Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MENJELASKAN TENTANG PERBEDAAN KEMAMPUAN


INDIVIDU (DIVERSITY OF STUDENT)
DOSEN PENGAMPU
NURHADIFAH AMALIYAH, S.Pd.,M.Pd

KELOMPOK VIII :
DINDA CLAUDIA RISAL DENGGO (C1C121037)
RANSI RANDE (C1C121033)
ABDULLAH (C1C121030)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MEGAREZKY
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ‘Menjelaskan
tentang perbedaan kemampuan individu (Diversity of student)’ ini tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah
Psikologi Pendidikan. Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini kami
menyampaikan terima kasih kepada Ibu Nurhadifah Amaliyah, S.Pd.,M.Pd
selaku dosen pengampu Mata Kuliah Psikologi Pendidikan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Namun kami
sebagai penyusun tetap mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif
sehingga bias menjadi acuan dan penyusun makalah selanjutnya.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A. LATAR BELAKANG...................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................
C. TUJUAN........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Gaya Belajar dan Gaya Berpikir....................................................................
B. Macam-macam Gaya Belajar Siswa..............................................................
1. Gaya Belajar Kinestetik...........................................................................
2. Gaya Belajar Visual.................................................................................
3. Gaya Belajar Auditori..............................................................................
C. Kepribadian dan Temperamen.......................................................................
D. Strategi Pengajaran.........................................................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................................
A. KESIMPULAN..............................................................................................
B. SARAN..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Apabila kita amati individu-individu disekitar kita, tampaknya tidak
ada individu yang persis sama. Meskipun tidak mencolok, tetap ada
perbedaan satu sama lain. Sekilas, dua individu yang lahir kembar tampak
sama, namun apabila keduanya diamati dengan cermat pasti terdapat
perbedaan. Misalnya dari bentuk tubuh, jenis rambut, warna kulit dan
sebagainya. Dengan kata lain, setiap individu mempunyai keunikan
masing-masing.
Perbedaan individual sesungguhnya merupakan sebuah kodrat atas
kehendak Tuhan yang Mahakuasa. Tuhan telah menciptakan manusia
dengan perbedaan-perbedaan yang demikian kompleksnya. Tuhan juga
menciptakan manusia berbeda satu dengan lainnya dari segi kemampuan
dan keadaan psikologisnya.
Dari perbedaan yang beragam tersebut maka diperlukan cara belajar dan
strategi pengajaran yang berbeda pula sesuai dengan kemampuan masing-
masing individu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu gaya belajar dan gaya berfikir siswa?
2. Apa saja macam-macam gaya belajar siswa?
3. Apa saja macam-macam kepribadian dan temperamen siswa?
4. Bagaimana strategi pengajaran?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa saja gaya belajar dan gaya berfikir siswa.
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam kepribadian dan
temperamen siswa.
3. Dapat melakukan strategi pengajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gaya Belajar dan Gaya berfikir
Gaya belajar dan berpikir merupakan sebuah cara yang dipilih
untuk menggunakan kemampuan berpikirnya. Setiap individu tidak hanya
memiliki satu gaya belajar. Dengan keadaan individu sendiri yang
bervariasi, maka ada banyak jenis gaya belajar yang dikemukakan oleh
pendidik dan psikolog.
Gaya belajar adalah variasi cara yang dimiliki seseorang untuk
mengakumulasi serta mengasimilasi informasi. Pada dasarnya, gaya
belajar adalah metode terbaik yang memungkinkan dalam mengumpulkan
dan menggunakan pengetahuan secara lebih mudah. Maksud dari
pengertian ini, bahwa setiap orang memiliki gaya belajar yang bervariasi
atau mengetahui informasi dengan cara yang berbeda-beda, tidak semua
orang memiliki gaya belajar yang sama.

B. Macam-macam Gaya Belajar Siswa


Macam-macam gaya belajar siswa yaitu, gaya belajar kinesteti,
gaya belajar Visual, dan gaya belajar Auditori.

