OLEH:
Laporan Tugas Program Profesi Ners Stase KDP yang disusun oleh:
Hari :
Tanggal :
FAKULTAS KEPERAWATAN
Mengetahui
PJ Program Profesi Ners, PJMK,
Ns. Erti I. Dewi, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J Ns. Ahmad Rifai, S.Kep.M.S
NIP. 19811028 200604 2 002 NIP. 19850207 201504 1 001
Menyetujui,
Wakil Dekan I
Hari :
Tanggal :
TIM PEMBIMBING
C. Epidemiologi
Secara global, diperkirakan lebih dari 350 juta jiwa atau lebih dari
seperttiga penduduk dunia telah terinfeksi virus hepatitis. Berkisar 5% dari
populasi adalah carrier kronis HBV, dan secara umum hampir 25% carrier dapat
mengalami penyakut hati yang lebih parah seperti hepatitis kronis, sirosis, da
karsinoma hepatoseluler primer. Prevalensi nasional di tiap negara di dunia
berkisar antara 0,5% di S dan Eropa Utara mencapai 10% di daerah Asia. Infeksi
HBV menyebabkan lebih dari satu juta kematian setiap tahunnya. Di seluruh
dunia kurang lebih 2 milyar penduduk dunia pernah terinfeksi oleh virus hepatitis
B (HBV). Sekitar 400 juta orang pengidap kronik hepatitis di dunia, dan dari
jumlah tersebut berkisar 250.000 orang pengidap kronik meninggal setiap tahun
akibat sirosis hati dan kanker hati (Kusumaningrum, 2017).
Virus hepatitis A telah menginfeksi sejumlah 2 milyar orang di dunia,
sekitar 240 juta orang diantaranya menjadi pengidap Hepatitis A Kronik,
sedangkan untuk penderita Hepatitis C di dunia diperkirakan sebesar 170 juta
orang. Sebanyak 1,5 juta orang penduduk dunia meninggal setiap tahunnya karena
Hepatitis. Indonesia merupakan negara dengan Endemisitas tinggi Hepatitis A,
terbesar kedua di negara SEAR setelah Myanmar. Berdasarkan hasil Riskesdas,
diantara 100 orang di Indonesia, 10 diantaranya telah terinfeksi Hepatitis A dan C
sehingga saat ini diperkirakan terdapat 28 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi
Hepatitis A dan C, 14 juta diantaranya berpotensi untuk menjadi kronisdan dari
yang kronis tersebut 1,4 juta orang berpotensi untuk menderita kanker hati
(Pusdatin, 2014).
D. Etiologi
Menurut NANDA (2018-2020), penyebab umum kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh meliputi:
a. Faktor Biologi (status kesehatan seseorang akan mempegaruhi kebutuhan
seseorang akan nutrisi ex: hepatomegali pasien akan mengeluh mual dan
akan berpengaruh terhadap intake makanan yang masuk).
b. Faktor Ekonomi (status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status
gizi karena penyediaan makanan yang bergizi membutuhkan biaya).
c. Faktor psikososial (perasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan
makanan dan persepsi pasien akan pantangan terhadap makanan tertentu
juga dapat mempengaruhi status gizi).
d. Ketidakmampuan makan (keterbatasan kemampuan seseorang untuk
makan dengan mandiri sehingga memerlukan bantuan orang lain untuk
memperoleh makanan).
e. Ketidakmampuan mencerna makanan (keterbatasan fungsi organ
pencernaan dalam mencerna makanan seperti pada pasien hepatomegali
dimana fungsi hepar mengalami gangguan sehingga tidak mampu
mencerna lemak dengan baik).
f. Ketidakmampuan mengabsorbsi makanan (keterbatasan fungsi organ
pencernaan dalam mengabsorbsi nutrisi untuk digunakan dalam proses
metabolisme seperti pada pasien diabetes mellitus yang tidak mampu
mengubah glukosa menjadi energi).
g. Kurang asupan makanan (kebutuhan nutrisi tubuh belum terpenuhi karena
keterbatasan seseorang dalam mengakses asupan makanan).
