Abstract;
This paper describes the creation of man in the perspective of Hadith and Science. The
method used in this paper is a qualitative method sourced from various books related to the
above problems. In Science, it is explained that the process of human creation is divided into
3 phases, namely the zygote phase from conception to the end of the 2nd week. the embryo is
the end of the 2nd week to the end of the 2nd month and the fetal phase is the end of the 2nd
monthuntil birth. As for the hadith, it is explained that the creation of man started from a drop
of semen (nuthfah) for 40 days, then turned into a drop of blood ('alaqah) for 40 days, then
turned into a lump of flesh (Mudhgoh) for 40 days.
Keywords: Human creation, Hadith, Science.
Abstrak;
Tulisan ini menguraikan tentang Penciptaan manusia dalam perspektif Hadis dan
Sains.Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif yang bersumber
dari berbagai buku yang berkaitan dengan permasalahan diatas.Pada hakikatnya,Penciptaan
manusia dalam perspektif sains dan hadits merujuk pada hal yang sama.Dalam Sains,
Dijelaskan bahwa proses penciptaan manusia terbagi menjadi 3 fase, Yakni fase zigot sejak
konsepsi hingga akhir minggu ke 2. Fase embrio yaitu akhir minggu ke 2 hingga akhir bulan
ke 2 dan fase janin yaitu akhir bulan ke 2 hingga kelahiran. Adapun dalam hadits, dijelaskan
bahwa penciptaan manusia dimulai dari setetes mani(nuthfah) selama 40 hari,Kemudian
berubah menjadi setetes darah ('alaqah) Selama 40 hari, kemudian berubah menjadi segumpal
daging (Mudhgoh) selama 40 hari.
Kata kunci :penciptaan manusia, hadist dan sains
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pengertian Manusia
Definisi manusia, menurut ahli filsafat Yunani kuno, makhluk yang terdiri
dari tubuh dan jiwa yang di antara keduanya, oleh Plato (427-347 SM),
dipandang sebagai dua kenyataan yang harus dipisahkan. Jiwa bersifat kekal
dan tubuh tidak bersifat kekal, karenanya tubuh lebih rendah kedudukannya
dari pada jiwa. Manusia ideal menurutnya, jika ia dapat mengejar kemurnian
rohani dengan cara melepaskan jiwa dari kesenangan dunia. Aristoteles (384-
322 SM), memandang tubuh dan jiwa sebagai dua aspek dari substansi yang
saling berhubungan. Tubuh adalah materi, sedangkan jiwa itu bentuk. Karena
bentuk tidak akan pernah lepas dari materi, maka pada saat manusia mati
jiwanya akan hancur.2 Thomas Hobbes (1588-1679), telah mengkualifikasikan
sifat dan tabiat manusia dalam teori sosiologinya, dengan pernyataan:
“Manusia Yang satu adalah serigala buat manusia ang lainnya homo homini
lupus ”. Bahkan sarjana Indonesia sendiri, Adinegoro, dalam bukunya
“Ensiklopedia Umum Dalam Bahasa Indonesia” mengatakan “Manusia adalah
alam kecil, sebagian dari alam besar yang ada di atas bumi, sebagian dari
2
Udi Mufrodi Mawardi, Gambaran Komprehensif tentang Manusia, (Serang, FUD Press, 2009) cet ke-2.
makhluk yang bernyawa, sebagian dari bangsa Anthropomorphen, binatang
yang menyusui, akan tetapi makhluk yang mengetahui ke alamnnya‟,yang
mengetahui dan dapat menguasai kekuatan-kekuatan alam di luar dan di dalam
dirin a lahir dan batin ”. 3 Al-Farabi (872-950 M), seorang filosof Islam,
mengemukakan definisi yang sama yakni dengan filosof Yunani kuno tentang
manusia, yakni sebagai makhluk yang terdiri dari unsur jasad dan jiwa. Sama
halnya dengan Plato (427-347 SM), menurut al-Farabi (872-950 M), jiwa tidak
fana oleh sebab kematin jasad. Namun, bagi Plato, jiwa sudah ada sebelum
adanya jasad, sedang al-Farabi memandang jiwa berasal dari akal aktif yang
telah memberikan bentuk kepada jasad sebagai materi manakala jasad telah
siap menerima jiwa di dalam kandungan. Jadi bagi al-Farabi, jiwa merupakan
substansi yang berdiri sendiri, berbeda dengan aristoteles yang memandang
jiwa dan jasad sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat
di sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia
diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah,
berupa Alquran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu
berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya at-Tin.
Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai
khalifah makhluk alternatif tetap hidup dengan ajaran Allah Qs. Al-An ām.
Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan (bisa dibedakan) dengan makhluk
lainnya, dan Allah menciptakan manusia untuk berhidmat kepada-Nya.5
Berbeda dengan pemahaman yang sudah dijelaskan di atas, manusia dalam
definisi Alquran bersifat komprehensif, yaitu sebagai makhluk basyari,
makhluk insāni, makhluk an-Nāsi, dan makhluk baniy adam. Keempat macam
sebutan itu, merupakan istilah yang banyak digunakan dalam Alquran tentang
manusia.
3
Syahminan Zaini dan Ananto Kusuma Seta, Ciri Khas Manusia, (Jakarta: Kalam Mulia, 1986) cet ke-1.
4
Udi Mufrodi Mawardi, Gambaran Komprehensif tentang Manusia..
5
http:www.google.com/amp/s/updateberitamu.wordpress.com/2014/10/10/makalah -proses-penciptaan-
manusia-menurutislam/amp/#ampshare=https://2014/10/10/makalah-proses-penciptaan-manusiamenurut-
islam/ diakses pada tanggal 31 Oktober 2021
III. METODE PENELITIAN
Untuk mendapat kajian yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah,
maka peneliti harus menggunkan metode yang valid. Adapun dalam penelitian
ini penulis menggunakan metode yang akan dijabarkan sebagai berikut :
1). Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, karena memaparkan data
kualitatif, peneliti juga menggunakan penelitian pustaka (Library Research)
yaitu suatu rangkaian kegiatan yang berkenan dalam pengumpulan data dan
informasi yang berkaitan dengan judul ini.
IV. PEMBAHASAN
7
lajnah pentashihan mushaf Al-Qur'an badan litbang & diklat kementerian agama RI dengan lembaga ilmu
pengetahuan Indonesia (LIPI), penciptaan manusia dalam perspektif Al-Qur'an dan sains Hlm 11.
8
lajnah pentashihan mushaf Al-Qur'an badan litbang & diklat kementerian agama RI dengan lembaga ilmu
pengetahuan Indonesia (LIPI), penciptaan manusia dalam perspektif Al-Qur'an dan sains Hlm 29.
dari binatang tingkat rendah. DNA tersedia pada atmosfer bumi masa lalu.
Dengan rangsangan kilat, secara acak terbentuklah rangkaian asam amino
sebagaimana ditemukan dalam DNA. Dengan demikian, lahirlah kode
genetika dari kehidupan, dan dimulai dalam bentuk kehidupan bersel satu.
Dengan berjalannya waktu, bermiliar tahun kemudian, hidupan bersel satu
berubah menjadi hidupan multiseluler yang selanjutnya berkembang menjadi
tumbuhan, binatang, dan berujung pada manusia. Dari uraian di atas tampak
beberapa rumpang dan penjelasan yang kurang meyakinkan dari teori evolusi.
Salah satunya adalah belum adanya bukti konkret yang menjelaskan bahwa
gasgas yang digunakan oleh Dr. Miller memang hadir dalam jumlah yang
mencukupi di atmosfer bumi di masa purba. Hal kedua yang menjadi
pertanyaan adalah bagaimana sebuah struktur yang kompleks dan proses
kehidupan yang canggih dengan fungsi sel dan organ yang hampir sempurna
hanya bermula dari sebuah kebetulan. Terlalu naif apabila seseorang mencoba
mempercayai uraian semacam ini. Lebih jauh, sampai saat ini, belum ada
pembuktian meyakinkan bagaimana satu jenis memecah dan berubah menjadi
jenis lain; belum jelas pula apakah ada bukti nyata bahwa manusia memang
berasal dari kera. Yang jelas, apa yang menjadi dasar pernyataanpernyataan di
atas tidak lebih dari sekadar teori serta kesamaan-kesamaan anatomi dan
fisiologi antara jenis-jenis yang diperban diinginkan9.