1. Gaya Belajar Kinestetik


Gaya belajar Kinestetik, yaitu gaya belajar yang menggunakan cara
fisik dan melibatkan aktivitasnya secara langsung, biasanya gaya
belajar ini menggunakan gerakan tubuh, sentuhan dan merasakannya
sendiri. Tipe Kinestetik adalah tipe gaya belajar yang cenderung
mudah menerima dan mengolah informasi melalui serangkaian
aktivitas yang menggerakkan sebagian / seluruh anggota tubuh dan
mempraktekkan hal-hal yang dipelajari. Secara spesifik tipe gaya
belajar ini dibagi lagi menjadi dua:
a. Movement – Gerakan Badan
Mudah belajar dengan cara penyampaian melalui gerakan
tubuh, berjalan-jalan, membolak-balik tubuh, bergoyang,
terampil, dan cekatan.

b. Touch – Gerakan Tangan


Mudah belajar dengan cara penyampaian melalui
penggunaan jari, perabaan dan sentuhan tubuh. Kemampuan jari-
jemarinya cekatan dan terampil sehingga mampu membuat kreasi
tangan seperti clay dan desainer.

2
 Ciri-ciri anak dengan tipe gaya belajar Kinestetik:

 Menyukai kegiatan aktif baik sosial, kesenian, maupun olahraga.


Sulit untuk duduk tenang, selalu ingin beregrak, dan memiliki
koordinasi tubuh yang baik.
 Gemar menyentuh semua yang dilihat dan ia kerap menggunakan
gerakan/bahasa tubuh saat mengekspresikan diri/mengungkapkan
emosinya saat itu.
 Mencari perhatian lewat perhatian fisik seperti menyentuh orang
lain dan suka mengerjakan sesuatu yang memungkinkan
menggunakan tangannya secara aktif.
 Jika ada mainan baru biasanya langsung ingin mencoba
memainkannya.
 Jika berkomunikasi sering menggunakan kata-kata yang
mengandung aksi dan gemar memakai objek nyata untuk alat bantu
belajar dan cenderung menggunakan jarinya untuk menunjuk kata-
kata yang dibacanya.
 Jika menghafal sesuatu biasanya sambil berjalan atau melihat objek
secara langsung.
 Menyukai buku dan film petualangan. Menyenangi metode
bermain peran serta memiliki koordinasi mata dan tangan cukup
baik sehingga mampu melakukan gerakan-gerakan dengan ritme
cepat.

 Kendala anak dengan tipe gaya belajar Kinestetik:

 Cenderung tidak bisa diam dan sering dianggap nakal, pengganggu,


dan usil.
 Sulit mempelajari hal-hal yang abstrak (simbol matematika, peta,
rumus-rumus, dan sebagainya).
 Tak bisa belajar di sekolah-sekolah yang bergaya konvensional
dimana guru menjelaskan dan anak duduk manis, tenang, dan diam.
 Kapasitas energinya cukup tinggi sehingga bila tidak disalurkan
dengan berbagai kegiatan fisik atau menggerakkan jari-jarinya
maka akan berpengaruh terhadap konsentrasi belajarnya.

 Strategi pembelajaran Kinestetik:


 Melaksanakan pengajaran dengan alat peraga.
 Menjelaskan sesuatu dengan gerakan tangan maupun gerakan
tubuh.
 Mengajar dengan membawa siswa pada objek langsung, misalnya
menjelaskan tentang binatang-binatang dengan membawa langsung
siswa ke kebun binatang.

2
2. Gaya Belajar Visual
Gaya belajar Visual, yaitu gaya belajar menggunakan alat
penghindraan seperti penglihatan atau mata, belajar dari berbagai
gambar, warna, bentuk. Siswa mampu belajar dengan menggunakan
gambar atau slide yang ada gambarnya baru siswa mudah
memahaminya.