Menurut NANDA (2018-2020), penyebab umum gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi mual meliputi:
a. Distensi lambung (peningkatan asam lambung (HCl) yang berlebih)
b. Gangguan biokimia (mis. Uremia, ketoasidosis diabetik).
c. Iritasi gastrointestinal (mis. gastritis)
d. Penyakit pankreas (mis. pankreatitis)
e. Pembesaran hati (mis. hepatomegali, hapatoma)
f. Program pengobatan (obat obat yang dapat mengiritasi saluran
pencernaan)
g. Tumor intraabdomen (mis. Ca kolon)
Terdapat beberapa etiologi dari hepatitis yaitu;
1. Obat-obatan, bahan kimia, serta racun
2. Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis
3. Infeksi virus ( virus hepatitis A, B, C, D, E, dan G)
Virus HBV merupakan virus berkembang ganda dengan ukuran 42 nm,
dapat ditularkan melalui darah, saliva, semen, sekresi vagina. Pada
kondisi ibu hamil yang terinfeksi, dapat menularkan virus pada bayinya
(Tjokroprawiro, 2015).
Faktor Biologi
Hepatitis Virus - A
Inflamasi Hepar
Balanced Cairan
Terganggu
Asupan Nutrisi
Menurun
Kekurangan
Volume Cairan
Ketidakseimbangan Nutrisi: kurang
dari kebutuhan tubuh
G. Penatalaksanaan Medis
1. Nutrisi Enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan
nutrisi meliputi metode enteral (melalui system pencernaan). Nutrisi
enteral juga disebut sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila
klien tidak mampu menelan makanan atau mengalami gangguan pada
saluran pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus terganggu.
Pemberian makanan lewat enteral diberikan melalui slang nasogastrik dan
slang pemberian makan berukuran kecil atau melalui slang gastrostomi
atau yeyunostomi (Kozier, 2011).
2. Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN)
atau hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran
gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam
kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya terganggu.
Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena
sentral ke vena kava superior. Makanan parenteral adalah larutan
dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit, vitamin, dan unsure renik,
semuanya ini memberikan semua kalori yang dibutuhkan. Karena larutan
TPN bersifat hipertonik larutan hanya dimasukkan ke vena sentral yang
beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan oleh darah klien (Kozier, 2011).
3. Pemberian obat dari dokter berupa Metokopramit, ondansentron, dan
ranitidin untuk mengurangi mual dan muntah apabila pasien mengalami
mual dan muntah (Kozier, 2011).
Pengkajian Kebutuhan Nutrisi
1. Kaji Tanda-Tanda Vital
2. Kaji Pola Nutrisi (Antropometri, Biomedical sign, Clinical Sign, Diet
Pattern)
a. Antropometri
Menghitung IMT= BB/TB2
Gambar 4. Pengukuran IMT
(Sumber: Kusumaningrum, 2017)
Menghitung BMR: 66,47x(13,75xBB)+ (5xTB)-(6,76xUsia)
Menghitung Kalori total: BMR x Level aktivitas
Menghitung kebutuhan lemak: 10% x kalori total : 9
Menghitung kebutuhan protein: 15% x kalori total : 4
Menghitung kebutuhan karbohidrat: 65% x kalori total : 4
b. Biomedical Sign meliputi hasil pemeriksaan spesimen tubuh klien
c. Clinical Sign meliputi Kesadaran umum, tanda-tanda klinis nutrisi
d. Diet pattern (intake makanan dan cairan) mencakup frekuensi,
porsi, variasi, dan nafsu makan klien sebelum dan sesudah MRS.
Tabel 1. Pengkajian Fisik pada Pasien dengan Hepatitis
Area
Tanda-tanda normal Tanda-tanda abnormal
pengkajian
Penampilan
Gesit, energik, mampu
umum dan Apatis, lesu, tampak lelah
beristirahat dengan baik
vitalitas
Dalam rentang normal sesuai
Berat badan Obesitas, underweight
dengan usia dan tinggi badan
Kusam, kering, pudar,
Bercahaya, berminyak dan
Rambut kemerahan, tipis, pecah/
tidak kering
patah-patah
Kering, pucat, iritasi,
Lembut, sedikit lembab,
Kulit petichie, lemak di subkutan
turgor kulit baik
tidak ada
Mudah patah, berbentuk
Kuku Merah muda, keras
seperti sendok
Konjungtiva pucat, kering,
Berbinar, jernih, lembab,
Mata exoptalmus, tand-tanda
konjungtiva merah muda
infeksi
Kering, pecah-pecah,
Bibir Lembab merah muda bengkak, lesi, stomatitis,
membrane mukosa pucat
Perdarahan, peradangan,
Gusi Merah muda, lembab
berbentuk seperti spon
Fleksia/ lemah, tonus
Kenyal ,berkembang dengan
Otot kurang, tenderness, tidak
baik
mampu bekerja
Denyut nadi lebih dari 100X/
Nadi dan tekanan darah
System menit, irama abnormal,
normal, irama jantung
kardiovaskuler tekanan darah rendah atau
normal
tingi
System Nafsu makan baik, eliminasi Anorexia, konstipasi, diare,
pencernaan normal dan teratur flatulensi, pembesaran liver
5. Nyeri akut berhubungan dengan agen faktor biologi (inflamasi akibat virus
Hepatitis A) ditandai dengan diaporesis, peningkatan tekanan darah,
takikardi, takipnea, pasien mengeluh nyeri di area hipokondrium dekstra
b. Perencanaan/ Nursing Care Plan
Baradero, M., & Dayrit, M. W. 2009. Klien Gangguan Hati: Seri Asuhan
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Brunner & Sudarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Volume 1. Jakarta : EGC.