9
lajnah pentashihan mushaf Al-Qur'an badan litbang & diklat kementerian agama RI dengan lembaga ilmu
pengetahuan Indonesia (LIPI), penciptaan manusia dalam perspektif Al-Qur'an dan sains Hlm 29.
10
Adelbert Snijders, Antropologi Filsafat Manusia Paradoks dan Seruan, Yogyakarta: Kanisius, 2004, hal.177.
الذي أحسن كل شيء خلقه وبدأخلق اإلنسانمنعين
"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah". (QS. As-Sajdah (32): 7)
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat
kering (yang berasal) dari humprar hitam yang diberi bentuk". (QS. Al-Hijr
(15): 26)
وsَ sُلَّ َم َوهsصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس َ ِ َح َّدثَنَا َرسُو ُل هللا:ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل ِ ع َْن اَبِ ْي َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن َع ْب ِد هللاِ ْب ِن َم ْسعُوْ ٍد َر
ُك ث َّم ْ ً
َ sِ َل َذلsة ِمثsَك َعلَق ُ ُ ْ
َ sِق إِ َّن أَ َح َد ُك ْم يُجْ َم ُع خَ ْلقُهُ فِى بَط ِن أ ِّم ِه أرْ بَ ِع ْينَ يَوْ ًما ث َّم يَ ُكوْ نُ فِ ْي َذل
َ ُ ق ْال َمصْ دُو ُ الصَّا ِد
ِهsِ ِه َوأَ َجلsِب ِر ْزق ْ
ت َ
ك ب ت اssم
ِ ِ ٍ َِ ِ َ ِ َ َ َل َ
ك ع ب ْر َ أب ر
ُ م ْ
ُؤ يو ح ْو ُّالر ه ْ
ي
ِ ِ ف خ ُ ُ ف ْ
ن َ ي َ ف ُ
ك َ ل م
َ ْ
ال ل
ُ س
َ ُْر ي م ُ ث ك
َّ ِ َ َِ ل َ
ذ ل ْ
ث م ً ة َ
غ ْض ُ ِ ْ ِيَ ُكوْ نُ ف
م َك ل َ
ذ ي
َّا إِالssََو َع َملِ ِه َو َشقِ ٌّى أَوْ َس ِع ْي ٌد فَ َوالَّ ِذى الَ إِلَهَ َغ ْي ُرهُ إِ َّن أَ َح َد ُك ْم لَيَ ْع َم ُل بِ َع َم ِل أَ ْه ِل ْال َجنَّ ِة َحتَّى َما يَ ُكونَ بَ ْينَهُ َوبَ ْينَه
َار َحتَّى َما يَ ُكون ِ َّار فَيَ ْد ُخلُهَا َوإِ َّن أَ َح َد ُك ْم لَيَ ْع َم ُل بِ َع َم ِل أَ ْه ِل الن ِ َّق َعلَ ْي ِه ْال ِكتَابُ فَيَ ْع َم ُل بِ َع َم ِل أَ ْه ِل الن ُ ِع فَيَ ْسبٌ ِذ َرا
ُ ُ َ َّ ْ َ
) (رواه البخاري ومسلم.ق َعل ْي ِه ال ِكتَابُ فيَ ْع َم ُل بِ َع َم ِل أ ْه ِل ال َجن ِة فيَ ْدخلهَا َ ْ َ َ
ُ ِع فيَ ْسب َّ
ٌ بَ ْينَهُ َوبَ ْينَهَا إِال ِذ َرا
"Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Masud r.a.,berkata:Rasulullah saw.
telah bersabda dan beliau orang yang jujur dan terpercaya:
“Sesunggunya setiap diri kalian dikumpulkan penciptaannya didalam perut
ibunya sebagai setetes mani (Nuthfah) selama 40 hari, lalu berubah menjadi
setetes darah ('alaqah) selama 40 hari, kemudian menjadi segumpal daging
(Mudhgoh) Selama 40 hari. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk
meniupkan ruh kepadanya dan menetapkan empat perkara: Menetapkan
rezekinya, ajalnya, amalnya dan celaka serta bahagianya. Maka demi Allah
yang tiada Tuhan selain-Nya, sesunggguhnya ada seseorang di antara kalian
yang melakukan perbuatan ahli surga sehingga jarak antara dirinya dengan
surga tinggal sehasta saja, kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah, lalu ia
melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia kedalam neraka.
Sesunggunnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka
hingga jarak antara dirinya dengan neraka tinggal sehasta saja. Kemudian ia
didahului oleh ketetapan Allah. Lalu ia melakukan perbuatan ahli surga maka
masuklah dia kedalam surga." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
وقد جاء،أن املني يقع يف الرحم متفرقا فيجمعه هللا تعاىل يف محل الوالدة منالرحم يف هذه املدة
ً عن ابن مسعود يف تفسري ذلك ”إن النطفة إذا وقعت يف الرحم فأراد هللا تعاىل أن يخلق منها برشا
طارت يف برش املرأة تحت كل ظفر وشعر ثم متكث أربعني ليلة ثم تصري دما ً يف الرحم فذلك
“جمعها وهو وقت كونها علقة
Imam Ibnu Daqiq Al ‘Id rahimahullah mengutip dari sebagian ulama tentang
penciptaan manusia yaitu air mani yang memancar kedalam rahim, lalu allah
pertemukan dalam rahim tersebut selama rentang waktu tersebut(40) hari. Lalu
berubah menjadi darah yang tinggal didalam rahim. Setelah (40) hari nutfah
itu berubah menjadi ‘alaqoh (segumpal darah). Kemudian selama itu juga
‘alaqoh itu berubah menjadi segumpal daging (mudgho)dalam waktu (40) hari.
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه
َ يsِّ َِن النَّبsْ ك ع ٍ ِن َمالsِ َس ْبِ َن أَنsْ د هَّللا ِ ْب ِن أَبِي بَ ْك ٍر عsِ َن ُعبَ ْيsْ َح َّم ا ٌد عsد قَا َل َح َّدثَنَاsٌ ُم َس َّدsَح َّدثَنَا
دsَ طفَةٌ يَا َربِّ َعلَقَةٌ يَا َربِّ ُمضْ َغةٌ فَإ ِ َذا أَ َرا ْ َُو َسل َّ َم قَا َل إِ َّن هَّللا َ َع َّز َو َج َّل َو َّك َل بِال َّر ِح ِم َملَ ًكا يَقُو ُل يَا َربِّ ن
ُ ْ
َب فِي بَط ِن أ ِّمه(رواه َ
sُ ق َواأْل َج ُل فَيُ ْكتُ د فَ َما ال ِّر ْزsٌ َشقِ ٌّي أَ ْم َس ِعيsض َي َخ ْلقَهُ قَا َل أَ َذ َك ٌر أَ ْم أُ ْنثَى ِ أَ ْن يَ ْق
)البخاري
“Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan
kepada kami Hammad dari 'Ubaidullah bin Abu Bakar dari Anas bin
Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah Ta'ala menugaskan satu Malaikat dalam rahim
seseorang. Malaikat itu berkata, 'Ya Rabb, (sekarang baru) sperma. Ya Rabb,
segumpal darah!, Ya Rabb, segumpal daging! ' Maka apabila Allah
berkehendak menetapkan ciptaan-Nya, Malaikat itu bertanya, 'Apakah laki-
laki atau wanita, celaka atau bahagia, bagaimana dengan rizki dan ajalnya? '
Maka ditetapkanlah ketentuan takdirnya selagi berada dalam perut ibunya."
(HR. Al-Bukhari )
Dalam hadis Musnad Aḥmad no. 4206 menjelaskan:
عن عطاء بن السائب عن القاسم بن عبد الرحمن عن أبيه عنsحدثنا حسين بن الحسن حدثنا أبو كدينة
مر يهودي برسول هللا صلى هللا عليه وسلم وهو يحدث أصحابه فقالت فريش يا يهودي إن: عبد هللا قال
هذا يزعم أنه نبي فقال ألسأله عن شيء ال يعلمه إال نبي قال فجاء حتى جلس ثم قال يا محمد من يخلق
اإلنسان قال يا يهودي من كل يخلق من نطقة الرجل ومن نُطقة المرأة فأما نطفة الرجل منطقة غليظة
منها العظم والغضب وأنا تطقة المرأة منطقة رقيقة منها اللحم والدم فقام اليهودي فقال هكذا كان يقول
من قبلك
V. Kesimpulan
Pada penciptaan manusia, mengenai dengan sejumlah rumusan yang
berbeda-beda menyangkut penciptaan manusia didalam Hadis dan Al-Qur’an.
menyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah liat, tembikar, saripati tanah,
saripati air yang hina, air yang tertumpah dan mani yang terpancar. Tetapi hal
tersebut dapat di jelaskan mengenai proses penciptaan manusia dalam Al-
Qur’an dan Hadis sebagaimana yang tertera dalam hadis yang diriwayatkan
oleh al bukhori yang menjelaskan bahwa dalam ayat tersebut jelas terlihat
bagaimana proses penciptaan manusia dimulai dari tahap sulalah (saripati
makanan) kemudian nutfah (sperma) lalu terjadi konsepsi (pembuahan) dan
masuk kedalam rahim (menjadi embrio) kemudian berkembang membentuk
‘alaqah kemudian berproses menjadi mudhghah, ‘izaman (tumbuh tulang
belulangnya) kemudian tulang-tulang itu dibungkus dengan daging.
Setelah terbentuk manusia yang utuh, kemudian Allah SWT meniupkan
(nafakha) kepadanya ruh nya kemudian jadilah ia makhluk yang unik (khalqan
Akhar). Disebut demikian karena manusia memiliki substansi psikis yang
berasal dari substansi tuhan sama sekali tidak dimiliki makhluk-makhluk lain.
Kemudian dalam perspektif sains modern, dijelaskan pula bahwa proses
kejadian manusia juga terjadi dalam tiga fase yaitu fase zigot yaitu sejak
konsepsi hingga akhir minggu ke 2. Fase embrio yaitu akhir minggu ke 2
hingga akhir bulan ke 2 dan fase janin yaitu akhir bulan ke 2 hingga kelahiran.
Perbedaan pula diungkapkan oleh Charles Robert Darwin yang mengatakan
bahwa manusia adalah hewan atau binatang yang sudah lebih maju. Kemudian
13
Nasaruddin Umar, Agumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur‟an, Jakarta: Paramadina, 2010, cet-2,
hal.202-204
menurut Harun Yahya dalam tulisannya yang berjudul “Runtuhnya Teori
Evolusi Darwin dalam 20 Pertanyaan” tidak sependapat dengan Darwin.
Menurut Harun sendiri tidak mungkin semua bagian penyusun sel itu
berkembang secara kebetulan dalam membentuk struktur yang kompleks dan
rumit secara kebetulan dalam jutaan tahun. Oleh sebab itu, rancangan yang
begitu kompleks dan sistem rumit dari sebuah sel saja, sudah jelas
menunjukkan suatu proses penciptaan yang cerdas, yaitu Tuhan yang
menciptakan makhluk.
DAFTAR PUSTAKA
http:www.google.com/amp/s/updateberitamu.wordpress.com/2014/10/10/makalah-
proses-penciptaan-manusia-menurut
islam/amp/#ampshare=https://2014/10/10/makalah-proses-penciptaan-
manusiamenurut-islam/ diakses pada tanggal 31 Oktober 2021.
Made Marthana Yusa. Sinergi Sains, Teknologi dan Seni dalam Proses Berkarya
Kreatif di Dunia Teknologi Informasi. 2016. Denpasar: STMIK STIKOM Indonesia.
lajnah pentashihan mushaf Al-Qur'an badan litbang & diklat kementerian agama RI
dengan lembaga ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI). penciptaan manusia dalam
perspektif Al-Qur'an dan sains. 2016. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
lajnah pentashihan mushaf Al-Qur'an badan litbang & diklat kementerian agama RI
dengan lembaga ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI). penciptaan manusia dalam
perspektif Al-Qur'an dan sains. 2016. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
lajnah pentashihan mushaf Al-Qur'an badan litbang & diklat kementerian agama RI
dengan lembaga ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI). penciptaan manusia dalam
perspektif Al-Qur'an dan sains. 2016. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Fakhr al-Razi. Al-Tafsir al-Kabir. 1990. Beirut: Dâr al-Hayâ al-Turâts al-„Arabia.