 Ciri-ciri anak dengan tipe Gaya Belajar Visual


 Lebih senang belajar dengan cara melihat gambar, tabel, aneka
bentuk dan pemandangan. Mereka lebih peka jika melihat warna-
warna yang menarik.
 Lebih senang mengungkapkan emosi dengan cara bahasa tubuh,
ekspresi wajah dan cenderung lebih mudah ketika mempelajari
bahasa sandi.
 Memiliki daya ingat yang kuat mengenai hal yang pernah
dilihatnya. Contohnya selalu ingat pada jalan yang pernah dilalui
olehnya.
 Dalam hal berpakaian, cenderung modis, serasi dan rapi.
Menyenangi berpakaian dengan baik, termasuk menyesuaikan
warnanya.
 Senang memperhatikan ekspresi lawan bicara, temasuk bahasa
tubuhnya, gerakan atau bibir guru yang sedang mengajar.
 Lebih senang membaca buku sendiri daripada dibacakan. Tipe
gaya belajar visual juga mahir dalam mengeja. Kebiasaan
dibacakan, biasanya berlaku untuk anak yang masih kecil.
 Lebih mudah mengingat wajah seseorang dibandingkan harus
mengingat nama seseorang.
 Ketika belajar di sekolah, lebih menyukai duduk di bangku deretan
depan. Dia bisa duduk dengan tenang tanpa terganggu meskipun
suasana di sekitar kelasnya gaduh atau bising.

 Kendala anak dengan tipe Gaya Belajar Visual:


 Anak dengan tipe visual kurang baik dalam hal menangkap pesan
atau sulit mengingat informasi yang disampaikan dengan cara
lisan. Dia agak lambat mendengarkan dan merespon pembicaraan
orang lain. Seolah dia tidak peduli atau tidak mendengarkan ketika
orang di sekitarnya sedang membicarakan sesuatu.
 Mudah lupa ketika harus menyampaikan pesan secara verbal
kepada orang lain. Anak visual lebih mudah mengingat wajah
seseorang dibandingkan mengingat nama orang tersebut.
 Kendala anak visual yang berikutnya yaitu dia kurang suka
mendengarkan orang lain berbicara terlalu lama. Dia pun sulit

2
mengungkapkan yang ingin dikatakan. Bahkan tidak suka jika
harus berbicara di depan orang banyak.
 Anak visual lebih suka berhadapan langsung dengan orang yang
berbicara dan kurang bisa menyimak isi pembicaraan jika tidak
berhadapan langsung. Contohnya saja ketika gurunya berbicara
sambil menghadap papan tulis, anak visual cenderung sulit untuk
menangkap materi yang diberikan oleh gurunya.

 Strategi pembelajaran Visual:


 Dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan
referensi buku pelajaran yang dilengkapi dengan ilustrasi.
 Memanfaatkan media pembelajaran visual seperti gambar, video,
ataupun mind mapping.
 Menyarankan siswa untuk menandai kalimat penting di buku
masing-masing dengan alat tulis warna-warni.

3. Gaya Belajar Auditori


Gaya belajar auditori merupakan gaya belajar yang lebih
mengutamakan pendengaran. Siswa yang memiliki gaya belajar tipe
ini, mendengarkan pendengarannya untuk menyerap informasi. Selain
itu, biasanya tipe ini lebih senang mendengarkan penjelasan guru. Pada
tipe ini, siswa juga cenderung lebih suka berdiskusi daripada
membaca.
 Ciri-ciri anak dengan tipe Gaya Belajar Auditori:
 Senang mendengarkan musik, sandiwara, debat, diskusi atau siaran
radio.
 Senang dengan aktivitas yang kreatif seperti berbicara, bernyanyi,
berdebat, bercerita, dan diskusi  
 Apabila belajar, pelajaran akan mudah diserap dengan cara
mendengarkan musik atau melalui media musik.
 Bagus dalam tata bahasa dan bahasa asing.
 Cenderung  dapat mengingat lebih baik  kata-kata atau ide yang
pernah dia ucapkan. Termasuk dalam mengingat nama orang.
Kadangkala mengungkapkan emosi secara verbal melalui
perubahan nada bicara atau intonasi. 
 Menyerap pelajaran bisa lebih baik dengan cara mendengarkan
rekaman. Bisa pula dengan cara merekam suaranya sendiri ketika
membaca bahan pelajaran.
 Ciri pemilik tipe belajar yang mengandalkan alat pendengaran ini,
yang terakhir yaitu, sulit diam dalam waktu yang lama.