Bulechek, M. G., Butcher, K. M., Dochterman M. J., Wagner M., C. 2013.
Nursing Interventions Classification (NIC). Ed. 6. Singapore Ltd: Elsevier
Global Rights.
Herdman, H. T., & Kamitsuru, S. 2018. Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi (NANDA) 2018- 2020. Jakarta: EGC.
Kemenkes RI. 2015. Situasi Kesehatan Anak Balita di Indonesia. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
___________. 2017. Pusat Data dan Informasi Situasi Penyakit Hepatitis B di
Indonesia tahun 2017.
Kozier, B. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Dan
Praktik Edisi 7. Jakarta : EGC.
Kusumaningrum, S. 2017. Situasi dan Analisis Hepatitis; 4-12 September.
Jakarta: Infodatin.
Lusida MI, Juniastuti, Yano Y. 2016. Current hepatitis B virus infection situation
in Indonesia and its genetic diversity. World J Gastroenterol. 22(32) : 7264-
7274
Mauss S, Berg T, Rockstroh J, Sarrazin C, Wedemeyer H. 2017. Hepatology-A
Clinical Textbook 8th Edition. Hamburg : Medizin Fokus Verlag: 151
Meiliya, E., & Wahyuningsih, E. 2010. Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas L. M., Swanson, E. 2013. Nursing Outcomes
Classification (NOC). Edisi 5. Singapore Ltd: Elsevier Global Rights.
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep Proses dan Praktik Ed.
4. Jakarta: EGC
Price, Sylvia. A & Wilson, L. M. 2005. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses
penyakit ed: 6. Jakarta : EGC.
Ririn E. 2013. Hepatitis Akut Disebabkan Oleh Virus Hepatitis A. Lampung :
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Vol 1(1)
Sarin SK, Kumar M, Lau GK., Abbas Z, Chan HL, Chen CJ, et al. 2016 Asian-
Pacific clinical practice guidelines on the management of hepatitis B: a 2015
update. Hepatol Int. 10(1): 98
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta
Tjokroprawiro, A. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo Surabaya.
Surabaya: AUP.
Widyawati, I. 2015 . Asuhan keperawatan klien dengan hepatitis. Edisi 3. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Yousafzai MT, Rubina Q, Rehana K, Kakakhel MF, Rehman SU. 2014. Hepatitis
B vaccination among primary health care workers in Northwest Pakistan.
International Journal of Health Sciences. 8:1
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KASUS KELOLAAN:
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR CAIRAN DAN
NUTRISI PADA PASIEN DENGAN HEPATITIS A DI RUANG TERATAI
RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA JEMBER
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Tn. F No. RM : 098744
Umur : 22 tahun Pekerjaan : Mahasiswa
Jenis :L Status : Belum Kawin
Kelamin Perkawinan
Agama : Islam Tanggal MRS : 02-03-20/17.00 (IGD)
Pendidikan : SMA Tanggal : 03-03-20/17.00 (Teratai)
Pengkajian
Alamat : Jln Letjend Suprapto Sumber : Pasien, Keluarga, RM
RT 1 RW 16 Kebonsari- Informasi
Jember
II.Riwayat Kesehatan
1. Diagnosa medik:
Hepatitis A (Elevated Iner Enzym)
2. Keluhan utama:
Pasien mengatakan “Saya merasa kurang nafsu makan, sakit diperut atas
dan kanan, serta sudah mual-muntah sejak 3 hari yang lalu dan sempat
diare”
6. Genogram:
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
// : Cerai
: Anak kandung
B: Hb : 16 g/dL
SGOT : 1462,7 U/L
SGPT : 1721,2 U/L
GDA : 120 mg/dL
Leukosit : 4.310 U/L
Trombosit : 188.000 uL
Eritrosit : 5,29 juta/uL
Intepretasi: SGOT, SGPT meningkat
3. Pola eliminasi:
Balance cairan:
Input : 1.500 + 1.000 + 20 + 270 = 2.790 cc
1. Air (makan dan minum) = 1.500 cc/hari
2. Infus = 1.000 cc/hari
3. Obat = 10+5+5 cc (Ondansentron, Antrain, Ranitidin)
4. Air metabolisme = 5cc/kg BB/hari = 5 x 54 = 270 cc/hari
Output cairan : 1500+ 810 = 2.310
1. Urine = 1500/kgBB/jam
2. IWL = 15 x BB/hari = 15 x 54 = 810 cc/hari
Balance cairan = Input – Output = 2.790 – 2.310 = 480 cc
Interpretasi: Balance cairan pasien lebih karena output BAB tidak terkaji
(Normal: input = output; Kurang: input < output; Berlebih: input >
output).
