Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BAHAN TANAM

ACARA

PENGUJIAN DAYA TUMBUH BENIH

Nama : Zulfa Kayla Zahra


No. Mahasiswa : 20200210007
Golongan : A2
Tanggal Praktikum : 27 April 2021
Asisten : Herda Pratiwi
Co-Asisten : Arya Eka Pranata

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2021

I. TUJUAN

1. Menguji daya tumbuh untuk beberapa benih tanaman


2. Mengidentifikasi benih maupun kecambah yang normal dan tidak normal

II. BAHAN DAN ALAT

Bahan
1. Benih Jagung, Padi atau Kedelai(baru dan lama)
2. Aquadest
3. Kertas filter

Alat
1. Bak perkecambahan
2. Petridish
3. Pinset

III. LANGKAH KERJA

1. Ambil benih padi sebanyak 50


2. Ambil benih jagung sebanyak 30
3. Ambil benih kedelai sebanyak 30
4. Basahi petridish menggunakan aquadesh
5. Letakan benih di masing-masing petridish sesuai jumlah yang telah ditentukan
6. Tutup petridish
7. Simpan petridish diruang biasa selama 7 hari
8. Lakukan hal yang sama di benih baru maupun lama

IV. DATA HASIL PENGAMATAN


A. Jagung lama
Total biji
Ul/ke Jumlah Biji Berkecambah norma pada hari ke- berkecamba DK (%)
l h
1 2 3 4 5 6 7
0 17 1 2 4 0 0 24
1 80 %

2 0 10 17 0 1 0 0 28 93,33 %
3 0 26 3 0 0 0 0 29 96,67 %
4 0 0 17 2 0 0 0 19 56,66%

B. Jagung baru

Total biji
Ul/ke Jumlah Biji Berkecambah norma pada hari ke- berkecamba DK (%)
l h
1 2 3 4 5 6 7
1 0 17 13 0 0 0 0 30 100 %
2 0 5 23 2 0 0 0 30 100 %
3 0 5 25 0 0 0 0 30 100 %
4 0 18 12 0 0 0 0 30 100 %

C. Kedelai lama

Total biji
Ul/ke Jumlah Biji Berkecambah norma pada hari ke- berkecamba DK (%)
l h
1 2 3 4 5 6 7
1 0 7 12 2 0 0 0 21 70 %
2 0 3 20 0 1 0 0 24 80 %
3 0 17 4 2 0 0 0 23 76 %
4 0 0 7 19 1 0 0 27 90 %

D. Kedelai baru

Total biji
Ul/ke Jumlah Biji Berkecambah norma pada hari ke- berkecamba DK (%)
l h
1 2 3 4 5 6 7
1 0 0 11 15 0 0 0 26 86 %
2 0 0 14 4 0 0 0 18 60 %
3 0 0 14 4 0 0 0 18 60 %
4 0 19 5 0 0 0 0 24 80 %

E. Padi lama

Total biji
Ul/ke Jumlah Biji Berkecambah norma pada hari ke- berkecamba DK (%)
l h
1 2 3 4 5 6 7
1 0 0 16 9 9 0 0 34 68 %
2 0 0 9 9 11 2 1 32 64 %
3 0 0 11 12 15 0 0 38 76 %
4 0 0 11 14 6 2 0 33 66 %

F. Padi baru

Total biji
Ul/ke Jumlah Biji Berkecambah norma pada hari ke- berkecamba DK (%)
l h
1 2 3 4 5 6 7
1 0 19 28 3 0 0 0 50 100 %
2 0 34 15 1 0 0 0 50 100 %
3 0 33 13 4 0 0 0 50 100%
4 0 34 7 2 0 0 0 43 86 %

V. PERHITUNGAN
Hitung Daya Kecambah (DK)
jumlahkecambahnormal
DK = X 100 %
jumlahbenihyangdikecambahkan

1. Jagung Lama
24
a. Ulangan 1 : DK = x 100 % = 80 %
30
28
b. Ulangan 2 : DK = x 100 %=93,33 %
30
29
c. Ulangan 3 : DK = x 100 %=96,67 %
30
19
d. Ulangan 4 : DK = x 100 %=56,66 %
30