 Kendala anak dengan tipe Gaya Belajar Auditori:


 Anak dengan tipe visual kurang baik dalam hal menangkap pesan
atau sulit mengingat informasi yang ditampilkan secara visual.

2
 Anak dengan tipe ini sangat sulituntuk memahami materi jika
sekitarnya gaduh dan bising.

 Strategi pembelajaran Auditori:


 Memberikan penjelasan dengan suara atau melaksanakan metode
presentasi.
 Membuat siswa agar melatih ejaan dengan suaranya sendiri
sebelum ditulis dalam buku.
 Mengajarkan siswa untuk merekam poin-poin penting dari sebuah
materi menggunakan suara sendiri.

C. Kepribadian dan Temperamen


”Kepribadian adalah organisasi dinamis di dalam individu yang
terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan tingkah-laku dan
pikirannya secara karakteristik dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan.“ (G. Allport). Organisasi dinamis maksudnya bahwa
kepribadian itu selalu berkembang dan berubah meskipun ada suatu sistem
organisasi yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen dari
kepribadian kita. Psikofisik maksudnya organisasi kepribadian melingkupi
kerja tubuh dan jiwa (tak terpisahkan) dalam satu kesatuan.
Menurut Allport: “Temperamen adalah gejala karakteristik daripada
sifat emosi individu, termasuk juga mudah-tidaknya terkena rangsangan
emosi, kekuatan serta kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan suasana
hatinya, segala cara daripada fluktuasi dan intensitas suasana hati. Gejala
ini bergantung pada faktor konstitusional, dan karenanya terutama berasal
dari keturunan.”
Temperamen lebih banyak ditentukan oleh struktur fisik-biologis
seseorang, dan sifatnya tetap, oleh karenanya dapat dibuat perbedaan yang
jelas dan bersifat tetap antara satu orang dengan yang lain. Temperamen
merupakan bagian dari kepribadian, yang di dalamnya unsur bawaan lebih
dominan. Namun berbicara mengenai temperamen juga berarti berbicara
mengenai kepribadian, suatu kepribadian dengan temperamen tertentu.

1. Macam-macam Kepribadian
Menurut Eysenck 1964 (dalam Buchori 1982) menyatakan tipe
kepribadian dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Kepribadian Ekstrovert: dicirikan dengan sifat sosiabilitas,


bersahabat, menikmati kegembiraan, aktif  bicara, impulsif,
menyenangkan spontan, ramah, sering ambil bagian dalam
aktivitas sosial.
b. Kepribadian Introvert: dicirikan dengan sifat pemalu, suka
menyendiri, mempunyai kontrol diri yang baik.

2
c. Neurosis: dicirikan dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan
kadang-kadang disertai dengan simptom fisik seperti keringat,
pucat, dan gugup.

2. Macam-macam Temperamen
Hippocrates membagi manusia menjadi 4 temperamen dan memberi
nama masing-masing kepada temperamen, yaitu:
a. Sanguinis
Orang dengan tipe kepribadian sanguinis cenderung hidup, optimis,
ringan, dan riang. Tipe ini juga menyukai petualangan dan memiliki
toleransi tinggi akan risiko.
b. Plegmatis
Seseorang dengan kepribadian plegmatis biasanya adalah orang-
orang yang cinta damai. Tipe ini biasanya mencari keharmonisan
antar-pribadi dan hubungan dekat yang membuat orang-orang
plegmatis menjadi pasangan yang setia dan orang tua yang penuh
kasih. Orang-orang plegmatis suka menjaga hubungan dengan teman-
teman lama, anggota keluarga yang jauh, dan tetangga.
c. Melankolis
Melankolis merupakan salah satu kepribadian yang dapat
dikategorikan sebagai sub dari introvert. Umumnya, orang melancholy
(melankolis) tidak menyukai keramaian dan memiliki karakter pemikir.
Namun, bukan berarti melankolis anti keramaian. Dalam pikirannya
lebih asik sendiri karena waktu yang tepat untuk mengembangkan
imajinasi dan daya seni.
d. Koleris
Koleris yang kuat adalah tipe kepribadian tegas yang sangat
cocok sebagai pemimpin. Koleris memang senang sekali mengatur,
senang berpetualang, menyukai tantangan baru, tegas dalam
mengambil keputusan, tidak mudah mengalah, dan tidak mudah
menyerah. Tipe koleris memang menjadi sosok yang diidam-idamkan
karena memang terkesan sebagai orang yang kuat dan keren dari luar.
Namun diluar dari kesempurnaannya tersebut sebagai orang yang
cenderung perfect dan berjiwa kemimpinan yang besar, tipikal orang
koleris jarang sekali untuk bersenang-senang.