2. Tanda-Tanda Vital:
H1 H2 H3
TD (mm/Hg) 130/90 120/70 110/80
N (x/menit) 84 78 94
RR (x/menit) 23 20 18
S (°C) 37,8 36,5 36,7
4. Keadaan lokal:
Pasien mengeluh lemah dan nafsu makannya tidak senyaman sebelum sakit,
nyeri area perut kanan atas
V. Terapi
No
Nama Obat Indikasi Dosis
.
Nutrien & pengobatan asidosis yang 500 cc/ 24
1. Inf. Asering berhubungan dengan dehidrasi & kehilangan ion jam (7 tpm)
alkali dalam tubuh.
2. Inj. Ranitidin Mencegah dan mengobati mual dan muntah 2x50 mg
Nyeri akut
3. Selasa, 3 Maret DS : Hepatitis A Mual
2020 1. Pasien mengatakan kurang nafsu
16.00-20.00 makan Inflamasi Hepar
WIB 2. Pasien mengatakan terasa asam di
lidah Meningkatan Asam
Lambung
Grysha
DO :
1. Tampak pasien mual
2. Tampak pasien hipersalivasi Merangsang nervus vagus
3. Pasien merasakan nyeri daerah
hipokondrium d dan epigastrium Mual
P: Mual-Muntah (Hepatitis A)
Q: Tajam
R: Hipokondrium d dan epigastrium
S: 4
T: Sering
C. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN (PROBLEM ETIOLOGI SIGN- SIMPTOM/PES)
1. Ketidakseimbangan nutrisi tubuh kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologi
(hepatitis A) d.d Pasien mengatakan kurang nafsu makan, Pasien mengatakan ragu dalam
mengidentifikasi penyebab Hepatitisnya, Pasien mengatakan 2 hari yang sebelum MRS
mengalami diare, Pasien merasakan nyeri daerah hipokondrium d dan epigastrium (P: Mual-
Muntah (Hepatitis A), Q: Tajam, R: Hipokondrium d dan epigastrium, S: 4, T: Sering, Tampak
membran mukosa kering dan pucat, Intake makanan kurang (tampak porsi makanan sepiring
pasien tidak habis hingga berganti jam makan selanjutnya), Distensi / kram pada abdomen, BB
pasien menurun (sebelum sakit 57 kg; saat sakit 54 kg)
Tanggal Perumusan : 03 Maret 2020
Keterangan : Aktual
2. Nyeri Akut b.d agen biologi (hepatitis A) d.d Pasien merasakan nyeri daerah hipokondrium
d dan epigastrium (P: Mual-Muntah (Hepatitis A), Q: Tajam, R: Hipokondrium d dan
epigastrium, S: 4, T: Sering), Pasien sering memegang perut kanannya, TD: 130/80 mmHg,
Nadi: 84 x/menit
Tanggal Perumusan : 03 Maret 2020
Keterangan : Aktual
3. Mual b.d iritasi gastrointestinal d.d Pasien mengatakan kurang nafsu makan, Pasien
mengatakan terasa asam di lidah, Tampak pasien mual, Tampak pasien hipersalivasi, Pasien
merasakan nyeri daerah hipokondrium d dan epigastrium, P: Mual-Muntah (Hepatitis A), Q:
Tajam, R: Hipokondrium d dan epigastrium, S: 4, T: Sering)
