Karena kami hidup berhimpitan dan ruangmu berlebihan maka kita bukan sekutu Karena kami kucel dan kamu gemerlapan Karena kami sumpeg dan kamu mengunci pintu maka kami mencurigaimu Karena kami terlantar di jalan dan kamu memiliki semua keteduhan Karena kami kebanjiran dan kamu berpesta di kapal pesiar maka kami tidak menyukaimu Karena kami dibungkam dan kamu nrocos bicara Karena kami diancam dan kamu memaksakan kekuasaan maka kami bilang tidak kepadamu Karena kami tidak boleh memilih dan kamu bebas berencana Karena kami cuma bersandal dan kamu bebas memakai senapan Karena kami harus sopan dan kamu punya penjara maka tidak dan tidak kepadamu Karena kami arus kali dan kamu batu tanpa hati maka air akan mengikis batu MENDAMBAKAN LUPA Angin yang merintih di jalan setapak itu tak pernah istirah mengirim bau tubuhmu yang laut dalam riuh dalam hening saat lampu-lampu dinyalakan atau di matikan Aku pun berjingkat ke beranda mengambil parang dan menggergaji kenangan jadi serbuk jadi duri lalu kularung dalam selokan di samping taman tak bernama itu Saban hujan aku yang menggigil mendengar kau memanggil-manggil dari dalam selokan tapi wajah serupa engkau muncul di televisi sambil bicara tentang seseorang yang begitu mendambakan lupa