D. Strategi Pengajaran
1. Strategi pemusatan Guru
Dalam strategi ini guru bertindak mengawal  keadaan dan
berperanan sebagai ketua. Fokus pengajaran dimonopoli oleh guru.
Mengikut Brophy (1978), pendekatan ini merupakan satu pendekatan
yang mudah dirancang dan diurus. Kepimpinan guru bersifat
autokratik iaitu komunikasi dan interaksi  antara guru dan murid

2
adalah sehala. Contoh strategi pemusatan guru adalah seperti
menjelaskan dan bercerita.

2. Strategi pemusatan Murid


Strategi pemusatan murid bermaksud murid mengambil ahli
sedikit tanggungjawab tentang perkara yang diajar dan kaedah untuk
belajar. Strategi pemusatan murid dapat membuat dan mengajarkan
murid bertanggungjawab dan melibatkan diri bagi membantu mereka
memahami kaedah untuk belajar. Kajian menunjukkan bahawa
strategi pemusatan murid mempunyai kelebihan untuk
mengembangkan kemampuan murid dalam mengaplikasikan konsep
sikap  yang positif dan mewujudkan motivasi 

3. Strategi pemusatan bahan/sumber


Strategi pemusatan bahan bermaksud guru menggunakan
banyak bahan seperti buku, blok-blok binaan, bahan lukisan, peralatan
saintifik, komputer, pusat sumber, pusat akses kendiri dan lain-lain
untuk melaksanakan pengajarannya. Penekanan diberi kepada
penggunaan bahan-bahan untuk meningkatkan pengajaran dan
pembelajaran. Strategi pemusatan bahan meliputi cara yang meluas
bagi murid yang dibimbing oleh guru sehingga murid belajar secara
individu dapat belajar. Penggunaan bahan-bahan harus berasaskan
kepada beberapa faktor seperti objektif pengajaran, keperluan murid,
strategi pengajaran.

4. Strategi berasaskan tugas/aktivi


Strategi berpusatkan tugasan/aktiviti bermaksud guru
melibatkan murid dalam aktiviti/tugasan  yang memberi peluang
kepada murid untuk memilih atau mengaplikasikan apa-apa  yang
dipelajari ( dalam proses memberi bimbingan dan strategi-strategi 
mempermudahkan tugasan atau bantuan yang dapat meningkatkan
proses belajar). Aktiviti bermaksud gerak kerja atau tindakan.

2
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada dasarnya Psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku yang
berbeda-beda, begitupun dengan gaya belajar maupun gaya berpikir
seseorang. Selain gaya berpikir, kepribadian dantemperamen seseorang
juga berbeda-beda yang membuat kita harus paham perbedaan tersebut.

B. SARAN
Dalam penerapan metode pembelajaran terhadap peserta didik harus
disesuaikan dengan kondisi siswanya sebagai seorang yang dijadikan
contoh harus dilakukan penuh pertimbangan karena tidak semua memiliki
intelegensi yang sama.

2
DAFTAR PUSTAKA
Solusi Kinestetik - Academy Counseling (weebly.com)
12 Ciri Tipe Gaya Belajar Visual | SoalOnline.com
Gaya Belajar Auditorial dan Ciri Cirinya (irfanyulianto.com)
9 Ciri Pemilik Gaya Belajar Auditori (nurulfitri.com)
Kepribadian - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
hubungan kepribadian dan temperamen - Bing

Anda mungkin juga menyukai