Tanggal Perumusan : 03 Maret 2020
Keterangan : Aktual
D. PERENCANAAN / NURSING CARE PLAN
Hari / Paraf
No. Tanggal / Diagnosa NOC NIC Rasional dan
Jam Nama
1. Selasa / Ketidakseimbang Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1100 Nutritional Management.
03 Maret an nutrisi tubuh 3x24 jam pasien mampu mengontrol 1008 Definisi: Menyediakan dan
2020 kurang dari Nutritional status: Food & Fluid intake, meningkatkan intake nutrisi
/18.30 kebutuhan tubuh Nutrient intake. yang seimbang
WIB b.d faktor biologi Definisi: Sejauh mana nutrisi dicerna dan Grysha
(hepatitis A) d.d diserap untuk memenuhi kebutuhan Kolaboratif
a. Kolaborasi dengan ahli gizi a. Upaya peningkatan
tertera metabolik.
untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi pasien
Dengan Kriteria hasil. kalori & nutrisi yang
a. Penurunan berat badan sesuai dapat dibutuhkan pasien. b. Upaya peningkatan
dicegah sesuai dengan tujuan, b. Pemberian tablet curcuma nafsu makan dan
b. Mampu mengidentifikasi kebutuhan sesuai advice dokter perbaikan sela hati
nutrisi, Edukasi
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi, c. Berikan informasi tentang c. Upaya peningkatan
d. Peningkatan fungsi pengecapan dan kebutuhan nutrisi. informasi nutrisi pasien
menelan, d. Berikan pendidikan tentang d. Upaya peningkatan
e. Tidak terjadi penurunan energi yang cara diet kebutuhan kalori informasi diet yang
berarti. & tindakan keperawatan. benar
Tujuan Terapeutik
Indikator Awal Akhir
1 2 3 4 5 e. Ajarkan teknik manajemen e. Upaya mencegah
Berat Badan 2 4 energi yang efektif kehilangan energi
Asupan berlebihan
1 5 f. Monitor penurunan Berat
Nutrisi f. Maintenance BB
Badan
Tanda
4 5 Otonomi
Malnutrisi
Fungsi
g. Kaji adanya alergi g. Upaya pencegahan
pengecapan 4 5 makanan. alergi makanan
dan Menelan h. Yakinkan diet yang h. Upaya mencegah
Penurunan
2 5 dimakan mengandung serat konstipasi
Energi untuk mencegah konstipasi
serta melancarkan
pencernaan.
i. Berikan makanan yang i. Upaya pemberian
terpilih (sudah makan yang sesuai
dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
j. Upaya identifikasi
j. Kaji informasi tentang informasi
kesehatan & kebutuhan
nutrisi.
2. Rabu / 03 Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam 1400 Manajemen Nyeri
Maret agen biologi klien dapat mengontrol nyeri dengan baik. Definsi: Pengurangan atau
2020 (hepatitis A) d.d 1605 Kontrol Nyeri reduksi nyeri sampai pada
/18.30 tertera Definisi: Tindakan pribadi untuk mengontrol tingkat kenyamanan yang dapat
WIB nyeri diterima oleh pasien. Grysha
PARAF
TANGGAL/JA
NO. NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF (HASIL/RESPON) &
M
NAMA
1. 1 03-03-20 1. Mengkaji TTV pasien 1. TD: 130/90 mmHg, N: 84
14.00 2. Mengkaji adanya alergi makanan. x/menit, RR:23 x/menit, S: 37,8°C
s.d 3. Mengkaji BB dan TB pasien 2. Alergi telur, jika makan
4. Memonitor makanan yang dihabiskan oleh berlebihan maka akan muncul bintil—bintil dikulit
20.00
pasien 3. BB = 54 kg, TB= 160 cm
5. Mengkaji informasi tentang kesehatan & 4. Pasien hanya menghabiskan Grysha
kebutuhan nutrisi. 1/3 porsi makannya dan makan tidak begitu sering
6. Memberikan obat curcuma p.o 3x1 pp 5. Pasien dan keluarga telah
7. Memberikan infus Asering 500 mL, 7 tpm diberikan pendkes jika dilarang makan pedas, dan
minum coklat / kopi
6. Obat diminum oleh pasien
sesuai aturan
7. Infus masuk dan pasien
nampak tenang
2. 2. 04-03-2020 1. Injeksi Antrain 5 ml p.iv 1. Obat masuk sesuai prinsip 6B, pasien terasa sakit, dan