U 1+U 2+U 3+U 4


 Rata – rata = =%
4
80 %+ 93,33 %+96,67 % +63,33 %
Rata – rata = =%
4
334,33
Rata – rata = = 83,33 %
4
2. Jagung baru
30
a. Ulangan 1 : DK = x 100 %=100 %
30
30
b. Ulangan 2 : DK = x 100 %=100 %
30
30
c. Ulangan 3 : DK = x 100 %=100 %
30
30
d. Ulangan 4 : DK = x 100 %=100 %
30

U 1+U 2+U 3+U 4


 Rata – rata = =%
4
100 %+100 %+ 100 %+100 %
Rata – rata = =%
4
400 %
Rata – rata = = 100 %
4

3. Kedelai lama
21
a. Ulangan 1 : DK = x 100 %=¿ 70 %
30
24
b. Ulangan 2 : DK = x 100 %=80 %
30
23
c. Ulangan 3 : DK = x 100 %=76 %
30
27
d. Ulangan 4 : DK = x 100 %=90 %
30
U 1+U 2+U 3+U 4
 Rata – rata = =%
4
70 %+80 % +76 %+ 90 %
Rata-rata = =%
4
316
Rata-rata = =79 %
4

4. Kedelai baru
26
a. Ulangan 1 : DK = x 100 % = 86 %
30
18
b. Ulangan 2 : DK = x 100 %=60 %
30
18
c. Ulangan 3 : DK = x 100 %=60 %
30
24
d. Ulangan 4 : DK = x 100 %=80 %
30
U 1+U 2+U 3+U 4
 Rata – rata = =%
4
86 %+ 60 %+60 % +80 %
Rata - rata = %
4
286
Rata – rata = =71 ,5 %
4

5. Padi lama
34
a. Ulangan 1 : DK = x 100 %=68 %
50
32
b. Ulangan 2 : DK = x 100 %=64 %
50
38
c. Ulangan 3 : DK = x 100 %=76 %
50
33
d. Ulangan 4 : DK = x 100 %=66 %
50
U 1+U 2+U 3+U 4
 Rata – rata = =%
4
68 %+64 %+76 % +66 %
Rata - rata =
4
274
Rata – rata = =68,5 %
4
6. Pada baru
50
a. Ulangan 1 : DK = x 100 %=100 %
50
50
b. Ulangan 2 : DK = x 100 %=100 %
50
50
c. Ulangan 3 : DK = x 100 %=100 %
50
43
d. Ulangan 4 : DK = x 100 %=86 %
50
U 1+U 2+U 3+U 4
 Rata – rata = =%
4
100 %+100 %+ 100 %+86 %
Rata – rata = =%
4
386
Rata – rata = =96 , 5 %
4

