Tafsir Yusuf 110 Dan Taghobun 11
Tafsir Yusuf 110 Dan Taghobun 11
dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para Rasul itu
pertolongan Kami, lalu diselamatkanlah orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak
dapat ditolak siksa Kami daripada orang-orang yang berdosa.” (QS. Yusuf: 110)
Dan dalam firman Allah: kudzdzibuu (“Mereka didustakan”) terdapat dua bacaan: Ulama
Kufah membacanya dengan dzal tanpa tasydid, sedang ulama lainnya dengan tasydid.
Pertama dengan dzal ditasydid, dan `Aisyah radhiyallahu `anHaa membacanya seperti itu.
Al-Bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah ketika `Urwah bin az-Zubair bertanya kepadanya
tentang firman Allah: hattaa idzas tai-asar rusulu (“Sehingga apabila para Rasul tidak
mempunyai harapan lagi [tentang keimanan mereka]”) apakah kudzdzibuu atau kudzibuu?
`Aisyah menjawab kudzdzibu. Aku berkata: “Karena mereka sudah yakin bahwa kaum
mereka mendustakan mereka, lalu bagaimana jika sekedar dugaan saja?” Ia berkata:
“Sungguh, mereka telah yakin akan hal itu.” Aku mengatakan, dalam ayat ini disebutkan:
“Dan mereka menduga (dhannuu) bahwa mereka telah didustakan.” `Aisyah menjawab: “Aku
berlindung kepada Allah, para Rasul tidak menduga demikian kepada Rabb mereka.” Aku
bertanya: “Kalau demikian adanya, maka bagaimana makna ayat ini?” Dia menjawab:
“Mereka itu adalah pengikut-pengikut para Rasul yang beriman kepada Rabb dan
membenarkan mereka, setelah menderita cobaan panjang dan merasakan pertolongan Allah
datang terlambat.
hattaa idzas tai-asar rusulu (“Sehingga apabila para Rasul tidak mempunyai harapan lagi
[tentang keimanan mereka]”) tentang keimanan orang-orang dari kaum mereka yang
mendustakan, dan mereka menduga pula bahwa pengikut mereka pun telah mendustakan
mereka, maka pertolongan Allah pun datang pada saat itu.
Bacaan yang kedua adalah dengan dzal tanpa tasydid, para ulama berbeda pendapat tentang
penafsirannya. Al-A’masy meriwayatkan dari Muslim dari Ibnu `Abbas tentang firman Allah,
“Sehingga apabila para Rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan
kaum mereka) dan telah meyakini bahwa mereka didustakan”, mengatakan: “Setelah para
Rasul tidak mempunyai harapan lagi bahwa kaumnya akan memenuhi ajakan mereka, dan
kaum mereka itupun menduga bahwa para Rasul telah mendustai mereka, maka saat itu
pertolongan Allah pun datang.”
Fa nujjiya man nasyaa-u (“Lalu diselamatkanlah orang-orang yang Kami kehendaki.”)
Demikian pula telah diriwayatkan pendapat serupa dari Sa’id bin Jubair, `Imran bin al-Harits
as-Sulami. `Abdurrahman bin Mu’awiyah, `Ali bin Abi Thalhah, dan al-`Aufi dari Ibnu
`Abbas”,
Pendapat yang lain ditolak, tidak dapat diterima. wallahu a’l QS. At
Taghabun (64) ayat 11
ِ مَا َأصَ ابَ ِمنْ م
ُصي َب ٍة ِإاَّل ِب ِإ ْذ ِن اللَّ ِه ۗ وَ مَنْ ي ُْؤ ِمنْ ِباللَّ ِه َي ْه ِد َق ْل َب ُه ۚ وَ اللَّ ُه
شيْ ٍء عَ ِلي ٌم َ ِب ُك ِ ّل
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali
dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah
niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.
Tafsir Jalalain
(Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali
dengan izin Allah) atau dengan kepastian-Nya. (Dan barang siapa
yang beriman kepada Allah) melalui ucapannya, bahwa musibah itu
datang atas kepastian dari-Nya (niscaya Dia akan memberi petunjuk
kepada kalbunya) untuk bersabar di dalam menghadapinya. (Dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu).
VاV َهVَر َأV V نَ ْبVنVْ V َأV ِلVن َق ْبV ٍ اVَكتVِ Vال ِفيV ِإV ْمV ُكV ِسV ُفV ْنVي َأVَوال ِفV Vض
Vْ ِمVب ِ ْرV V األVة ِفيVٍ VَصيبV
Vِ ن ُمVْ V ِمVب Vَ َ أVماVَ
Vَ صاV
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak
pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis di dalam kitab
(Lauh Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-Hadid: 22)
Demikian pula hal yang sama disebutkan dalam surat ini melalui
firman-Nya:
Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan
memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu. (At-Taghabun: 11)
Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan
memberi petunjuk kepada hatinya. (At-Taghabun: 11)
Yakni mengembalikan segala sesuatunya kepada Allah dan
mengatakan:
Vَ وVُنV ِمV ْؤV ُمV ا ْلVك ِلVَّ وVَ VَتVَيV ْلV َفV ِهVَّلVى الVَعلVَ َوV َوV ُال هV ِإV َهVَلV اَل ِإV ُهVَّلVال
نV
VالVيVَو ِكV VُذهVْ خVِ VَّتVاVَو َفV ُال هV ِإV َهV َلV اَل ِإVب
ِ Vْغ ِرV V َمVوا ْلVَ قVِ رVِ ش
Vْ مVَ لVْVب ا
Vُّ رVَ