Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sri Wahyuningsih 30 Mei 2021

NIM : 20201221110

Prodi : Manajemen

Latihan Soal-Soal Hukum Asuransi

1. Uraikan kapan perjanjian asuransi terjadi antara tertanggung dan penanggung ?


Jawaban :
Menurut Pasal 1 UU No. 2/1992 Asuransi (pertanggungan) Ketika ada perjanjian dua
pihak, dengan nama pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari
suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.

2. Uraikan 2 bidang usaha perasuransian menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha
Perasuranransian ?
Jawaban :
Jenis usaha perasuransian meliputi :

A. Usaha asuransi terdiri dari :

• Usaha asuransi kerugian yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas
kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang
timbul dari peristiwa yang tidak pasti.
• Usaha asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang
dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.
• Usaha reasuransi yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko
yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi Kerugian dan atau Perusahaan Asuransi
Jiwa.
B. Usaha penunjang usaha asuransi terdiri dari :

• Usaha pialang asuransi yang memberikan jasa keperantaraan dalam penutupan


asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk
kepentingan tertanggung.
• Usaha pialang reasuransi yang memberikan jasa keperantaraan dalam penempatan
reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi dengan bertindak untuk
kepentingan perusahaan asuransi.
• Usaha penilai kerugian asuransi yang memberikan jasa penilaian terhadap kerugian
pada obyek asuransi yang dipertanggungkan.
• Usaha konsultan akturia yang memberikan jasa konsultasi akturia.
• Usaha Agen Asuransi yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka pemasaran
jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.

3. Uraikan perbedaan pialang asuransi dengan agen asuransi menurut UU No. 2 Tahun 1992
perasuransian ?
Jawaban :
A. Perusahaan Pialang Asuransi adalah perusahaan yang memberikan jasa keperantaraan
dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi Asuransi dengan
bertindak untuk kepentingan tertanggung.
• Setiap broker harus berbentuk badan hukum atau perusahaan. Dengan begitu, akan
memberikan kepastian kepada para nasabah, agar tetap bisa menikmati pelayanan
yang profesional.
• Perusahaan pialang asuransi akan diawasi secara ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan
dan asosiasi yang menaunginya. Tujuannya agar menaikan kredibilitas dan
profesionalisme perusahaan pialang tersebut.
• Pialang asuransi bisa merekomendasikan perusahaan dan produk asuransi apa pun
kepada tertanggung. Selama produk tersebut sesuai dengan kebutuhan dari
tertanggung. Perusahaan pialang asuransi juga diharuskan untuk memastikan bahwa
perusahaan asuransi yang ditawarkannya sudah memperoleh izin dari Otoritas Jasa
Keuangan.
• Pialang Asuransi bertugas mewakili pihak tertanggung atau nasabah. Dengan begitu,
pialang asuransi diharapkan dapat dipercaya dalam melakukan negosiasi kepada
pihak perusahaan asuransi. Dengan penuh tanggung jawab dan berdasarkan hukum
yang berlaku.
• Tugas utama pialang asuransi adalah untuk membantu nasabah mendapatkan
informasi menyeluruh terhadap produk asuransi tertentu. Sekaligus
merekomendasikan perusahaan asuransi yang lebih tepat dan profesional.

B. Agen Asuransi adalah sescorang atau badan hukum yang kegiatannya memberikan jasa
dalam memasarkan jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.
• Agen asuransi dijalankan oleh perseorangan dengan ketentuan setiap agen asuransi
hanya boleh menjadi agen dari salah satu perusahaan asuransi saja. Dengan membawa
berbagai produk sesuai yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menaunginya.
• Agen asuransi berada di pihak perusahaan asuransi atau penanggung.
• Tugas agen asuransi adalah menawarkan beragam produk perusahaan asuransi.
Terlepas dari apakah calon nasabah membutuhkan produk tersebut atau pun tidak.
• Agen asuransi harus terdaftar dan berlisensi agar dapat menjual produk asuransi.
Untuk asuransi jiwa, penyelenggara pendaftaran dan lisensi keagenan adalah AAJI
(Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia). Untuk asuransi umum atau kerugian,
penyelenggara pendaftaran dan lisensi keagenan adalah AAUI (Asosiasi Asuransi
Umum Iindonesia)