20.00 2. Melakukan pengkajian nyeri secara dilakukan masase daerah lengan
s.d komprehensif 2. Pasien merasakan nyeri daerah hipokondrium d dan
termasuk lokasi, karakteristik, durasi epigastrium
22.00
frekuensi , kualitas, intensitas atau beratnya P: Mual-Muntah (Hepatitis A)
nyeri dan faktor pencetus Q: Tajam Grysha
3. Gunakan teknik komunikasi teraupetik R: Hipokondrium d dan epigastrium
untuk mengetahui pengalaman nyeri klien S: 4
sebelumnya T: Sering
05.00 3. Ekspresi wajah pasien meringis menahan nyeri dan
s.d tampak lemah
4. Mengkaji TTV pasien 4. TD: 120/70 mmHg, N: 78 x/menit, RR:20 x/menit, S:
07.00
5. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi 36,5 0C
untuk mengatasi nyeri 5. Klien sebelumnya pernah MRS dengan keluhan yang
6. Kolaborasi dengan memberikanan analgetik hampir sama yaitu nyeri bagian kepala belakang
untuk mengurangi nyeri 6. Pasien mengikuti instruksi melakukan teknik relaksasi
7. Menunjukkan dan mempraktikkan teknik napas dalam
relaksasi pada klien 7. Pasien menirukan teknik relaksasi napas dalam yang
8. Mendorong pengulangan teknik praktik diberikan
relaksasi 8. Pasien bersedia mengulang teknik relaksasi napas
dalam jika terasa nyeri
3. 3 05-03-2020 1. Melakukan penilaian lengkap terhadap mual, 1. Mual terjadi apabila pasien terlentang dan habis
termasuk frekuensi, durasi, tingkat minum/makan.
20.00 keparahan, dan faktor pencetus.
s.d 2. Kolaborasikan dengan tim medis terapi 2. Tn. F miring ke kanan untuk mengurangi mual
07.00 pengobatan.
3. Mengajari penggunaan teknik 3. Melakukan Inj. Ondancentron (IV) 10 mg Grysha
nonfarmakologis (misal: biofeedbck,
hipnosis, relaksasi, imajinasi, terapi 4. Tn. F dapat untuk melakukan distraksi manajemen mual
musik,akupresure distraksi) untuk mengatasi
mual. 5. Tn. F makan satu sendok tapi sering
4. Mendorong pola makan sedikit tapi sering
6. Tn.F tidak maksimal tidurnya, tirai penyekat terpasang
dan menarik bagi pasien mual.
dengan baik.
5. Meningkatkan istirahat tidur yang cukup
untuk mengurangi mual. 7. TD: 110/80 mmHg, N: 94 x/menit, RR: 18 x/menit, S:
6. Mengkaji TTV 36,5 0C
4. 1,2,3 06-03-2020 1. Mengkaji TTV pasien 1. TD: 120/80 mmHg, N: 92 x/menit, RR: 18 x/menit, S:
2. Melakukan pengkajian nyeri secara 37 0C
komprehensif termasuk lokasi, 2. Pasien merasakan nyeri daerah hipokondrium d dan
karakteristik, durasi frekuensi ,kualitas, epigastrium telah reda
Grysha
intensitas atau beratnya nyeri dan faktor P: Mual-Muntah (Hepatitis A)
pencetus Q: Tajam
3. Mengobservasi adanya petunjuk nonverbal R: Hipokondrium d dan epigastrium
mengenai ketidaknyamanan S: 1
4. Mendorong pengulangan teknik praktik T: Jarang
relaksasi 3. Ekspresi wajah pasien sudah mulai tampak tenang
5. Mengevaluasi dan dokumentasi respon 4. Pasien bersedia mengulang teknik relaksasi napas
terhadap terapi relaksasi dalam jika merasa nyeri kembali
6. Mengkolaborasikan dengan tim medis 5. Pasien mampu mempraktekkan teknik relaksasi napas
terapi pengobatan. dalam secara mandiri
7. Mengobservasi pola dan porsi makan, serta 6. Pemberian obat dan discharge planning
energi harian 7. Pasien mendengarkan dengan baik anjuran untuk
meminum curcuma secara rutin
8. Pasien sudah makan teratur dan nafsu makannya
meningkat, dan keluhan lemahnya berkurang
F. CATATAN PERKEMBANGAN / PROGRESS NOTE
Sumber: Wei, Z., N. Liu, X. Tantai, X. Xing, C. Xiao, L. Chen, dan J. Wang. 2018. The effects of
curcumin on the metabolic parameters of non-alcoholic fatty liver disease : a meta-analysis of
randomized controlled trials. Hepatology International. 3456789(157)