VI. PEMBAHASAN

Pengujian mutu benih merupakan hal rutin yang dilakukan dalam rangka proses
sertifikasi. Salah satu pengujian rutin yang dilakukan adalah pengujian daya berkecambah.
Pengujian daya berkecambah memerlukan kondisi optimum pada media perkecambahan, suhu
dan kelembaban (Rahayu & Suharsi, 2015).
Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan
kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam
lingkungan yang optimum. Berikut ini adalah uraian kriteria kecambah normal dan
abnormal. kecambah normal yaitu kecambah yang menunjukkan potensi untuk
berkembang lebih lanjut menjadi tanaman normal. Sebagai ciri-cirinya yaitu,
kecambah memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik, terutama akar primer dan akar
seminal paling sedikit dua, perkembangan hipokotil baik dan sempurna tanpa ada kerusakan
pada jaringan, pertumbuhan plumula sempurna dengan daun hijau tumbuh baik. Epikotil tumbuh
sempurna dengan kuncup normal dan memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil
dan dua bagi dikotil. Kecambah abnormal yaitu kecambah yang tidak untuk berkembang menjadi
tanaman normal jika kotiledon menunjukkan adanya potensi ditambahkan pada tanah berkualitas
baik dan di bawah kondisi yang sesuai bagi pertumbuhannya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut
kecambah rusak tanpa kotiledon, embrio pecah, dan akar primer pendek, bentuk kecambah cacat,
perkembangan bagian-bagian penting lemah dan kurang seimbang Plumula terputar. hipokotil
epikotil, membengkok. akar pendek, kecambah kerdil. kecambah tidak membentuk klorofil dan
kecambah lunak (Kuswanto, 1997).
Benih bisa saja tidak berkecambah karena ada faktor tertentu, oleh karena itu, benih yang
tidak berkecambah itu dapat dipastikan saat dilakukan pengujian, dari pertama pengujian hingga
habis akhir periode pengujian benih tidak berkecambah, benih dapat disebabkan oleh banyak
faktor, kemungkinan benih yang keras, benih keras adalah benih yang hingga akhir periode
pengujian tetap keras itu karena benih tidak dapat menyerap air, kemudian ada juga benih segar
tetapi tidak berkecambah, benih segar yaitu benih yang tidak keras dan juga tidak keras dan juga
tidak berkecambah hingga akhir pengujian, tetapi tetap bersih, dan menunjukkan tampak masih
hidup, kemudian ada juga kemungkinan benih mati, benih yang pada akhirnya mati, tidak keras,
biasanya benih mati lunak, warnanya memudar. dan sering kali disebabkan cendawan
(Kuswanto, 1997).
Pada praktikum acara pengujian daya tumbuh benih ini, yang bertujuan menguji daya
tumbuh untuk beberapa benih tanaman dan mengidentifikasi benih maupun kecambah yang
normal dan tidak normal. Alat yang digunakan yaitu, bak perkecambahan, kertas filter, pinset,
dan petridist sedangkan bahan yang digunakan benih jagung, padi dan Kedelai(baru dan lama),
aquadest, setelah alat dan bahan sudah tersedia lengkap. Maka praktikum dapat dimulai yaitu
dengan membasahi kertas filter yang ada di dalam petridist yang berfungsi untuk pemecah
dormansi agar dapat berkecambah, setelah dibasahi letakkan benih ke dalam petridist sebannyak
30 biji untuk jagung, 30 biji untuk kedelai dan, 50 biji untuk padi kemudian simpan dengan suhu
ruang dan amati selama 7 hari.
Setelah 7 hari pengamatan, praktikan mendapatkan data, pada jagung lama memiliki
rata-rata tumbuh sebesar 83%. sedangkan pada benih baru memiliki rata-rata tumbuh sebesar 100
%, menurut (Koes & Rahmawati, 2009) hal ini disebabkan oleh benih jagung baru memiliki
rendemen tongkol yang masih tinggi yaitu mencapai 60-62%, sementara benih jagung lama
rendemennya telah menurun, hanya mencapai 54-58%, sehingga pada percobaan kali ini ada
sekitar 17 % benih jagung lama yang tidak dapat berkecambah.
Pada uji kedelai praktikan mendapatkan data, pada kedelai lama mendapat rata – rata
perkecambahan sebesar 79 %, sementara pada benih kedelai baru mendapatkan rata-rata
perkecambahan sebesar 71,5 %, menurut (Pramana, 2012) hal ini disebabkan karena daya
berkecambah benih kedelai dipengaruhi oleh kadar air benih. Kadar air terendah pada benih
kedelai menghasilkan daya berkecambah tinggi, dari data tersebut dapat terlihat bahwa semakin
tinggi kadar air, semakin rendah berkecambah. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
naiknya aktivitas pernapasan yang dapat berakibat terkuras habisnya bahan cadangan makanan
dalam benih. Diduga bahwa benih kedelai baru memiliki kadar air lebih tinggi, dibandingkan
benih kedelai lama, sehingga pada percobaan kali ini benih kedelai lama lebih banyak
berkecambah.
Dari hasil pengamatan uji padi, mendapatkan rata - rata sebesar 68,5 % untuk benih padi
lama, sementara benih baru mendapatkan rata-rata sebesar 96,5 %, hal ini disebabkan karena
Kadar air yang terlalu rendah akan menyebabkan kerusakan pada embrio (Mugnisjah, 1990),
menurut (Agrawal, 1980) benih ortodoks seperti padi yang disimpan pada kadar air 12-14%
viabilitas benih menurun dengan cepat, disamping itu cendawan juga tumbuh dan berkembang
serta merusak benih dengan pesat.
Kadar air awal penyimpanan meskipun rendah, penyimpanan terbuka menyebabkan
kerusakan benih yang tinggi, menurunkan daya kecambah, dan daya simpan benih tidak bisa
lama. Penyimpanan benih terbuka hanya dapat dilakukan untuk benih yang segera akan
digunakan. Penyimpanan kedap udara selain menghambat kegiatan biologis benih, juga
berfungsi menekan pengaruh kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembapan, serta mengurangi
tersedianya oksigen, kontaminasi hama, kutu, jamur, bakteri, dan kotoran. Kadar air awal sangat
berpengaruh dalam mempertahankan kadar air benih selama penyimpanan karena semakin tinggi
kadar air benih semakin tinggi pula laju deteriorasi benih (Kartono, 2004; Kuswanto, 2003)
VII. KESIMPULAN

