrant dan kotak hydrant di letakkan pada tempat yang
aman,mudah di jangkau dan di dekat jalur ERP.
5. Gedung Apartemen menggunakan pompa dengan daya 3,94 Kw.
5.2 Saran
Sebelum melakukan pemasangan instalasi hydrant pada gedung,
sebaiknya yang harus kita lakukan terlebih dahulu adalah :
1. Sebelum menganalisa lebih detail seluruh perhitungan, seharusnya diberi
pembekalan teori yang lebih intensif agar bisa hasil analisa dapat
dipertanggung jawabkan dengan baik.
2. Memperhatikan dan mempelajari dahulu denah gedung yang akan di
instalasi / dipasang sistem hydrant.
3. Memperhatikan terutama mengenai peraturan NFPA 14 yang mengatur
mengenai pipa tegak dan instalasi hydrant.
4. Memberikan perhitungan dan pertimbangan yang harus disesuaikan
dengan NFPA 14 dan peraturan yang mendukung.
DAFTAR PUSTAKA
NFPA-14. 2018 Standard for the Installasion of Standpipe and Hose Systems
NFPA-15. 2018 Standard for Water Spray Fixed Systems for Fire Protection
NFPA-22. 1998. Standard for Water Tanks for Private Fire Protection