4. Jelaskan mengapa pengajuan pailit bagi perusahaan asuransi harus dilakukan melalui
Menteri Keuangan !
Jawaban :
Sebagaimana Pasal 2 ayat (5) UU No. 37/2004 telah diatur yaitu “Dalam hal
debitur adalah perusahaan adalah perusahaan asuransi, perusahaan reasuransi, dana
pensiun, atau Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kepentingan publik,
permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh Menteri Keuangan.”
Dan Pasal 20 ayat (1) UU No. 2 /1992 tentang usaha perasuransian menyebutkan
bahwa “dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan dalam Peraturan Kepailitan,
dalam hal terdapat pencabutan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, maka
Menteri, berdasarkan kepentingan umum, dapat memintakan kepada Pengadilan agar
perusahaan yang bersangkutan dinyatakan pailit”.
Persetujuan dari Menteri Keuangan ini membatasi tindakan perusahaan asuransi
yang telah dicabut izin usahanya dalam hal mengajukan permohonan pailit secara
sukarela. Hal ini dilakukan Menteri Keuangan bertujuan demi mengedepankan
kepentingan umum maupun sebagai perlindungan hukum bagi nasabah-nasabah
perusahaan asuransi yang bersangkutan.
Sejak hadirnya UU No. 21/2011 tentang OJK yang fungsinya menyelenggarakan
sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan, dengan demikian kewenangan pengajuan pailit terhadap
Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, perusahaan reasuransi, dan
perusahaan reasuransi syariah yang semula dilakukan oleh Menteri Keuangan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (“UU KPKPU”) beralih menjadi kewenangan OJK
berdasarkan UU Perasuransian.

5. Apakah asuransi bisa digunakan untuk mencari untung?


Jawaban :
Penilaian bahwa asuransi bertujuan mencari untung jelas keliru. Asuransi merupakan
produk pertanggungan, bukan seperti tabungan yang merupakan produk perbankan,
apalagi produk investasi yang merupakan produk pengembangan dana. Sebagai produk
pertanggungan, manfaat yang ditawarkan dalam asuransi adalah perlindungan terhadap
risiko. Walaupun di masa kini banyak produk asuransi yang dikombinasikan dengan
investasi, patut diingat, manfaat utama yang ditawarkan asuransi tetaplah perlindungan
terhadap risiko.
6. Apa yang harus saya lakukan dengan polis yang saya miliki agar polis tetap berlaku, dan
apa akibatnya jika pembayaran premi saya terhenti?
Jawaban :
Menjaga agar polis saya tetap berlaku (inforce) dapat dilakukan, dengan cara membayar
premi tepat waktu (pada saat jatuh tempo). Apabila pembayaran premi terhenti maka
akan diberlakukan kondisi sebagai berikut:

• Apabila polis belum mempunyai nilai tunai, maka polis akan menjadi batal

• Apabila polis mempunyai nilai tunai dan telah mencukupi maka beberapa fasilitas
keleluasaan pembayaran premi dapat dimanfaatkan yaitu :

o Pembayaran premi diambil dari nilai tunai, disebut dengan Pinjaman


Premi Otomatis (Automatic Premium Loan) dan polis tetap berlaku (In
Force)

o Polis tetap berlaku (In Force) dan menjadi Polis Bebas Premi (Reduced Paid
Up) dengan manfaat asuransi yang menurun jumlahnya (Silakan menghubungi
agen asuransi atau petugas customer service untuk mendapatkan keterangan
lebih lanjut).

7. Bagaimana jika pembayaran premi sudah melewati masa leluasa (Grace Period)?
Jawaban :
Ketentuan ini memberikan jangka waktu bagi pemegang polis untuk membayar premi
lanjutan dalam periode 30 hari setelah tanggal jatuh tempo. Jika pemegang polis tidak
juga membayar premi lanjutan setelah masa grace period berakhir, maka seluruh biaya
asuransi akan dipotong dari nilai tunai yang terbentuk, pemotongan tersebut akan terus
berlangsung dan perlindungan pun akan terus berjalan sampai dengan nilai tunai yang
terbentuk habis dan polis akan batal (lapse). Apabila hal ini terjadi maka polis asuransi
beserta perlindungannya pun akan berakhir. Jika Pemegang Polis ingin melanjutkan
kembali perlindungan polis Asuransinya, maka Pemegang Polis harus melakukan proses
pengaktifan kembali (reinstatement) dan membayar kewajiban yang tertunggak atau
sejumlah biaya yang disyaratkan. Namun demikian, selama grace period, polis
Asuransi masih aktif dan perlindungan asuransi di dalamnya pun masih berlaku.
8. Apa yang saya akan peroleh jika polis saya batalkan di kemudian hari?
Jawaban :
Yang diperoleh jika Polis saya batalkan di kemudian hari adalah sesuai ketentuan polis
yang dimiliki. Di dalam polis asuransi terdapat ketentuan yang dinamakan reinstatement
provision. Ketentuan ini menjelaskan keadaan-keadaan yang harus dipenuhi untuk
memulihkan polis yang telah berakhir akibat premi yang tidak dibayar atau tidak
diteruskan. Kita dapat memperoleh kembali manfaat asuransi dari polis yang pernah kita
miliki asalkan kita bersedia melunasi semua premi yang belum dibayarkan berikut
bunganya (jika ada).

9. Apakah Pemegang Polis dan/atau Tertanggung dapat dialihkan ke pihak lain?


Jawaban :
Pemegang Polis dapat dialihkan ke pihak lain sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan
dan disetujui oleh Penanggung. Sedangkan untuk Tertanggung tidak dapat dialihkan ke
pihak lain.

Anda mungkin juga menyukai