Pada praktikum pengujian daya tumbuh benih, praktikan dapat mengidentifikas benih
maupun kecambah yang normal dan tidak normal :

1. pada benih jagung baru mendapat daya tumbuh benih sebesar 100 %, hal ini disebabkan
oleh benih jagung baru memiliki rendemen tongkol yang masih tinggi, sementa benih
jagung lama rendemennya telah menurun.
2. Sedangkan pada benih kedelai lama mendapat daya tumbuh benih sebesar 79 %, hal ini
disebabkan karena daya berkecambah benih kedelai dipengaruhi oleh kadar air benih.
Kadar air terendah pada benih kedelai menghasilkan daya berkecambah tinggi.
3. Sementara pada benih padi baru mendapatkan daya tumbuh sebesar 96,5 %, hal ini
disebabkan karena Kadar air yang terlalu rendah akan menyebabkan kerusakan pada
embrio,

DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, R. L. (1980). Seed Technology. Oxford and IBH publishing Co., New Delhi- Bombay-
Calcuta.

Kartono ; Kuswanto. (n.d.). Teknik penyimpanan benih kedelai varietas wilis pada kadar air dan
suhu penyimpanan yang berbeda. Buletin Teknik Pertanian, 9, 79–82.

Koes, F., & Rahmawati. (2009). Pengaruh lama penyimpanan terhadap mutu benih dan
produktivitas jagung. Prosiding Seminar Nasional Serealia, (Bps), 978–979.

Kuswanto. (1997). Analisis Benih. Yogyakarta andi. nasional. Balai Penelitian Tanaman serealia.
maros.

Kuswanto, H. (2003). Teknologi pemrosesan, Pengemasan, dan penyimpanan Benih. Kanisius,


Yogyakarta.

Mugnisjah, W. . dan S. (1990). Pengantar Produksi Benih. Kanisius, Jakarta.

Pramana. (2012). Viabilitas Benih Kedelai Dan Kacang Tanah Selama Masa Penyimpanan.
Retrieved November 13, 2018, from Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang Dan Umbi
website: http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/infotek/viabilitas-benih-kedelai-dan-kacang-
tanah-selama-masa-penyimpanan/

Rahayu, A. D., & Suharsi, T. K. (2015). Pengamatan Uji Daya Berkecambah dan Optimalisasi
Substrat Perkecambahan Benih Kecipir [Psophocarpus tetragonolobus L. (DC)]. Buletin
Agrohorti, 3(1), 18–27. https://doi.org/10.29244/agrob.v3i1.14821

Researchgate. (2015). Pertumbuhan Benih Kedelai. Retrieved from


https://www.researchgate.net/figure/Gambar-1-Pertumbuhan-benih-kedelai-GM2-yang-
dikecambahkan-pada-cawan-petri-berisi-media_fig1_32107974

Thophick. (2012). Pengujian Kesehatan Benih Jagung dan Padi dengan Metode Blotter Test dan
Ekstraksi Benih. Retrieved from http://thophick.blogspot.com/2012/06/pengujian-
kesehatan-benih-jagung-dan.html

LAMPIRAN

(Thophick, 2012)

Benih padi
(Thophick, 2012)

Benih jagung

(Rese
archgate, 2015)

Benih kedelai

Anda mungkin juga menyukai